Anda di halaman 1dari 8

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)


''PSIKOSOMATIK''

Pokok Bahasan : PSIKOSOMATIK


Hari/tanggal :
Tempat : Puskesmas Baqa Samarinda
Jam :
Waktu : 30 menit
Penyaji : Kelompok 4
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Baqa

I. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien menjadi hal yang harus diutamakan oleh setiap praktisi
kesehatan dan semua komponen rumah tenaga kesehatan Banyak hal yang bisa
dilakukan untuk menjaga keselamatan pasien antara lain dengan adanya Pencegahan
dan Pendekatan Psikologi religious pasien .

II. TUJUAN UMUM


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat :mengerti tentang pentingnya
menjaga kondisi psikologis pasien agar terhindar dari gejala psikosomatik.

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai psikosomatik sasaran diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dari psikosomatik
2. Menjelaskan penyebab psikosomatik
3. Menjelaskan kebiasaan pola fikir yang salah
4. Menjelaskan cara memaknai sakit dan masalah yang ada
5. Menjelaskan manfaat therapy mental spiritual
6. Memandirikan pasien agar mampu mengelola konsep fikir yang positif

III. MATERI
1. Pengertian psikosomatik
2. Penyebab psikosomatik
3. Kebiasaan pola fikir yang salah dalam memaknai sakit
4. Mengetahui gejala psikosomatik yang umumnya dirasakan oleh pasien
5. Cara mengatasi psikosomatik

IV. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD

V. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

VI. SUSUNAN TEMPAT

KETERANGAN : : Media
: Moderator
: Audiens

: Penyaji /Demonstrator

VII. RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan :
1. Menjawab salam
1. Memberi salam
2. Menjawab pertanyaan
2. Kontrak waktu 3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
4. Mendengarkan
5. Menjawab pertanyaan
4. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
5. Kontrak bahasa
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
2 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjawab pertanyaan
1. Menggali pengetahuan audiens
tentang pengertian psikosomatik
2. Memberikan reinforcement positif
kepada audiens 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan pengertian
narasumber
psikosomatik 3. Mendengarkan

1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan


tentang penyebab psikosomatik
2. Memberikan reinforcement positif
2. Mendengarkan
kepada audiens
narasumber
3. Menjelaskan penyebab
3. Mendengarkan
psikosomatik
1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan
tentang mengelola konsep fikir
dalam menjalani penyakit
2. Memberikan reinforcement positif
2. Mendengarkan
kepada audiens
narasumber
3. Menjelaskan kebiasaan pola fikir
3. Mendengarkan
yang salah
1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan
tentang cara pengentasan
psikosomatik
2. Memberikan reinforcement positif
2. Mendengarkan
kepada audiens
narasumber
3. Menjelaskan cara pola fikir yang
3. Mendengarkan
baik dalam menjalani penyakit
1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan
tentang pengertian psikoterapi
2. Memberikan reinforcement positif
2. Mendengarkan
kepada audiens
narasumber
3. Menjelaskan pengertian
3. Mendengarkan
mengentaskan psikosomatik
1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan
tentang tujuan mengentaskan
2. Mendengarkan
psikosomatik
narasumber
2. Memberikan reinforcement positif
3. Mendengarkan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
kepada audiens
3. Menjelaskan tujuan mengentaskan
psikosomatik
1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan
tentang manfaat mengenali gejala
psikosomatik 2. Mendengarkan
2. Memberikan reinforcement positif
narasumber
kepada audiens 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan manfaat mengenali
gejala psikosomatik
1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan
tentang cara polafikir yang positif
2. Memberikan reinforcement positif
2. Mendengarkan
kepada audiens
narasumber
3. Menjelaskan tentang mengentaskan
3. Mendengarkan
gejala psikosomatik
1. Menggali pengetahuan audiens 1. Menjawab pertanyaan
tentang cara pengentasan
psikosomatik
2. Memberikan reinforcement positif
2. Mendengarkan
kepada audiens
narasumber
3. Menjelaskan / mempraktekan psiko
3. Mendengarkan dan
therapy
mempraktekkan
3 5 menit Evaluasi :
1. Menyimpulkan inti penyuluhan 1. Mendengarkan
2. Menyampaikan secara singkat
2. Mendengarkan
materi penyuluhan
3. Memberi kesempatan kepada
3. Mengajukan pertanyaan
audiens untuk bertanya
4. Memberi kesempatan kepada
narasumber untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan 4. Mendengarkan penjelasan
dari pertanyaan yang
dilontarkan
4 5 menit Penutup :
1. Mendengarkan
1. Menyimpulkan materi penyuluhan
yang telah disampaikan
2. Membagikan liaflet
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
3. Menyampaikan terima kasih atas 2. Mengambil dan memakai
3. Mendengarkan
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
4. Mengucapkan salam
4. Menjawab salam

IX. KRITERIA EVALUASI

1) Evaluasi Struktur
1. Persiapan media yang akan digunakan ( Poster, leaflet)
2. Persiapan tempat yang akan digunakan
3. Kontrak waktu
4. Persiapan SAP

2) Evaluasi Proses
1. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan
2. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan
3. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
4. Narasumber menguasai materi dengan baik

3) Evaluasi Hasil Akhir


Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi
penyuluhan
LAMPIRAN MATERI PSIKOSOMATIK

1. Pengertian
Psosomatik adalah kecemasan berlebihan terhadap kondisi tubuh. Gangguan
psikosomatik merupakan gangguan psikis dan emosional yang melibatkan pikiran dan
tubuh, sehingga menyebabkan gangguan fisik
2. Penyebab terjadinya gejala psikosomatik
Penderita gangguan ini mengira ada kelainan pada fisiknya. Padahal, setelah
melalui konsultasi medis, tidak ditemukan kelainan apa pun, karena pada dasarnya,
para penderita psikosomatik ini sehat-sehat saja. Gejala yang dirasakan fisik tersebut
ternyata hanya pengaruh dari faktor-faktor mental, seperti pikiran, stres, dan
kecemasan
a. Keluhan fisik yang umumnya dirasakan penderita psikosomatik
b. Sakit kepala
c. Merasa lemah
d. Banyak berkeringat
e. Jantung berdebar
f. Sesak napas
g. Adanya gangguan pada lambung, diare, mual
h. dll

Penderita gangguan psikosomatik mengira ada kelainan pada fisiknya. Padahal,


setelah melalui konsultasi medis, tidak ditemukan kelainan apa pun, karena pada
dasarnya, para penderita psikosomatik ini sehat-sehat saja. Gejala yang dirasakan fisik
tersebut ternyata hanya pengaruh dari faktor-faktor mental, seperti pikiran, stres, dan
kecemasan.

Hasil penelitian dalam kurun waktu terakhir menunjukkan bahwa hampir 80% pasien
yang datang berobat adalah penderita psikosomatik. Meski demikian, gangguan
psikosomatik tidak sama dengan perasaan grogi atau cemas. Perasaan grogi hanya
menyebabkan ketidaknyamanan sesaat, ketika kejadian mendebarkan itu berlangsung.
Umumnya, gangguan psikosomatik disebabkan oleh beban pikiran yang tidak bisa
keluar atau tersalurkan. Selain itu, terlalu banyak membaca informasi di majalah
ataupun dari internet, tentang berbagai macam penyakit terkait gejala yang dirasakan
juga dapat memicu seseorang mengalami gangguan psikosomatik, karena para
penderita gangguan ini selalu ragu dengan kondisi fisiknya.

Selain merasa ragu, mereka juga cenderung menanggapi respons tubuh secara negatif
dan berlebihan, terutama terhadap suatu penyakit. Jadi, semakin banyak mereka
membaca tentang gejala suatu penyakit, semakin banyak pula sensasi gejala yang
akan mereka rasakan pada tubuh.

Mereka juga sangat sensitif dalam merespons rasa nyeri, daripada orang normal. Hal
ini disebabkan ketidakseimbangan serotonin dan nor-epineprin yang merupakan
neurotransmitter penting di otak.

Pasien psikosomatik memang harus diberi psikoterapi untuk menggali masalah


psikologis yang mereka alami, agar pikiran yang membebani mereka dihilangkan.
Dengan begitu, keluhan fisik pasien juga diharapkan menghilang.

Gangguan psikosomatis ini berkaitan dengan psikis seseorang sehingga cara


penatalaksanaannya pun harus menggunakan pendekatan psikologi. Beberapa
penganganan yang mungkin bisa diberikan pada pasien yaitu:

1. Psikoterapi: melalui pendekatan interpersonal, dan dilakukan oleh terapis.


Terapis memulai dengan menggali pengalaman stres yang dialami kemudian
membantu memberikan terapi relaksasi untuk menurunkan stres.
2. Layanan konseling: penanganan ini dilakukan dengan memberikan pasien waktu
untuk menceritakan semua permaslahan yang dipikirkannya. Dengan
menceritakan masalah pada orang lain maka stres dapat berkurang. Pasien juga
akan mendapatkan edukasi mengenai bagaimana cara koping stres yang baik.
3. Hipnotis: hipnotis perlu dilakukan oleh terapis yang sudah ahli. Metode ini
mungkin tidak bisa bersifat permanen dan ketika pasien mendapatkan stressor
baru mungkin membutuhkan terapi kembali. Hipnotis yaitu dengan mengubah
persepsi pasien terhadap stressor melalui alam bawah sadarnya.
4. Melakukan hobi yang disukai: ini merupakan bentuk koping individu dengan
teknik pengalihan perhatian. Melakukan hobi yang disukai dapat mengalihkan
pikiran termasuk mengalihkan stres, sehingga stres akan berkurang.
5. Beribadah kepada Tuhan: satu satunya tempat pertolongan yang paling manjur
adalah kepada Tuhan. Ketika merasa kesulitan, penuh tekanan atau stres sebaiknya
meminta pertolongan pada Yang Maha Kuasa.
6. Olahraga: olahraga selain dapat membentuk tubuh tetap sehat, juga mampu
menjaga pikiran tetap segar dan mengurangi stres.
7. Pemberian obat anti- depresan, anti cemas, atau golongan psikotropika:
penggunaan obat obatan seperti ini hanya pada kasus kasus tertentu yang sudah
kronis. Penggunaan obat obatan harus disarankan dan diresepkan oleh dokter
karena dapat berbahaya bagi tubuh apabila dosisnya tidak tepat.
6. Cara pengentasan psikosomatik
a. teori psikoterapi Islam
b. pendekatan tauhid dan aqidah
c. taat beribadah
d. konseling
e. salurkan kegiatan /hobi
f. dll

Anda mungkin juga menyukai