Anda di halaman 1dari 44

KONSEP DASAR PENGGOLONGAN OBAT

GANGGUAN RESPIRASI (ANTITUSIF,


MUKOLITIK, EKSPEKTORAN, DEKOGESTAN,
BRONKODILATOR) DAN INTERAKSI OBAT-ZAT
GIZI

DEVIEKA RHAMA DHANNY, S.Gz., M.K.M


ANTITUSIF/ OBAT BATUK
ANTITUSIF

• Obat untuk menghambat dan menekan batuk yang mengganggu tidur


• Golongan obat antitusif ini diklasifikasikan berdasarkan tempat kerjanya
• Obat ini dapat menyebabkan retensi sputum → bahaya pada pasien
bronchitis kronis dan bronkiektasis
• Efek samping: konstipasi dan depresi serebral, ketergantungan karena
mengandung kodein
• Dosis orang dewasa : 20-60 mg/ 40-160 mg/hari
MEKANISME KERJA ANTITUSIF

Menghambat pusat
menekan SSP batuk di medulla otak

meningkatkan ambang
refleks batuk
TEMPAT KERJA OBAT ANTITUSIF
Di perifer Di sentral Non narkotik

• Obat Anastesi lokal • Penekanannya di pusat • Jarang menimbulkan


langsung dan topikal nafas dan pembersihan kantuk dan gangguan
• Contoh anastesi lokal : mukosiliar saluran cerna
benzokain, benzilakohol, • Melapisi faring dan • Dosis tablet 10-30 mg 3-
fenol, garam fenol mencegah kekeringan 4x/ hari atau sirup 10-30
• Contoh anastesi topical : selapt lendir mg 3-4x sehari
tetrakain, kokain, lidokain • Digunakan sebagai pelarut
• Mengurangi batuk akibat atau obat lozenges yang
rangsangan reseptor iritan mengandung madu, akasia,
di faring gliserin, anggur
• Golongan narkotik :
kodein, morfin
JENIS OBAT ANTITUSIF

Antitusif
Antitusif narkotik
nonnarkotik
• Kodein • Dekstrometorfan
• Diamorfin • Folkodin
• Metadon • Difenhidramin
• Noskapin
• prometazin
A. DIFENHIDRAMIN

• Mengurangi batuk kronik pada bronchitis


• Efek samping : mengantuk, kering mulut dan hidung, punya efek antiolinergik sehingga hati hati
pada penderita glaucoma, retensi urin, gangguan fungsi paru untuk jangna panjang dosis tinggi
• Dosis : 25 mg setiap 4 jam tidak lebih dari 100 mg/hari
• Mekanisme kerja : memblokir aksi histamin (zat yang menimbulkan gejala alergi) dengan cara
menghalangi reseptor H1 pada perifer nociceptor → mengurangi sensitivitas → mengurangi
gatal dalam reaksi alergi. Selain itu, dan membantu asetilkolin (menghilangkan ingus saat flu)
B. DEKSTROMETORFAN

• Untuk menekan batuk tidak berdahah dengan meringankan gejala flu, demam, sakit kepala,
hidung tersumbat dan bersin disertai batuk
• Mekanisme kerja : obat antitusif non narkotik penekan batuk non opiate → aksi sentral pada
pusat batuk di medulla → diabsorpsi di saluran cerna→ dimetabolisme di hati → dieksresikan
melalui ginjaldengan jalan meningkatkan ambang rangsang refleks batuk.
• Dextromethorphan disbsorpsi dengan baik melalui saluran cerna, dimetabolisme dalam hati
dan diekskresi melalui ginjal dalam bentuk tidak berubah ataupun bentuk demilated morfinon.
• Dosis : oral 10-30 mg tiap 4-8 jam, maksimal 120 mg/hari
MUKOLITIK
MUKOLITIK

• Membantu meredakan gejala dengan batuk berdahak kronis


yang kesulitan mengeluarkan/ menghancurkan dahak dengan
memecah ikatan kimianya
• Memutus jembatan disulfida, distribusi baik dan eksresinya
melalui kemih
• Contohnya : pada pasien penyakit paru obstruktif kronis, kistik
fibrosis, pneumonia, asma, bronchitis akut
MEKANISME KERJA MUKOLITIK

Golongan obat yang bekerja dengan cara memecah ikatan kimia


mukoprotein dan mukopolisakarida pada dahak serta memecah
ikatan disulfida pada dahak → penurunan viskositas/ kekentalan dahak
→ dahak menjadi encer dan tidak lengket → memudahkan
pengeluaran dahak dari saluran napas
MACAM-MACAM OBAT MUKOLITIK

Bromheksin
Ambroxol HCl
Erdosteine HCl (bisolvon,
(mucopect)
mucosulvan)

Acetylsistein
Karboksisistein
(fluimucil)

• Efek samping : jarang terjadi, iritasi, pendaharan saluran cerna, mual muntah, alergi
• Tidak dianjurkan pada pasien yang tukak saluran cerna dan alergi obat mukolitik
A. BROMHEKSIN HIDROKLORIDA

• Golongan derivate sikloheksil, dosisnya cukup tinggi


• Metabolit utamanya : ambroksol
• Diberikan pada pasien bronchitis atau kelainan saluran napas, empisema dan sistik fibrosis
• Waktu kerjanya: oral (setelah kurang lebih 5 jam), inhalasi (setelah 15 menit)
• Kerjanya : menguraikan mukopolisakarida asam → peningkatan produksi lisosom dan mengaktikan enzim hidrolitik → secara
bersanaan, sel kelenjar serosa terstimulasi → menghilangkan serat-serat mucoprotein dan mukopolisakarida → peningkatan
jumlah secret dan viskositas sputum/dahak menrun → serabut lendir bronkus encer dan terurai → lebih mudah dikeluarkan
• Efek samping : jarang terjadi, gangguan lambung usus, mual, pusing, berkeringat (hati-hati pada pasien tukak lambung)
• Dosis : oral 3-4/ hari 8-16 mg Cl dan anak 3x/hari 1,6-8 mg Cl
• Sifatnya sama dengan erdosteine tapi Lebih baik erdostein disbanding bromheksin karna efek samping lebih ringan
B. ASETILSISTEIN

• Derivatnya dari asam amino sistein → memperpendek rantai panjang mucoprotein atau
memecah ikatan disulfida dari dahak → dahak lebih cair dan mudah dikeluarkan dengan batuk
• Menurunkan viskosias secret paru pada pasien radang paru
• Pada pasien bronkopulmonari akut, penjagaan saluran napas yang terkait mucus yang kental
sebagai penyulit
• Efek samping : mual muntah, (hati hati untuk passion gangguan lambung). Bahkan terbentuk secret
berlebih sehingga perlu disedot lendir nafasnya (dosis tinggi jangka panjang
• Dosis : oral 3x/hari 200 mg granulat, inhalasi 3-4x/hari 1-10 ml dengan larutan 20%
MEKANISME KERJA ASETILSISTEIN

• Obat asetilsistein → memecah ikata disulfida dan


memperpendek rantai panjang mucoprotein dari
dahak → viskositas sputum menurun → secret
lebih encer → memudahkan penyingkiran secret
→ memudahkan secret keluar
C. AMBROXOL

• Metabolit dari bromheksin


• Hendak digunakan bersamaan makanan
• Untuk penyakit gangguan saluran nafas akut dan kronis. Bronkitis kronis, bronchitis
asma
• Mekanisme kerja : memperlancar pengeluaran secret yang kental dari kelenjar
mukosa → mengurangi batuk dan volume dahak → sekresi lendir normal Kembali
→ melegakan pernapasan
• Efek samping : ringan pada aaluran cerna, reaksi alergi
EKSPEKTORAN/
PERANGSANG
KELUARNYA DAHAK
MEKANISME KERJA EKSPEKTORAN

Konsumsi obat → merangsang reseptor-reseptor di selaput


lendir mucus di mukosa lambung dan refleks iritasi mukosa
bronkus → memicu peningkatan kerja kelenjar sekresi dari
saluran lambung-usus dan meningkatkan sekresi lendir dari
kelenjar di mukosa saluran napas lewat N vagus, juga merangsang
batuk → penurunan tingkat viskositas kekentalan → dahak encer
→ mempermudah pengeluaran dahak dari saluran napas
MACAM-MACAM OBAT EKSPEKTORAN

Obat kimia Obat Herbal

• guaifenesin • ekukaliptus
• Amonium klorida • Minyak lemon
• amonium karbonat
• potasium iodida
• kalium iodida
A. KALIUM IODIDA

• Menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan mencairkan,


tetapi kurang efektif sebagai obat batuk
• Efek samping : cukup kuat → gangguan tiroid, struma, urticaria,
iodakne dan hiperkalemia (fungsi ginjal buruk)
• Dosis : batuk oral 3 dd 0.5-1 gram (maks 6 gram per hari).
• Khusus pasien yang tidak boleh diberikan kalium, dapat diganti
natrium iodida
B. AMONIUM KLORIDA

• Memiliki daya diuretis lemah → asidosis (kelebihan asam dalam darah)


• Keasaman darah inilah yang merangsang pusat pernapasan → frekuensi napas meningkat
→ ada mensitmulasi Gerakan bulu getar (silia) di saluran napas → mengurangi
kepekatan lendir → sekresi dahak meningkat
• Efek samping : jika dosis tinggi dan berupa asidosis (khusus pada anak dan pasien gijal),
ada mual muntah (gangguan lambung), karna sifatnya merangsang mukosa
• Zat ini ada di obat batuk hitam bentuk sedangan sediaannya sirup
• Dosis : oran 3-4 dd 100-150 mg, maks 3 g/hari
• Hati-hati untuk pasien insufisiensi hati, ginjal, paru
C. GUAIFENESIN

• Dengan jenis derivat guaikol → menaikkan pembuangan mucus dengan mengencerkan dan
melubrikasi
• Kerjanya : meningkatkan volume sekresi dan meningkatkan aksi cilia (mukosili) → dahak encer
→ menurunkan viskositas/kekentalan dahak di trakea dan bronkis → merangsang pengeluaran
dahak ke faring
• Untuk penyakit sinusitis, faringitis, bonki, asma dengan mucus kental
• Efek samping : iritasi lambung (mual muntah) → dikurangi dengan minum segelas air
• Dosis tinggi : merelaksasi otot, kantuk, mual, muntah
• Dosis : oral 4-6 dd 100-200 mg/hari
D. MINYAKTERBANG/ ATSIRI

• Sifatnya bakteriostatis lemah


• Contohnya minyak kayu putih, minyak permen,
minyak adas → mensitumulus sekresi dahak,
spasmolitis (melawan kejang), antiradang
• Bentuk sediannya sirup obatt batuk/ inhalasi uap
KELOMPOK EKSPEKTORAN

sekretolika mukolitika

sekretomotorika
1. SEKRETOLIKA

• Meningkatkan sekresi bronkus → lendir encer


• Kerja sekretolirika : secara refleks menstimulasi serabut
aferen parasimpatis/ bekerja langsung pada sel
pembentuk lendir
• Contoh obat: guaiakol dan ammonium klorida
STIMULASI REFLEKS MELALUI LAMBUNG PADA
SEKRESI BRONKUS
Jalur
parasimpatis
Pusat aferen
Lambung
Nervus
muntah Menurunkan
vagus viskositas dan
mempermudah Obat golongan
Kelenjar pengeluaran sekretolika
bronkus dahak
2. MUTOLITIKA

•Mengubah sifat fitokimia sekret dan


menurunkan viskositas sekret (lendir)
•Contoh: bromheksin dan metabolitnya
yaitu embroksol, asetilsistein, karbosistein
3. SEKRETOMOTORIKA

• Menyebabkan Gerakan sekret dan batuk →


mengeluarkan sekret (lendir) tersebut
• Kerja sekretomotorika : merangsang kerja silia
dimana menggunakan beta simpatomimetika →
meningkatkan motilitas silia
DEKOGESTAN
DEKONGESTAN

• Menurunkan bengkak pada saluran hidung,


mengatasi gejala common cold, demam, sinusitis,
rhinitis, alergi saluran napas lainnya
• Contoh obatnya: gabungan pseudoefedrin dan
terfenadine
MEKANISME KERJA DEKONGESTAN

Meningkatkan
vasokontriksi pada
Bengkak pada saluran
Konsumsi obat pembuluh darah di
hidung menurun
bagian membrane
hidung
ASMA

• Asma : penyakit adanya respon berlebih dari trakea dan bronki


terhadap rangsangan → tersebarnya penyempitan saluran napas yang
beratnya dapat berubah spontan
• Selain itu, asma juga karena adanya inflamasi dan infeksi →
bronkokontriksi disertai hipertrofi otot polos saluran napas dan
kelenjar secret, pengelupasan epitelium dan penebalan lamina propria
• Salah satu pengobatannya dengan bronkodilator
BRONKODILATOR/ OBAT
ASMA
BRONKODILATOR

Merangsang system Memberikan efek


adrenergic/ bronkodilatasi
menghambat
system kolinergis
Mencegah kontraksi otot
Bronkus dan saluran napas
polos bronkial, meningkatkan
melebar Kembali seperti
normal dan aliran udara relaksasi otot polos bronkial,
Kembali lancar menghambat pembebasan
mediator reaksi alergi
MACAM GOLONGAN OBAT BRONKODILATOR

teofilin aminofilin kolinteofinilat

antikolinergika
(lipatropium,
teobromin adrenergika
detropi,
tiazianium)
A. ADRENERGIKA

• Zat kimia yang digunakan B2 simpatomimetika


• Bekerja pada reseptor B2 bronkospasmolyse dan tidak
bekerja pada reseptor B1
• Contoh obat golongan ini: salbutamol, fenoterol, terbutaline,
rimiterol, procaterol, tetroquinol, efedrin, deptropine,
tiazianium
MACAM-MACAM OBAT BETA ADREGENIK

Efek terhadap B1 dan B2 B2 mimetik

• adrenalin • Salbutamol
• Efedrin • Terbutalun
• Isoprenalin • Isoetarin
• Prokaterol
• Remiterol
• Tretoquinol
• Kromoglikat
B. ANTIKOLINERGIK

• Untuk relaksasi otot polos


• Di dalam otot polos ada keseimbangan antara system adrenergic dan
kolinergik. Bila reseptor B2 system adrenergic terhambat, system
kolinergik dominan → penciutan bronki
• Kerja Obat antikolinergik : memblokir reseptor saraf kolinergik
pada otot polos bronchi → system aktvitas saraf adregenik dominan
→ bronkodilatasi → aliran napas Kembali lancar
MACAM-MACAM OBAT ANTIKOLINERGIK

ipratorium tiazianium

antihistamin
C. TEOFILIN

• Memiliki daya bronchodilatasi → Menghambat fosfodiesterase, mencegah peningkatan hiperaktivitas →


bekerja sebagai profilaksis
• Untuk penyakit asma bronchial, brinkitis asma kronis
• Spasmolitik otot polos khususnya otot bronki, stimulasi jantung, stimulasi SSP, pernapasan dan diuretic
• Kontra indikasi : penderita tukak lambung aktif, ada Riwayat kejang, jantung, kehamilan, menyusui, lansia,
demam
• Efek samping: mual, muntah, nyeri epigastric, diare, sakit kepala, insomnia, kejang otot, palpitasi, tachycardia,
hipotensi, aritmia, gangguan saluran cerna, hati dan ginjal untuk jangka panjang
• Dosis : 130-150 mg/hari
• Bentuk sediaan: tablet, rectal, injeksi
D. AMINOFILIN

• kombinasi teofilin dan etilendiamin,


• Indikasi: Pengobatan dan profilaksis spasme bronchus yang berhubungan dengan asma, emfisema, dan
bronchitis kronis.
• Kontra indikasi: Tukak peptic, hipersensitif terhadap aminofilin
• Efek samping: Iritasi gastro intestinal, tachycardia, palpitasi dan hipotensi, alergi terhadap etilendiamin dapat
menyebabkan urtikaria, eritema, dan dermatitis eksofiliatif
• Interaksi obat: Kadar dalam plasma meningkat dengan adanya Simetidin, Alupuriol dan Eritromisin.
• Sediaan: Injeksi, tablet.
• Dosis: oral 100-200 mg, 3-4 kali sehari sesudah makan.
INTERAKSI OBAT DAN ZAT GIZI
no obat Obat/zat gizi Interaksi
1 Asetilsistein Itofosfamide, arang aktif,
insulin hirup
2 Asetilsistein Merokok, konsumsi Mengurangi efek kerja terapetik obat
alkohol
3 Asetilsistein Jeruk bali/ jus jeruk bali Dapat mengurangi efek kerja terapetik obat
4 Asetilsistein Minuman soda Tidak menyebabkan mual muntah
5 Golongan obat Makanan rendah Menurunkan jumlah efek obat
bronkodilator (Teofilina, karbohidrat dan tinggi
albuterol, epineprin) protein
6 Golongan obat bronkidilator Makanan tinggi lemak Meningkatkan jumlah efek teofilin dalam tubuh
7 Teofilin Makanan/minuman Meningkatkan risiko toksisitas obat dan
mengandung kafein (coklat, menimbulkan efek samping gugup, detak
kopi, the, kola) karna jantung cepat
mengandung zat xanthine
INTERAKSI OBAT DAN ZAT GIZI
no obat Obat/zat gizi Interaksi

8 Alubuterol dan teofilin Kalsium, magnesium, Menghambat penyerapan zat gizi Ca, Mg, K
kalium
9 Albuterol dan teofilin Jamu keluarga Beinteraksi secara negative dengan pengobatan
10 Teofilin Alkohol Menimbulkan efek samping mual muntah sakit
kepala, mudah tersinggung
11 Bumetanide, furosemide, Ca Menghambat Ca sehingga perlu suplemen
hidroclorothiazide kalsium
12 Obat antihistamin alkohol Mengantuk
13 Obat antihistamin Herbal penenang (lemon Meningkatkan tindakan obat penenang anti
balm, kava kava, california alergi
poppy, catnip, St. John’s obat bius, menyebabkan kantuk, disorientasi,
wort, kopiah, dan valerian) dan serius
kelesuan
TERIMA KASIH ☺

Anda mungkin juga menyukai