Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit yang sering terjadi pada

masyarakat baik perempuan maupun laki-laki. Menurut Waris (2015:9)

Kencing manis atau Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolisme

yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah atau glukosa seseorang

dalam tubuh yang tinggi melebihi batas normal (hyperglycemia). kencing

manis atau diabetes mellitus dapat menimbulakan komplikasi pada penderita

seperti neuropati yang mengakibatkan kehilangan sensasi dan menjadikan

berisiko tinggi terjadinya luka pada kaki diabetes

Menurut WHO diabetes di dunia pada tahun 2015 yaitu 415 juta orang

dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari 108 Juta Di 1980 an.

Hampir 80% orang diabetes berada di Negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Menurut WHO diabetes di asia tenggara pada tahun 2015. Lebih

dari 60% laki laki dan 40% perempuan dengan diabetes meninggal sebelum

berusia 70 Tahun. Menurut WHO, Kasus kencing manis atau diabetes mellitus

di Indonesia pada tahun 2010 berjumlah sebesar 3% dari total penduduk

Indonesia (239.870.937 jiwa) atau sekitar 7 juta jiwa lebih menderita kencing

manis. Pada tahun 2013 kencing manis mengalami penigkatan menjadi 6%

dari 247 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit diabetes ini

sering terjadi dan terus meninggkat disetiap tahun.

Dalam pengobatan pasien Kencing manis atau Diabetes mellitus (DM)


terdapat empat pilar penatalaksanaan pasien Diabetes Mellitus DM tipe 2 yaitu

edukasi, pola makan, olahraga, dan farmokologi.

Dalam penelitian Keban, Sesilia Andriani dkk : 2013 menyimpulkan

bahwa edukasi dapat meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan serta

menurunkan nilai A1C pasien DM tipe 2. Dalam penelitian Rudini, dini dkk :

2018 terdapat Ketidakpatuhan pasien diabetes mellitus dengan mengatur pola

makan disebabkan karena pasien merasa kadar gula yang ada pada dirinya

telah normal, sehingga mereka makannya kurang bisa teratur sesuai diet yang

ditetapkan oleh program terapi. Menurut Widodo, Cahyono dkk : 2016 dalam

penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

kepatuhan mengkonsumsi obat anti Diabetik dan aktivitas fisik dengan kadar

gula darah.

Dinas Kesehatan Kota Samarinda menyatakan tingginya angka

kunjungan berulang pasien Diabetes Mellitus sejak Januari - Juli 2019

sebnayak 11.452 jiwa dari 25 Puskesmas kota Samarinda. Puskesmas

Sidomulyo merupakan puskesmas tertinggi yang memiliki kunjungan

berulang 978 jiwa, 452 Laki-laki dan 526 Perempuan.

Tingginya angka kunjungan berulang pasien diabetes mellitus menjdikan

peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran tingkat kepatuhan pasien

diabetes melitus di Puskesmas Sidomulyo Samarinda”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang, Maka penulis ingin meneliti “Gambaran

tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus di Puskesmas Sidomulyo


Samarinda ”

1.3 Tujuan Penulis

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran tingkat

kepatuhan pasien diabetes melitus di Puskesmas Sidomulyo

Samarinda.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk Mengetahui gambaran yang mempengaruhi

kepatuhan pasien diabetes mellitus.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi IPTEK

Meningkatkan Pengetahuan terhadap gambaran kepatuhan pada

Pasien diabetes mellitus.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Manfaat praktis bagi instansi Akademik yaitu dapat digunakan

sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan mengenai kepatuhan pasien diabetes mellitus .

1.4.3 Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan hasil

dari penelitian dapat memberikan gambaran tingkat kepatuhan pada

Pasien diabetes mellitus.


1.4.4 Bagi Pembaca

Manfaat penulisan ini bagi pembaca yaitu menjadi sumber

informasi dan referensi untuk mengetahui dan memahami gambaran

tingkat kepatuhan pada Pasien diabetes mellitus.

Anda mungkin juga menyukai