Anda di halaman 1dari 6

BAB II PEMBAHASAN Ada beragam gangguan pencernaan yang perlu kita ketahui supaya kita lebih waspada dan

bisa melakukan usaha-usaha pencegahan. Salah satu gangguan pada pencernaan yang cukup berbahaya jika dibiarkan berlanjut adalah muntaber. Muntaber merupakan gangguan

pencernaan yang menyebabkan seseorang mengalami


Gambar : Penderita Muntaber Sumber: http://tips-sehatbahagia.blogspot.com

muntah dan berak secara bersamaan atau terpisah. Jika gangguan pencernaan yang satu ini tidak segera diatasi maka bisa dengan cepat membawa seseorang pada kondisi yang membahayakan jiwanya.

Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. A. Penyebab penyakit muntaber Flu perut atau muntaber merupakan suatu jenis infeksi pada sistem pencernaan, terutama usus dan lambung. Flu perut disebut juga gastroenteritis. Penyakit ini dapat disebabkan oleh bakteri parasit atau infeksi virus yang menyebar melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi Muntaber dapat disebabkan oleh adanya peradangan pada usus yang disebabkan oleh bakteri atau parasit seperti protozoa, cacing dan jamur. Muntaber juga dapat disebabkan oleh adanya infeksi saluran nafas atau radang tenggorokan, infeksi saluran kemih (kencing) dan penyakit tifus. Akan tetapi, yang paling sering menyebabkan muntaber adalah bakteri Eschericia coli (E.coli) yang menyerang usus. Biasanya muntaber terjadi karena seseorang mengkonsumsi makanan yang sudah tercemar dengan bakteri E.coli dan saat itu daya tahan tubuhnya sedang turun (tidak fit). Penyakit bisa mewabah akibat

lingkungan hidup kurang bersih dan makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Selain itu muntaber bisa juga disebabkan oleh suatu virus yang dinamakan Vibrio parahaemolyticus B. Gejala penyakit muntaber Bakteri yang masuk ke dalam saluran cerna lewat makanan yang telah tercemar akan menimbulkan radang pada saluran cerna sehingga muncul gejala seperti sakit perut, kembung, mual dan muntah-muntah. Muntaber juga dapat disertai dengan gejala demam tinggi (mencapai 38C atau lebih), kepala pusing, tidak nafsu makan, lemas, dan elastisitas kulit menurun. Beberapa anak bahkan mengalami halusinasi jika sudah mencapai taraf kekurangan cairan elektrolit dalam tubuh. Bahaya utama dari penyakit muntaber adalah kehilangan cairan yang terlalu cepat, terutama pada anak-anak. Kehilangan cairan yeng berlebihan dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) dan bisa berakibat fatal jika tidak segera diatasi. Muntaber ini jauh lebih berbahaya dibanding jika seseorang hanya menderita diare (mencret) saja atau muntah saja. Apalagi jika muntah dan berak yang dialami lebih dari empat kali dalam sehari dan disertai dengan demam tinggi. Jika tidak segera ditangani, penderita muntaber dapat mengalami syok bahkan kematian. Ada 3 jenis dehidrasi yang perlu kita ketahui supaya kita tahu sampai sejauh mana tingkat keparahan akibat kekurangan cairan dan supaya cepat mendapat penanganan. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut ini : Tidak dehidrasi : keadaan umum baik (masih bisa beraktifitas biasa), rasa hausnya masih normal, air kencing normal, ada air mata, mata tidak cekung, mulut/lidah basah, nafas normal, jika kulit dicubit akan kembali dengan cepat, denyut nadi normal, ubun-ubun normal/tidak cekung (pada anak). Dehidrasi tidak berat : tampak sakit, mengantuk, lesu, gelisah, rasa hausnya berlebih, air kencing sedikit gelap (keruh), air mata kurang, mata cekung, mulut/lidah kering, nafas agak cepat, jika kulit dicubit akan kembali dengan lambat, denyut nadi agak cepat, ubun-ubun cekung (pada anak). Dehidrasi berat : sangat mengantuk, tidak sadar, lemah, tidak dapat minum, tidak ada air kencing dalam waktu 6 jam, air mata tidak keluar, mata kering dan sangat cekung, mulut/lidah sangat kering, nafas cepat dan dalam, jika kulit dicubit akan kembali

dengan sangat lambat (lebih dari dua detik), denyut nadi sangat cepat, lemah, dan tidak teraba, ubun-ubun sangat cekung (pada anak). Usaha pertama untuk menolong penderita adalah dengan memberinya sebanyak mungkin cairan, sebelum dibawa berobat ke dokter atau Rumah Sakit. Selama penderita masih sadar dan dapat minum, berikanlah cairan melalui mulutnya. Selain air, perlu pula dikembalikan garam-garam mineral yang ikut hilang. Untuk itu, penderita sebaiknya juga diberi larutan oralit. Disamping pemberian oralit, makanan dan minuman lain (cairan rumah tangga) harus tetap diberikan. Jika yang terkena muntaber adalah bayi yang masih menyusu ibunya maka ASI (Air Susu Ibu) terus diberikan. Segera bawa ke tempat pelayanan kesehatan terdekat jika sudah muncul tanda-tanda dehidrasi. C. Cara Penularan Penyakit Muntaber Cara penularan muntaber adalah melalui infeksi kuman penyebab, terjadi bila mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan penderita muntaber. Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita atau pembawa kuman (carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang tempat. Tinja dan muntahan tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai dan air sumur. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian dapat menderita muntaber. Penularan langsung juga dapat terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk menyuap makanan. Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi makanan atau minuman tanpa memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi. Mengonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber. Oleh karena itu, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak-anak. Setelah terkontaminasi makanan yang mengandung bakteri, perut penderita terasa perih, nyeri, mual-mual hingga muntah, dan tak lama kemudian menderita muntaber. Nyeri di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, diikuti kekejangan otot yang serupa. Suhu badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan. Setelah beberapa hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya mengalami kekurangan cairan tubuh atau lazim disebut dehidrasi. Kondisi penderita melemah

sehingga akhirnya perlu dirawat di Rumah Sakit. Sering kali puluhan botol cairan infus perlu dihabiskan untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang. Kehilangan cairan tubuh yang cukup banyak sangat berbahaya, sebab semua reaksi kehidupan di dalam tubuh memerlukan cairan. Jika cairan tubuh berkurang, maka reaksireaksi kehidupan tersebut terancam terhenti. Ini yang menyebabkan mengapa penderita muntaber jika tidak segera ditolong dapat meninggal dunia. Bahaya kematian karena kekurangan cairan tubuh lebih tinggi risikonya terutama pada bayi dan balita. Memberikan larutan oralit atau larutan gula-garam adalah pertolongan pertama yang dapat Anda berikan apabila anak terlihat mengalami gejala muntaber. Kebiasaan buang air besar di kali, pantai, sawah atau di sembarang tempat, memudahkan penularan kuman penyakit ini. Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya membiasakan anak-anaknya untuk buang air besar di kakus, mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, serta minum air dan makan makanan yang sudah dimasak dengan benar. Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang muntaber daripada pada bayi yang disusui oleh ibunya. D. Cara Mencegah Penyakit Muntaber Ada banyak cara untuk mencegah muntaber, antara lain: 1. Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup 2. Penggunaan air bersih untuk minum 3. Mencuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum makan 4. Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya 5. Menjaga kebersihan jamban keluarga 6. Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC dan dapur 7. Menjaga kebersihan peralatan makan 8. Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak 9. Memisahkan perangkat anggota keluarga yang terkena muntaber supaya tidak menular pada yang lain 10. Jika Anda mempunyai bayi maka berikan ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol.

TUGAS EPIDEMIOlogi
PENYAKIT MUNTABER

Disusun Oleh :

Ikha Fatul Fadilah Sri Pujiasih

(103654029) (103654033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2013

DAFTAR PUSTAKA http://ummushofiyya.wordpress.com/2010/06/21/waspadai-gejala-muntaber/ http://sehat-secara-alami.blogspot.com/2012/07/gejala-dan-pengobatan-penyakitflu.html http://tips-sehat-bahagia.blogspot.com/2012/11/gejala-dan-penyebab-penyakitmuntaber.html http://santana.usahalink.com/artikelfull729-Menghindari-Wabah-Muntaber.html

Anda mungkin juga menyukai