penanganan, baik secara medik maupun upaya perubahan tingkah laku dengan melakukan pendidikan
kesehatan terus dilakukan. Namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang
menggembirakan. Setiap tahun penyakit ini masih menduduki peringkat atas, khususnya di daerah-
daerah miskin.
Uniknya, jumlah penderita diare yang datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) jauh
lebih sedikit dibanding jumlah penderita sebenarnya. Mereka yang memeriksakan diri ke Puskemas
didata hanya 25 dari per 1.000 penduduk. Namun berdasarkan survei yang dilakukan Depkes
(Departemen Kesehatan) melalui survei kesehatan rumah tangga, ternyata penderita diare berjumlah 300
Diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang disertai gejala buang air terus-
menerus, muntah dan kejang perut kerap dianggap bisa sembuh dengan sendirinya, tanpa perlu
pertolongan medis. Memang diare jarang sekali yang berakibat kematian, tapi bukan berarti bisa
dianggap remeh. Penyakit yang juga populer dengan nama muntah berak alias muntaber ini bisa
dikatakan sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi secara terus-menerus di semua daerah,
baik di perkotaan maupun di pedesaan, khususnya di daerah-daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut
umumnya penyakit diare dipahami bukan sebagai penyakit klinis, sehingga cara penyembuhannya tidak
melalui pengobatan medik (Sunoto, 1987). Kesenjangan pemahaman semacam ini merupakan salah satu
penyebab penting yang berakibat pada lambatnya penurunan angka kematian akibat diare (Surya Candra
et al, 1990).
mengembangkan pengertian sendiri tentang sehat dan sakit sesuai dengan pengalaman hidupnya atau
nilai-nilai yang diturunkan oleh generasi sebelumnya (Wolinsky, 1988). Artinya, masyarakat lapisan
bawah seringkali mendefinisikan dirinya sakit tergantung pada persepsi dirinya akan penyakit tersebut.
Mungkin, mereka mempersepsikan bahwa diare merupakan penyakit yang serius bila penyakit tersebut
Pemukiman kumuh merupakan kawasan yang menjadi tempat berkembangnya diare. Padahal di
perkotaan seperti Jakarta, kawasan kumuh terus berkembang, karena semakin mahal dan terbatasnya
lahan yang tersedia untuk pemukiman. Kerapatan, bangunannya sangat tinggi (walaupun bangunannya
permanen), tidak teratur, kondisi ventilasinya buruk, dan sanitasi lingkungan tidak terlalu baik merupakan
Lingkungan yang buruk disertai rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat
menjadikan kawasan kumuh sebagai kawasan yang rawan akan penyebaran penyakit. Lingkungan yang
buruk menjadi penyebab berkembangbiaknya berbagai virus penyakit menular. Karena itu berbagai
infeksi penyakit sering terjadi pada para penghuni kawasan kumuh. Penyakit menular yang sering
dijumpai adalah diare, diikuti dengan penyakit infeksi lainnya seperti thypoid, ispa, penyakit kulit, campak,
leptospirosis, demam berdarah dengue (DBD) (Astuti MSA, 2002). Kelangkaan air bersih menjadi sebab
utama pemicu penyakit ini. Gaya hidup yang jorok, tidak memperhatikan sanitasi menyebabkan usus
Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, berkembangnya perilaku pencegahan ini sangat
tergantung pada kondisi pribadi masing-masing individu, termasuk persepsi individu bersangkutan dalam
memandang diare. Dengan kata lain jika seseorang mempersepsikan diare adalah penyakit yang
membahayakan maka yang bersangkutan dapat diproyeksikan akan semakin berusaha keras untuk
melakukan pencegahan agar tidak terserang diare. Sebab, upaya pencegahan penyakit ini bersumber
pada seluruh aktivitas manusia yang berkaitan dengan upaya preventif (Aswitha Budiarso, 1987).
Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam pembahasan makalah ini adalah:
Definisi
Diare adalah Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja
, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya (3 kali atau
berak) ,muntah menceret atau muntah bocor. Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui
tinja. Jika tinja atau kotoran tersebut mengandung lendir dan darah, penderita telah mengalami fase yang
disebut disentri. Diare dapat terjadi dalam kadar yang ringan maupun berat. Biasanya terjadi secara
mendadak, bersifat akut, dan berlangsung dalam waktu lama. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
berbagai hal dan kadang diperlukan pengobatan khusus. Namun sebagian besar diare dapat diobati
sendiri di rumah, meskipun kita tidak yakin penyebab yang menimbulkannya. Diare tak pernah pandang
bulu, ia dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, baik orang tua maupun muda. Diare
seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan
sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahun, sedangkan di
Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar
pada balita.
4. Kontak langsung dengan feses atau material yang menyebabkan diare ( cara membersihkan diri
yang tidak benar setelah ke luar dari toilet)
2.3 Penyebab
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan. Faktor lingkungan dapat
menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare. Makanan yang tidak cocok atau belum
dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat menyebabkan
diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi pada perut
Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air
(watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus penyebab diare Viral
Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi
pengobatan.
Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. perlu antiparasite. Parasit
cryptosporidium atau microsporidium menyebabkan diare yang terjadi pada banyak Odha.
Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ART) dipakai.
1. E. Coli bacteria
3. Compylobacter bacteria
4. Shigella bacteria
5. Giardo parasite
6. Cryptosporidium parasite
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.Contoh Obat ARV
Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal ini sering
berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon alfa.
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak sedang
· Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga timbulnya diare akibat
4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak tidak tahan
Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut ,
biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
5. Immuno defesiensi
6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung magnesium.
7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi usus, seperti
sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal
Penularan
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
· Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau
· Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/ mainan /
apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
· Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
· Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak
3) Spasmolitik
Zat yang dapat melemaskan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare (atropin sulfat)
4) Probiotik untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Lactobacillus dan bifidobacteria (disebut Lactid Acid Bacteria / LAB) merupakan probiotik
yang dapat menghasilkan antibiotic alami yang dapat mencegah / menghambat pertumbuhan
bakteri pathogen. LAB dpat menghasilkan asam laktat yang mneybabkan pH usus menjadi asam,
suasana asam akan menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. LAB ini dapat membantu
memperkuat dan memperbaiki pencernaan bayi, mencegah diare.