Y DIRUANG
LAPORAN KASUS
Oleh :
HESTI WULANDARI
NIM : 161211177
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan berkatNya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan “Asuhan keperawatan pada pasien dengan hemoroid” .
Kami dapat menyelesaikan makalah ini karena adanya bantuan dari berbagai
pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan kepada kami.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat
membangun sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
BAB II
Konsep teoritis
A. Definisi Hemoroid
B. Etiologi Hemoroid
C. Anatomi fisiologi
D. Patofisiologi
E. Manifestasi klinis
F. Patofisiologi
G. komplikasi
H. pemeriksaan penunjang
I. penatalaksanaan
J. klasifikasi
K. WOC
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
B. Perencanaan
C. Implementasi
D. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan dan saran
BAB1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid
sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe
hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada
wanita hamil.Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan
janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena
hemoroidalis. Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh
kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa
waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe.Hemoroid
internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun
cul di luar stingfer anal disebut hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35%
penduduk.Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita.
Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak
pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat
menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman.Berdasarkan hal ini kelompok
tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.
Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir
anus mengalami bengkak yang kadang disertai pendarahan.Setiap orang pasti
memiliki hemoroid, cuma karena ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan.
Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia membesar dan berdarah. Meskipun
hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang, namun yang membesar dan
menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian hemoroid tidak
memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia 45 sampai 65
tahun.
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti
mengalir, sehingga pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang
mengalir.Namun secara klinis diartikan sebagai pelebaran vasa/vena didalam
pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik.tetapi akan
menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang baik.
Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh
penambahan jaringan disekitar vasa atau vena.
Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar
karena terasa sakit apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat
tekanan.Pada penderita hemoroid parah terkadang sulit diobati sehingga bisa
diberi tindakan operasi pengangkatan wasir yang bisa memberi efek samping
yang terkadang tidak baik.Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai dan ditangani
dengan baik agar mudah diobati.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami penyakit hemoroid
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penyebab hemoroid
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi
hemoroid
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tanda dan gejala hemoroid
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui patofiologi hemoroid
6. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui penatalaksanaan hemoroid
7. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui komplikasi hemoroid
8. Mahasiswa mampu memahami komplikasi hemoroid
9. Mahasiswa mampu memahami pemeriksaan penunjang hemoroid
10. Mahasiswa mampu memahami woc hemoroid
C. MANFAAT
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penyakit
hemoroid, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien hemorid
dan dan memberikan informasi kepada masyarakat dan bisa menjadi acuan serta
pedoman bagi dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit.
BAB II
KONSEP TEORITIS
A. Definisi hemoroid
Hemoroid adalah varises vena perineal hemoroid dapat internal dan eksternal.
Hemoroid internal merupakan varises dari fleksus hemoroidalis superior yang
terjadi diatas muko-kutaneus. Hemoroid ini dilapisi oleh membrane mukosa
dengan invasi oleh system saraf otonom, hemoroid merupakan factor yang umum
dan mempengaruhi baik laki-laki maupun perempuan pada usia berapun. Lebih
tinggi pada orang 20 hingga 50 tahun (black, 2014)
Hemo rrhoid berasal dari bahasa yunani yang berarti darah yang mengalir
( haem= darah, rhoos= mengalir). Hemorrhoid bukan hanya pelebaran vena
didalam pleksus hemoroidalis saja, tetapi juga melibatkan pembuluh darah,
jaringan lunak, dan otot kanalis anus.Masa Vaskular yang menonjol kedalam
lumen rektumbagian bawah atau areal perineal(Sandra M Nettina).
Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah, vena diarea anus yang berasal
dari fleksus hemoroidalis yang merupakan keadaan patologik (syamsuhidayat
r.wim.dejong 2010)
B. Etiologic hemoroid
Pada usia 50 tahun hapir sepuluh populasi mengalami hemoroid. Pembesaran
dari hemoroid disebabkan oleh pengkatan tekanan intra-abdomen, kehamilan,
konstipasi dengan mengejan diwaktu yang lama, obesitas, gagal jantung, duduk
atau berdiri lama dan siruis dengan hipoensiportal juga meningkat inseden
hemoroid (black, 2014)
Pwnyebab hemoroid belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor
prndukung yang terlibat diantaranya adalah konstipasi, mengejan berlebhan
kehamilan, konsusmsi makanan yang rendah serat, terlalu lama duduk,
peradangan pada usus seperti korilis viseratif, kondisi penuaan (mutagain & sari,
2013 p 690)
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis dibagi menjadi:
Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelainan organic
1. Hepar pada sirosis hepatis
fibrosis jaringan akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar
hipertensi portal, maka akan terbentuk kolateral antar lain ke esophagus dan
pleksus hemoroidalis.
2. Bendungan vena porta, thrombosis.
3. Tumor intra abdomen, terutama didaerah pelvis yang menekan vena sehingga
aliran terganggu, misal tumor ovarium, tumor rectum, dsb.
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan
aliran balik dari vena hemoroidalis.Beberapa factor etiologi telah digunakan,
termasuk konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan,
pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.Penyakit hati kronik
yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena
hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal.Selain itu
system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
a. Keturunan
Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
b. Anatomic
Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis
kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
c. Pekerjaan
Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang
berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
d. Umur
Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot
sfingter menjadi tipis dan atonis
e. Endokrin
Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi
hormon kelaksin)
f. Mekanis
Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi
dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
g. Fisiologis
Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
h. Radang
Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu
berkurang.
C. Anatomi dan fisiologi hemoroid
Anatomi
Bagian utama usus besar yang terakhir dinamakan rectum dan terbentang dari
kolon sigmoid mulai setinggi kista luka dan nerbentuk lekukan huruf s. lekukan
bagian bawah membelok kekiri waktu kolon sigmoid bersatu dengan rectum satu
inci dari rectum disebut kanalis ani dan dilindungi sfingtereksternal dan internal
panjang rectum dan kanalis ani sekitae15 cm.
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kanan dan kirisesuai dengan
suplai daraharteri mesentrika superior.
Rectum dan anus merupakan lokasi sebgai penyakit yang sering ditemukan
pada manusia. Penyebab umum konstipasi adalah kegagalan pengosongan rectum
saat terjadi peristaltic masa. Bila defekasi tidak sempurna rectum menjadi relaks
dengan keinginan dengan defekasi air tetap terus diabsorbsi oleh masa feses
sehingga fese menjadi keras dan menyebabkan lebih sukarnya defekasi
selanjutnya bila masa feses yang selanjutnya keras terkumpul disatu tempat dan
tidak dapat dikeluarkan maka disebut infaksi feses tekanan feses yang
berlebihanmenyebabkan timbulnyakongesti vena hemoroidalisinterna dan
eksterna (price, 2011 )
D. Manfestasi klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan
perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi.Hemoroid eksternal
dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan
oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid.Ini dapat
menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis.Hemoroid internal tidak
selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan
perdarahan atau prolaps.
Nyeri : hemoroid interna ( jarang ), hemoroid eksterna (sering)
Perdarahan
Anemia : perdarahan berulang
Penonjolan
E. Patofisiologi
Hemorrhoid suatu bantalan jaringan ikat dibawah lapisan epitel saluran anus.
Bantalan ini mengelilingi dan menahan anastomosis antara arteri rektalis superior
dengan vena rektalis superior, medial dan inferior. Bantalan ini juga mengandung
lapisan otot polos dibawah epitel yang membentuk massa bantalan. Bantalan ini
juga memberi informasi sensorik penting dalam membedakan benda padat, cair
atau gas. Secara teoritis, manusia 3 buah bantalan pada posterior kanan ,anterior
kanan dan lateral kiri. Apabila bantalan pembesaran menonjol keluar, thrombosis
hingga nyeri, atau mengalami perdarahan, kadaan patologis yang disebut
hemorrhoid.
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi,
konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas.Keempat hal diatas menyebabkan
peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan
elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis
mengalami prolaps.Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus
akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat
dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan
akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.
Menurut Price dan Wilson (2006), serta Sudoyo (2006) patofisiologi
hemoroid adalah akibat dari kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan
venous rektum dan vena hemoroidalis.Hemoroid timbul karena dilatasi,
pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh faktor-
faktor risiko/ pencetus dan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Faktor
risiko hemoroid antara lain factor mengedan pada buang air besar yang sulit, pola
buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama
duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan intra
abdomen karena tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan
tekanan janin pada abdomen dan perubahan hormonal), usia tua, konstipasi
kronik,diare kronik atau diare akut yang berlebihan, hubungan seks peranal,
kurang minum air, kurang makan makanan berserat (sayur dan buah), kurang
olahraga/imobilisasi.
Telah diajukan beberapa faktor etiologi yaitu konstipasi, diare, sering
mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan
tumor rectum.Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal sering
mengakibatkan hemoroid, karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah
kedalam sistem portal.Selain itu sistem portal tidak memiliki katup, sehingga
mudah terjadi aliran balik.Aliran balik vena dari kolon dan rektum superior
adalah melalui vena mesenterika superior, vena mesentrika inferior, dan vena
hemoroidalis superior (bagian dari sistem portal yang mengalirkan darah ke
hati).Vena hemoroidalis media dan inferior mengalirkan darah ke vena iliaka
sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik.Terdapat anastomosis antara vena
hemoroidalis superior, media, dan inferior, sehingga tekanan portal yang
meningkat dapat menyebabkan terjadinya aliran balik ke dalam vena dan
mengakibatkan hemoroid (Price dan Wilson, 2006).
F. Komplikasi
Komplikasi hemoroid antara lain :
Luka dengan rasa sakit yang hebat sehimgga pasien takut mengejan
dan takut bergerak
Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula ( saluran
tidak normal ) dari selaput lender usus /anus
Perdarahan akibat luka bahkan sampai terjadi anemik
Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh anus otot lingkar
sehingga tidak bias masuk lagi (dermawan 2010)
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak
nyeri.Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering
prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan
terasa padat dengan dasar yang lebar.Pemeriksaan colok dubur ini untuk
menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
2. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol
keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran.Penderita
dalam posisi litotomi.Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus
sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas
panjang.Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke
dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran
hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus
seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
3. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
4. Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang
Hemorrhoid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi, apalagi telah terjadi
thrombosis.
Colok dubur
Anuskopi
Proktosigmoidokopi
H. Penatalaksanaan hemoroid
1. Penatalaksanaan medis
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya.Tetapi hemorroid
eksterna selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam,
belum terbentuk trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan
nyeri. Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan
dengan:Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan
selama defekasi.
Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu
dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati
usus. Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk
dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel)
dan tirah baring.
· Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
· Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik
terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
· Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran
kecil.
· Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal
Adalah prosedur ligasi pita karet.Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan
bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat.Pita karet kecil
kemudian diselipkan diatas hemorrhoid.Bagian distal jaringan pada pita karet
menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas.Terjadi fibrosis yang
mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar.
Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain
merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid
sekunder dan infeksi perianal.
· Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan
jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun
hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas
karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka
yang ditimbulkan lama sembuh.
· Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal.Tindakan ini cepat dan
kurang menimbulkan nyeri.Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi
pada periode paska operatif.
· Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas,
yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
· Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat
semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan,
sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat
dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.Setelah
prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa
Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Perbaikan pola hidup,
Perbaikan pola makan minum,
Perbaiki pola atau cara defekasi :Bowel management program (BMP)
I. Woc hemoroid
J. Klasifikasi
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 :
1) Derajat 1
Timbul perdarahan varises atau tonjolan muosa tidak melalui arus dan
hanya dapat proktoskopi
2) Serajat 2
Terdapat thrombus didalam varises selalu keluar pada saat defekasi
3) Derajat 3
Keadaan dimana varises yang ke
luar tidak daPat masus lagi dengan sendirinya tapi dia harus didorong
4) Derajat 4
Satu saat ada tibul keadaa akut dimana varies yang kelar pada saat
defekasitidak dapat masus kembali
Hemoroid eksterna
Merupakan varies vena hemoroidalus inferior yang umumnya berada
dibawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat
tonjolan bengkak kebiruan pada pinggiran anusyang terasa sakit dan gatal.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS (PREOP)
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Biasanya dapat terjadi pada semua populasi baik perempuan maupun laki-laki biasanya
hemoroid sering terjadi pda usia 20 hingga 50 tahun
Keluhan utama
Biasanya pasien hemoroid dengan rasa tidak nyaman gatal dan adanya perdarahan
dianus Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB.Ada
benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
2. Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
b) Riwayat penyakit dahulu
Biasanya klien dengan pernah mengalami hemoroid sebelumnya
c) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit hemoroid
sebelumnya
3. Pola nutrisi
Biasanya pasien hemoroid mengeluhkan penurunan nafsu makan
4. Pola eliminasi
biasanya pasien hemoroid bising usus menurun tekstur feses bervariasi
5. Pola aktivitas
biasanya penurunan aktivitas, jarang berolahraga
6. Pola istirahat tidur
Biasanya klien mengalami penurunan istirahat tidur karena penyakit yang dialami
7. Pola kognitif /persepsi
Biasanya tidak ada masalah
8. Pola peran hubungan
Biasanya tidak ada masalah
9. Pola persepsi /konsepdiri
Biasanya tidak ada masalah
10. Pola seksualitas/ reproduksi
Biasanya klien mengalami penururunan karena adanya hambatan karena penyakit
11. Pola koping/ toleransi stress
Biasanya klien merasa khawatir terhadap penyakitnya
12. Pola keyakinan/nilai
Biasanya klien tidak ada hambatan dalam beribadah
B. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Rambut : biasanya rambut klien tidak ada masalah rambut bersih
Mata : biasanya simetris konjungtiva anemis, tidak ikterik
Hidung : biasanya simetris, tidak ada nyeri tekan bersih
Mulut : biasanya simetris, mukosa bibir kering gigi tidak ada masalah
Telinga : biasanya simetris, tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan, bersih dan
tidak ada lesi
Leher : biasanya tidak ada pembesaran kalenjer tiroid
Dada I = biasanya simetris tidak ada tarikan dinding dada
P = biasanya tidak ada masalah
P =biasanya normal
A = biasanya ventrikuler
Jantung : I = biasanya simetris
P = biasanya tidak ada pembesaran jantung, lesi, masa
P = biasanya normal
A = regular
C. Diagnosa Keperawatan
1. Deficit nutrisi b.d penurunan nafsu makan
2. Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit
3. Konstipasi b.d mortilitas gastrointestinal
4. Ansietas
Intervensi keperawatan
1. PENGKAJIAN
Meiputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pengkajian, agama, status, alamat,
biasanya hemoroid dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki berusia 20
hingga 50 tahun
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri pada bagian anus
Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien pernah mengalami penyakit hemoroid
Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya anggota kelurga tidak ada mengalami penyakit yang sama
2. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Biasanya klien tidak mengetahui nutrisi yang baik untuk kesaembuhanya dan
cara perawatan setelah operasi
3. Pola nutrisi/ metabolisme
Biasanya klien makan dengan baik dan sehat setelah dilakukan operasi
4. Pola eliminasi
biasanya eliminasi terganggu akibat dari operasi yang telah dilakukan klien
5. Pola aktivitas/latihan
Biasanya pola aktivitas klien terganggu akibat dari penyakit yang dialaminya
6. Pola aktivitas tidur
Biasanya pola aktivitas tidur klien terganggu karena nyeri yang dirasakan
7. Pola kognitif/ persepsi
Biasaya klien ingin cepat sebuh dari penyakitnya
8. Pola peran hubungan
Biasanya tidak ada masalah
9. Pola seksualitas /reproduksi
Biasanya terganggu akibat penyakitnya
10. Pola persepsi diri/ onsep diri
Biasanya tidak ada masalah, klien biasanya menerima penyakit yang
dialaminya
11. Pola koping/toleransi stress
Biasanya klien merasa cemas akibat penyakitnya
12. Pola keyakinan
Biasanya klien mengetahui agama dan keyakinanya
13. Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital
suhu : biasanya normal
nadi : biasanya normal
tekanan darah : biasanya normal
respirasi : biasanya normal
Kepala
Rambut : biasanya rambut klien bersih dan tidak ada masalah
Mata : biasanya simetris kiri dan kanan konjungtiva anemis
Hidung : biasanya simetris kri dan kanan tidak ada masa maupun peradangan
Mulut : biasanya mulut bersih, tida ada pembengkakan, mukosa bibir biasanya
kering
Telinga : biasanya simetris kri da kanan tidak ada peradangan dan tidak ada
nyeri tekan
Leher : biasanya simetris, tidak ada pembengkakan kalenjer tiroid
Dada : I =biasanya simertris kri dan kanan
P = biasanya tidak ada masa ataupn pmbengkakan
P = biasanya sonor
A = biasanya ventrikuler
Jantung I = biasanya simetris kiri dan kanan
P = biasanya normal tidak ada pembesaran jantung
P = biasanya normal
A = regular
Abdomen : I = biasanya simetris kiri dan kanan, datar
P = biasanya tidak ada peradangan
P = biasanya tidak ada masalah
A = biasanya normal
Ekstremitas : biasanya ekstremitas normal, reflekleks patella baik
Integumen : I =biasanya kulit kering
P = biasanya tidak ada nyeri tekan
Neurologi : biasanya tidak ada masalah
Payudara : normal
Genetalia : biasanya terdapat luka operasi
Rectal : biasanya terdapat perdarahanluka diarea rectal
D. diagnose keperawatan
1. nyeri akut
2. resiko terjadinya infeksi
3. gangguan mobilitas fisik
E. intervensi keperawatan
Arkanda, Sumitro. 1989. Ringkasan Ilmu Bedah. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Brunner & Suddarth.2001. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. Jakarta:
EGC.
Djuhari,Widjajakusumah. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Doenges (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Jusi, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskuler. Jakarta: Balai Penerbit.
Lauralee,Sherwood. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Parakrama,Chandrasoma. 2006. Ringkasan Patofisiologi Anatomi Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Price, Sylvia Anderson. 1984. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC.
Robbins, Stanley L. 1989. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC
Schrock, Theodore R. 1991. Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R. Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
Nama Mahasiswa :HESTI WULANDARI
NIM : 161211177
Ruang Praktek : R. BEDAH
Minggu ke - :7
Skrining Nutrisi
0 1 2 Nilai
2) Dirumah sakit
Frekuensi : 5x sehari
Jenis : air putih
Jumlah : 1 liter
Pembatasan cairan : tidak ada
Minuman yang disukai : klien mengatakan suka dengan juice alpokat
Intake cairan 24 jam
F. Infus Asering 500 cc
G. Air Mineral 1500 cc
50 x BB 15 x 50
IWL= = =31,2
24 Jam 24 Jam
Ouput cairan 24 jam
Urine = 1200 cc
Perhitungan balance cairan
Intake Cairan – Output Cairan
=(1500 cc + 500 cc) – (1200 cc +31,2)= 2000-1.2312=768 cc
Perubahan pada kulit
Keluhan pasien terkait masalah kulit : nyeri pada anus
Faktor resiko luka tekan :
Instrumen Penilaian Resiko Luka Tekan Norton
Keluhan pasien terkait masalah kulit (misalnya kering, gatal, adanya lesi) :
Yang dinilai 4 3 2 1
Total skor 13
Kriteria penilaian :
16 – 20 = tidak beresiko
12 – 15 = rentan resiko
< 12 = resiko tinggi
Pengkajian adanya luka/ulcer
Ukuran luka :
Kondisi luka :
Gambar luka :
. Pola eliminasi
BAB
Dirumah
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Warnah : kuning
Dirumah sakit
Frekuensi : 1x sehari
Konsistensi : lembek
Warnah :kuning
BAK
Dirumah
Frekuensi : 6x sehari
Jumlah : 1500 cc
Warna : kuning
Dirumah sakit
Frekuensi: 2x sehari
Jumlah : 1000 cc
Warna : kuning
Masalah dirumah sakit : -
Inkontinensia : tidak ada
Kesulitan mencapai toilet
Kateter : tidak
6. Pola aktivitas / latihan
Kemampuan perawatan diri (dibanru oleh keluarga )
1 Makan 5
3 Mandi 5
4 Berpakaian 5
5 Membersihkan diri 5
6 Berpindah/berjalan 5
TOTAL SKOR 45
Keterangan :
Nilai 0 bila pasien tidak dapat melakukannya, nilai 5 bila pasien dibantu
melakukannya dan nilai 10 bila pasien mandiri
0 – 20 = ketergantungan total
21 – 99 = ketergantungan sebagian
100 = mandiri
Total skor : 45
ketergantungan sebagian
b. Kebersihan diri
Dirumah
Mandi : 2xsehari
Gosok gigi : 2x sehari
Keramas : 2x seminggu
Potong kuku : 1x seminggu
Dirumah sakit
Mandi : 1x sehari
Gosok gigi : 1x sehari
Keramas : 1x/3 hari
Potong kuku : 1x seminggu
c. Alat bantu : pispot ditempat tidur
d. Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan
Rekreasi dan aktivitas dilakukan oleh pasien biasanya klien jalan jalan
pagi dengan anaknya dan menghabiskan waktu dirumah menonton TV
semenjak klien dirumah sakit klien tidak bisa melakukan aktivitas seperti
semula.
Olah raga : tidak
Kekuatan otot:
7. Pola istirahat tidur
Dirumah
Waktu tidur siang: 2jam
malam : 6 jam
Jumlah jam tidur : 8jam
Dirumah sakit
Waktu tidur siang : 1 jam
malam : 6 jam
Jumlah jam tidur : 7 jam
Masalah di RS : Terbangun
Merasa segar setelah tidur : Tidak
POLA KOGNITIF –PERSEPSI
Status mental: Sadar
Bicara: Nomal
Bahasa sehari-hari : Daerah
Kemampuan membaca : bias
Tingkat Ansietas: Sedang
Sebab, karena klien cemas dengan kondisinya sekarang
Pendengaran: DBN
Penglihatan: DBN
Vertigo: Tidak
Ketidaknyamanan/Nyeri: akut
Deskripsi : P :luka dan disetai adanya benjolan dianus
Q : nyeri dirasakan hilang timbul
R : nyeri dirasakan tajam
S : skala nyeri 7
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
Penatalaksanaan nyeri : klien minum obat penghilang nyeri
POLA PERAN HUBUNGAN
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Status Pekerjaan: Ketidakmampuan jangka panjang
Sistem pendukung: Pasangan
Keluarga serumah
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan dirumah sakit : tidak ada
masalah dalam keluarga selama di RS
Kegiatansosial : klien mengatakan sebelum dirs atau dirumah klien
melaksanakan wirid dan gotong royong bersama.
Lain-lain:
POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI
Tanggal Menstruasi Akhir(TMA) :
Masalah Menstruasi: Tidak
POLA PERSEPSI DIRI/ KONSEP DIRI
Body image/gambaran diri
cacat fisik
( ) perubahan ukuran fisik
( ) fungsi alat tubuh terganggu
( ) keluhan karena kondisi tubuh
( ) transplantasi alat tubuh
( ) pernah operasi
( ) proses patologi penyakit
( ) kegagalan fungsi tubuh
( ) gangguan struktur tubuh
( ) menolak berkaca
( ) overload peran
( ) konflik peran
( ) perubahan peran
( ) keraguan peran
( ) transisi peran karena sakit
Identity/identitas diri
1. PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran
TD : ........148/80mmhg..................
Lokasi : ................................
Tinggi badan
LILA
Kepala :
Leher
P : redup
P : timpani
Neurologi
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnostik
9-3-2020 Usg
9-3-2020 Ekg
Laboratorium
hematokrit 37-43 40
3. TERAPI
Tanggal Terapi yang Didapat Orderan
A. ANALISA DATA
No Data Penunjang Masalah Etiologi WOC
Keperawatan
1 1. DS : - klien mengatakan Nyeri akut Agen cidera adanya benjolan
nyeri dibagian anusnya fisik
-klien mengatakan nyeri
dirasakan seperti ditusuk- Peradangan
tusuk
DO :
Nyeri akut
-Klien tampak
meringis
-Klien tampak gelisah
-Nyeri bertambah saat
bergerak
-Skala nyeri 6
S : skala nyeri 6
DS :
2 Gangguan adanya benjolan
-Klien mengatakan sulit mobilitas fisik
Tidak bisa bergerak
menggerakkan
badanya karena Nyeri
nyeri dibagian anus
-Klien mengatakan Gangguan mobilitas
lemas pada badanya fisik
DO :
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang
berasal dari plexus hemorrhoidalis. Ftaktor terjadinya hemoroid adalah : Faktor mekanis
(kelainan sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intraabdominal) misalnya, mengedan
pada waktu defekasi. Fisiologis.Radang.Konstipasi menahun. Kehamilan.Usia tua. Diare
kronik.Pembesaran prostat.Fibroid uteri.Penyakit hati kronis yang disertai hipertensi portal.
Adapun piñatalaksanaan bedah adalah : Hemoroidektomi atau eksisi bedah dapat
dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama
pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemoroid diangkat dengan
klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.Setelah prosedur operatif selesai,
selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah.
Penempatan Gelfoan atau kassa oxygel dapat diberikan diatas luka anal (Smeltzer dan
Bare, 2002).Teknik operasi Whitehead dilakukan dengan mengupas seluruh hemoroidales
interna, membebaskan mukosa dari submukosa, dan melakukan reseksi.Lalu usahakan
kontinuitas mukosa kembali.Sedang pada teknik operasi Langenbeck, vena-vena
hemoroidales interna dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur dibawah klem
dengan chromic gut no. 2/0, eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan
jepitan jelujur dibawah klem diikat (Mansjoer, 2008).