Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Diare

Diare merupakan sebuah kondisi ketika pengidapnya melakukan buang air besar (BAB) lebih
sering dari biasanya. Selain itu, diare juga ditandai dengan kondisi feses yang lebih encer dari
biasanya. Penyakit ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan dalam kasus tertentu bisa
berlangsung hingga berminggu-minggu.

Gejala Diare

Beberapa gejala yang diakibatkan diare, antara lain:

 Feses lembek dan cair.


 Nyeri dan kram perut.
 Mual dan muntah.
 Nyeri kepala.
 Kehilangan nafsu makan.
 Haus terus menerus.
 Demam.
 Dehidrasi.
 Darah pada feses.

Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai diare. Pada anak-anak, diare dapat
ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, serta menangis tanpa mengeluarkan air
mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung mengantuk, tidak responsif,
mata cekung, serta kulit perut yang dicubit tidak kembali dengan cepat. Sedangkan tanda
dehidrasi pada orang dewasa, antara lain kelelahan dan tidak bertenaga, kehilangan nafsu makan,
pusing, mulut kering, serta nyeri kepala.

Penyebab Diare

Diare dapat disebabkan serta dipicu beberapa hal, antara lain:

 Intoleransi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.


 Alergi makanan.
 Efek samping dari obat-obatan tertentu.
 Infeksi bakteri, virus, atau parasit.
 Penyakit usus.
 Pasca operasi batu empedu.
 Radang pada saluran pencernaan, seperti pada penyakit Crohn, olitis ulseratif, atau olitis
mikroskopik.
 Irritable bowel syndrome.
 Penyakit celiac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.

Faktor Risiko Diare

Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian diare, antara lain:

 Jarang mencuci tangan setelah ke toilet.


 Penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih.
 Jarang membersihkan dapur dan toilet.
 Sumber air yang tidak bersih.
 Makan makanan sisa yang sudah dingin.
 Tidak mencuci tangan dengan sabun.

Diagnosis Diare

Dokter akan mendiagnosis diare dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang, seperti:

 Pemeriksaan sampel feses di laboratorium untuk mengidentifikasi infeksi yang terjadi


pada penderita.
 Pemeriksaan darah untuk mengetahui penyebab diare.
 Pemeriksaan tambahan seperti sigmoidoskopi dan kolonoskopi jika terdapat dugaan
penyakit yang lebih serius.

Komplikasi Diare

Beberapa komplikasi yang diakibatkan diare, antara lain:

 Dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh, dari ringan hingga berat.
 Infeksi berat yang dapat meluas ke organ lain dan seluruh tubuh (sepsis).
 Malnutrisi terutama pada anak dengan usia kurang dari 5 tahun, yang dapat berakibat
menurunnya kekebalan tubuh anak.
 Ketidakseimbangan elektrolit oleh karena elektrolit ikut terbuang bersama air yang keluar
saat diare, yang dapat ditandai dengan lemas, lumpuh, hingga kejang.
 Iritasi pada kulit sekitar anus akibat pH tinja yang asam pada diare yang disebabkan
intoleransi laktosa.

 
Pengobatan Diare

Beberapa langkah pengobatan yang dianjurkan dokter untuk mengatasi diare, antara lain:

 Konsumsi banyak cairan untuk menggantikan kehilangan cairan, baik melalui oral (oralit,
air putih, kuah sayur, dsb), maupun melalui intravena (infus).
 Pemberian antibiotik jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri.
 Pengobatan lain yang disesuaikan dengan penyebab yang mendasari diare.

Pencegahan Diare

Beberapa upaya untuk mencegah diare, antara lain:

 Selalu mencuci tangan, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menyentuh daging
yang belum dimasak, setelah dari toilet, atau setelah bersin dan batuk, dengan
menggunakan sabun dan air bersih.
 Mengonsumsi makanan dan minuman yang sudah dimasak hingga matang sempurna,
serta menghindari makanan dan minuman yang tidak terjamin kebersihannya.

https://www.halodoc.com/kesehatan/diare
Diare
Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc

21 May 2019

2.3   Penyebab
Diare dapat disebabkan dari faktor lingkungan atau dari menu makanan. Faktor lingkungan
dapat menyebabkan anak terinfeksi bakteri atau virus penyebab diare. Makanan yang tidak cocok
atau belum dapat dicerna dan diterima dengan baik oleh anak dan keracunan makanan juga dapat
menyebabkan diare.
Kadang kala sulit untuk mengetahui penyebab diare. Diare dapat disebabkan oleh infeksi
pada perut atau usus. Peradangan atau infeksi  usus oleh agen penyebab :
1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
 Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak
air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.Virus penyebab diare Viral
gastroenteritis atau yang dikenal sebagai "stomach virus", virus perut.
 Bakteri -  Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi
pengobatan.
 Parasite(Giardiasis) - Berak darah+/- dan lendir, sakit perut. perlu
antiparasite. Parasit cryptosporidium atau microsporidiummenyebabkan diare yang terjadi pada
banyak Odha. Kejadian infeksi parasit ini sudah menurun di AS sejak terapi antiretroviral (ART)
dipakai.
Macam-macam bakteri dan parasit yang biasa menyerang perut :
1. E. Coli bacteria
2. Salmonella enteritidis bacteria
3. Compylobacter bacteria
4. Shigella bacteria
5. Giardo parasite
6. Cryptosporidium parasite

2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia.Contoh


Obat ARV
 Obat ARV: Beberapa jenis obat yang dipakai oleh Odha dapat menyebabkan diare. Hal
ini sering berlaku dengan nelfinavir, ritonavir, Kaletra, ddI, foskarnet, tipranavir dan interferon
alfa.
 Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak
sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
 Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
3. kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur
·         Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita, sehingga timbulnya diare
akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah

4. Tidak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : Alergi terhadap susu , si anak tidak tahan
meminum susu yang mengandung lemak atau laktosa
 Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut
, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
 Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
menyebabkan penyakit sampingan berupa diare
5. Immuno defesiensi
6. Reaksi Obat Contoh antibiotik, obat-obat tekanan darah dan antasida yang mengandung
magnesium.
7. Penyakit Intestinal Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominal. Gangguan fungsi usus,
seperti sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal

2.5. Jenis- Jenis Diare


1.      Diare akut : merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang
ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya
biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus ini
merupakan virus usus patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare akut
pada anak
2.      Diare bermasalah: merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit,
intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal- oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga. diare ini umumnya diawali oleh diare cair
kemudian pada hari kedua atau ketiga bar muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut
yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
3.      Diare persisten: merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah kerusakan mukosa usus. penyebab diare persisten sama dengan diare akut.
(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare edisi ke 3 depkes RI Direktorat Jenderal PPM& PL
tahun 2007)

2.6. Masa Inkubasi


Masa dari masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala atau yang disebut
masa inkubasi bervariasi tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Shigella misalnya, memiliki
masa inkubasi 16 sampai 72 jam, sedangkan masa inkubasi virus berkisar antara 4 sampai 48
jam. Sedangakan parasit umumnya memiliki masa inkubasi yang lebih panjang, seperti Giardia
misalanya, memiliki masa inkubasi antara 1 sampai 3 minggu.

2.7.Lama Sakit
Lama sakit juga tergantung pada jenis kuman penyebabnya. Pada diare ringan akibat
virus umumnya berlangsung selama beberapa hari dimana anak hanya memerlukan perawatan
ringan seperti istirahat dan pemberian cairan yang adekuat. Tidak diperlukan obata-obat seperti
antibiotik untuk perawatan diare seperti ini. Sedangkan diare akibat bakteri atau parasit lain
umumnya selain pemberian cairan pada kasus-kasus tertentu seperti pada anak kurang gizi
diperlukan perawatan dengan antibiotika untuk mencegah penyebaran kuman ke seluruh tubuh.

2.8. Penularan
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti :
·         Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga
atau kontaminasi oleh tangan yang kotor
·         Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi sering memasukan tangan/
mainan / apapun kedalam mulut.  Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara sampai
beberapa hari. 
·         Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar
·         Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
·         Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja
anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.

2.9. Pengobatan Terhadap Penyakit Diare


Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara
mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. Cairan rehidrasi
oral yang dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin, ASI, air teh encer, sup wortel, air
perasan buah, dan larutan gula garam    (LGG). pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan pada
pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi dehidrasi sedang atau berat sebaiknya
diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi
dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat menggantikan elektrolityang
ikut hilang bersama cairan
2.10. Perawatan
Anak yang mengalami diare berat dan lama yang disertai dengan demam, muntah, atau
nyeri perut atau yang kotorannya terdapat darah atau lendir harus segera dibawa ke dokter.

Walaupun anak tidak menunjukkan gejala-gejala di atas tetapi anak tampak mengalami dehidrasi
dengan tanda-tanda mulut dan lidah kering, kulit yang kering dan pucat, mata cowong,
penurunan aktivitas (tampak mengantuk atau lelah), dan menurunnya jumlah kencing dari
biasanya juga harus segera dibawa ke dokter.

Perawatan utama terhadap anak yang mengalami diare adalah pemberian cairan yang adekuat
dengan cairan yang sesuai. Cairan ini dapat diberikan baik melalui mulut ataupun melalui infus
bila anak mengalami dehidrasi sedang sampai berat. Bayi dan anak kecil sebaiknya tidak diberi
cairan berupa air saja karena air tidak mengandung garam dan mineral serta zat gizi yang
diperlukan.

Prinsip utama perawatan diare adalah penggantian cairan serta garam dan mineral yang hilang
melalui kotoran, muntah dan demamnya. Perkiraan jumlah cairan yang hilang dan beratnya
muntah serta diare akan menentukan jenis terapi yang akan diberikan oleh dokter.

http://ferrystoner.blogspot.com/2013/03/makalah-diare.html

makalah kesehatan
masyarakat
makalah kesehatan masyarakat
 Beranda
Tuesday, 12 March 2013
Berikut ini 5 fakta yang harus diketahui dari kondisi diare, seperti dikutip dari Timesofindia,
Jumat (29/6/2012) yaitu:

1. Diare bukanlah penyakit, tapi hanya gejala


Diare seringkali membuat tubuh kehilangan cairan yang dikaitkan dengan sejumlah komplikasi
lain. Ketika seseorang diare maka akan mengalami peningkatan buang air besar dan sering
disertai dengan gejala lain seperti muntah, demam, nyeri perut dan kehilangan nafsu makan.

2. Terkadang diare terjadi tanpa infeksi


Secara umum diare memang banyak disebabkan oleh kuman, bakteri, virus dan parasit, tapi
kadang seseorang bisa mengalami diare tanpa adanya infeksi. Misalnya disebabkan oleh obat-
obatan tertentu, alergi makanan, penyakit kronis, zat adiktif makanan, pola makan yang salah
serta stres.

3. Diare bisa membuat volume urine berkurang


Orang yang diare akan menderita mencret dan berair, serta kadang disertai dengan
berkurangnya buang air kecil. Selain volume urine yang berkurang, diare memicu rasa
kembung, mual dan kram perut. Jika diare berlangsung lebih dari 48 jam atau mengalami
demam hingga 38,5 derajat sebaiknya periksakan ke dokter karena bisa jadi tanda diare akut.

4. Tujuan dasar pengobatan diare adalah mengembalikan pola buang air besar menjadi
normal
Salah satu tujuan dasar dari orang yang kena diare adalah mengembalikan pola buang air
besar menjadi normal, meski begitu seseorang juga perlu mencegah dehidrasi dengan tetap
mengonsumsi cairan yang cukup baik dari air putih maupun sup.

Hal ini karena diare sangat mudah menyebabkan dehidrasi berlebihan yang merupakan salah
satu gejala utama dari diare yang bisa memicu kerusakan ginjal dan ketidakseimbangan
elektrolit yang bisa memicu kondisi ekstrem.

5. Penyebaran diare bisa dikurangi jika rutin mencuci tangan


Sebagian besar kasus diare disebabkan oleh infeksi yang sebenarnya bisa dicegah jika
menjaga kebersihan salah satunya melalui cuci tangan menggunakan sabun secara teratur.
Jika sulit mendapatkan akses air, maka bisa menggunakan cairan tangan berbasis alkohol.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan tidak mengonsumsi makanan yang terkontaminasi
atau tidak higienis, serta pastikan mencuci sayuran, merebus atau memasak makanan secara
efektif untuk membunuh semua kuman.

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-1953720/fakta-yang-sebaiknya-diketahui-tentang-diare
Jumat, 29 Jun 2012 08:55 WIB

Fakta yang Sebaiknya Diketahui Tentang Diare


- detikHealth
Demikian banyak mitos tentang diare. Ketahui mana yang benar dan tidak.
1. BRAT diet memperbaiki diare. Mitos
BRAT yang berarti banana, rice, applesauce, dan toast pernah direkomendasikan untuk mengobati
diare. Tetapi nutrisi ini kurang mengandung lemak dan protein. Jika pun dapat memperbaiki asupan
anak, diet jenis ini cukup pada hari pertama saja dan tidak seterusnya.
3. Anak diare harus selalu minum obat. Mitos
Diare seringkali tidak memerlukan obat. Obat diare adalah cairan. karena kekurangan cairan
merupakan hal berbahaya dan penyebab diare terbanyak adalah virus yang bisa sembuh sendiri.
Pencegahan dehidrasi pada bayi terbaik adalah ASI, bisa ditambah kuah sayur ataupun cairan
lainnya.
Bila anak sudah ada tanda-tanda kekurangan cairan, gantilah dengan cairan rehidrasi oral (CRO)
yang mengandung elektrolit, atau buatlah larutan garam gula bila CRO tidak tersedia di rumah.
Larutan gula garam dapat dibuat dengan mencampur 1 sendok teh gula pasir dan seperempat
sendok teh garam dapur dalam 200 cc air matang.

5. Anak diare perlu puasa dan hanya cukup minum air. Mitos
Terapi diet bukan berarti  bukanlah memuasakan anak, tetapi justru harus memberi anak sebanyak
mungkin cairan. Makanan diberikan setelah kekurangan cairan diatasi, yaitu sekitar 3-4 jam.
Makanan bahkan bisa diberikan bersama dengan cairan bila anak tidak kekurangan cairan yang
berat, misalnya minuman bernutrisi tinggi seperti sup berkuah, yoghurt, atau  jus buah.
Jika anak belum nafsu makan, berikan makanan sedikit demi sedikit dan tinggikan kalorinya dalam
satu porsi, misalnya memasukkan sesendok margarin ke dalam mangkuk bubur hangatnya. Tempe
telah banyak diteliti dapat menjadi alternatif makanan selama diare. Setelah anak sembuh, porsi
makanan perlu ditambah untuk mengganti yang hilang.
6. Anak diare perlu menghindari susu. Mitos
Pada umumnya susu tidak memperberat diare. Diare hanya terjadi pada anak yang alergi susu, atau
tidak toleran terhadap kandungan laktosa dalam susu. Bila hal ini terjadi, bayi dapat diberikan susu
rendah laktosa. Beberapa jenis diare mungkin memerlukan jenis susu khusus, tetapi konsultasikan
dahulu dengan dokter anak Anda. Justru, air susu ibu merupakan cairan yang dianjurkan untuk
mencegah diare karena mengandung antibodi terhadap kuman diare, juga sebagai pengganti cairan
selama anak diare.

http://www.anakku.net/mitos-fakta-seputar-diare.html
Makanan yang Harus Dihindari ketika Diare:
1. Susu

Susu dan beberapa produk turunannya seperti keju lunak, mentega, serta es
krim, adalah beberapa makanan yang harus dihindari ketika diare. Ini karena
susu mengandung laktosa dan lemak yang membuat usus bekerja lebih berat
saat mencernanya. Konsumsi laktosa, apalagi sampai berlebih akan membuat
usus besar kewalahan sehingga akan memperburuk diare.

Namun, olahan susu lain seperti yogurt dan keju keras malahan memberikan
efek menenangkan untuk pencernaan. Hal ini karena kedua bahan makanan
ini hanya mengandung sedikit sekali laktosa.

Untuk mereka yang alergi laktosa tentu sudah sangat paham


bahwa kandungan yang terdapat dalam susu ini dapat memperparah diare.
Beberapa gejela alergi laktosa seperti sering buang angin, perut
kram, kembung dan aroma nafas tak sedap juga harus diperhatikan. Jika ini
terjadi, kemungkinan Anda termasuk yang intoleran terhadap laktosa.
Apalagi jika sedang diare, sebaiknya katakan tidak untuk susu dan
turunannya.

2. Cabai

Salah satu makanan yang harus dihindari saat diare adalah cabai. Selain
rasanya memang pedas kandungan capcaisin dalam cabai benar-benar bisa
membuat diare makin parah. Zat ini dapat mengiritasi saluran pencernaan,
sehingga timbul rasa terbakar, kembung, sering buang angin dan tentunya
diare. Untuk itu sebaiknya jauhkan bahan makanan ini dari dapur Anda
ketika diare.

3. Kopi

Sepertinya Anda harus berhenti sejenak dari menyeruput minuman hitam nan


pahit ini saat sedang diare. Kandungan kafein dalam kopi ternyata dapat
melembekkan feses. Selain itu sifat diuretiknya juga dapat
menyebabkan dehidrasiyang tentunya akan memperparah diare.

Sebagai gantinya cobalah alternatif minuman lain yang bebas kafein seperti
wedang jahe, atau teh herbal jahe. Jahe dipercaya sejak lama dapat membuat
perut terhindar dari masalah.

Karena kafein tidak hanya terdapat pada kopi, minuman lain seperti cola dan
soda juga harus Anda singkirkan sementara waktu. Jika tidak, saluran
pencernaan Anda akan lebih cepat kehilangan cairan dan elektrolit yang
berimbas pada diare yang makin parah.

4. Alkhohol

Saat menderita diare atau masalah perut lainnya, hentikanlah sama sekali
minuman beralkohol jenis apapun. Minuman ini dapat meracuni
saluran cerna dan merusak metabolisme pada organ hati. Selain
itu, alkohol juga bisa menjadi pemicu dehidrasi yang tentunya memperparah
diare.
Alkohol juga diketahui dapat mengganggu proses pengobatan penyakit
pencernaan lain seperti crohn dan kolitis. Jadi say no to alkohol ketika Anda
sendang diare.

Iklan dari HonestDocs

Beli L-BIO 30 SACH via HonestDocs

L-Bio merupakan obat yang digunakan untuk melindungi sistem


pencernaan dan memperbaiki fungsi normal saluran pencernaan
ketika mengalami kondisi diare, konstipasi dan penggunaan
antibiotika jangka panjang pada bayi, anak-anak ataupun dewasa.
GRATIS biaya antar obat ke seluruh Indonesia (minimum transaksi
Rp100.000)

Pesan Sekarang

5. Polong-polongan

Bahan makanan yang gurih satu ini juga harus Anda masukkan dalam daftar
makanan yang harus dihindari ketika diare. Polong-polongan seperti
kedelai, kacang polong atau kacang tanah akan sulit dicerna saat diare.
Biasanya jika tidak dikunyah dengan baik bahan makanan ini akan masuk ke
usus kecil dan kemudian lolos ke usus besar tanpa dicerna.
Untuk itu hindarilah makan polong-polongan saat diare, termasuk juga
turunannya seperti makanan seribu umat 'tempe'. Kandungan lektin yang
tinggi pada bahan makanan ini dapat meningkatkan peradangan pada usus.

6. Pemanis Buatan

Salah satu jenis bahan makanan yang harus dihindari ketika diare namun
sering tidak diperhatikan konsumsinya adalah pemanis buatan. Sorbitol,
matinol dan xylitol merupakan pemanis buatan yang umumnya terdapat
pada permen, permen bebas gula dan juga obat-obatan.

Bahan makanan pengganti gula ini akan diserap oleh pencernaan lebih lambat
dibanding gula biasa. Ketika ia sampai ke usus besar tanpa
dicerna, bakteri usus akan memakan pemanis buatan ini dan memroduksi gas
serta menyebabkan diare.

Untuk itu, saat sedang diare, sebaiknya perhatikan baik-baik


label nutrisi makanan dan minuman sebelum Anda membelinya.

7. Kacang-kacangan

Selian polong-polongan, kacang-kacangan juga masuk dalam daftar makanan


yang harus dihindari ketika diare. Hal itu karena bahan makanan ini kaya
akan serat tak larut yang dapat memperparah gejala diare.

Selain itu, kacang-kacangan juga sulit dicerna dan dapat mengiritasi usus,
apalagi dalam kondisi diare. Makanan jenis ini juga dapat
menyebabkan kembung.
Cobalah untuk mengganti kacang-kacangan dengan cemilan lain seperti
worter rebus dan pisang yang sudah matang. Dua makanan ini dipercaya
dapat menenangkan perut yang sedang diare.

8. Daging Merah

Meskipun daging merah merupakan sumber nutrisi yang baik, numun ia tetap


dimasukkan dalam daftar makanan yang harus dihindari ketika diare. Hal ini
karena daging merah butuh waktu lama untuk dicerna, mengonsumsinya juga
dapat meningkatkan produksi protein C-reaktif dan ferritin, dimana keduanya
merupakan zat kimia penyebabperadangan. Jika terjadi peradangan pada
saluran cerna tentunya akan memperburuk diare.

Saat menderita diare, sebaiknya hindari sama sekali konsumsi daging merah.


Untuk tetap memenuhi kebutuhan protein, cobalah untuk mengonsumsi
protein dari sumber nabati seperti yogurt yunani.

9 . Buah dengan Kandungan Asam Tinggi

Buah-buahan seperti jeruk, lemon, nanas, ceri, kismis dan anggur juga masuk


dalam daftar makanan yang harus dihindari ketika diare. Selain kandungan
asamnya, buah-bauhan ini juga banyak mengandung fruktosa. Saat sedang
diare, sering terjadi malabsorpsi fruktosa yang mengakibatkan tinja jadi
lembek dan encer, tentunya akan memperparah diare.

10. Sayuran dari Jenis kubis-kubisan

Ketika menderita diare, makanan pantangan lainnya adalah sayuran seperti


brokoli, kol, kubis, kembang kol, termasuk juga asinan kubis. Sayuran jenis
ini mengandung karbohidrat kompleks yang sulit dicerna. Selain itu, sayuran
ini juga mengandung serat tak larut yang dapat memperburuk kondisi diare
dan menyebabkan kembung akibat kelebihan gas.

Tips Mempercepat Pemulihan Diare

Untuk mempercepat penyembuhan diare, selain menghindari makanan-


makanan yang disebutkan tadi. Beberapa tips berikut dapat memulihkan
kondisi Anda lebih cepat.

 Makanlah makanan yang dapat membantu mengurangi peradangan dan


menstabilkan kembali kondisi bakteri baik dalam pencernaan. Diantara
makanan yang direkomendasikan adalah kentang, nasi putih, oatmeal, susu
almond, pasta, telur, ikan salmon, pisang, pepaya, ayam dan alpukat.
 Makanlah dalam porsi kecil namun lebih sering, hindari makan
dalam jumlah banyak karena akan memberatkan kerja usus.
 Pastikan kebutuhan cairan tubuh tetap terpenuhi, karena
diare kronis juga akan menyebabkan dehidrasi yang parah.

https://www.honestdocs.id/makanan-yang-harus-dihindari-ketika-diare

Anda mungkin juga menyukai