Anda di halaman 1dari 17

Diare

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Diare
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
ICD-10 A09, K58, K59.1
ICD-9 009.2-009.3, 558.9, 564.5

Diare (atau dalam bahasa kasar disebut menceret) (BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah
sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus
dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah
penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang
per tahun.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Penyebab
 2 Gejala
 3 Perawatan
 4 Lihat pula
 5 Referensi
 6 Pranala luar

[sunting] Penyebab
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), memakan
makanan yang asam,pedas,atau bersantan secara berlebihan, dan kelebihan vitamin C dan
biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain yang
melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi
yang melebihi 200 gram per hari.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari
proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air.
Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus
besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila
usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun
bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia,
pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama
satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan
dehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.

Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan
juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita
apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.

Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang
yang tidak cukup makan.

[sunting] Gejala
Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai mual dan muntah.
Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut berbunyi.

[sunting] Perawatan
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam
yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi
resmi tidak dibutuhkan.

Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:

 Diare pada balita


 Diare menengah atau berat pada anak-anak
 Diare yang bercampur dengan darah.
 Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
 Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam,
kehilangan berat badan, dan lain-lain.
 Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
 Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.

http://id.wikipedia.org/wiki/Diare
Diare pada anak
Apakah diare itu ?
Diare merupakan keadaan di mana seseorang menderita mencret-mencret. Penderita buang air
berkali-kali, tinjanya encer dan kadang-kadang muntah. Diare disebut juga muntahber (muntah
berak), muntah menceret atau muntah bocor. Kadang-kadang tinjanya juga mengandung darah
atau lendir. Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja.

Apakah Diare Dapat menyebabkan kematian ?


Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan
kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun.

Apa yang menyebabkan Diare ?


Penyebab diare yang terpenting adalah :
- Karena peradangan usus, misalnya : kholera, disentri, bakteri-bakteri lain, virus dsb.
- Karena kekurangan gizi misalnya : kelaparan, kekurangan zat putih telur.
- Karena keracunan makanan.
- Karena tak tahan terhadap makanan tertentu, misalnya : si anak tak tahan meminum susu yang
mengandung lemak atau laktosa.

Bagaimana terjadinya diare ?


Diare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman penyebab diare. Tinja tersebut
dikeluarkan oleh orang sakit atau pembawa kuman yang berak di sembarang tempat. Tinja tadi
mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai, air sumur. Orang sehat yang menggunakan air
sumur atau air sungai yang sudah tercemari, kemudian menderita diare.

Bagaimana cara menolong diare ?


Minumlah garam ORALIT untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat
diare. Minumkanlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. 1 bungkus kecil oralit
dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc) Kalau oralit tidak ada buatlah : LARUTAN
GARAM GULA. Ambillah air teh (masak) 1 gelas. Masukkan dua sendok teh peres gula pasir,
dan seujung sendok teh garam dapur. Diaduk rata dan diberikan kepada penderita sebanyak
mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita lemas sekali bawalah
segera ke Puskesmas.

Bagaimana cara mencegah diare ?


Berak di kakus, tidak di kali, pantai, sawah atau sembarang tempat. Cuci tangan sebelum makan,
dan sesudah buang air besar. Minum air dan makanan yang sudah dimasak Susui anak anda
selama mungkin, di samping makanan lainnya sesuai umur. Bayi yang minum susu botol lebih
mudah diserang diare dari pada bayi yang disusui ibunya. Tetaplah anak disusui walaupun anak
menderita diare.
Penyakit Diare

8Share

Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih
memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Daftar isi

Penyebab
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan
atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali enek dan muntah. Ada
beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare
adalah defekasi yang melebihi 200 gram per hari.

Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses
digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu
makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air,
meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau
"inflame", penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun
bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang
sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu.
Namun untuk individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan
dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.

Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga
dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun penderita apendistis umumnya
tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang
tidak cukup makan.

Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk
menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang
dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak
dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:

 Diare pada balita


 Diare menengah atau berat pada anak-anak
 Diare yang bercampur dengan darah.
 Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
 Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan berat
badan, dan lain-lain.
 Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.

http://mypotik.blogspot.com/2009/04/penyakit-diare.html

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah sebuah penyakit dimana si penderita mengalami buang air besar yang sering
dan masih memiliki kkandungan air berlebihan.penyakit diare juga menjadi sa;ah satu penyebab
kematian balita terbesar, m,enurut catatan UNICEF, setiap detik, satui balita mati karena diare.

Dimusim penghujan ini, diare merupakan salah satu wabah penyakit yang sering dialami
oleh balita dan anak-anak bahkan orang dewasa /juga terjangkit diare.

Jadi dalam makalah ini saya bahas apa yang menjadi penyebab-penyebab diare dan
bagaimana cara mengatasinya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah makalah ini
antara lain :

1. Apa yang menjadi penyebab diare ?


2. Apa gejala-gejela penyebab diare ?
3. Apa saja jenis-jenis penyakit diare ?
4. bagaimana proses penularan penyakit diare ?
5. bagaimana cara mencegah penyakit diare ?
6. Bagaimana tips dan cara mengobati dan mengatasi diare ?

C. Tujuan
Untuj mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinant, isu dan program
nasional dalam penanganan penyakit diare.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyebab Diare
 Virus (penyebab diare tersering - dan umumnya karena Rotavirus dan Virus Escercia Coli)
Gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.

 GE (flu perut) terbanyak karena virus.


 Bakteri - Berak2 dengan darah/lendir, sakit perut, -- Memerlukan antibioka sebagai terapi
pengobatan.
 Parasite (Giardiasis) - Berak darah +/- dan lendir, sakit perut, --- perlu antiparasite
 Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka - Bila diare terjadi saat anak sedang dalam
pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
 Alergi susu, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut,
biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
 Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing,
infeksi telinga, campak dll.

B. Gejala Penyakit Diare


Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam
sehari, yang kadang disertai :

1. Muntah
2. Badan lesu atau lemah
3. Panas
4. Tidak nafsu makan
5. Darah dan lendir dalam kotoran,
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu
makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala-
gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan
bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

C. Jenis- Jenis Diare


1. Diare akut : merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang ditandai
dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya (3
kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus ini merupakan
virus usus pathogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak
2. Diare bermasalah : merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit,
intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke
orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga, diare ini umumnya diawali oleh diare cair
kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit
perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa
lemah.
3. Diare persisten : merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare
persisten adalah kerusakan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare akut.
D. Proses Penularan Penyakit Diare
Agent infeksius yang menyababkan penyakit diare biasanya ditularkan melalui jalur fecaloral
terutama karena :

1. Menelan makanan yang terkontaminasi (terutama makanan sapihan) atau air.


2. Kontak dengan tangan yomg terkontaminasi.
Beberapa faktor yang dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman entero patogen
perut termasuk :

1. Tidak memadainya penyediaan air bersih.


2. Pembuangan tinja yang tidak higienis
3. Vektor
4. Aspek sosial ekonomi.

E. Pencegahan Terjadinya Diare


Untuk menurunkan angka kejadian kematian akibat diare maka diperlukan upaya- upaya
pencegahan sebagai bcrikut:

1. Menggunakan air bersih


2. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
3. Penggunaan jamban untuk pembuangan tinja
4. Memberikan ASI
5. Memperbaiki makanan pendamping ASI
6. Memberikan imunisasi campak

F. Cara Pemberian Oralit


Umur Jumlah Cairan
Dibawah 1 th 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0,5 gelas setiap kali mencret
Dibawah 5 th (Balita) 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret
Anak diatas 5 th 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret
Anak diatas 12 th dan 3 jam pertama 23 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret
dewasa (1 gelas = 200 cc)
G. Tips dan Cara Mengobati & Mengatasi Diare / Mencret / Baung Air Besar – Pengobatan
/Penyembuhan / Sembuh Penyakit
Terkadang kita sebagai manusia lalai terhadap kesehatan tubuh kita, sehingga tidak bisa
menghindarkan diri dari makanan yang tidak higienis atau bersih dari segala macam bibit kuman dan
penyakit. Apabila kita makanan yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan
yang salah satu akibatnya adalah diare atau mencret-mencret. Selain itu diare dapat disebabkan
oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan
lain sebagainya. Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar berkali-kali dalam
satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau
kental disertai angin / kentut dari dalam perut. Berikut di bawah ini adalah 4 (empat) teknik atau
cara untuk menanggulangi diare atau mencret-mencret.

1. Minum Air Putih yang Banyak


Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh
akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap
setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah
dimasak. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan
energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain
sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.

2. Makan Makanan Khusus


Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan
berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita
susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dan halus
seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk
memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan
mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta
makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.

3. Istirahat yang Cukup


Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu,
kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu bagi anda yang sudah merasa sangat lemas
sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk
atau memalukan di tempat umum.
Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus
teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.

4. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat


Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda,
karena setiap orang memiliki karakteristik masing-masing dalam pemilihan obat. Rumah sakit,
dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan
yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu
datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan.
Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat
mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah
berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit
penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau
dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karena vitamin baik untuk
anda asalkan tidak berlebihan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekitar 80% kematian diare tersebut terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Diare
merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomor 3 bagi bayi serta
nomor 5 bagi semua umur.

B. Saran
Berdasarkan data-data tersebut, maka dianggapperlu untuk membahas mengenai persoalan
penyakit diare sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua kematian anak , sehingga semua
pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat diare demi
peningkatan kualitas anak

DIARE

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahun) terbesar didunia.
Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare. Diare sering kali
dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan nasional fakta menunjukkan
sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap tahun, sedangkan
di Indonesia, menurut Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian ke 2
terbesar pada balita.

I.2. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi,
frekuensi, determinan, isu dan program penanganan penyakit diare.

BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3
atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes
RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).
Jika ditilik definisinya, diare adalah gejala buang air besar dengan konsistensi feses (tinja)
lembek, atau cair, bahkan dapat berupa air saja. Frekuensinya bisa terjadi lebih dari dua kali
sehari dan berlangsung dalam jangka waktu lama tapi kurang dari 14 hari. Seperti diketahui,
pada kondisi normal, orang biasanya buang besar sekali atau dua kali dalam sehari dengan
konsistensi feses padat atau keras.

II.2. Jenis-jenis Diare


Diare Akut
Merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotaviru yang ditandai dengan buang
air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya (3kali atau lebih
dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare Rotavirus ini merupakan virus usus
patogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak-anak.
Diare Bermasalah
Merupakan yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein
susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat
rumah tangga. Diarae ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga
baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus
panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah.
Diare Persisten
Merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten adalah
keruskan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare akut.
(Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare Edisi ketiga, Depkes RI, Direktorat Jenderal PPM dan
PL tahun 2007)

II.3. Penyebab
Menurut Dr. Haikin Rachmat, MSc., penyebab diare dapat diklasifikasikan menjadi enam
golongan:
1. Infeksi yang disebabkan bakteri, virus atau parasit.
2. Adanya gangguan penyerapan makanan atau disebut malabsorbsi.
3. Alergi.
4. Keracunan bahan kimia atau racun yang terkandung dalam makanan.
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6. Penyebab lain.
Direktur Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PPML), Ditjen Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan (P2MPL) Depkes yang sering ditemukan di lapangan
adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan. Setelah melalui pemeriksaan laboratorium,
sumber penularannya berasal dari makanan atau minuman yang tercemar virus. Konkretnya,
kasus diare berkaitan dengan masalah lingkungan dan perilaku. Perubahan dari musim kemarau
ke musim penghujan yang menimbulkan banjir, kurangnya sarana air bersih, dan kondisi
lingkungan yang kurang bersih menyebabkan meningkatnya kasus diare. Fakta yang ada
menunjukkan sebagian besar pasien ternyata tinggal di kawasan kurang bersih dan tidak sehat.
Saat persediaan air bersih sangat terbatas, orang lantas menggunakan air sungai yang jelas-jelas
kotor oleh limbah. Bahkan menjadi tempat buang air besar. Jelas airnya tak bisa digunakan.
Jangan heran kalau kemudian penderita diare sangat banyak karena menggunakan air yang sudah
tercemar oleh kuman maupun zat kimia yang meracuni tubuh. Masalah perilaku juga bisa
menyebabkan seseorang mengalami diare. Misalnya, mengonsumsi makanan atau minuman yang
tidak bersih, sudah tercemar, dan mengandung bibit penyakit. Jika daya tahan tubuh ternyata
lemah, alhasil terjadilah diare.

II.4. Patofisiologi
Penyakit ini dapat terjadi karena kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung, seperti:
- Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau
terkontaminasi oleh tangan kotor.
- Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering memasukkan
tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini dapat bertahan dipermukaan udara
sampai beberapa hari.
- Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan air yang benar.
- Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.

II.5. Tanda dan Gejala


Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari, yang kadang
disertai:
- Muntah
- Badan lesu atau lemah
- Panas
- Tidak nafsu makan
- Darah dan lendir dalam kotoran

II.6. Akibat
Diare yang berlangsung terus selama berhari-hari dapat membuat tubuh penderita mengalami
kekurangan cairan atau dehidrasi. Jika dehidrasi yang dialami tergolong berat, misalnya karena
diarenya disertai muntah-muntah, risiko kematian dapat mengancam. Orang bisa meninggal
dalam beberapa jam setelah diare dan muntah yang terus-menerus. Dehidrasi akut terjadi akibat
penderita diare terlambat ditangani.

II.7. Pencegahan
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan sehat.
1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.
2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar di lingkungan tempst
tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan tempat. Kalau bisa
membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal, seperti air bersih dan
jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya, jarak antara jamban
(juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak
terkontaminasi. Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-
hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.

II.8. Pertolongan Pertama


Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu segera dilakukan:
1. Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah
sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit
dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula
garam. Ambil air masak satu gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh
garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung, serta
makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari
atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat minum atau makan, demam
tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah dalam tinja.

BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
Sekitar 80% kematian karena diare terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Diare merupakan
salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomer 3 bagi bayi, serta nomor 5 bagi
semua umur.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (3
atau lebih per hari) yang disertai perubahan bentuk dan konsistensi tinja dari penderita (Depkes
RI, Kepmenkes RI tentang pedoman P2D, Jkt, 2002).

III.2. Saran
Berdasarkan data-data diatas, maka dianggap perlu untuk membahas mengenai persoalan
penyakit diare sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua kematian anak, sehingga semua
pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat diare demi
peningkatan kualitas anak.
http://midwifery-materials.blogspot.com/2009/05/makalah.html
DEFINISI penyakit diare

Diare adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami kondisi buang air besar terlalu sering
dengan keadaan feses yang benyak mengandung air (encer)

Penyebab penyakit diare

Penyebab penyakit ini bias bermacam-macam, dioantaranya sebagai berikut :

 Kurang menjaga kebersihan makanan


 Bakteri yang timbul pada makanan
 Karena virus
 Infeksi saluran kencing, infeksi telinga dan kelebihan pemakaian antibiotic
 Stress dan perubahan pola makan
 Alergi makanan atau obat-obatan
 Kandungan pemanisbuatan pada makanan atau minuman

Gejala-gejala yang timbul pada penyakit diare

 Buang air besar lebih dari 4 kali


 Feses terlalu encer
 Muntah
 Badan lemah karena kehilangan banyak cairan
 Tidak nafsu makan
 Pada kondisi akut dapat menyebabkan keluarnya darah dan lender pada kotoran

Penyebab penyakit diare

 Makan makanan yang tidak terjamin bersihnya, seperti banyak dihinggapi lalat dan binatang
lainnya atau makanan tanpadibungkus yang telah dipegang-pegang oleh tangan orang banyak.
 Mainan yang terkontaminasi bakteri dan kotoran sehingga tangan yang telahmemegang mainan
tersebut juga dapat tertular bakteri dan kotoran itu tanpasengaja
 Sumber air bersih yang tercemar limbah kotoran
 Tidak memasak air yang diminum atau digunakan untuk memasak dengan baik. Air yang
dikonsumsi haruslah dimasak sampai mendidih untuk membunuh bakteri dan kuman penyebab
penyakit diare
 Tangan yang tidak dicuci denganbersih setelah buang air besar atau setelah mencuci pakaian
dalam anak yang terkena feses.

Cara penanganan penyakit diare

 Menjaga kebersihan tangan secara teratur untuk mencegah penularan penyakit diare.
Contohnya, bisa dengan mencuci tanganbersih-bersih menggunakan sabun sebelum makan dan
minum
 Jika makan diluar rumah, pilihlah tempat makan dan minum yang bersih dan terjamin, biasanya
makannan yang dihidangkan dalam keadaan panas akan lebih baik daripada makanan yang
dihidangkan dalam keadaaan dingin
 Cucilah buah yang anda beli sebelum menikmatinya dan menggunakan pisau yang sudah dicuci
bersih untuk mengupas kulitnya
 Jika sudah terkena penyakit diare, minumlah obat yang khusus unyuk mengobati diare atau
minumlah campuran garam dan gula unyuk menghindarkan tubuh dari dehidrasi atau
kekurangan cairan
 Perbanyak minum air putih untukmenggantikan cairan tubuh yang hilang akibat seringnya buang
air besar. Gunakanlah air mineral yang bersih dan sudah dimasak sampai mendidih
 Badan yang lemas akibat diare ini memerlukan istirahat yang cukup sehingga kondisi tubuh
dapat pulih kembali. Oleh karenanya perbanykalah istirahat.
 Makan makanan yang hangat dan lembek selama diare. Hindari untuksementara sayuran, buah-
buahan, agar-agar,dan makanan-makanan yang berserat tinggi.

http://www.anneahira.com/makalah-penyakit-diare.htm

Anda mungkin juga menyukai