Anda di halaman 1dari 4

Etiologi

Beberapa penyebab timbulnya perdarahan di saluran cerna atas yaitu :

1. Kelainan di esophagus

 Pecahnya varises esophagus


Perdarahan varises secara khas terjadi mendadak dan masif, kehilangan darah gastrointestinal
kronik jarang ditemukan. Perdarahan varises esofagus atau lambung biasanya disebabkan
oleh hipertensi portalyang terjadi sekunder akibat sirosis hepatis. Meskipun sirosis
alkoholik merupakan penyebab varises esofagus yang paling prevalen di AmerikaSerikat,
setiap keadaan yang menimbulkan hipertensi portal dapatmengakibatkan perdarahan varises.
Lebih lanjut, kendati adanya varisesberarti adanya hipertensi portal yang sudah berlangsung
lama, penyakit hepatitis akut atau infiltrasi lemak yang hebat pada hepar kadang-kadang
menimbulkan varises yang akan menghilang begitu abnormalitas hepar disembuhkan.
Meskipun perdarahan ini pada pasien sirosis umumnya berasal dari varises sebagai sumber
perdarahan, kurang lebih separuh dari pasien ini dapat mengalami perdarahan yang berasal
dari ulkus peptikum atau gastropati hipertensi portal. Keadaan yang disebut terakhir ini
terjadi akibat penggembungan vena-vena mukosa lambung. Sebagai konsekuensinya, sangat
penting menentukan penyebab perdarahan agar penanganan yang tepat dapat dikerjakan
Angka kejadian pecahnya varises esophagus yang menyebabkan perdarahan cukup tinggi yaitu 54,8%.
Sifat perdarahan hematemesisnya mendadak dan masif, tanpa didahului nyeri epigastrium.
Darah berwarna kehitaman dan tidak akan membeku karena sudah tercampur asam lambung. Setelah
hematemesis selalu disusul dengan melena.

 Karsinoma esophagus
Karsinoma esophagus lebih sering menunjukkan keluhan melena daripada hematemesis.
Pasien juga mengeluh disfagia, badan mengurus dan anemis. Hanya sesekali penderita
muntah darah tidak masif. Pada panendoskopi jelas terlihat gambaran karsinoma yang hampir
menutup esophagus dan mudah berdarah terletak di sepertiga bawah esophagus

 Sindrom Mallory-Weiss
Riwayat medis ditandai oleh gejala muntah tanpa isi (vomitustanpa darah). Muntah hebat
mengakibatkan ruptur mukosa dan submukosa daerah kardia atau esophagus bawah sehingga
muncul perdarahan. Karena laserasi aktif disertai ulserasi, maka timbul perdarahan. Laserasi
muncul akibat terlalu sering muntah sehingga tekanan intraabdominal naik menyebabkan
pecahnya arteri di submukosa esophagus/ kardia. Sifat perdarahan hematemesis tidak masif,
timbul setelah pasien berulang kali muntah hebat, lalu disusul rasa nyeri di epigastrium.
Misalnya pada hiperemesis gravidarum

 Esofagogastritis korosiva
Pernah ditemukan penderita wanita dan pria yang muntah darah setelah tidak sengaja
meminum air keras untuk patri. Air keras tersebut mengandung asam sitrat dan asam HCl
yang bersifat korosif untuk mukosa mulut, esophagus dan lambung. Penderita juga mengeluh
nyeri dan panas seperti terbakar di mulut, dada dan epigastrium..

 Esofagitis dan tukak esophagus


Esofagitis yang menimbulkan perdarahan lebih sering bersifat intermiten atau kronis,
biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena daripada hemetemesis. Tukak
esophagus jarang menimbulkan perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan
duodenum

2. Kelainan di lambung

 Gastritis erosiva hemoragika


Penyebab terbanyak adalah akibat obat-obatan yang mengiritasi mukosa lambung atau obat
yang merangsang timbulnya tukak (ulcerogenic drugs). Misalnya obat-obat golongan
salisilat seperti Aspirin,Ibuprofen, dan lainnya. Obat-obatan lain yang jugadapat
menimbulkan hematemesis yaitu : golongan kortikosteroid,butazolidin, reserpin,
spironolakton dan lain-lain. Golongan obat-obat tersebut menimbulkan hiperasiditas. Gastritis
erosiva hemoragika merupakan urutan kedua penyebab perdarahan saluran cerna atas. Pada
endokopi tampak erosi di angulus, antrum yang multipel, sebagian tampak bekas perdarahan
atau masih terlihat perdarahan aktif di tempat erosi. Di sekitar erosi umumnya hiperemis,
tidak terlihat varises di esophagus dan fundus lambung. Sifat hematemesis tidak masif dan
timbul setelah berulang kali minum obat-obatan tersebut, disertai nyeri dan pedih di ulu hati

 Tukak lambung
Tukak lambung lebih sering menimbulkan perdarahan terutama diangulus dan prepilorus bila
dibandingkan dengan tukak duodeni. Tukak lambung akut biasanya bersifat dangkal dan
multipel yang dapatdigolongkan sebagai erosi .Biasanya sebelum hematemesis dan melena,
pasien mengeluh nyeridan pedih di ulu hati selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Sesaat sebelum hematemesis rasa nyeri dan pedih dirasakan bertambah hebat,namun setelah
muntah darah rasa nyeri dan pedih tersebut berkurang. Sifat hematemesis tidak begitu masif,
lalu disusul melena

 Karsinoma lambung
Insidensinya jarang, pasien umumnya berobat dalam fase lanjutdengan keluhan rasa pedih
dan nyeri di ulu hati, rasa cepat kenyang, badan lemah. Jarang mengalami hematemesis,
tetapi sering melena

3. Kelainan di duodenum

 Tukak duodeni
Tukak duodeni yang menyebabkan perdarahan panendoskopi terletak di bulbus. Sebagian pasien
mengeluhkan hematemesis dan melena,sedangkan sebagian kecil mengeluh melena saja.
Sebelum perdarahan,pasien mengeluh nyeri dan pedih di perut atas agak ke kanan. Keluhan
ini juga dirasakan waktu tengah malam saat sedang tidur pulas sehingga terbangun. Untuk
mengurangi rasa nyeri dan pedih, pasien biasanya mengkonsumsi roti atau susu

 Karsinoma papilla Vateri


Karsinoma papilla Vateri merupakan penyebaran karsinoma diampula menyebabkan
penyumbatan saluran empedu dan saluran pancreas yang umumnya sudah dalam fase lanjut.
Gejala yang timbul selainkolestatik ekstra-hepatal, juga dapat menimbulkan perdarahan
tersembunyi (occult bleeding) , sangat jarang timbul hematemesis. Selain itu pasien juga
mengeluh badan lemah, mual dan muntah.

Sumber:
Hadi, S.Perdarahan Saluran Makan : dalam Gastroenterologi. Bandung : PT Alumni. 2002 :
281– 305.

Faktor Risiko:

Terdapat beberapa faktor risiko yang dianggap berperan dalam patogenesis perdarahan
SCBA. Faktor risiko yang telah di ketahui adalah usia, jenis kelamin, penggunaan OAINS,
penggunaan obat antiplatelet, merokok, mengkonsumsi alkohol, riwayat ulkus, diabetes
mellitus dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.

1. Usia
Perdarahan SCBA sering terjadi pada orang dewasa dan risiko meningkat pada usia >60
tahun. Usia ≥ 70 tahun dianggap sebagai faktor risiko karena terjadi peningkatan frekuensi
pemakaian OAINS dan interaksi penyakit komorbid yang menyebabkan terjadinya berbagai
macam komplikasi.

2. Jenis kelamin
Kasus perdarahan SCBA lebih sering dialami oleh laki-laki. Penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa sekitar 51,4% yang mengalami perdarahan SCBA berjenis kelamin laki-
laki. Dari penelitian yang sudah dilakukan mayoritas menggunakan pendekatan epidemiologi
dan belum ada penelitian yang secara spesifik menjelaskan hubungan perdarahan SCBA
dengan jenis kelamin.

3. Penggunaan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) .


Peningkatan risiko komplikasi ulkus (rawat inap, operasi, kematian) terjadi pada orang tua
yang mengkonsumsi OAINS. Studi cross sectionalterhadap individu yang mengkonsumsi
OAINS pada dosis maksimal dalam jangka waktu lama 35% hasil endoskopi adalah normal,
50% menunjukkan adanya erosi atau petechiae, dan 5%-30% menunjukkan 14 adanya ulkus.
Jenis-jenis OAINS yang sering dikonsumsi adalah ibuprofen, naproxen, indomethacin,
piroxicam, asam mefenamat, diklofenak.

4. Penggunaan obat-obat antiplatelet


Penggunaan aspirin dosis rendah (75 mg per hari) dapat menyebabkan faktor perdarahan naik
menjadi dua kali lipat, bahkan dosis subterapi 10 mg per hari masih dapat menghambat
Siklooksigenase.Aspirin dapat menyebabkan ulkus lambung, ulkus duodenum, komplikasi
perdarahan dan perforasi pada perut dan lambung.Obat antiplatelet seperti clopidogrel
berisiko tinggi apabila dikonsumsi oleh pasien dengan komplikasi saluran cerna.

5. Merokok
Dari hasil penelitian menunjukkan merokok meningkatkan risiko terjadinya ulkus duodenum,
ulkus gaster maupun keduanya. Merokok menghambat proses penyembuhan ulkus, memicu
kekambuhan, dan meningkatkan risiko komplikasi

6. Alkohol
Mengkonsumsi alkohol konsentrasi tinggi dapat merusak pertahanan mukosa lambung
terhadap ion hidrogen dan menyebabkan lesi akut mukosa gaster yang ditandai dengan
perdarahan pada mukosa.

7. Riwayat Gastritis
Riwayat Gastritismemiliki dampak besar terhadap terjadinya ulkus. Pada kelompok ini
diprediksi risiko terjadi bukan karena sekresi asam tetapi oleh adanya gangguan dalam
mekanisme pertahanan mukosa dan proses penyembuhan.

8. Diabetes mellitus (DM)


Beberapa penelitian menyatakan bahwa DM merupakan penyakit komorbid yang sering
ditemui dan menjadi faktor risiko untuk terjadinya perdarahan. Namun, belum ada penelitian
yang menjelaskan mekanisme pasti yang terjadi pada perdarahan SCBA yang disebabkan
oleh diabetes mellitus.

9. Infeksi bakteri Helicobacter pylori


Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif berbentuk spiral yang hidup dibagian
dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Beberapa penelitian di Amerika
Serikat menunjukkan tingkat infeksi H.pylori<75% pada pasien ulkus duodenum. Dari hasil
penelitian di New York 61% dari ulkus duodenumdan 63% dari ulkus
gasterdisebabkan oleh infeksi H.pylori

10. Chronic Kidney Disease


Patogenesis perdarahan saluran cerna pada chronic kidney disease masih belum jelas, diduga
faktor yang berperan antara lain efek uremia terhadap mukosa saluran cerna,
disfungsitrombosit akibat uremia, hipergastrinemia, penggunaan antiplatelet dan
antikoagulan, serta heparinisasi pada saat dialysis.

11. Hipertensi
Hipertensi menyebabkan disfungsi endotelsehingga mudah terkena jejas. Selain itu hipertensi
memperparah artherosklerosis karena plak mudah melekat sehingga pada penderita hipertensi
dianjurkan untuk mengkonsumsi obat-obat antiplatelet.

12. Chronic Heart Failure


Penelitian yang ada mengatakan bahwa chronic heart failure dapat meningkatkan faktor
risiko perdarahan SCBA sebanyak 2 kali lipat.

Sumber:
Prasanti D.I. Karya Tulis Ilmiah Faktor Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas. Universitas Diponegoro. Web:
http://eprints.undip.ac.id/43750/3/Damayanti_Ika_Prasanti_G2A009057_Bab2KTI.pdf.
Diakses: Minggu, 1 Mei 2016 (20.58 WITA).

Anda mungkin juga menyukai