MUNTABER
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum KIE dan Swamedikasi
Disusun Oleh :
Imma Mauliasofa
(0540030212)
M. Yulian Firdaus
(0540031111)
(0540029711)
Dosen Pengampu :
Drs. Jamaludin Al Jef, Apt
MUNTABER
1. Pengertian Muntaber
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di
mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali.
Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi
perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang
juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang
anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena
daya tahan tubuhnya yang belum sekuat orang dewasa.
2. Penyebab Muntaber
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus,
parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang
disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau
kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini
dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta
makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga
dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus
menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial
menimbulkan wabah muntaber.
E.coli dan Shigella adalah dua jenis bakteri yang paling sering menginfeksi
saluran pencernaan. Bakteri E.coli menyebabkan diare dengan menyerang langsung
dinding saluran pencernaan, dan mengiritasinya. Infeksi karena E.coli sering terjadi
karena makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri atau bisa juga
karena masakan yang kurang matang. Pada beberapa kasus diare dan muntaber,
aktivitas bakteri juga bisa menimbulkan kerusakan pada lapisan saluran pencernaan.
Akibatnya, terjadi perdarahan yang keluar bersamaan dengan kotoran.
Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio
parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12
grup antigen O dan sekitar 60 tipe antigen K yang berbeda. Strain patogen pada
umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas
(fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 24
jam, tetapi dapat berkisar antara 4 30 jam.
Faktor Agent
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri,
virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman
yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya
3. Gejala Muntaber
Tanda gejala Muntaber adalah sebagai berikut :
Sakit perut yang hebat
Kembung pada perut, mual dan muntah-muntah
terjadi demam tinggi (yang bisa mencapai 38C atau lebih)
Kepala terasa pusing dan berat
kurang atau hilangnya nafsu makan
Lemas
Elastisitas kulit menurun, bahkan halusinasi
4. Penularan Muntaber
Penularan muntaber yang paling cepat adalah melalui:
- Infeksi kuman, terjadi apabila anak mengonsumsi makanan atau minuman yang
-
sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian
-
5. Penatalaksanaan Muntaber
Bahaya utama dari penyakit muntaber adalah kehilangan cairan yang terlalu
cepat, terutama pada anak-anak. Kehilangan cairan yeng berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan bisa berakibat fatal jika
tidak segera diatasi. Muntaber ini jauh lebih berbahaya dibanding jika seseorang hanya
menderita diare (mencret) saja atau muntah saja. Apalagi jika muntah dan berak yang
dialami lebih dari empat kali dalam sehari dan disertai dengan demam tinggi. Jika tidak
segera ditangani, penderita muntaber dapat mengalami syok bahkan kematian.
Dehidrasi adalah dimana tubuh kita mulai kekurangan cairan karena kurangnya
asupan air ke dalam tubuh total, berupa hilangnya air lebih banyak dari yang masuk ke
dalam tubuh. Dehidrasi tidak bisa dianggap sepele, sering kali kita tidak menyadari
bahwa kita telah mengalami dehidrasi. Sebelum tanda-tanda dehidrasi disadari, banyak
fungsi tubuh yang meliputi sel, jaringan, dan organ yang sudah banyak terganggu.
Usaha pertama dalam penanganan muntaber adalah memberinya sebanyak
mungkin cairan. Karena dalam kasus muntaber, hal yang paling fatal jika tidak
segera ditangani adalah terjadinya dehidrasi pada penderita. Karena itu, perlu
pemberian cairan pengganti atau rehidrasi. Dalam hal ini diberikan cairan oralit.
Oralit atau generik oralit merupakan larutan yang mengandung garam elektrolit
yang berfungsi sebagai penyeimbang kadar elektrolit didalam tubuh. Komposisi
larutan ini terdiri dari beberapa campuran garam elektrolit seperti NaCI (Natrium
Klorida), KCL (Kalium Klorida), Natrium Bikarbona, Glukosa Anhidrat,
Triodium Sitrat Hidrat. Selama penderita masih sadar dan dapat minum,
berikanlah cairan melalui mulutnya. Selain air, perlu pula dikembalikan garamgaram mineral yang ikut hilang.
Pertolongan pertama dapat dilakukan dengan memberikan larutan gula
garam (oralit) dengan segera begitu terlihat adanya gejala-gejala muntaber agar
tidak terjadi dehidrasi. Cara mencampur bahan : larutkan 1 sendok teh gula pasir
(4 gram) dan 1 ujung sendok teh garam dapur (1 gram) ke dalam segelas air
masak (200 cc). Jika yang terkena muntaber adalah bayi yang masih menyusu
ibunya maka ASI (Air Susu Ibu) terus diberikan. Segera bawa ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat jika sudah muncul tanda-tanda dehidrasi. Begitu
penderita mulai terserang berikan 2 atau 3 gelas larutan yang sudah jadi. Setelah
itu setiap kali penderita mencret atau muntah berikan 1 gelas lagi. Sementara
pertolongan pertama sudah terlaksana bawalah penderita penderita secepatnya ke
rumah sakit terdekat. Pemberian larutan hendaknya diteruskan sampai penderita
mendapat pertolongan dokter atau medis. Dengan cara sederhana tersebut
penggantian cairan tubuh dapat sesegera mungkin diatasi sehingga dehidrasi
dapat dihindari.
Berikut dosis penggunaan oralit berdasarkan usia yang diminum pada tiga
jam pertama :
- Usia dibawah 1 tahun = 300 ml atau 1,5 gelas
- Usia 1 5 tahun = 600 ml atau 3 gelas
- Usia 6 12 tahun = 1,21 atau 6 gelas
- Usia diatas 12 tahun Dewasa = 2,41 atau 12 gelas
3.
oralit.
Oralit diberikan sedikit-sedikit tapi sering supaya tidak semakin
4.
5.
menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala sepsis.
Pemberian antibiotika hanya pada kasus tertentu :
- Kolera : Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 2 hari )
- Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 3 hari )
- Shigella : Trimetoprim 5-10mg/kg/hari
- Sulfametoksasol 25-50mg/kg/hari Dibagi 2 dosis ( 5 hari )
- Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hari dibagi 4 ( 5 hari )
- Amebiasis : Metronidasol 30mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 5-10 hari)
- Untuk kasus berat : Dehidro emetin hidrokhlorida 1-1,5 mg/kg ( maks
-
untuk mengobati kausa, tidak memperbaiki kehilangan air dan elektrolit serta
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Karena di sisi lain, diare
merupakan mekanisme mengeluarkan toksi, racun, kuman, dan virus. Tetapi yang
terpenting adalah berikan makanan ke anak seperti biasa, rehidrasi (cairan
pengganti). Namun, pada suatu penelitian oleh Salazar-Lindo E dkk dari
Department of Pediatrics, Hospital Nacional Cayetano Heredia, Lima, Peru,
melaporkan bahwa pemakaian Racecadotril (acetorphan) yang merupakan
enkephalinase inhibitor dengan efek anti sekretorik serta anti diare ternyata cukup
efektif dan aman bila diberikan pada anak dengan diare akut oleh karena tidak
mengganggu motilitas usus sehingga penderita tidak kembung. Bila diberikan
bersamaan dengan cairan rehidrasi akan memberikan hasil yang lebih baik bila
dibandingkan dengan hanya memberikan cairan rehidrasi saja.
Kemudian untuk pemberian obat muntah pada penderita muntaber, pada
umumnya penderita infeksi diare disertai muntah yang hebat terjadi pada hari
pertama
sakit.
Pada
suatu
penelitian,
dilakukan
pengujian
dengan
SUMBER
1. Penanganan
Diare
(Muntaber,
Gastroenteritis
Akut)
Pada
Anak.
Diare
atau
Muntaber.
https://growup-
Pada
Muntaber.
http://www.novawijaya.com/2013/05/pertolongan-pertama-pada-muntaber.html.
Diakses pada tanggal 25 September 2016 Pukul 10.10 WIB.