Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Shigella adalah kuman patogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen penyebab
penkareyakit disentri basiler.berada dalam tribe Escherichiae karena sifat genetik yang saling
berhubungan, tetapi dimasukan dalam genus tersendiri ,yaitu genus Shigella karena gejala
klinik yang disebabkan bersifat khas.kuman berbentuk batang,ukuran 0.5-0.7 x 2-3 um,pada
pewarnaan Gram bersifat negatif Gram,tidak berplagel
Penyakit akibat bakteri merupakan penyakit yang sudah sering dijumpai di berbagai negara-
negara berkembang terutama di Indonesia. Penyakit ini juga bisa disebut penyakit
merakyat karena menyerang hampir seluruh lapisan masyarakat. Diantara penyakit infeksi yang
disebabkan berbagai bakteri, yang masih menjadi perhatian yaitu infeksi bakteri Shigella
dysenteriae. Shigella dysenteriae merupakan intestinal patogen yang menyebabkan penyakit
disentri basiler. Bakteri ini menyebabkan disentri yang berat dan invasive. Manifestasi klinis
yang ditimbulkannya dapat berupa diare sedang sampai banyak, yang disertai panas
dan mual, dengan sifat water (diare dengan komposisi feses didominan
cairan/air) ataupun diare berdarah. Selama ini digunakan antibiotik untuk mengobati
“bloody diarrhea” (diare disertai darah) dengan tujuan memperpendek masa sakit,
menurunkan morbiditas, dan mengurangi durasi perubahan siklus hidupnya.

1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana organisme dan karakteristik Shigella dysenteriae ?
2. Bagaimana morfologi dan identifikasi Shigella dysenteriae ?
3. Bagaimana diagnosis Shigella dysenteriae ?
4. Bagaimana pencegahan dan pengobatan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dysenteriae

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui organisme dan karakteristik Shigella dysenteriae
2. Dapat mengetahui morfologi dan identifikasi Shigella dysenteriae
3. Dapat mengetahui diagnosis Shigella dysenteriae
4. Dapat mengetahui pencegahan penyakit disentri yang deisebabkan oleh Shigella dysenteriae

D. Manfaat penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella dysenteriae (Anonimc, 2010).

B. Morfologi
Spesies Shigella adalah kuman patogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen
penyebab penkareyakit disentri basiler.berada dalam tribe Escherichiae karena sifat genetik
yang saling berhubungan, tetapi dimasukan dalam genus tersendiri ,yaitu genus Shigella
karena gejala klinik yang disebabkan bersifat khas.kuman berbentuk batang,ukuran 0.5-0.7
x 2-3 um,pada pewarnaan Gram bersifat negatif Gram,tidak berplagel
Ciri-ciri bakteri shigella disentriae :
 Batang pendek
 gram negative Tunggal
 Tidak bergerak
 Suhu optimum 370 C
 Tidak membentuk spora
 Aerobik, anaerobik fakultatif; Patogenik, menyebabkan disentri.

C. PATOGENESIS
Shigellosis disebut juga Disentri basiler, disentri sendiri artinya salah satu dari berbagai
gangguan yang ditandai dengan peradangan usus, terutama kolon dan disertai nyeri perut,
tenesmus dan buang air besar yang sering mengandung darah dan mucus. Habitat alamiah
bakteri disentri adalah usus besar manusia, tempat bakteri tersebut dapat menyebabkan
disentri basiler. Infeksi S.dysenteriae praktis selalu terbatas pada saluran pencernaan, dan
invasi bakteri ke dalam darah sangat jarang. S.dysenteriae menimbulkan penyakit yang
sangat menular dengan dosis infektif dari bakteri S.dysenteriae adalah kurang dari 103

3
organisme dan merupakan golongan Shigella sp yang cenderung resisten terhadap
antibiotic (Jewetz et al., 2005).
 S. dysenteriae dapat menyebabkan 3 bentuk diare :
a) Disentri klasik dengan tinja yang konsisten lembek disertai darah, mucus dan pus
b) Watery diarrhea
c) Kombinasi antara disentri klasik dengan tinja yang konsisten lembek disertai
darah, mucus, pus dengan watery diarrhea.

D. Gejalanya

Secara klasik, Shigellosis timbul dengan gejala adanya nyeri abdomen, demam, BAB
berdarah, dan feses berlendir. Gejala awal terdiri dari demam, nyeri abdomen, dan diare
cair tanpa darah, kemudian feses berdarah setelah 3 – 5 hari kemudian. Lamanya gejala
rata-rata pada orang dewasa adalah 7 hari, pada kasus yang lebih parah menetap selama 3
– 4 minggu. Shigellosis kronis dapat menyerupai kolitis ulseratif, dan status karier kronis
dapat terjadi.

E. Cara pengobatan pencegahannya

 Pengobatannya :

Pada infeksi ringan umumnya dapat sembuh sendiri, penyakit akan sembuh pada 4-7
hari. Minum lebih banyak cairan untuk menghindarkan kehabisan cairan, jika pasien sudah
pada tahap dehidrasi maka dapat diatasi dengan Rehidrasi Oral. Pada pasien dengan diare
berat disertai dehidrasi dan pasien yang muntah berlebihan sehingga tidak dapat dilakukan
Rehidrasi Oral maka harus dilakukan Rehidrasi Intravena. umumnya pada anak kecil
terutama bayi lebih rentan kehabisan cairan jika diare. Untuk infeksi berat Shigella dapat
diobati dengan menggunakan antibiotika termasuk ampicilin, trimethoprim-
sulfamethoxazole, dan ciprofloxacin. Namun, beberapa Shigella telah menjadi kebal
terhadap antibiotika, ini terjadi karena penggunaan antibiotika yang sedikit-sedikit untuk
melawan shigellosis ringan.
Terapi dengan rehidrasi yang adekuat secara oral atau intravena, tergantung dari
keparahan penyakit. Derivat opiat harus dihindari. Terapi antimikroba diberikan untuk
mempersingkat berlangsungnya penyakit dan penyebaran bakteri. Trimetoprim-

4
sulfametoksazole atau fluoroquinolon dua kali sehari selama 3 hari merupakan antibiotik
yang dianjurkan.
Siprofrklosasin, ampisilin, doksiklin, dan trimetoprimsulfametoksazol umumnya
menghambat isolat shigella dan dapat menekan serangan klinis akut disentri serta
memperpendek lamanya gejala. Obat tersebut mungkin tidak dapat memberantas
organisme dari saluran cerna. Resistensi terhadap berbagai obat dapat ditransmisikan
melalui plasmid, dan infeksi yang resisten ini telah tersebar luas. Banyak kasus disentri
shigella.
 Pencegahannya :
Pencegahan penyakit disentri yang disebabkan oleh Shigella dapat dilakukan dengan
langkah-langkah yang meliputi :
a. Cuci tangan dengan sabun
b. Menjamin ketersediaan air minum yang aman
c. Pembuangan limbah kotoran manusia yang aman
d. Pemberian ASI eksklusif pada bayi
e. Penanganan dan pengolahan makanan yang aman
f. Pengendalian alat

F. Cara identifikasi
 Uji Laboratorium Diagnostik
a) Spesimen
Spesimen untuk biakan dapat berasal dari feses segar, bercak lendir, dan asupan rektal.
Pada pemeriksaan mikroskopis sering ditemukan banyak leukosit dan beberapa eritrosit pada
sediaan feses. Jika spesimen serum dibutuhkan, harus diambil dengan jarak 10 hari untuk dapat
melihat peningkatan tiyer antibodi aglutinasi.

b) Kultur
Spesimen digoreskan pada media diferensial (misalnya, agar MacConkey atau EMB) dan
pada media selektif (agar enterik Hektoen atau agar Salmonella-Shigella) yang menekan
pertumbuhan Enterobacteriaceae lain dan organisme gram-positif. Koloni yang tidak berwarna
(laktosa-negatif) diinokulasi ke dalam agar triple sugar iron. Organisme yang gagal
membentuk dan menghasilkan asam tanpa disertai gas di bagian dasar dengan lereng yang
basa pada medium triple sugar iron, dan organisme yang nonmotil harus diperiksa lebih lanjut
dengan aglutinasi slide menggunakan antiserum yang spesifik untuk Shigella.

5
c) Serologi
Individu normal sering memiliki aglutinin yang aktif terhadap beberapa spesies shigella.
Namun, pemeriksaan serial titer antibodi dapat memperlihatkan peningkatan yang spesifik.
Serologi tidak digunakan untuk mendiagnosis infeksi shigella.

 Prosedur laboratorium untuk diagnosis etiologi penyakit infeksi :


1. Mikroskopis langsung
melalui pengecatan/pewarnaan spesimen dan meng identifikasi mikroorganisme secara
morfologis
2. Biakan/kultur
3. Tes Serologi
4. Diagnosis molekuler ,Hibridisasi DNA-DNA atau DNA-RNA untuk deteksi adanya gen-
gen spesifik patogen dari spesimen pasien
 Metode Pemeriksaan
Metode pemeriksaan dalam bidang mikrobiologi klinik meliputi pemeriksaan
mikroskopis, penanaman pada media perbenihan, uji kepekaan, pemeriksaan imunologis, dan
pemeriksaan mikrobiologi molekuler. Pemeriksaan mikroskopis dibagi menjadi dua, yaitu
pemeriksaan mikroskopis tanpa pengecatan dan pemeriksaan mikroskopis dengan pengecatan.
Penanaman dalam media perbenihan bertujuan memperoleh isolat murni. Media yang
dipergunakan ada dua macam, yaitu media umum dan media khusus. Prinsip pemilihan media
didasarkan pada mikroba yang akan dicari.Uji kepekaan bertujuan memperoleh obat yang
paling tepat untuk mikroba tertentu. Obat yang paling tepat untuk mikroba tertentu terkenal
dengan istilah drug of choice.

G. EPIDEMOLOGI
Genus Shigella ditemukan sebagai penyebab bacillary disentri oleh ahli mikrobiologi Jepang, Kiyoshi
Shiga pada1898. Shigella adalah penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air. Organisme
Shigella menyebabkan disentri basiler dan menghasilkan respons inflamasi pada kolon melalui
enterotoksin dan invasi bakteri.Bakteri Shigella dysenteriae dapat menyebabkan penyakit
disentri basilar. Disentri basilar adalah infeksi usus besar oleh bakteri patogen genus Shigella.
Shigella dysenteriae merupakan penyebab penyakit yang paling ganas dan menimbulkan
epidemi hebat di daerah tropis dan subtropis (Soedarto,1996). Pengobatan infeksi dapat
digunakan dengan antibiotik yang telah diresepkan secara luas seperti pada saat sekarang ini
(Gould and Brooker, 2003).

6
 Habitat
Habitat alami Shigella dysenteriae terbatas pada usus besar manusia dan binatang
menyusui, dimana Shigella dysenteriae memproduksi eksitoksin yang tidak tahan panas yang
mempengaruhi usus dan susunan saraf pusat. Penyebaran Shigella dysenteriae selalu terbatas
pada saluran pencernaan, penyebaran ke dalam aliran darah sangat jarang. Bakteri Shigella
dysenteriae dapat menimbulkan penyakit yang sangat menular (Jawetz et al., 2005).

 Sumber infeksi
Shigellosis Tersebar diseluruh dunia dipekirakan menyebabkan sekitar 600.000
kematian per tahun diseluruh dunia. Dua per tiga kasus dan yang kebanyakan meninggal adalah
anak-anak umur terjadi pada bayi berusia dibawah 6 bulan. Rata-rata serangan kedua pada
anggota keluarga mencapai diatas 40%. Wabah umumnya terjadi pada kelompok homoseksual,
pada kondisi “crowding”, ditempat-tempat dimana sanitasi lingkungan dan kebersihan
perorangan rendah seperti di penjara, tempat penitipan anak, panti asuhan, rumah sakit jiwa
dan pada tempat pengungsi yang padat.
Shigellosis ditularkan melalui rute fekal-oral melalui kontak langsung atau tidak
langsung dengan bahan tinja. Hal ini umumnya terjadi jika tangan tidak dicuci dengan baik
terutama setelah menggunakan kakus. Infeksi Shigella sp juga dapat diperoleh dari makanan
yang tercemar dengan bakteri ini. Selain itu sumber infeksi juga dapat disebabkan oleh lalat
yang membawa Shigella sp. Kejadian penyakit ini biasanya juga diikuti oleh infeksi sekunder
lainnya seperti kasus enteritis dan infeksi bakterial E.coli pada saluran pencernaan. Dosis
infektif yang rendah, sedikitnya 200 organisme yang dapat memfasilitasi penyebaran dari
orang yang satu dengan orang yang lain. Manusia dan beberapa primata hanya menjadi
reservoir Shigella.

 Penularannya
Shigella sp. dapat diperoleh dari makanan yang sudah terkontaminasi, walaupun
keliatannya makanan itu terlihat normal. Air pun juga dapat menjadi salah satu hal yang
terkontaminas dengan bakteri ini. Artinya, infeksi Shigella dapat terjadi jika ada kontak dengan
feses yang terkontaminasi dan makanan yang terkontaminasi.. Penyebaran Shigella adalah dari
manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan reservoir kuman. Dari karier ini Shigella
disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta
barang-barang lain yang terkontaminasi ke orang lain yang sehat.

7
H. Media pertumbuhannya
Sifat pertumbuhan adalah aerob dan fakultatif anaerob ,PH pertumbuhan 6,4-7,8 suhu
pertumbuhan optimum 37oC. Sifat koloni kuman adalah sebagai berikut kecil,halus,tidak
berwarna bila ditanam pada agar SS,EMB,Endo,Macconkey
Habitat alami Shigella dysenteriae terbatas pada usus besar manusia dan binatang
menyusui, dimana Shigella dysenteriae memproduksi eksitoksin yang tidak tahan panas yang
mempengaruhi usus dan susunan saraf pusat. Penyebaran Shigella dysenteriae selalu terbatas
pada saluran pencernaan, penyebaran ke dalam aliran darah sangat jarang. Bakteri Shigella
dysenteriae dapat menimbulkan penyakit yang sangat menular

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa; Shigella merupakan kuman
patogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen penyebab penyakit disentri basiller. Sampai
saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu: Shigella dysenteriae, shigella flexneri, shigella boydii,
dan shigella sonnei.
Shigella sangat menular dan membutuhkan dosis kurang dari 103 organisme untuk
menimbulkan infeksi. Proses patologik yang penting adalah invasi epitel mukosa, mikroabses
pada dinding usus besar dan ileum terminal yang menyebabkan nekrosis selaput mukosa,
ulserasi superfisial, perdarahan dan pembentukan pseudomembran pada daerah ulkus.

SARAN
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah pengembangan
wawasan ilmu pengetahuan lebih dalam tentang materi tersebut yakni Shigella dysenteriae,
sehingga dapat menyalurkan pengetahuan kita terhadap masyarakat.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai