Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi


“penyakit ambeien(hemorrhoid) ”

Disusun Oleh :

Alviyana Herdianti (520E0031)

Dosen :
Sri Nurcahyati,SKM.,M,Epid

Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


STIKes Mahardika Cirebon
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesakan
penyusunan makalah ini tentang penyakit ambeien (hemorrhoid). Makalah ini
telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatanya. Untuk itu kami
menyamapaikan banyak terima kasih.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan
maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu degan kerendahan hati kami berharap kepada para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Cirebon,

Penulis

i
DAFTAR ISI

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambein, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah
mulai menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk
mengatasinya. Hemorrhoid atau wasir merupakan ganguan sirkulasi darah
yang berupa pelebaran pembuluh darah vena yang terjadi di dalam pleksus
hemorrhoidalis pada daerah anus (Bagian Patologi FK UI,1999).
Hemorrhoid ini sudah lama dikenal dan diduga masih termasuk salah satu
penyakit yang umum ditemukan dimana-mana. Namun dianggap sebagaia
penyakit yang memalukan, sehingga penderita enggan membicarakannya
dan kadang segan untuk memeriksakan diri karena timbulnya ditempat
yang kurang pantas yaitu diderah anus.
Di Indonesia sendiri, penderita hemorrhoid terus bertambah.
Berdasarkan data Depkes tahun 2008, prevalensi hemorrhoid di
Indonesia adalah 5,7% dari total popolesi sekitar 10 juta orang.
Hemorrhoid sangat sering terjadi dan dialami sekitar 35% pada
penduduk pria maupun wanita terutama yang berusia diatas 25 tahun,
dan jarang terjadi pada usia du bawah 20 tahun, kecuali pada wanita hamil.
Pada usia sekita 50 tahun. 50% individu mengalami berbagai tipe
hemorrhoid. Pasien dengan gangguan ini, melakukan pengobatan medis
akibat nyeri,adanya benjolan atau pendarahan pada anus. Walaupun bukan
penyakit yang berbahaya dan tidak mengancam nyawa, namun penyakit
ini dapat mengaggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan perasaan yang
sangat tidak nyamaan bagi penderitanya seperti rasa sakit dan sulit saat
buang air besar, dubur terasa panas, adanya benjolan di dubur, serta
perdarahan pada dubur dan lain-lain (Mansjoer,2000). Dalam kondis

i
dibolehkan untuk self-care (perawatan sendiri) dan lifestyle gaya hidup
(Sjamsuhidayat,2004).

B. Rumus Masalah
Adapun rumus masalah dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai
berikut
1. Apakah definisi dari penyakit ambeien (hemorrhoid)?
2. Apa saja factor resiko atau penyebab dari penyakit ambeien
(hemorrhoid)?
3. Apa saja gejala-gejala dari penyakit ambeien (hemorrhoid) ?
4. Bagaimana cara mencegah penyakit ambeien ( hemorrhoid)?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui defines dari penyakit ambeien (hemorrhoid).
2. Untuk mengetahui factor resiko atau penyebab dari penyakit ambeien
(hemorrhoid).
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari penyakit ambeien ( hemorrhoid).
4. Untuk mengetahui cara mencegah penyakit ambeien (hemorrhoid).

i
BAB II
PRMBAHASAN

A. Definisi Penyakit Ambeien(hemoroid)

Hemorrhoid merupakan gangguan sirkulasi darah yang berupa


pelebaran (dilatasi) pembuluh darah vena. Pelebaran pembuluh vena
sering terjadi didaerah anus. Pelebaran tersebut disebut venecsia atau
varises daerah anus dan perianus yang disebabkan oleh bendungan
darah dalam susunan pembuluh vena. Pelebaran pembuluh vena di
daerah anus tersebut disebut wasir, ambeien atau hemorrhoid (bagian
patologi FK UI,1999)
Hemorrhoid merupakan pelebarab dan inflamasi pembuluh daerah
vena didalam plexus hemorrhoidalis yang ada ada didaerah anus
(Sudoyo,2006). Hemorrhoid adalah vena –vena yang berdilatasi. Dan
membengkak dilapisan rectum ( Potter,2006)

Gambar 1. Bentuk Hemorroid

Hemoroid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila

i
sudah mulai menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan
untuk mengatasinya. Hemorrhoid dari kata “haima” dan “rheo”
dalam medis, berarti pelebaran pembuluh darah vena (pembuluh darah
balik) di dalam pleksus hemorrohoid yang ada di daerah anus.
Dibedakan menjadi 2 yaitu hemorrhoid dan hemorrhoid eksterna
yang pembagiannya berdasarkan letak pleksus hemorrhoidalis yang
terkena (Murbawani,2006).
1. Ambeien Internal (Hemorrhoid internal)
Hemorrhoid internal adalah pleksus vena hemorrhoidalis
superior diatas mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemorrhoid
internal ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan
submucosa pada rectum sebelah bawah. Hemorrhoid internal
sering diletakan dikanan depan, kanan belakang dan kiri lateral.
2. Ambeien Eksternal (Hemorrhoid Eksternal)
Pleksus hemorrhoid eksternal, apabila terjadi pembengkakan
maka disebut hemorrhoid eksternal (Isselbacher,2000). Letaknya
distal dari linea pectinea dan diliput oleh kulit biasa didalam
jaringan di bawah epitel anus, yang berupa benjolan karena
dilatasi vena hemorrhoidalis.
Ambein (hemorrhoid) dapat menyebabkan kesulitan untuk
defekasi. Hemorrhoid tidak hanya terjadi pada pria usia tua, tetapi
wanita bisa terjadi hemorrhoid. Usia muda dapat pula terjadi
hemorrhoid (Isselbacher,2000). Diperkirakan bahwa 50% dari
populasi yang berumur lebih dari 50 tahun menderita hemorrhoid
secara nyata atau minimal. Kebanyakan dari mereka tidak
memberikan keluhan (Robbins,1995).
Hemorrhoid sangat umum dan berhubungan dengan peningkatan
tekanan hidrostatik pada sistem porta, seperti selama kehamilan,
mengejan waktu berdefekasi, atau dengan sirosis hepatis
(Isselbacher,2000). Pada sirosis hepatic terjadi anastomosis normal

i
anatar sistem vena sistemik dan portal pada daerah anus
mengalami pelebaran.
B. Faktor Resiko Atau Penyebab Penyakit Ambeien (hemorrhoid)
Menurut (Sjamsuhidata & Jon,2004 ;Reeves,2001 ; Sudoyo, 2006 )
factor penyebab penyakit ambein anatar lain sebagai berikut :
1. Faktor keturunan karena dinding pembuluh darah yang tipis dan
lemah.
2. Mengejan terlalu keras pada waktu defekasi.
3. Kontipasi atau diare kronik.
4. Posisi tubuh misalnya duduk dalam waktu lama.
5. Penggunaan closet duduk/jongkok yang tidak tepat.
6. Hubungan seks peranal.
7. Kurang minum air.
8. Kurang makan-makanan berserat (sayur dan buah).
9. Kurangnya olahraga/mobilisasi.
10. Pola makan yang sembarangan
11. Sering mengangkan beban yang berat-berat.
12. Kebiasaan menahan BAB.
C. Gejala- Gejala Dari Penyait Ambeien (hemorrhoid)
Tanda dan gejala menurut Lumenta(2006) pasien hemorrhoid dapat
mengeluh hal-hal seperti berikut :
1. Pendarahan
Keluhan yang sering dan timbul pertama kali yakni : darah segar
menetes setelah buang air besar (BAB), biasanya tanpa disertai
nyeri dan gatal dianus. Pendarahan dapat juga timbul di luar waktu
BAB, misalnya pada orang tua, penderahan ini berwarna merah
segar.
2. Benjolan
Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ terduksi secara
spontan atau manual yang merupakan ciri khas atau karakteristik
hemoroid.

i
3. Nyeri dan rasa tidak nyaman
Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis ( sumbatan
komponen darah dibawah anus), benjolan keluar anus,polip
rectum,skin tag.
4. Basah, gatal dan hygiene yang kurang di anus
Akibat pengeluaran cairan dari selaput lender anus disertai
perdarahan merupakan tanda hemoroid internal, yang sering
mengotori pakaian dalam bahkan dapat menyebabkan
pembengkakan kulit.
D. Cara Mencegah Penyakit Ambaein (Hemorrhoid)
1. Minum banyak air putih.
2. Menambah asupan serat dalam makanan.
3. Tidak menunda untuk BAB.
4. Berolahraga secara teratur,bisa mencegah terjadinya konstipasi
menurunkan tekanan darah.
5. Menhindari obat-obatan yang menyebabkan kontipasi seperti obat
Pereda sakit yang mengandung kodein.
6. Jangan terlalu keseringan mengangkat beban berat.

Adapun tingkat keparahan wasir dibagi menjadi 4 stadium, antara


lain :

1. Stadium I : Jarang sekali dirasakan sehingga belum menganggu


aktivitas kita. Cirinya anatar lain yaitu pada anus terasa
panas,gatal,susah buang air besar.
2. Stadium II : Terasa sakit dan terjadi pendarahan ketika buang air
besar, terkadang benjolan dianus keluar disertai pendarahan, dan
wasir sering keluar dalam bentuk daging kecil dan dapat masuk
kembali tanpa bantuan tangan.

i
3. Stadium III :Menonjol saat mengejan, dan harus didorong
kembali sesudah defekasi, serta bisa ada pendarahan dan nyeri.
Saat ini terjadi maka akan menggangu aktivitas seseorang. Wasir
atau ambeien sering keluar walaupun masih berbentuk kecil,
sebesar jari kelingking.
4. Stadium IV : Wasir atau ambeien yang sudah mencapai stadium
IV akan sangat menggangu karena akan terus keluar walaupun
sudah didorong, dan bentuknya akan mulai Nampak jelas bahkan
cukup besar berbentuk lingkaranya disekitaran dubur.
Hemorrhoid merupakan sesuatu yang fisiologis,maka terapi
yang dilakukan hanya untuk menghilangkan keluhan, bukan untuk
menghilangkan pleksus hemorrhoidalis. Pada hemorrhoid derajat
I dan II terapi yang diberikan berupa terapi local dan himbauan
tentang perubahan pola makan. Dianjurkan untuk banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah yang banyak mengandung
air. Hal ini untuk memperlancar buang air besar sehingga tidak
perlu mengejan secara berlebihan.
Untuk pasien derajat III dan IV, terapi yang dipilih adalah terapi
bedah yaitu dengan hemoroidektomi. Terapi ini bisa juga
dilakukan untuk pasien yang sering mengalami perdarahan
berulang, sehingga dapat disebabkan anemia, ataupun untuk
pasien yang sudah mengalami keluhan- keluhan tersebut bertahun-
tahun. Dalam hal in dilakukan pemotongan pada jaringan yang
benar-benar berlebihan agar tidak mengganggu fungsi normal anus
(Murbawani,2006).

i
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999,


“Kumpulan Kuliah Patologi”, Jakarta, hal.263-279.

Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, 2000, “Harrison Prinsip-


Prinsip Ilmu Penyakit Dalam”, Volume 4, Edisi 13, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.159-165.

Lumenta, Nico A., 2006. Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya :
Manajemen Hidup Sehat. Gramedia. Jakarta.
Mansjoer, dkk., 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Medica Aesculpalus
FKUI. Jakarta.
Murbawani, E.A, 2006 “Wasir Karena Kurang Serat”, www. suaramerdeka. Com
Potter, & Perry, A. G., 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, Dan Praktik Edisi 4, Volume 2. Penerbit EGC. Jakarta.
Sjamsuhidajat, R, Wim de Jong, 1998, “ Buku Ajar Ilmu Badah”, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, hal.910-915.

Sudoyo, A.W., 2006 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FK UI. Jakarta

Underwood, J.C.E, 1999, “Patologi Umum dan Sistemik”, Volume 2, Edisi 2,


Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 468, 492.

Anda mungkin juga menyukai