TBC (Tuberkulosis)
Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, adalah penyakit menular
paru-paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan dari
penderita TB aktif yang batuk dan mengeluarkan titik-titik kecil air liur dan terinhalasi oleh
orang sehat yang tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap penyakit ini.
TB termasuk dalam 10 besar penyakit yang menyebabkan kematian di dunia. Data WHO
menunjukkan bahwa pada tahun 2015, Indonesia termasuk dalam 6 besar negara dengan kasus
baru TB terbanyak.
TB paling sering menyerang paru-paru dengan gejala klasik berupa batuk, berat badan
turun, tidak nafsu makan, demam, keringat di malam hari, batuk berdarah, nyeri dada, dan
lemah. Jenis batuk juga bisa berdahak yang berlangsung selama lebih dari 21 hari.
Saat tubuh kita sehat, sistem kekebalan tubuh dapat memberantas basil TB yang masuk
ke dalam tubuh. Tapi, sistem kekebalan tubuh juga terkadang bisa gagal melindungi kita.
Basil TB yang gagal diberantas sepenuhnya bisa bersifat tidak aktif untuk beberapa
waktu sebelum kemudian menyebabkan gejala-gejala TB. Kondisi ini dikenal sebagai
tuberkulosis laten. Sementara basil TB yang sudah berkembang, merusak jaringan paru-paru,
dan menimbulkan gejala dikenal dengan istilah tuberkulosis aktif.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS, diabetes,
atau orang yang sedang menjalani kemoterapi.
Orang yang mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi.
Perokok.
Pecandu narkoba.
Orang yang sering berhubungan dengan pengidap TB aktif, misalnya petugas medis atau
keluarga pengidap.
Tuberkulosis termasuk penyakit yang sulit untuk terdeteksi. Dokter biasanya menggunakan
beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain:
Rontgen dada.
Tes Mantoux.
Tes darah.
Tes dahak.
Penyakit yang tergolong serius ini dapat disembuhkan jika diobati dengan benar. Langkah
pengobatan yang dibutuhkan adalah dengan mengonsumsi beberapa jenis antibiotik dalam
jangka waktu tertentu.
Sementara langkah utama untuk mencegah TB adalah dengan menerima vaksin BCG (Bacillus
Calmette-Guerin). Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib dan diberikan
sebelum bayi berusia 2 bulan.
Risiko Komplikasi Tuberkulosis
Apabila tidak diobati, bakteri TB dapat menyebar ke bagian tubuh lain dan berpotensi
mengancam jiwa pengidap. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
DIARE
Diare adalah penyakit yang membuat penderitanya menjadi sering buang air besar,
dengan kondisi tinja yang encer. Pada umumnya, diare terjadi akibat akibat makanan dan
minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit.
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi
profil kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh Indonesia
adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta kasus.
Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat
memanjang hingga berminggu-minggu (kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak
terjadi dehidrasi. Namun, jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan penderitanya
perlu segera mendapat pertolongan medis.
Diare adalah salah satu gangguan pencernaan yang umum menyerang masyarakat
Indonesia. Pasalnya, jajan sembarangan di pinggir jalan masih masih menjadi hobi yang tak bisa
lepas dari keseharian sebagian besar orang. Nah, tahukah Anda bahwa ternyata penyakit yang
sering dianggap sepele ini bisa dan bahkan cukup sering menyebabkan penderitanya kehilangan
nyawa karena terlambat mendapatkan pengobatan medis?
Subdit Diare Departemen Kesehatan melaporkan bahwa diare pernah menjadi wabah
Kejadian Luar Biasa (KLB) pada tahun 2008 di total 69 kecamatan di seluruh Indonesia dengan
jumlah kasus 8133 orang. KLB diare kemudian kembali terjadi lagi pada tahun 2010, dengan
total 4204 orang terkena diare di 33 kecamatan.
Seiring dengan masih menjamurnya penyebaran penyakit ini, kematian akibat diare di
Indonesia juga cukup sering terjadi. Biasanya angka kematian akibat suatu penyakit digambarkan
dengan Case Fatality Rate atau CFR, yang menjelaskan berapa orang yang meninggal dari
seluruh penderita yang ada.
Dilihat dari Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Kemenkes RI tahun 2011,
CFR diare di Indonesia pada tahun 2008 berada di angka 2,94 persen, dengan rincian kasus
kematian 239 nyawa dari total penderita 8133 orang. Itu berarti ada 3 yang meninggal dari 100
orang yang kena diare di Indonesia. Angka ini tergolong masih cukup tinggi.
Angka CFR diare di Indonesia sempat membaik pada tahun 2010 dengan skor 1,74%
yang mencatat total kematian 73 orang. Namun angka kematian ini kembali meningkat pada
tahun 2015 hingga 2,47% meski total jumlah penderitanya lebih sedikit, yaitu 1213 penderita.
Para pakar percaya bahwa angka-angka ini hanyalah mewakili sebagian kecil dari
gambaran keparahan diare di Indonesia. Masih banyak kasus diare parah di luar sana yang tidak
terekam oleh laporan sensus.
Diare sangat umum terjadi. Rata-rata orang dewasa mengalaminya 4 kali setahun. Setiap
orang, tanpa memandang usia dan jenis kelamin, dapat mengalami diare.
Tergantung pada berapa lama diare berlangsung, ada 3 jenis diare:
Apabila diare berlangsung terlalu lama tanpa ditangani, diare dapat menjadi pertanda
gangguan serius, seperti Inflammatory Bowel Disease (penyakit radang usus), Irritable Bowel
Syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus, bahkan bisa hingga membahayakan nyawa. Pasalnya
diare parah dapat menyebabkan dehidrasi serius.
Dehidrasi merupakan suatu keadaan di mana tubuh Anda kekurangan cairan. Ketika
kadar air dalam tubuh Anda berkurang, maka keseimbangan mineral-mineral dalam tubuh juga
terganggu sehingga menyebabkan fungsi organ dan jaringan tubuh Anda tidak bisa bekerja
optimal.
Bila dehidrasi parah tak segera ditangani, Anda berisiko mengalami gangguan fungsi
ginjal dan penyakit batu ginjal. Dehidrasi juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
lain yang lebih serius seperti kerusakan otot, cerebral edema (pembengkakan otak), kejang,
hingga syok tekanan darah rendah yang bisa menyebabkan hilang kesadaran (pingsan) atau
bahkan kematian.
Diare lebih banyak terjadi pada bayi dan balita. Sebagai gambarannya, dari 3 kasus diare
di Indonesia, satu per tiganya berasal dari bayi dan balita.Kematian karena diare paling sering
terjadi pada bayi dan anak-anak. Bahkan, di Indonesia penyakit ini menjadi pembunuh nomor 2
bayi setelah pneumonia. Oleh karena itu, jangan anggap sepele diare yang dialami anak Anda.
Tapi segera cari perawatan medis darurat jika gejala diare parah berikut terjadi pada anak Anda:
Gejala dehidrasi, seperti tangan dan kaki yang dingin, kulit pucat, jarang buang air kecil, mudah
marah, atau mengantuk
Demam tinggi
Feses mengandung darah dan nanah
Feses berwarna hitam
Tekanan darah rendah
Perut kembung
Menangis dengan sedikit atau bahkan tanpa air mata
Kejang pada kaki dan tangan, bahkan berujung pada kontraksi otot yang lebih besar jika
dehidrasi semakin parah
Lemas yang parah yang tampak seperti anak maunya tidur terus
Kulit yang kehilangan elastisitasnya, jika dicubit agak lama untuk kembali seperti semula
Selain pada anak bayi dan balita, waspadai juga gejala diare parah pada anak yang udah lebih tua
dan orang-orang dewasa. Anda perlu segera dapatkan bantuan medis.
Hipertensi
Hipertensi adalah nama lain dari tekanan darah tinggi. Tekanan darah itu sendiri adalah
kekuatan aliran darah dari jantung yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri). Kekuatan
tekanan darah ini bisa berubah dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh aktivitas apa yang sedang
dilakukan jantung (misalnya sedang berolahraga atau dalam keadaan normal/istirahat) dan daya
tahan pembuluh darahnya.
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 milimeter
merkuri (mmHG). Angka 140 mmHG merujuk pada bacaan sistolik, ketika jantung memompa
darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, angka 90 mmHG mengacu pada bacaan diastolik, ketika
jantung dalam keadaan rileks sembari mengisi ulang bilik-biliknya dengan darah.
Perlu diketahui bahwa tekanan sistolik adalah tekanan maksimal karena jantung
berkontraksi, sementara tekanan diastolik adalah tekanan terendah di antara kontraksi (jantung
beristirahat).
Memahami angka tekanan darah normal tidaklah mudah, terutama dengan istilah seperti
“sistolik”, “diastolik”, dan “milimeter merkuri” (mmHg). Namun, jika Anda ingin menjaga
tekanan darah tetap terkontrol, penting untuk mengetahui apa yang dianggap normal, dan kapan
tekanan darah dikatakan terlalu tinggi alias hipertensi.
Tekanan darah normal berkisar di angka 120/80 mmHG. Saat angka sistolik dan diastolik
berada di kisaran ini, maka Anda dapat disebut memiliki tekanan darah normal. Seseorang baru
disebut memiliki darah tinggi atau mengidap hipertensi jika hasil pembacaan tekanan darah
menunjukkan 140/90 mmHG. Tekanan darah yang terlalu tinggi akan mengganggu sirkulasi
darah.
Namun begitu, memiliki tekanan darah normal bukan berarti Anda bisa bersantai. Saat
angka sistolik Anda berada di antara 120-139, atau jika angka diastolik (angka bawah) berkisar
di 80-89, ini artinya Anda memiliki “prehipertensi”. Meskipun angka ini belum bisa dianggap
hipertensi, tetap saja ini di atas angka normal. Orang-orang yang sehat juga dianjurkan untuk
melakukan langkah pencegahan untuk menjaga agar tekanan darah tetap berada di kisaran
normal, sekaligus menghindari risiko hipertensi dan penyakit jantung.
Apabila pembacaan tekanan darah Anda berada di atas 180/110 mmHg, atau jika
memiliki tekanan sistolik ATAU diastolik yang lebih tinggi dari angka ini, Anda berisiko
menghadapi masalah kesehatan yang sangat serius. Angka ini menunjukkan kondisi yang disebut
krisis hipertensi. Jika tekanan darah Anda sampai setinggi ini, dokter biasanya akan mengukur
kembali setelah beberapa menit. Jika masih sama tingginya, Anda akan segera diberi obat darah
tinggi darurat.
Hampir semua orang dapat mengalami tekanan darah tinggi. Badan Kesehatan Dunia
(WHO) menyebut angkanya saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan orang-orang
dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi diprediksi melonjak hingga 29 persen
pada tahun 2025.
Peningkatan kasus hipertensi juga terjadi di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) milik Kemenkes RI tahun 2013 menunjukkan bahwa 25,8 persen penduduk
Indonesia mengidap hipertensi. Laporan Survei Indikator Kesehatan Nasional (Sirkesnas)
menunjukkan angka pengidapnya meningkat jadi 32,4 persen. Ini artinya ada peningkatan sekitar
tujuh persen dari tahun-tahun sebelumnya. Angka pasti di dunia nyata mungkin bisa lebih tinggi
dari ini karena banyak orang yang tidak menyadari mereka memiliki tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang sering disebut dengan “pembunuh diam-
diam” karena penyakit ini tidak menyebabkan gejala jangka panjang. Namun, penyakit ini
mungkin mengakibatkan komplikasi yang mengancam nyawa layaknya penyakit jantung.
Jika tidak terdeteksi dini dan terobati tepat waktu, hipertensi dapat mengakibatkan
komplikasi serius penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan,
diabetes, dan banyak penyakit berbahaya lainnya. Stroke (51%) dan Penyakit Jantung Koroner
(45%) merupakan penyebab kematian akibat hipertensi tertinggi di Indonesia.
Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau hanya mengalami gejala
ringan. Namun secara umum, gejala hipertensi adalah:
Mungkin masih ada gejala lain yang tidak tercantum di atas. Konsultasikan kepada dokter untuk
informasi lebih lengkap.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg)
Mimisan, sakit kepala, atau pusing
Menderita efek samping setelah minum obat darah tinggi
Karena hipertensi adalah penyakit tersembunyi dan sulit terdeteksi, Anda perlu
memeriksakan tekanan darah Anda secara teratur bila Anda berisiko terkena tekanan darah
tinggi. Cari pertolongan medis segera atau perawatan rumah sakit jika Anda menyadari adanya
tanda atau gejala abnormalitas.
Jika sakit kepala parah muncul dibarengi dengan mimisan, ini merupakan tanda dan gejala
krisis hipertensi, sebuah kondisi gawat darurat. Segera hubungi 118 atau 021-
65303118/65302940 (khusus untuk DKI Jakarta).
Penyebab
Hipertensi yang penyebabnya tidak jelas disebut hipertensi primer. Tapi tekanan darah
tinggi juga bisa disebabkan oleh gaya hidup dan pola makan yang buruk.
Ambil contoh, merokok. Merokok satu batang saja dapat menyebabkan lonjakan
langsung dalam tekanan darah dan dapat meningkatkan kadar tekanan darah sistolik sebanyak 4
mmHG. Nikotin dalam produk tembakau memacu sistem saraf untuk melepaskan zat kimia yang
dapat menyempitkan pembuluh darah dan berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi.
Tekanan darah tinggi karena obat mungkin menjadi normal setelah berhenti minum obat,
tapi dalam beberapa kasus, tekanan darah masih meningkat selama beberapa minggu setelah
menghentikan penggunaan obat. Anda harus bertanya kepada dokter jika tekanan darah abnormal
terus terjadi.
Anak di bawah 10 tahun sering kali mengalami tekanan darah tinggi karena penyakit lain,
misalnya penyakit ginjal. Dalam kasus tersebut, tekanan darah anak akan kembali normal setelah
mengonsumsi obat darah tinggi.
Faktor-faktor risiko
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2013, lebih dari 25% penduduk Indonesia yang berusia
di atas 18 tahun menderita tekanan darah tinggi maupun prehipertensi.
Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja diklasifikasikan sebagai
hipertensi primer. Seperti orang dewasa, penyebab hipertensi primer tidak sepenuhnya dipahami.
Beberapa remaja tampak mewarisi kecenderungan terkena tekanan darah tinggi dari orangtua
mereka, sementara yang lain menjadi korban gaya hidup buruk, yang mengakibatkan obesitas
dan bentuk tubuh tidak ideal yang istilahnya disebut dokter sebagai “menurunnya kebugaran
kardiovaskular”.
Pada beberapa kasus, hipertensi pada remaja didasari oleh kondisi medis tertentu yang
sudah lebih dulu diidapnya, seperti penyakit jantung maupun ginjal.
Namun secara umum, beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang
terkena hipertensi adalah:
Kelelahan
Diabetes
Asam urat
Obesitas
Kolesterol tinggi
Penyakit ginjal
Kecanduan alkohol
Wanita yang menggunakan pil KB
Orang yang memiliki orangtua atau kakek nenek dengan tekanan darah tinggi.
Tidak memiliki faktor risiko bukan berarti Anda tidak akan kena hipertensi. Faktor ini hanya
sebagai referensi. Konsultasikanlah kepada dokter untuk detail lebih lanjut.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi permanen di mana tekanan darah
terus menerus tinggi atau lebih dari 140/90 mmHg. Anda tidak bisa merasakan hipertensi.
Banyak orang yang bahkan tidak tahu mereka memiliki darah tinggi. Hipertensi bisa muncul
tanpa gejala fisik, yang diam-diam merusak pembuluh darah dan menyebabkan ancaman
kesehatan yang serius.
Pasalnya hipertensi bukanlah penyakit yang berdiri sendiri, melainkan suatu sindrom atau
kumpulan gejala penyakit di dalam tubuh. Hipertensi bisa disebabkan oleh penyakit lain, seperti
penyakit jantung atau penyakit ginjal. Jika tekanan darah tinggi Anda disebabkan oleh penyakit
lain yang mendasarinya, hipertensi bisa disembuhkan dengan cara mengobati akar penyebabnya
— jika penyakit mendasarnya memang mungkin untuk disembuhkan.
Akan tetapi, sebagian besar kasus tekanan darah tinggi (sekitar 85% sampai 90%) di
dunia tergolong hipertensi primer. Pada sebagian besar kasus, kondisi hipertensi primer yang
diderita oleh hampir kebanyakan orang dipengaruhi oleh keturunan (genetik) atau gaya
hidup/lingkungan yang tidak sehat. Untuk beberapa kasus, penyebab hipertensi primer tidak
dapat ditentukan. Hipertensi jenis ini tidak dapat disembuhkan, hanya dapat dikendalikan dengan
obat darah tinggi.
Dengan demikian, bila tekanan darah turun, bukan berarti Anda sembuh total dari
hipertensi. Anda masih memiliki potensi risiko komplikasi penyakit yang disebabkan oleh
hipertensi apabila gejalanya tidak dikelola dan tekanan darah kembali naik.
Beberapa obat yang sering diresepkan dokter untuk mengatasi hipertensi adalah:
Obat darah tinggi pun harus dikonsumsi rutin dan tepat dosis untuk manfaatnya bisa dirasakan.
Pengertian
Kulit merupakan organ terluas di tubuh manusia. Karena itu infeksi kulit bisa terjadi di berbagai
area tubuh. Infeksi kulit pada dasarnya merupakan kondisi peradangan kulit akibat kuman yang
masuk ke dalam lapisan-lapisan kulit.
Terdapat beberapa jenis infeksi kulit, yaitu:
infeksi bakteri
infeksi virus
infeksi jamur
infeksi parasit
Penyebab
Infeksi bakteri di kulit sering disebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus, Staphylococcus
aureus, serta bakteri jenis mycobacterium seperti Mycobacterium tuberculosis (menyebabkan
penyakit TBC kulit), dan Mycobacterium leprae (menyebabkan penyakit kusta). Bakteri
umumnya menyebabkan infeksi kulit karena adanya luka terbuka di kulit yang menjadi jalan
masuk bakteri.
Infeksi virus di kulit bisa disebabkan oleh virus Varicella (menyebabkan cacar air dan herpes
zoster), Poxvirus (menyebabkan penyakit Moluskum kontagiosum), virus Measles (menyebabkan
campak), dan virus Coxsakie (menyebabkan hand foot and mouth disease/ flu Singapura). Virus
macam ini sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain. Itu sebabnya, infeksi virus di
kulit umumnya dialami oleh seseorang yang mengalami kontak dengan penderita infeksi virus
tersebut sebelumnya.
Infeksi jamur di kulit dapat disebabkan oleh Malasezzia furfur (menyebabkan panu), jamur
Dermatofita, serta Candida (ragi). Seseorang lebih rentan mengalami infeksi jamur bila sering
berkeringat, atau menggunakan sepatu dan pakaian yang tidak mudah menyerap keringat.
Infeksi parasit juga dapat terjadi di kulit. Parasit yang menginfeksi kulit, antara lain adalah
Sarcoptes scabiei (menyebabkan scabies), cacing tambang, Pediculus humanus capitis (atau
sering disebut kutu), dan sebagainya. Infeksi parasit di kulit sering terjadi pada kumpulan anak-
anak yang hidup bersama (misalnya di asrama), dan pada lingkungan yang tingkat higienitasnya
rendah.
Diagnosis
Hal terpenting untuk menetapkan diagnosis infeksi kulit adalah pemeriksaan dokter terhadap
kondisi kulit. Melalui pemeriksaan tersebut dokter spesialis kulit umumnya dapat
memperkirakan kuman penyebab infeksi. Misalnya luka berbentuk melingkar, terdapat sisik di
atasnya, dan kulit di bagian tengah luka tampak sehat artinya mengarah pada infeksi jamur di
kulit.
Begitu juga tanda infeksi lainnya yang berbeda-beda jenis serta bentuknya. Pada beberapa kasus,
dokter perlu melakukan kerokan kulit dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk memastikan
kuman penyebab infeksi kulit.
Gejala
Gejala infeksi kulit sangat bervariasi bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan. Gejala
yang paling umum terjadi adalah tanda kemerahan dan rasa gatal di kulit. Selain itu, kerap pula
ditemui bintik, bintil, nanah, atau perubahan warna kulit menjadi lebih gelap.
Pengobatan
Pengobatan infeksi kulit juga tergantung pada penyebab infeksi. Infeksi kulit akibat virus
umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga beberapa minggu. Infeksi
ini tidak memerlukan pengobatan khusus. Anda biasanya dianjurkan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh agar serangan virus segera berlalu.
Infeksi kulit akibat bakteri umumnya membutuhkan pengobatan dengan antibiotik. Obat
antibiotik dapat diberikan dengan cara dioleskan atau dengan cara diminum/ oral. Pemilihan
jenis antibiotik dan cara penggunaannya perlu petunjuk lebih lanjut oleh dokter dan tak boleh
dilakukan secara sembarangan.
Pada infeksi kulit karena jamur, bila infeksinya ringan dan tidak terlalu luas, pengobatan dapat
menggunakan krim atau salep antijamur yang dijual terbatas di apotek. Namun bila infeksinya
luas atau berat, maka kemungkinan penderitanya perlu mengonsumsi pil/ tablet obat antijamur
sesuai resep dokter. Pengobatan infeksi jamur di kulit biasanya membutuhkan waktu pulih lebih
lama, yaitu setidaknya 2–3 minggu.
Bila terjadi infeksi akibat parasit di kulit, pengobatan antiparasit juga harus sesuai petunjuk dan
resep dokter. Selain itu, untuk dapat menghilangkan infeksi parasit hingga tuntas, mereka yang
serumah dengan penderita harus ikut diobati.
Selain pengobatan tersebut, untuk meredakan gejala gatal akibat infeksi kulit, penderita infeksi
kulit dapat mengonsumsi obat antihistamin, seperti klorfeniramin maleat dan cetirizine.
Pencegahan
Agar terhindar dari infeksi kulit, menjaga kesehatan kulit menjadi langkah yang sangat penting.
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, seperti:
Segera ganti pakaian, kaus kaki, atau sepatu yang berkeringat agar terhindar dari infeksi
jamur.
Bila ada luka terbuka di kulit, lindungi daerah yang luka dengan kasa bersih agar bakteri
tidak berkembang biak di luka tersebut.
Hindari saling bergantian pisau cukur, handuk, atau sisir.
Gunakan sabun yang lembut dan memiliki pH netral untuk mandi.
Pertahankan rutinitas standar menjaga kebersihan kulit setiap hari, seperti mandi, cuci
rambut, cuci tangan dan kaki, berganti baju kotor dengan baju bersih ketika berada di
rumah, dan langkah-langkah kebersihan lainnya.
INFLUENZALIKE ILNESS
Influenza Like Illness ( ILI ) merupakan penyakit akut dari saluran pernafasan atas yang tercatat
sering terjadi dan mempunyai dampak yang besar terhadap angka kematian di dunia. Influenza
juga dapat menjalar dan menular dengan cepat di lingkungan masyarakat. Walaupun ringan
penyakit ini tetap berbahaya bagi mereka yang berusia sangat muda, orang dewasa (
kardiopulmoner yang terbatas ) dan pasien berusia lanjut dengan penyakit ginjal kronik atau
gangguan metabolik endokrin.
Dari hasil Riskesdas 2007 dan 2013, diketahui ada 6 penyakit tidak menular yaitu
diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, strok, penyakit sendi, dan gangguan mental
emosional yang umum terjadi pada lansia. Selain ke 6 penyakit tersebut di atas, diketahui juga
ada 4 penyakit menular yaitu ISPA, pneumonia, tuberkulosis, dan diare. Salah satu penyakit
yang menular itu termasuk dalam gangguan sistem pernapasan. Tingginya angka morbiditas
penyakit menular dan tidak menular juga mengindikasikan adanya multi morbiditas pada lansia.
Dari hasil Riskesdas 2007 hanya 13% lansia yang sehat, 34,8% menderita satu jenis penyakit,
dan 52,2% menderita dua jenis penyakit atau lebih (multi morbiditas). Multi morbiditas
mengakibatkan lansia semakin menderita, kualitas hidup menurun dan tingkat mortalitas pun
meningkat, dalam lingkup yang lebih luas menimbulkan beban sosial dan ekonomi. Upaya pokok
penanggulangan masalah multi morbiditas adalah dengan adanya perubahan kebijakan terhadap
pelayanan kesehatan lansia yang dilakukan secara merata dan berkesinambungan di sentra
pelayanan kesehatan dasar.
Virus influenza diketahui berasal dari beberapa rumpun myxovirus yang dikategorikan
sebagai tipe A, B, dan C. Tipe A merupakan penyebab influenza pertama yang paling sering
menyerang manusia. Sedangkan Tipe B dan C jarang, walaupun tipe ini menyerang sifatnya
hanya ringan dan tidak mewabah. Walau gejala infeksi tipe utama dan tipe-tipe lainnya hampir
sama. Secara antigen memiliki sifat berbeda. Orang yang kebal terhadap tipe satu tidak berarti
kebal terhadap tipe-tipe lainnya.
Untuk konfirmasi kasus influenza dan identifikasi tipe virus influenza, penelitian ini
melakukan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan Real Time Reverse Transcriptase-
Polymerase Chain Reaction ( Real Time RT-PCR ).
PEMBAHASAN
2. Pemakaian
Buka sebuah payung dan diletakkan menangui kepala pasien. tutupkan sebuah seprei di
atas payung seperti membuat tenda kemah. Kemudian letakkan ketel berparuh yang telah diisi air
panas separuhnya pada alat pemanas atau kompor dengan nyala api kecil, sekedar menjaga agar
air tetap panas. Jaga agar uap lelausa mengalir melalaui paruh ketel. Pasang karton yang telah
digulung seperti pipa yang berfungsi untuk mengalirkan uap ke dalam tenda. Lalu celupkan
sehelai kain tipis pada minyak eucalyptus atau obat lain sejenis dan taruh kain tersebut pada
lubang pipa atau gulungan kertas tersebut.
Biarkanlah uap mengalir melalui lubang gulungan kertas karton / pipa ke dalam tenda
selama kurang lebih 20-30 menit. Menghirup uap yang telah dibubuhi obat sangat berguna untuk
perawatan selesmaatau gangguan sinus, radang cabang tenggorokan, radang pangkal
tenggorokan, serta radang paru-paru. Tetapi anda harus berhati-hati bila merawat anak kecil.
Harus ada dewasa sebagai pendamping untuk menghindari kecelakaan yang mungkin terjadi.
Jangan biarkan penderita merasa kedinginan selama pengobatan ini dijalankan.
1. Bahan
Pemakaian :
Kunyit diparut kemudian diperas. Diambil air perasaanya. Lalu tambahkan dengan air
perasan jeruk nipis dan kuning telur. Lantas dikocok hingga bercampur rata. Tambahkan madu.
Dan aduk sehingga larut menyatu kemudian diminum.
Dosis :