Disusun Oleh :
DARMIATI
NIM. 070116B087
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami
berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yan terkena. Hemoroid juga
biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh
terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang muncul di luar stingfer anal disebut
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar
35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun
wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai
puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa,
tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal
1. Tujuan Umum
hemoridektomi
2. Tujuan Khusus
PPOK
PPOK
penyakit PPOK
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.
Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami
Suddarth, 2002)
pelebaran pembuluh (dilatasi) vena pada anus dan rektal. Pembuluh darah
tersebut disebut sebagai venecsia atau varises di daerah anus atau perianus.
darah dalam susunan pembuluh darah vena dan tidak hanya melibatkan
pembuluh darah, tetapi juga melibatkan jaringan lunak dan otot sekitar
2. Etiologi
c. Konstipasi, dapat terjadi jika feses terlalu kering yang timbul akibat
defekasi terlalu lama dan jumlah H2O yang diserap akan melebihi
g. Obesitas
a. Patofisiologi
daerah anus, karena vena ini berfungsi sebagai katup yang dapat
sistem portal. Selain itu portal tidak memiliki katub sehingga mudah
terjadi aliran balik. Fibroma uteri juga bisa menyebabkan tekanan intra
abdominal sehingga tekanan vena portal dan vena sistemik meningkat
terpisah dari otot sekitarnya sehingga vena prolap dan menjadi hemoroid.
tidak adekuat, berlama-lama ketika buang air besar, serta kondisi seperti
1) Hemoroid internal
IV sebagai berikut :
a) Derajat I : Apabila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak
anorektoskop
2) Hemoroid eksternal
b) Hemoroid kronis atau skin tag : Hemoroid ini berupa satu atau
lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat dan sedikit
pembuluh darah.
b. Pathway
Pre Hemoroidektomi
Post Hemoroidektomi
4. Manifestasi Klinis
a. Hemoroid
Tanda dan gejala yang muncul dari hemoroid internal maupun eksternal
1) Hemoroid internal
- Perdarahan rektal
- Gatal
2) Hemoroid eksternal
- Rasa terbakar
- Gatal
b. Post Hemoroidektomi :
Konstipasi
a. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksaan Konservatif
2008).
2) Pembedahan
fisura.
f) Permintaan pasien.
perdarahan.
e) Laser haemorrhoidectomy.
ukuran hemoroid.
Association, 2004).
(Halverson, 2007).
b. Penatalaksanaan Keperawatan
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pre Operasi
Subjektif
- Kebiasaan
2) Riwayat kehamilan
besar.
4) Gejala / keluhan yang berhubungan
(menetes)
digunakan)
Obyektif
dan apakah ada tanda trombus juga amati apakah ada lesi.
- Warna kulit
- Warna konjungtiva
- Pemeriksaan Hb
b. Post Operasi
2. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
konstipasi.
Post operasi
konstruktur nyeri.
perdarahan.
3. Rencana Keperawatan
Pre Operatif
Dx
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Konstipasi Setelah 1.Berikan dan 1.Mencegah
dilakukan anjurkan minum dehidrasi secara
berhubungan
tindakan kurang lebih 2 oral.
dengan keperawatan liter/hari.
selama 2 x 24 2.Berikan posisi
pembesaran
jam diharapkan semi fowler
vena konstipasi pada tempat 2.Meningkatkan
teratasi. tidur. usaha evakuasi
hemoroidalis.
KH: 3.Anjurkan feses.
a.Pola BAB mengkonsumsi
(1- makana tinggi 3.Makanan tinggi
normal
serat. serat dapar
2x/minggu).
4.Auskultasi melancarkan
b.Konsistensi bunyi usus. proses defekasi.
feses lunak.
c.Warna feses 5.Hindari 4.Bunyi usus
kuning. makanan yang secara umum
membentuk gas. meningkat pada
d.Klien tidak 6.Kurangi / diare dan
takut untuk batasi makana menurun pada
BAB. seperti produk konstipasi.
e.Tidak ada susu. 5.Menurnnkan
nyeri pada saat 7.Berikan distres gastrik dan
BAB. laktasif sesuai distensi abdomen.
program dokter.
6.Makanan ini
diketahui sebagai
penyebab
konstipasi.
7.Membantu
melancarkan
proses defekasi.
2. Nyeri Setelah 1.Berikan Posisi 1.Minimalkan
berhubungan dilakukan yang nyaman. stimulasi/meningkatkan
tindakan relaksasi.
dengan keperawatan 2.Meminimalkan
adanya selama 3 x 24 2.Berikan
tekanan di bawah
jam bantalan
hemoroid bokong/meningkatkan
diharapkan dibawah bokong
relaksasi.
pada daerah nyeri teratasi. saat duduk.
KH: 3.Untuk menentukan
anal. 3.Observasi
a.Wajah intervensi selanjutnya.
tanda-tanda
pasien tampak vital. 4.Pengalihan perhatian
meringis. melalui kegiatan-
b.Skala nyeri 4.Ajarkan teknik
kegiatan.
berkurang 0-3 untuk
atau hilang. menguranyi rasa
c.Klien dapat nyeri seperti
istirahat tidur. membaca,
menarik nafas 5.Meningkatkan
d.TTV
panjang, relaksasi.
Normal
TD: 100/80 menonton TV,
mmHg dll.
5.Berikan
kompres dingin 6.Menurunkan
pada daerah ketidaknyamanan fisik.
anus 3-4 jam
dilanjutkan
7.Mengurangi nyeri
dengan redam
dan menurunkan
duduk hangat 3-
rangsang saraf simpatis
4 x/hari.
dan untuk mengangkat
6.Berikan hemoroid.
lingkungan yang
tenang.
7.Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
analgesik,
pelunak feses
dan dilakukan
hemoroidectomi.
3. Perdarahan Setelah 1.Observasi 1.Untuk menentukan
berhubungan dilakukan TTV. tindakan selanjutnya.
tindakan
dengan 2.Monitor 2.Untuk menentukan
keperawatan banyaknya tingkat kehilangan
pecahnya selama 3 x 24 perdarahan cairan.
jam
vena klien.
diharapkan 3.Untuk mengetahui
hemoroidalis kekurangan 3.Kaji ulang tingkat kelemahan
nutrisi tingkat toleransi klien.
yang
terpenuhi. aktifiitas klien. 4.Mengurangi
ditandai KH: 4.Memandirikan ketergantungan
dengan a.Konjungtiva klien dalam aktifitas klien dengan
klien merah melakukan bantuan perawat.
perdarahan
muda. aktifitas sehari-
waktu BAB. Kolaborasi:
b.Hb Normal hari.
(12-14 g/dl). 1.Untuk menentukan
Kolaborasi: kebutuhan nutrisi yang
c.Tidak ada 1.Konsultasikan tepat pada klien.
perdarahan nutrisi untuk
v.hemoroid. 2.Untuk membantu
klien dengan proses pembekuan
d.Dapat ahli gizi. darah dan Untuk
melakukan 2.Berikan meningkatkan produksi
aktivitas vitamin K dan sel darah merah.
mandiri. B12 sesuai 3.Untuk menentukan
e.Klien tidak indikasi. diet yang tepat bagi
cepat lelah 3.Konsultasi klien.
setelah dengan ahli gizi.
beraktivitas. 4.Untuk menggantikan
4.Berikan cairan banyaknya darah yang
f.Aktifitas IV. hilang selama
klien sudah perdarahan.
tidak dibantu
oleh perawat.
Post Operatif
PENUTUP
A. Kesimpulan
perdarahan. Istilah hemoroid lebih dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh
masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah timbulnya rasa tidak nyaman.
Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga aspek kosmetik
B. Saran
2. Sarankan untuk tidak banyak duduk atau kegiatan yang menenkan daerah
bokong.
3. Sarankan untuk tidak terlalu kuat saat mengedan karena dapat menambah
besar hemoroid.
hemoroid.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W. I., & Setiowulan, W. (2001).
Kapita selekta kedokteran (Edisi Ketiga ed., Vol. Jilid 1). Jakarta: Media
Aesculaplus.
2012 - 2014. (M. Ester, Ed., M. Sumarwati, D. Widiarti, & E. Tiar, Trans.)
Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik
penyakit (6 ed., Vol. II). (H. Hartanto, Ed., & B. U. Pendit, Trans.) Jakarta:
EGC.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
Suddarth, B. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8 ed., Vol. 3).
Jakarta: EGC.
Jakarta: EGC.
Aeskulapius.
Nanda. 2011. Pedoman diagnosa keperawatan, Alih Bahasa Budi Sentosa. Jakarta:
Arima Medika.
Sudoyo Aru, dkk 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, 2, 3, edisi keempat.