DISUSUN OLEH
ALPIN PIRDAUS 113063C117002
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat mengambil
tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan;
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan
kekuatan egonya
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.
B. Gangguan Jiwa-Isos
Isolasi sosial adalah suatu pengalaman menyendiri dari seseorang dan perasaan segan terhadap orang
lain (NANDA, 2012). Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien dengan isolasi sosial disebabkan karena
seseorang menilai dirinya rendah, sehingga muncul perasaan malu untuk berinteraksi dengan orang lain,
di mana jika tidak diberikan tindakan keperawatan yang berkelanjutan akan dapat menyebabkan
terjadinya perubahan persepsi sensori dan berisiko untuk menciderai diri sendiri, orang lain, bahkan
lingkungan (Fitria, 2009). Untuk itu, penting bagi perawat untuk membantu mengatasi masalah isolasi
sosial pada pasien dengan memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan tepat yang tersedia di
pelayanan keperawatan.
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang paling banyak terdapat di seluruh dunia adalah gangguan jiwa
skizofrenia. Prevalensi skizofrenia di dunia adalah 0,1 per mil dengan tanpa memandang perbedaan status
sosial atau budaya (Varcarolis and Halter 2010). Sedangkan hasil riset dasar kesehatan nasional tahun
2007 menyebutkan bahwa sebanyak 0,46 per mil masyarakat Indonesia mengalami gangguan jiwa berat.
Mereka adalah yang diketahui mengidap skizofrenia dan mengalami gangguan psikotik berat (Depkes RI,
2007).
Skizofrenia adalah suatu gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan
berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau waham), afek yang tidak wajar atau tumpul, gangguan
kognitif (tidak mampu berpikir abstrak) serta mengalami kesukaran melakukan aktivitas sehari-hari. Salah
satu gejala negatif skizofrenia adalah menarik diri dari pergaulan sosial (isolasi sosial). Isolasi sosial
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Keliat et al, 2005).
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi diantaranya perkembangan dan sosial
budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya pada diri, tidak percaya pada orang lain,
ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan
merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,
lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan
(Kusumawati dan Hartono, 2010).
C. Faktor Pengaruh
Kemampuan klien dalam mengatasi isolasi sosial dipengaruhi oleh berbagai faktor baik eksternal
maupun internal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kemampuan klien adalah lama
hari rawat. Lama hari rawat merupakan salah satu unsur atau aspek asuhan dan pelayanan di rumah sakit
yang dapat dinilai atau diukur. Lama hari rawat dapat digunakan untuk melihat seberapa efektif dan efi
siennya pelayanan kesehatan jiwa yang telah diberikan.
Keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam proses kesembuhan klien yang mengalami
masalah isolasi sosial. Kondisi keluarga yang terapeutik dan mendukung klien sangat membantu
kesembuhan klien dan memperpanjang kekambuhan. Asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat,
tidak hanya terfokus kepada klien, tetapi juga diberikan kepada keluarga klien isolasi sosial untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam merawat klien. Keterlibatan keluarga dalam
setiap perawatan klien isolasi sosial sangat penting.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga, termasuk dalam tugas dan kemampuan
yang harus dimiliki oleh perawat. Bekerja sama dengan anggota keluarga merupakan bagian penting dari
proses keperawatan klien gangguan jiwa (Stuart & Laraia, 2005). Secara umum, asuhan keperawatan
yang diberikan kepada keluarga adalah untuk meningkatkan fungsi kesehatan keluarga yaitu dengan:
Saran
Klien dengan isolasi sosial diharapkan dapat diberikan terapi Social skill training.