Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SWAMEDIKASI

“WASIR”

Dosen Pengampu:
Dr. Titik Sunarni., M.Si., Apt

Oleh:
1. Anariska Fida Agustin (2020394339)
2. Anna Khoirun Nisaak (2020394342)
3. Aprilia Dwi Kartika Sari (2020394344)
4. Ary Krisbianto (2020394347)
5. Asy Shahid Abdillah Musa (2020394350)

PROGRAM PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXIX


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………. 1

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………. 2

A. Latar Belakang………………………………………………… 2

B. Rumusan Masalah……………………………………………... 3

C. Tujuan…………………………………………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….. 4

A. Definisi………………………………………………………… 4

B. Klasifikasi……………………………………………………... 4

C. Etiologi………………………………………………………… 6

D. Gejala Wasir…………………………………………………... 7

E. Patofisiologi…………………………………………………... 8

F. Manifestasi Klinis……………………………………………. 8

G. Penatalaksanaan Hemoroid…………………………………... 8

1. Penatalaksaan Non Farmakologi………………………… 8

2. Penatalaksanaan Farmakologi…………………………… 9

3. Penatalaksanaan Invasif…………………………………. 10

H. Contoh Kasus………………………………………………… 11

BAB III PENUTUP…………………………………………………… 13

A. Kesimpulan…………………………………………………... 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 14

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid dikenal di masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien
merupakan penyakit yang sering dijumpai dan telah ada sejak jaman dahulu.
Namun masih banyak masyarakat yang belum mengerti bahkan tidak tahu
mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini (Bagian Patologi FK UI,
1999). Hemaroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemorodialis dengan
penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho,
2011). Hemoroid (wasir) merupakan dilatasi karena varises pada pleksus venosus
di submukosa anal dan parianal (Mitchell, 2006).
Secara anatomi hemoroid bukanlah penyakit, melainkan perubahan
fisiologis yang terjadi pada bantalan pembuluh darah di dubur, berupa pelebaran
dan pembengkakan pembuluh darah dan jaringan sekitarnya (Mansjoer, 2000).
Benjolan di dalam anus yang mau tak mau membuat rasa sangat tidak nyaman,
baik saat duduk, berdiri, ataupun saat buang air besar. Kondisi pekerjaan jaman
sekarang yang mengkondisikan kita duduk lama di depan komputer, kebiasaan ini
akan memicu resiko terkena wasir atau ambeien. Sebagian orang perlu
memerlukan pertolongan medis, yakni mereka yang mengeluhkan terjadi
perdarahan, adanya benjolan dan gatal-gatal pada anus. Hemoroid atau wasir
dapat menyerang laki-laki atau wanita. Pada umumnya wasir terjadi menjelang
usia lanjut, paling banyak pada kelompok usia 30 sampai 50 tahun, tetapi jarang
pada anak-anak (Sjamsuhidayat, 2004).
Usia yang semakin tua membuat penopang jaringan tubuh menjadi
semakin lemah, kelebihan berat badan, memiliki riwayat keluarga yang menderita
hemoroid sampai kondisi pekerjaan zaman sekarang yang mengkondisikan duduk
lama depan komputer akan memicu resiko terkena ambeyen/wasir. Pada penderita
wasir umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit apabila
bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Pada penderita wasir parah

2
3

terkadang sulit diobati sehingga bisa diberi tindakan operasi pengangkatan wasir
yang bisa memberi efek samping yang terkadang tidak baik. Oleh sebab itu wasir
perlu diwaspadai dan ditangani dengan baik agar mudah diobati.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah definisi dari penyakit ambeien (hemoroid)?
2. Apa saja klasifikasi dari penyakit ambeien (hemoroid)?
3. Apa saja faktor penyebab dan gejala dari penyakit ambeien (hemoroid)?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit ambeien (hemoroid)?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit ambeien (hemoroid).
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit ambeien (hemoroid).
3. Untuk mengetahui faktor penyebab dan gejala dari penyakit ambeien
(hemoroid)
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit ambeien (hemoroid).
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung
pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Anus merupakan
lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran) keluar dari
dalam tubuh. Rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus,
dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus. Hemoroid
bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus),
perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Wasir yang tetap berada di
anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus
disebut hemoroid eksterna (wasir luar) (Sudoyo, 2006)

D. KLASIFIKASI
Menurut asalnya hemoroid dibagi menjadi:
1. Hemoroid eksterna
Hemoroid eksterna adalah terjadinya varises pada pleksus hemorodialis
inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit. Hemoroid ini
diklasifikasikan sebagai akut dan kronik.
a. Hemoroid eksterna akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada
tepi anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut
hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal
karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

4
5

b. Hemoroid eksterna kronik berupa satu atau lebih lipatan kulit anus
yang terdiri dari jaringan dan sedikit pembuluh darah

2. Hemoroid interna
Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus hemoroidalis
superior, di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa. Terdapat empat derajat
hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi.
Dapat diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolapse jaringan di luar anus saat
mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat
kembali secara spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan
dapat terjepit di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan
ulserasi.
6

E. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hemorrhoid/wasir bermacam-macam yaitu (Sudoyo,
2006):
1. Wasir dapat diturunkan secara genetik, atau karena memang lemahnya
pembuluh darah vena di rektum atau anus
2. Terlalu sering dan kuat mengedan (kesulitan buang air besar atau diare)
3. Duduk yang terlalu lama
4. Hipertensi (darah tinggi)
5. Diare kronik
6. Obesitas (kegemukan)
7. Gaya hidup yang malas (pasif)
8. Konsumsi alkohol dan kopi dalam jumlah banyak. Alkohol dapat
menyebabkan penyakit hati yang pada akhirnya akan menimbulkan
penyumbatan aliran pembuluh darah pada rektum atau anus, sedangkan
mengkonsumsi terlalu banyak kopi dapat menyebabkan hipertensi.
Keadaan dehidrasi (kekurangan cairan) dapat juga menjadi faktor
penyebab. Dehidrasi dapat menyebabkan tinja yang keras dan kesulitan
buang air besar.
9. Kehamilan karena perubahan hormonal
10. Kekurangan vitamin E merupakan faktor yang lainnya.
11. Makan makanan yang pedas atau "panas" (seperti misalnya durian,
kambing, tape, dll), mengejan, minuman beralkohol dan perjalanan
yang jauh.
12. Sembelit / konstipasi / obsitpasi menahun.
13. Penekanan kembali aliran darah vena seperti seperti pada kanker dubur,
radang dubur, penyempitan dubur, kenaikan tekanan pembuluh darah
7

porta (di dalam rongga perut), sakit lever jenis sirosis (mengkerut),
lemah jantung, dan limpa bengkak.

F. GEJALA WASIR
Gejala–gejala adanya penyakit wasir yaitu pertama-tama akan timbul rasa
panas, gatal, dan nyeri pada dubur, adanya tonjolan keluar dari rektum pada saat
buang air besar, tonjolan akan menjadi lebih besar seiring dengan tekanan
abdominal dan harus ditekan ke dalam dengan tangan. Wasir sering juga disertai
dengan pendarahan, dalam banyak kasus darah segar keluar bersama feses
sewaktu buang air besar. Rasa nyeri dan pendarahan bisa timbul dan hilang.
Penderita wasir merasakan ketidaknyamanan terus-menerus. Perdarahan dari
dubur mungkin hanya beberapa tetes saja tetapi bisa pula cukup banyak bahkan
kadang-kadang memancur keluar. Darah yang keluar merah muda atau segar.
Umumnya tidak ada rasa sakit. Rasa sesuatu yang mengganjal atau keluar
sementara atau setelah buang air besar adalah keluhan kedua yang sering
dikemukakan. Ini menyebabkan perasaan buang air besar yang belum tuntas
sehingga yang bersangkutan mengejan lebih kuat yang menyebabkan wasir
bertambah parah. Gejala hemorrhoid eksterna yang sering terjadi adalah ada
benjolan di anus (dubur), kadang berdarah, buang air besar campur darah, terasa
perih, nyeri, atau panas. Hati-hati jika terjadi perdarahan yang cukup banyak,
sebab hal ini dapat menyebabkan anemia (kurang darah)

G. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan teori pergeseran dinding saluran anal yang menyatakan
bahwa wasir berkembang ketika jaringan pendukung bantal anal hancur atau
memburuk. Ada tiga bantalan besar pada anal, terletak di anterior kanan, posterior
kanan dan sebelah lateral kiri dari lubang anus, dan berbagai jumlah bantalan kecil
yang terletak di antara keduanya. Perubahan ini meliputi dilatasi vena yang
abnormal, trombosis pembuluh darah, proses degeneratif pada serat kolagen dan
8

jaringan fibroelastik, distorsi dan pecahnya otot subepitel anal. Selain temuan di
atas, reaksi inflamasi yang melibatkan dinding pembuluh darah dan jaringan ikat
sekitarnya telah dibuktikan dalam spesimen hemoroid, dengan terkait ulserasi
mukosa, iskemia dan thrombosis.

H. MANIFESTASI KLINIS
Hemoroid menyebabkan rasa gatal, nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
thrombosis. Thrombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak
selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps (Smaltzer, 2002)

I. PENATALAKSANAAN HEMOROID
1. Penatalaksaan Non Farmakologi
Penatalaksanaan hemoroid pada umumnya meliputi modifikasi gaya
hidup, perbaikan pola makan dan minum dan perbaikan cara defekasi. Diet seperti
minum 30–40 ml/kgBB/hari dan makanan tinggi serat 20-30 g/hari. Perbaikan
pola defekasi dapat dilakukan dengan berubah ke jongkok pada saat defekasi.
Penanganan lain seperti melakukan warm sits baths dengan merendam area rektal
pada air hangat selama 10-15 menit 2-3 kali sehari.

2. Penatalaksanaan Farmakologi
a. Golongan lubricant-protectant
Obat-obat golongan ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa sakit
dan melindungi anus. Yang digunakan antara lain adalah oleum cacao, cod
liver oil, shark liver oil, oleum eukaliptus, gliserin, lanolin,
polietilenglikol dan lanolin.
b. Golongan Kortikosteroid
9

Obat golongan ini digunakan untuk menghadapi radang. Yang


digunakan antara lain hidrokortison asetat, prednisoolon, fluokortolon
trimetil asetat dan haukartolon kaproat.
c. Golongan anastetik lokal
Obat golongan ini digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan
gatal. Yang biasa digunakan antara lain Lidokain HCl, Benzokain HCl, dan
Dibukain HCl.
d. Golongan adstrigent
Golongan adstrigent bekerja memperkecil pembuluh darah yang
membesar atau membengkak. Yang digunakan antara lain Bi-subgalat : Bi-
resorcin, Bi-subjodida, Bbalsam peru, Balsam Nikaragua dan 2n-oksida.
e. Golongan antiseptika
Obat antiseptika dimaksuudkan untuk mencegah infeksi. Yang
digunakan antara lain asam borat, bensalkonium klorida, fenilmerkuri
nitrat dan fenol.
f. Obat golongan lain
Obat golongan lain meliputi antihistamin seperti difenhidramin
HCl dan klemisol undesilat, sedangkan vitamin yang digunakan antara lain
vitamin A, C, D, E.

Contoh Obat paten yang ada di pasaran :


a. Ambeven Tablet
Isi : Graptopyllum pictum – folia 30%, Sophorae japonicae – flos
15%, Rubia cardifolia – radix 15%, Coleus artropurpureus – folia 10%,
Sanguisorba officinalis – Radix 10%, Kaempferia angustifolia – rhizoma
10%, Curcuma heyneana – rhizoma 10%
b. Venaron Tablet
Isi : Sophorae japonicae flos extract 300 mg
c. Salep Hemocaine
Isi : Lidocain Hcl, Hydrocortisone acetat
d. Ultraproct N suppo
Isi : per 1 suppositoria mengandung 1 mg Fluokortolon pivalate, 40
mg lidokain hidroklorida

3. Penatalaksanaan Invasif
10

Penatalaksanaan invasif dilakukan bila manajemen konservatif mengalami


kegagalan, antara lain:
a. Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan
karet pengikat di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga
mengurangi aliran darah ke jaringan tersebut menyebabkan
hemoroid nekrosis, degenerasi, dan ablasi.
b. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau
sinar inframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid
interna.
c. Penatalaksanaan bedah dengan tindakan hemoroidektomi.

J. CONTOH KASUS
Kasus 1:
Ibu dina adalah seorang karyawati swasta. Ia berusia 23 tahun.
Setiap harinya bekerja sebagai sekertaris sebuah perusahaan garmen.
Kebiasaan makanannya tak rutin mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
setiap harinya. Minum air pun tak terlalu diperhatikan jumlahnya. Suatu
ketika, ia merasakan ada darah yang menetes setelah buang air besar.
Disangkanya ia mendapat menstruasi, namun setelah diperhatikan darah
tersebut berasal dari lubang anusnya. Ibu Dina diminta rekomendasi
kepada anda sebagai apoteker bagaimana terapi yang anda sarankan untuk
pasien tersebut ?

Assesment
Terapi farmakologi yang disarankan untuk mengobati keluhann
pasien adalah Ambeven dengan pemakaian dosis 3x sehari 2 kapsul selama
3 hari. Jika dalam waktu 3 hari keluhan tidak berkurang atau terjadi efek
samping yang tidak diinginkan segera untuk menemui dokter.
11

Terapi non-farmakologi disarankan untuk rutin mengkonsumsi


sayur dan buahan atau makanan tinggi serat lainnya untuk memperlancar
BAB serta banyak minum air putih dan disarankan untuk olahraga ringan
setiap harinya.

Kasus 2:
Seorang pasien berumur 50 tahun datang ke Apotek, pasien
tersebut mengeluh BAB nya susah dan sakit. Ia merasakan seperti ada
benjolan di sekitar lubang anus. Pasien susah menelan obat oral, ia
meminta apoteker untuk memberikan saran obat yang dapat digunakan
selain oral. Obat apakah yang dapat disarankan apoteker untuk pasien
tersebut?

Assesment
Terapi farmakologi yang disarankan untuk mengobati keluhan
pasien adalah salep Haemocaine untuk wasirnya. Digunakan dengan cara
mengoleskan salep pada bagian yang sakit 3x sehari.
Terapi non farmakologi dengan cara meminum air putih yang
banyak dan meningkatkan asupan serat baik dengan makanan maupan
minuman tinggi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung
pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Faktor penyebab
penyakit wasir yang paling umum antara lain: faktor keturunan karena dinding
pembuluh darah yang tipis dan lemah, mengejan terlalu keras pada waktu
defekasi, kontipasi atau diare kronik, posisi tubuh misalnya duduk dalam waktu
yang lama, penggunaan closet duduk/jongkok yang tidak tepat, kurang minum air,
kurang makan-makanan berserat (sayur dan buah). Gejala penyakit wasir adalah
pendarahan, benjolan pada anus, nyeri, rasa tidak aman, basah dan gatal.
Pengobatan swamedikasi wasir secara farmokologi dapat diberikan
Ambeven tablet, Venaron tablet. Untuk topikal dapat diberikan salep Haemocaine
maksimal 1 tube. Untuk sediaan suppositoria dapat diberikan Ultraproct Suppo.
Pengobatan swamedikasi wasir non farmakologi dapat dengan cara modifikasi
gaya hidup dengan memperbaiki pola makan dan minum, dan berolahraga yang
cukup.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, dkk., 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Medica


Aesculpalus FKUI. Jakarta.
Nugroho, Taufan. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.
Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, 1998, “ Buku Ajar Ilmu Badah”, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal.910-915.
Smaltzer, C, S. Dan Bare, G. B. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Sudoyo, A, W., Alwin, I, Setiyohadi, B, Simadribata, K. M., Setiati, S.
(2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 4, Jilid I. Jakrta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam FKUI

13

Anda mungkin juga menyukai