Anda di halaman 1dari 15

SPUTUM

Pengertian Sputum

Sputum adalah lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru, bronkus, dan
trakea yang mungkin dibatukkan dan dimuntahkan atau ditelan. Kata sputum
yang dipinjam langsung dari bahasa Latin meludah. Disebut juga dahak.

Sputum merupakan cairan yang diproduksi dalam alveoli dan bronkioli. Sputum
yang memenuhi syarat pemeriksaan harus betul-betul dari trakea dan bronki bukan
berupa air ludah. Sputum dapat dibedakan dengan ludah antara lain : ludah biasa
akan membentuk gelembung-gelembung jernih di bagian atas permukaan
cairan,sedang pada sputum hal ini jarang terjadi. Secara mikroskopis ludah akan
menunjukan gambaran sel-sel gepeng sedang pada sputum hal ini tidak
ditemukan . (Widman, 1994)

Klasifikasi Sputum

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume, dan konsistensinya, karena kondisi sputum biasanya
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan
sputum itu sendiri. Klasifikasi bentukan sputum dan kemungkinan penyebabnya :

Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan,kemungkinan


berasal dari sinus, atau saluran hidung, bukan berasal dari saluran napas
bagian bawah.
Sputum banyak sekali dan purulen ,kemungkinan karena proses supuratif
( abses paru )
Sputum yg terbentuk perlahan & terus meningkat ,tanda
bronchitis/bronkhiektasis.
Sputum,kekuning-kuningan, proses infeksi.
Sputum hijau, proses penimbunan nanah. Warna hijau ini dikarenakan
adanya verdoperoksidase yg dihasikan oleh PMN dlm sputum. Sputum
hijau ini sering ditemukan pada penderita bronkhiektasis karena penimbunan
sputum dalam bronkus yang melebar dan terinfeksi.
Sputum merah muda & berbusa, tanda edema paru akut
Sputum berlendir, lekat, abu abu putih, tanda bronchitis kronik
Sputum berbau busuk, tanda abses paru / bronkhiektasis

Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum biasanya diperlukan jika diduga adanya penyakit paru.


Membran mukosa saluran pernapasan berespons terhadap inflamasi dengan
meningkatkan keluaran sekresi yang sering mengandung organisme penyebab.
Perhatikan dan catat volume, konsistensi, warna dan bau sputum. Pemeriksaan
sputum mencakup pemeriksaan :

1. Pewarnaan Gram,biasanya pemeriksaan ini memberikan cukup informasi


tentang organisme yang cukup untuk menegakkan diagnose presumtif.

2. Kultur Sputum mengidentifikasi organisme spesifik untuk menegakkan


diagnose definitif. Untuk keperluan pemeriksaan ini, sputum harus dikumpulkan
sebelum dilakukan terapi antibiotic dan setelahnya untuk menentukan kemanjuran
terapi.

3. Basil Tahan Asam (BTA) menentukan adanya mikobacterium tuberculosis,


yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan warna
oleh alcohol asam. Sensitivitas :
4. Pemeriksaan sensitivitas, berfungsi sebagai pedoman terapi antibiotik dengan

mengidentifikasi antibiotik yang mencegah pertumbuhan organisme yang terdapat


dalam sputum.

5. Pemeriksaan sitologi ditujukan untuk mengidentifikasi adanya keganasan

(karsinoma) pada paru-paru. Sputum mengandung runtuhan sel dari percabangan


trakheobronkhial; sehingga mungkin saja terdapat sel-sel malignan. Sel-sel
malignan menunjukkan adanya karsinoma. tidak terdapatnya sel ini bukan berarti
tidak adanya tumor atau tumor yang terdapat tidak meruntuhkan sel.

6. Tes Kuantitatif :

Pengumpulan sputum selama 24 sampai 72 jam. Pemeriksaan kualitatif harus


sering dilakukan untuk menentukan apakah sekresi merupakan saliva, lendir, pus,
atau bukan. Jika bahan yang diekspektorat berwarna kuning-hijau biasanya
menandakan infeksi parenkim paru (pneumonia). Untuk pemeriksaan kualitatif,
klien diberikan wadah khusus untuk mengeluarkan sekret. Wadah ini ditimbang
pada akhir 24 jam. Jumlah serta karakter isinya dicatat dan diuraikan.

Manfaat Pemeriksaan Sputum

Pemeriksaan sputum bersifat mikroskopik dan penting untuk diagnosis etiologi


berbagai penyakit pernapasan. Pemeriksaan mikroskopik dapat menjelaskan
organism penyebab penyakit pada berbagai pneumonia bacterial, tuberkulosa, serta
berbagai jenis infeksi jamur. Pemeriksaan sitologi eksfoliatif pada sputum dapat
membantu diagnosis karsinoma paru-paru. Sputum dikumpulkan untuk
pemeriksaan dalam mengidentifikasi organisme patogenik dan menentukan apakah
terdapat sel-sel malignan atau tidak. Aktifitas ini juga digunakan untuk menkaji
sensitivitas (di mana terdapat peningkatan eosinofil). Pemeriksaan sputum secara
periodik mungkin diperlukan untuk klien yang mendapat antibiotik, kortikosteroid,
dan medikasi imunosupresif dalam jangka panjang, karena preparat ini dapat
menimbulkan infeksi oportunistik. Secara umum, kultur sputum digunakan dalam
mendiagnosis untuk pemeriksaan sensitivitas obat dan sebagai pedoman
pengobatan. Jika sputum tidak dapat keluar secara spontan, klien sering dirangsang
untuk batuk dalam dengan menghirupkan aerosol salin yang sangat jenuh, glikol
propilen yang mengiritasi, atau agen lainnya yang diberikan dengan nebulizer
ultrasonic.

Cara Pemeriksaan Sputum

1) Perlengkapan

Wadah specimen steril dengan penutup,

Sarung tangan disposable (bila membantu klien),

Disinfektan dan alat pengusap, atau sabun cair dan air,

Handuk kertas,

Label yang berisi lengkap,

Slip permintaan laboratorium yang terisi lengkap,

Obat kumur.

2) Persiapan

Tentukan metode pengumpulan dan kumpulkan peralatan yang sesuai.

3) Pelaksanaan
Jelaskan kepada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu
dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Diskusikan bagaimana
hasilnya akan digunakan untuk perawatan atau terapi selanjutnya. Berikan
informasi dan instruksi berikut pada klien:

a)Tujuan pemeriksaan, perbedaan antara sputum dan saliva, dan cara mendapatkan
spesimen sputum,

b) Jangan menyentuh bagaian dalam wadah specimen,

c) Untuk mengeluarkan sputumlangsung ke dalam wadah sputum,

d)Untuk menjaga bagian luar wadah tidak terkena sputum, bila memungkinkan,

e) Cara memeluk bantal secara kuat pada insisi abdomen bila klien merasa nyeri
saat batuk,

f) Jumlah sputum yang diperlukan (biasanya 1-2 sendok teh (5-10 ml) sputum
cukup analisis),

g) Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lain yang sesuai.

Bantuan yang perlu di berikan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk
mengumpulkan specimen.

a) Bantu klien mengambil posisi berdiri atau duduk (mis., posisi Fowler-tinggi
atau- semi atau pada tepi tempat tidur atau kursi). Posisi ini memungkinkan
ventilasi dan ekspansi paru yang maksimum.

b) Minta klien untuk memegang bagian luar wadah sputum, atau, untuk klien yang
tidak dapat melakukannya, pasang sarung tangan dan pegang bagian luar wadah
tersebut untuk klien.
c) Minta klien untuk bernapas dalam dan kemudian membatukan sekresi. Inhalasi
yang dalam memberikan udara yang cukup untuk mendorong sekresi keluar dari
jalan udara ke dalam faring.

d) Pegang wadah sputum sehingga klien dapat mengeluarkan sputum ke


dalamnya, pastikan sputum tidak kontak dengan bagian luar wadah. Memasukan
sputum ke dalam wadah akan mencegah penyebaran mikroorganisme ke tempat
lain.

e) Bantu klien untuk mengulang batuksampai terkumpul jumlah sputum yang


cukup.

f) Tutup wadah segera setelah sputum berada di dalam wadah. Menutup wadah
akan mencegah penyebaran mikroorganisme secara tidak sengaja ke tempat lain.

g) Bila sputum mengenai bagian luar wadah, bersihkan bagian luar dengan
disinfektan. Beberapa institusi menganjurkan untuk membersihkan seluruh bagian
luar wadah dengan sabun cair dan air dan kemudian mengeringkannya dengan
handuk kertas.

h) Lepas dan buang sraung tangan.

4. Pastikan klien merasa nyaman.

Bantu klien mengambil posisi nyaman yang memungkinkan ekspansi paru secara
maksimal, bila diperlukan.

5. Beri label dan bawa spesimen ke laboratorium.

a) Patikan informasi yang benar tertulis pada label dan slip permintaan
laboratorium. Tempelkan label dan lampirkan perimintaan laboratorium pada
wadah spesimen. Identifikasi dan/atau informasi yang tidak akurat pada wadah
spesimen dapat membuat kesalahan diagnosis atau terapi.

b) Atur agar specimen dikirim segera ke laboratorium atau di dinginkan. Kultur


bakteri harus segera dimulai sebelum organisme yang mengkontaminasi tumbuh
dan berkembang baik sehingga memberikan hasil positif palsu.

6. Dokumentasikan semua informasi yang relevan.

Dokumentasikan pengumpulan spesimen sputum pada catatan klien.


Pendokumentasian meliputi jumlah, warna, konsistensi (kental, lengket, atau
encer), adanya hemoptisis (darah pada sputum), bau sputum, tibdakan yang perlu
dilakukan untuk mendapatkan sputum (mis., drainase postural), jumlah sputum
yang dihasilkan secara umum, adanya ketidaknyamanan yang dialami klien.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Sputum

Pengambilan sputum sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dimana kemungkinan


untuk mendapat sputum bagian dalam lebih besar. Atau juga bisa diambil sputum
sewaktu.

Waktu yang diperlukan untuk pengambilan sputum adalah 3 kali pengambilan


sputum dalam 2 kali kunjungan, yaitu Sputum sewaktu (S), yaitu ketika penderita
pertama kali datang; Sputum pagi (P) , keesokan harinya ketika penderita datang
lagi dengan membawa sputum pagi ( sputum pertama setelah bangun tidur),
Sputum sewaktu (S), yaitu saat penderita tiba di laboratorium, penderita diminta
mengeluarkan sputumnya lagi.
Pengambilan sputum pada pasien tidak boleh menyikat gigi. Agar sputum mudah
dikeluarkan, dianjurkan pasien mengonsumsi air yang banyak pada malam
sebelum pengambilan sputum. Sebelum mengeluarkan sputum, pasien disuruh
untuk berkumur-kumur dengan air dan pasien harus melepas gigi palsu (bila ada).
Sputum diambil dari batukkan pertama (first cough). Cara membatukkan sputum
dengan Tarik nafas dalam dan kuat (dengan pernafasan dada) batukkan kuat
sputum dari bronkus trakea mulut wadah penampung. Wadah penampung berupa
pot steril bermulut besar dan berpenutup (Screw Cap Medium).

Periksa sputum yang dibatukkan, bila ternyata yang dibatukkan adalah air
liur/saliva, maka pasien harus mengulangi membatukkan sputum. Sebaiknya, pilih
sputum yang mengandung unsur-unsur khusus seperti : darah dan unsur-unsur lain.
Bila sputum susah keluarkan lakukan perawatan mulut Perawatan mulut dilakukan
dengan obat glyseril guayakolat (expectorant) 200 mg atau dengan mengonsumsi
air teh manis saat malam sebelum pengambilan sputum.

Tehnik Lain Untuk Mengeluarkan Sputum :

Bila sputum juga tidak bisa didahakkan, sputum dapat diambil secara:

a. Aspirasi transtracheal (transtracheal aspirasi atau cuci transtracheal).

Teknik untuk mengumpulkan sampel dari eksudat bronkial untuk pemeriksaan


histologis dan mikrobiologi. Sebuah jarum dimasukkan melalui kulit di atasnya
trakea dan melalui ligamentum krikotiroid. Sebuah kateter dimasukkan ke dalam
trakea dan diteruskan ke tingkat bifurkasi trakea. Indikasi :

Injeksi Transtracheal dilakukan untuk memblokir saraf laring berulang untuk


laringoskopi terjaga, serat optik dan atau intubasi retrograd. Penghapusan
tanggapan gag refleks atau hemodinamik untuk laringoskopi atau bronkoskopi.
Digunakan untuk membantu menghindari Valsava seperti tegang yang dapat
mengikuti yang lain "terjaga" intubasi (pasien dibius dan ventilasi spontan).

b. Bronchial lavage (Bronchoalveolar lavage)

Bronchoalveolar lavage (BAL) merupakan prosedur medis dimana bronkoskop


dilewatkan melalui mulut atau hidung ke paru-paru dan cairan yang disemprotkan
ke bagian kecil dari paru-paru. Biasanya dilakukan untuk mendiagnosa penyakit
paru- paru. Secara khusus, umumnya digunakan untuk mendiagnosa infeksi pada
orang dengan masalah sistem kekebalan tubuh, pneumonia pada orang pada
ventilator, beberapa jenis kanker paru-paru, dan jaringan parut pada paru-paru
(penyakit paru interstitial). cara paling umum untuk sampel komponen cairan
lapisan epitel (ELF) dan untuk menentukan komposisi protein saluran udara paru,
dan sering digunakan dalam penelitian imunologi sebagai sarana sel sampling atau
tingkat patogen di paru-paru. Contoh ini termasuk sel T dan tingkat populasi virus
influenza.

c. Lung biopsy

Biopsi paru adalah prosedur untuk mendapatkan sampel kecil jaringan paru-paru
untuk pemeriksaan. Jaringan biasanya diperiksa di bawah mikroskop, dan dapat
dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk kultur. Pemeriksaan mikroskopis
dilakukan oleh ahli patologi. Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan jaringan tersebut bertujuan untuk
mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan jaringan organ sebelum melakukan
transplantasi organ. Resiko yang dapat ditimpulkan oleh kesalahan proses biopsi
adalah infeksi dan pendarahan. Jaringan yang akan diambil untuk biopsi dapat
berasal dari bagian tubuh manapun, di antaranya kulit, perut, ginjal, hati , dan paru-
paru.

1.6 Interpretasi Pemeriksaan Sputum

Sputum yang dikeluarkan oleh seorang pasien hendaknya dapat dievaluasi sumber,
warna, volume, dan konsistensinya karena kondisi sputum biasanya
memperlihatkan secara spesifik proses kejadian patologik pada pembentukan
sputum itu sendiri.

Pengumpulan Sputum

Sebaiknya klien diinformasikan tentang pemeriksaan ini sehingga akan dapat


dikumpulkan sputum yang benar-benar sesuai untuk pemeriksaan ini. Instruksikan
pasien untuk mengumpulkan hanya sputum yang berasal dari dalam paru-paru.
(Karena sering kali jika klien tidak di jelaskan demikian, klien akan
mengumpulkan saliva dan bukan sputum). Biasanya dibutuhkan sekitar 4 ml
sputum untuk suatu pemeriksaan laboraturium. Implikasi keperawatan untuk
pengumpulan sputum termasuk :

1. Klien yang kesulitan dalam pembentukan sputum atau mereka yang sangat
banyak membentuk sputum dapat mengalami dehidrasi, perbanyak asupan cairan
klien.

2. Kumpulkan sputum sebelum makan dan hindari kemungkinan muntah karena


batuk.

3. Instruksikan klien untuk berkumur dengan air sebelum mengumpulkan


specimen untuk mengurangi kontaminasi sputum.
4. Instruksikan klien untuk mengingatkan dokter segera setelah specimen
terkumpul sehingga specimen dapat dikirim ke laboraturium secepatnya.

Pengambilan Spesimen

Pengumpulan sputum yang terbaik adalah sputum pagi hari atau sputum semalam
dengan jumlah yang terkumpul sebanyak 3-5 ml setiap wadah penampung
sputum.

Cara pengambilan sputum :

Pasien berkumur dengan air garam dahulu, kemudian di beri wadah yang bermulut
lebar, mempunyai tutup berulir, suci hama, tidak mudah pecah, tidak bocor, sekali
pakai dibuang (disposible). Pasien dalam posisi berdiri, jika tidak memungkinkan
dapat dengan duduk agak membungkuk. Pagi hari setelah bangun tidur biasanya
rangsangan batuk sangat kuat, tetapi penderita di anjurkan untuk menahanya dan
menarik nafas dalam-dalam. Kemudian segera di suruh batuk sekuat-kuatnya
sehingga merasakan dahak yang dibatukkan keluar dari tenggorokan. Sputum yang
keluar di tampung dalam wadah yang di sediakan, mulut wadah penampung
dibersihkan dari tetesan dahak lalu di tutup. Wadah diberi label yang yang
berisi nama, alamat, tanggal pengambilan serta nama pengirim.

Pembuatan Sediaan

a. Pembuatan Preparat

Gelas kaca di beri nomor kode, nomor pasien, nama pasien, pada sisi kanan kaca
obyek baru. Pilih bagian sputum yang kental, warna kuning kehijauan, ada pus atau
darah, ada perkejuan. Ambil sedikit bagian tersebut dengan menggunakan ose yang
sebelumnya dibakar dulu sampai pijar, kemudian didinginkan. Ratakan diatas kaca
obyek dengan ukuran + 2-3 cm. Hapusan sputum yang dibuat jangan terlalu tebal
atau tipis. Keringkan dalam suhu kamar. Ose sebelum dibakar dicelupkan dulu
kedalam botol berisi campuran alkohol 70% dan pasir dengan perbandingan 2 : 1
dengan tujuan untuk melepaskan partikel yang melekat pada ose (untuk mencegah
terjadinya percikan atau aerosol pada waktu Oose dibakar yang dapat menularkan
kuman tuberkulosis).Rekatkan / fiksasi dengan cara melakukan melewatkan
preparat diatas lidah api dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3-5 detik. Setelah itu
sediaan langsung diwarnai dengan pewarna Ziehl Neelsen.

b. Pembuatan Ziehl Neelsen.

Pada dasarnya prinsip pewarnaan mycobacterium yang dinding selnya tahan


asam karena mempunyai lapisan lemah atau lilin sehingga sukar ditembus cat.
Oleh pengaruh phenol dan pemanasan maka lapisan lemak dapat ditembus cat
basic fuchsin. Pada pengecatan Ziehl Neelsen setelah BTA mengambil warna dari
basic fuchshin kemudian dicuci dengan air mengalir, lapisan lilin yang terbuka
pada waktu dipanasi akan merapat kembali karena terjadi pendinginan pada waktu
dicuci. Sewaktu dituangi dengan asam sulfat dan alkohol 70% atau HCI alkohol,
warna merah dari basic fuchsin pada BTA tidak akan dilepas/luntur.Bakteri yang
tidak tahan asam akan melepaskan warna merah, sehingga menjadi pucat atau tidak
bewarna. Akhirnya pada waktu dicat dengan Methylien Blue BTA tidak mengambil
warna biru dan tetap merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan
mengambil warna biru dari Methylien Blue.

c. Cara Pengecatan Basil Tahan Asam

Letakkan sediaan diatas rak pewarna, kemudian tuang larutan Carbol


Fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan. Panasi sediaan secara hati-hati diatas
api selama 3 menit sampai keluar uap, tetapi jangan sampai mendidih. Biarkan
selama 5 menit (dengan memakai pinset). Cuci dengan air mengalir, tuang HCL
alkohol 3% (alcohol asam) sampai warna merah dari fuchsin hilang. Tunggu 2
menit. Cuci dengan air mengalir, tuangkan larutan Methylen Blue 0,1% tunggu 10-
20 detik. Cuci dengan air mengalir, keringkan di rak pengering.

d. Cara Melakukan Pemeriksaan

Setelah preparat terwarnai dan kering, dilap bagian bawahnya dengan


kertas tissue, kemudian sediaan ditetesi minyak imersi dengan 1 tetes diatas
sediaan. Sediaan dibaca mikroskop dengan perbesaran kuat. Pemeriksaan dimulai
dari ujung kiri dan digeser ke kanan kemudian digeser kembali ke kiri
(pemeriksaan system benteng). Diperiksa 100 lapang pandang (kurang lebih 10
menit). Pembacaan dilakukan secara sistematika, dan setiap lapang pandang
dilihat, kuman BTA berwarna merah berbentuk batang lurus atau bengkok,
terpisah, berpasangan atau berkelompok dengan latar belakang biru.

Pelaporan Hasil

Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala


International Union Against Tuberculosis (IUAT) .Pemeriksaan sputum untuk Basil
Tahan Asam biasanya dilakukan pemeriksaan terhadap sputum sewaktu, sputum
pagi dan sputum sewaktu (SPS). Hasil yang positif ditandai dengan sekurang
kurangnya 2 dari 3 spesimen sputum sewaktu, pagi, sewaktu adalah positif
ditemukannya Basil Tahan Asam (BTA).Pemeriksaan mikrokopis BTA ini
digunakan untuk menbantu diagnosis penyakit tuberculosis. Metode yang dipakai
biasanya dengan pengecatan langsung (metode pewarnaan Ziehl Nelsen ), dan
metode penghitungan BTA dengan skala IUAT (Intrenational Union Against
Tuberculosis) yaitu dalam 100 lapang pandang tidak ditemukan BTA disebut
negatif. Ditemukan :
1. 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan.

2. 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+).

3. 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+).

4. > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+).

Penulisan gradasi hasil bacaan penting, untuk menunjuk keparahan penyakit dan
tingkat penularan penderita. (Departemen Kesehatan RI 2001).

PENUTUP

Kesimpulan

1 Sputum adalah secret yang dikeluarkan dan berasal dari bronchi,bukan bahan
yang berasal dari tenggorokan, hidung, ataupun mulut.

2 Pemeriksaan sputum digunakan untuk mengetahui infeksi tertentu seperti


pneumonia dan TBC

3. Pengambilan sampel sputum harus dilakukan sesteril mungkin menghindati


kontaminasi dengan bakteri luar. Lebih baiknya menggunakan sputum pagi untuk
pemeriksaan.

4. Pemeriksaan sputum meliputi pemeriksaan secara makroskopis dan


mikroskopis. Pemeriksaan makroskopis yaitu : volume, bau, warna, konsistensi,
dan unsure-unsur tertentu. Pemeriksaan mikroskopis dapat dilakuakan dengan
sediaan natif dan sediaan pulasan.

5. Bakteri yang dapat ditemukan dalam sputum antara lain flora-flora normaol
dalam mulut. Jika ditemukan Mycobacterium tuberculosa merupakan spesifikasi
dari penyakuit TBC. Ditemukannya kuman-kuman penyebab pneumonia
merupakan salah satu penanda dari penyakit Pneumonia.

PUSTAKA

Dorland. 2011. Sputum.http://en.wikipedia.org/wiki.Sputum.

Gandasoebrata. 1984. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat.

Jawetz, Melnick, Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran edisi 20. Jakarta :


Penrbit Buku Kedokteran EGC.

Wilson,Prise. 2011. Sputum.http://en.wikipedia.org/wiki.Sputum.

Anda mungkin juga menyukai