Anda di halaman 1dari 8

KIE DAN SWAMEDIKASI

MUNTABER
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum KIE dan Swamedikasi

Disusun Oleh :
Imma Mauliasofa

(0540030212)

M. Yulian Firdaus

(0540031111)

Minda Ayu Marselina (0540026912)


M. Taqiy

(0540029711)

Dosen Pengampu :
Drs. Jamaludin Al Jef, Apt

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2016

MUNTABER
1. Pengertian Muntaber
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di
mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali.
Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang
juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang
anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena
daya tahan tubuhnya yang belum sekuat orang dewasa.
2. Penyebab Muntaber
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus,
parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang
disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau
kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini
dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta
makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga
dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus
menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial
menimbulkan wabah muntaber.
E.coli dan Shigella adalah dua jenis bakteri yang paling sering menginfeksi
saluran pencernaan. Bakteri E.coli menyebabkan diare dengan menyerang langsung
dinding saluran pencernaan, dan mengiritasinya. Infeksi karena E.coli sering terjadi
karena makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri atau bisa juga
karena masakan yang kurang matang. Pada beberapa kasus diare dan muntaber,
aktivitas bakteri juga bisa menimbulkan kerusakan pada lapisan saluran pencernaan.
Akibatnya, terjadi perdarahan yang keluar bersamaan dengan kotoran.
Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio
parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12
grup antigen O dan sekitar 60 tipe antigen K yang berbeda. Strain patogen pada
umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas
(fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 24
jam, tetapi dapat berkisar antara 4 30 jam.

Faktor-faktor penyebab muntaber diatas dapat digolongkan menjadi :

Faktor Agent
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri,
virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman
yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya

kelaparan atau kekurangan protein.


Faktor Host
- Usia: penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia
dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya

belum sekuat orang dewasa.


- Jenis Kelamin: laki-laki dan juga perempuan
Faktor Environment
Kondisi lingkungan yang kurang bersih dan sehat sehingga masih ada
penyebab bakteri muntaber selain itu kurangnya kesadaran sosial terhadap
kebersihan dan makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi
yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak.
Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan menjadi

kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber.


Port of Entry and Exit
- Melalui cairan dari mulut (muntah), yang kurang bersih membersihkanya
- Melalui secret dari anus yang belum bersih,dan air yang digunakan ikut
tercemar karena muntaber menyebar melalui air

3. Gejala Muntaber
Tanda gejala Muntaber adalah sebagai berikut :
Sakit perut yang hebat
Kembung pada perut, mual dan muntah-muntah
terjadi demam tinggi (yang bisa mencapai 38C atau lebih)
Kepala terasa pusing dan berat
kurang atau hilangnya nafsu makan
Lemas
Elastisitas kulit menurun, bahkan halusinasi
4. Penularan Muntaber
Penularan muntaber yang paling cepat adalah melalui:
- Infeksi kuman, terjadi apabila anak mengonsumsi makanan atau minuman yang
-

terkontaminasi tinja atau muntahan penderita muntaber.


Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita atau pembawa kuman
(carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang tempat. Tinja dan muntahan
tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai dan air sumur. Orang

sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian
-

dapat menderita muntaber.


Penularan langsung, terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan
untuk menyuap makanan.
Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum
mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi
makanan atau minuman tanpa memperhatikan kebersihan makanan yang
dikonsumsi. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri,
merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber.

5. Penatalaksanaan Muntaber
Bahaya utama dari penyakit muntaber adalah kehilangan cairan yang terlalu
cepat, terutama pada anak-anak. Kehilangan cairan yeng berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan bisa berakibat fatal jika
tidak segera diatasi. Muntaber ini jauh lebih berbahaya dibanding jika seseorang hanya
menderita diare (mencret) saja atau muntah saja. Apalagi jika muntah dan berak yang
dialami lebih dari empat kali dalam sehari dan disertai dengan demam tinggi. Jika tidak
segera ditangani, penderita muntaber dapat mengalami syok bahkan kematian.
Dehidrasi adalah dimana tubuh kita mulai kekurangan cairan karena kurangnya
asupan air ke dalam tubuh total, berupa hilangnya air lebih banyak dari yang masuk ke
dalam tubuh. Dehidrasi tidak bisa dianggap sepele, sering kali kita tidak menyadari
bahwa kita telah mengalami dehidrasi. Sebelum tanda-tanda dehidrasi disadari, banyak
fungsi tubuh yang meliputi sel, jaringan, dan organ yang sudah banyak terganggu.
Usaha pertama dalam penanganan muntaber adalah memberinya sebanyak
mungkin cairan. Karena dalam kasus muntaber, hal yang paling fatal jika tidak
segera ditangani adalah terjadinya dehidrasi pada penderita. Karena itu, perlu
pemberian cairan pengganti atau rehidrasi. Dalam hal ini diberikan cairan oralit.
Oralit atau generik oralit merupakan larutan yang mengandung garam elektrolit
yang berfungsi sebagai penyeimbang kadar elektrolit didalam tubuh. Komposisi
larutan ini terdiri dari beberapa campuran garam elektrolit seperti NaCI (Natrium
Klorida), KCL (Kalium Klorida), Natrium Bikarbona, Glukosa Anhidrat,
Triodium Sitrat Hidrat. Selama penderita masih sadar dan dapat minum,
berikanlah cairan melalui mulutnya. Selain air, perlu pula dikembalikan garamgaram mineral yang ikut hilang.
Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memberikan larutan gula
garam (oralit) dengan segera begitu terlihat adanya gejala-gejala muntaber agar

tidak terjadi dehidrasi. Cara mencampur bahan : larutkan 1 sendok teh gula pasir
(4 gram) dan 1 ujung sendok teh garam dapur (1 gram) ke dalam segelas air
masak (200 cc). Jika yang terkena muntaber adalah bayi yang masih menyusu
ibunya maka ASI (Air Susu Ibu) terus diberikan. Segera bawa ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat jika sudah muncul tanda-tanda dehidrasi. Begitu
penderita mulai terserang berikan 2 atau 3 gelas larutan yang sudah jadi. Setelah
itu setiap kali penderita mencret atau muntah berikan 1 gelas lagi. Sementara
pertolongan pertama sudah terlaksana bawalah penderita penderita secepatnya ke
rumah sakit terdekat. Pemberian larutan hendaknya diteruskan sampai penderita
mendapat pertolongan dokter atau medis. Dengan cara sederhana tersebut
penggantian cairan tubuh dapat sesegera mungkin diatasi sehingga dehidrasi
dapat dihindari.
Berikut dosis penggunaan oralit berdasarkan usia yang diminum pada tiga
jam pertama :
- Usia dibawah 1 tahun = 300 ml atau 1,5 gelas
- Usia 1 5 tahun = 600 ml atau 3 gelas
- Usia 6 12 tahun = 1,21 atau 6 gelas
- Usia diatas 12 tahun Dewasa = 2,41 atau 12 gelas

Berikut penggunaan oralit berdasarkan usia yang diminum setelah BAB


atau muntah :
- Usia dibawah 1 tahun = 100 ml atau 0,5 gelas (setengah gelas)
- Usia 1 5 tahun = 200 ml atau 1 gelas
- Usia 5 12 tahun = 300 ml atau 1,5 gelas
- Usia diatas 12 tahun Dewasa = 400 ml atau 2 gelas
Adapun cara pemberian oralit jika sudah dalam bentuk kemasan adalah :
1.
Baca aturan pakai dan ikuti instruksi yang tertulis dalam kemasan supaya
tidak terjadi kesalahan dalam mencampur serbuk oralit dengan air sehingga
2.

jumlahnya berlebihan atau justru kurang.


Konsultasikan dengan tenaga kesehatan jika ragu-ragu dalam memberikan

3.

oralit.
Oralit diberikan sedikit-sedikit tapi sering supaya tidak semakin

4.

merangsang terjadinya muntah.


Jika Anda hendak memberikan oralit pada anak-anak sebaiknya

5.

menggunakan sendok dan jangan dengan botol.


Jika terjadi muntah saat pemberian oralit, tunggu dulu 10 menit kemudian
lanjutkan pemberian oralit perlahan-lahan.

Selain pemberian oralit, suplemen seperti zinc juga dapat diberikan.


Suplemen zinc 10 miligram untuk anak di bawah enam bulan sekali sehari, dan di
atas enam bulan berikan zinc 20 miligram sehari sekali, selama 10 hari untuk
mencegah diare selama tiga bulan ke depan. Sejak tahun 2004, WHO dan
UNICEF menandatangani kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare yaitu
pemberian oralit dan Zinc selama 10-14 hari. Hal ini didasarkan pada penelitian
selama 20 tahun (1980-2003) yang menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan
pemberian oralit disertai zinc lebih efektif dan terbukti menurunkan angka
kematian akibat diare pada anak-anak sampai 40%. Seng telah dikenal berperan
penting di dalam pertumbuhan sel dan fungsi kekebalan. Suplemen Zinc yang ada
di pasaran adalah Zinc Kid, Zinc Pro, L Sinc.
Probiotik juga digunakan dalam kasus diare. Probiotik merupakan bakteri
hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara
meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna sehingga
seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor
dalam sel epitel usus. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik
dapat dipakai dengan cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang
disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain. Terdapat banyak
laporan tentang penggunaan probiotik menyatakan lactobacillus aman dan efektif
dalam pengobatan diare akut infeksi pada anak, menurunkan lamanya diare kirakira 2/3 lamanya diare, dan menurunkan frekuensi diare pada hari ke dua
pemberian sebanyak 1 2 kali. Kemungkinan mekanisme efekprobiotik dalam
pengobatan diare adalah : Perubahan lingkungan mikro lumen usus, produksi
bahan anti mikroba terhadap beberapa patogen, kompetisi nutrien, mencegah
adhesi patogen pada anterosit, modifikasi toksin atau reseptor toksin, efektrofik
pada mukosa usus dan imunno modulasi.
Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotika
hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera, shigella,
karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus). Kecuali
pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena
bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi
yang menunjukkan secara klinis gejala yang berat serta berulang atau yang

menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala sepsis.
Pemberian antibiotika hanya pada kasus tertentu :
- Kolera : Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 2 hari )
- Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 3 hari )
- Shigella : Trimetoprim 5-10mg/kg/hari
- Sulfametoksasol 25-50mg/kg/hari Dibagi 2 dosis ( 5 hari )
- Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 ( 5 hari )
- Amebiasis : Metronidasol 30mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 5-10 hari)
- Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg ( maks
-

90mg ) ( im ) s/d 5 hari tergantung reaksi ( untuk semua umur )


Giardiasis : Metronidasol 15mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 5 hari )
Sedangkan penggunaan obat anti diare hanya simtomatis bukan spesifik

untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki kehilangan air dan elektrolit serta
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Karena di sisi lain, diare
merupakan mekanisme mengeluarkan toksi, racun, kuman, dan virus. Tetapi yang
terpenting adalah berikan makanan ke anak seperti biasa, rehidrasi (cairan
pengganti). Namun, pada suatu penelitian oleh Salazar-Lindo E dkk dari
Department of Pediatrics, Hospital Nacional Cayetano Heredia, Lima, Peru,
melaporkan bahwa pemakaian Racecadotril (acetorphan) yang merupakan
enkephalinase inhibitor dengan efek anti sekretorik serta anti diare ternyata cukup
efektif dan aman bila diberikan pada anak dengan diare akut oleh karena tidak
mengganggu motilitas usus sehingga penderita tidak kembung. Bila diberikan
bersamaan dengan cairan rehidrasi akan memberikan hasil yang lebih baik bila
dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi saja.
Kemudian untuk pemberian obat muntah pada penderita muntaber, pada
umumnya penderita infeksi diare disertai muntah yang hebat terjadi pada hari
pertama

sakit.

Pada

suatu

penelitian,

dilakukan

pengujian

dengan

membandingkan penggunaan dosis tunggal tablet ondansetron oral dengan


plasebo pada anak-anak yang datang ke bagian gawat darurat dengan
gastroenteritis akut pada anak. Studi ini menemukan bahwa anak-anak yang
diobati dengan ondansetron dapat mengurangi gejala muntah, mengurang
pemberian rehidrasi IV, dan memiliki waktu rawat lebih singkat dibandingkan
dengan pemberian placebo. Beberapa studi kecil juga menunjukkan penggunaan
Ondansetron yang efektif pada anak-anak. Adapun nama dagang Ondansentron
yang ada dipasaran adalah Cedantron, Dantroxal, Entron, Frazon, Invomit,
Lametic, Narfoz, Ondavell, Onetic 4, Trovensis, Vomceran, Vometraz, Vometron,

Zantron, Zofran. Obat muntah lainnya adalah golongan Domperidone,


diantaranya yang ada di pasaran adalah Vometa.
6. Pencegahan Muntaber
Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup
Penggunaan air bersih untuk minum
Mencuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum makan
Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya
Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapur
Menjaga kebersihan peralatan makan
Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
Memisahkan perangkat anggota keluarga yang terkena muntaber supaya

tidak menular pada yang lain


Jika Anda mempunyai bayi maka berikan ASI eksklusif sampai dengan 6
bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan
serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol.

SUMBER
1. Penanganan

Diare

(Muntaber,

Gastroenteritis

Akut)

Pada

Anak.

https://klinikanakonline.com/2009/07/31/dire-akut-pada-anak/. Diakses pada tanggal 23


September 2016 Pukul 11.00 WIB.
2. Daftar
Lengkap
Obat
Untuk

Diare

atau

Muntaber.

https://growup-

clinic.com/2014/05/20/daftar-lengkap-obat-untuk-diare-atau-muntaber/. Diakses pada


tanggal 23 September 2016 Pukul 11.58 WIB.
3. dr. Suparyanto, M.Kes. 2013. SEKILAS TENTANG PENYAKIT MUNTABER.
http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2013/04/sekilas-tentang-penyakit-muntaber.html.
Diakses pada tanggal 25 September 2016 Pukul 15.08 WIB.
4. Nova
Wijaya.
Pertolongan
Pertama

Pada

Muntaber.

http://www.novawijaya.com/2013/05/pertolongan-pertama-pada-muntaber.html.
Diakses pada tanggal 25 September 2016 Pukul 10.10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai