Oleh :
David Alexander Pardede, Ridwan Mawala Kurnia, Ery Dwi Antono Riyadi
Email: davidpardede7@gmail.com, ridwanmawala24@gmail.com, erydwi1412@gmail.com
Pekerja sosial adalah bidang keahlian yang memiliki kewenangan untuk melaksanakan berbagai
upaya guna meningkatkan kemampuan orang dalam melaksanakan fungsi-fungsi sosialnya melalui
interaksi, agar orang dapat menyesuaikan diri dengan situasi kehidupannya secara memuaskan. Kekhasan
pekerja sosial adalah pemahaman dan keterampilan dalam memanipulasi perilaku manusia sebagai
makhluk sosial.
Pekerja sosial dipandang sebagai sebuah bidang keahlian (profesi), yang berarti memiliki
landasan keilmuan dan seni dalam praktik (dicirikan dengan penyelenggaraan pendidikan tinggi),
sehingga muncul juga definisi pekerja sosial sebagai profesi yang memiliki peranan paling penting dalam
domain pembangunan kesejahteraan sosial. Sebagai suatu profesi kemanusiaan, pekerjaan sosial memiliki
paradigma yang memandang bahwa usaha kesejahteraan sosial merupakan institusi strategis bagi
keberhasilan pembangunan.
Pekerjaan Sosial memiliki akar epistemologi yang kuat dari Ilmu Kesejahteraan sosial, dimana
praktek pekerjaan sosial adalah bentuk aksiologi dari Epistemologi Ilmu Kesejahteraan sosial sebagai
sebuah bangunan keilmuan. Dengan demikian landasan epistemologi pekerjaan sosial adalah Ilmu
Sesejahteraan Sosial yang keduanya merupakan satu kesatuan eksistensial dimana antara praktek
pekerjaan sosial dan Ilmu Kesejahteraan sosial sejatinya tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu tubuh
Adalah sebuah pendekatan komunikasi, pengembangan pribadi, dan psikoterapi yang diciptakan
oleh Richard Bandler dan John Grinder di California, USA pada tahun 1970-an. Penciptanya mengklaim
adanya hubungan antara proses neurologi ("neuro"), bahasa ("linguistic") dan pola perilaku yang
dipelajari melalui pengalaman ("programming") dan bahwa hal tersebut dapat diubah untuk mencapai
tujuan tertentu dalam kehidupan. Bandler dan Grinder mengklaim bahwa ketrampilan seseorang dapat
"dimodel" menggunakan metodologi NLP kemudian ketrampilan tersebut dapat dimiliki oleh siapa saja.
Bandler dan Grinder juga mengklaim bahwa NLP dapat mengobati masalah seperti pobia, depresi,
gangguan kebiasaan, penyakit psikosomatik, miopi, alergi, flu dan gangguan belajar, seringkali hanya
dalam satu sesi terapi. NLP telah diadopsi oleh beberapa hipnoterapis dan dalam seminar-seminar yang
dipasarkan untuk bisnis dan pemerintahan. Ulasan penelitian empiris menunjukkan bahwa NLP telah
Bukti ilmiah mengungkapkan bahwa NLP didiskreditkan sebagai pseudosains. Ulasan ilmiah
menunjukkan adanya beberapa kesalahan faktual, dan gagal untuk menghasilkan hasil yang ditegaskan
oleh para pendukungnya. Menurut psikolog klinis Grant Devilly (2005), NLP telah mengalami penurunan
dalam prevalensi sejak tahun 1970-an. Kritik telah melampaui kurangnya bukti empiris untuk efektivitas,
mengatakan bahwa NLP memamerkan karakteristik pseudosains, judul, konsep dan terminologinya juga.
NLP tampil sebagai contoh dari pseudosains untuk memfasilitasi pengajaran literasi sains di tingkat
profesional dan universitas. NLP juga muncul pada daftar intervensi yang didiskreditkan berbasis ulasan
konsensus ahli. Dalam penelitian yang dirancang untuk mengidentifikasi "faktor dukun" dalam praktik
kesehatan mental modern, Norcross et al. (2006) mendaftarkan NLP sebagai kemungkinan didiskreditkan
untuk pengobatan masalah perilaku. Norcross et al. (2010) mendaftarkan NLP dalam sepuluh besar
intervensi yang paling didiskreditkan, Glasner-Edwards dan Rawson (2010) mendaftarkan terapi NLP
Zastrow (2004) dalam Introduction to Social Work and Social Walfare, telah
menggambarkan bahwa profesi utama yang paling berperan dalam pembangunan kesejahteraan
sosial adalah pekerjaan sosial. Selain itu, Zastrow pun menjelaskan bahwa pekerja sosial
memiliki fungsi dan tugas pokok untuk memberikan pelayanan dalam rangka mencapai
keberfungsian sosial orang melalui proses interaksi sosial.
Untuk mencapai tujuan tersebut pekerja sosial perlu membuka dan mencari wawasan
kepada pengetahuan-pengetahuan mengenai sosial tapi di luar itu seperti psikologi. Karena ada
banyak cakupan ilmu pekerja sosial yang ada dalam psikologi. Contonya seperti pengetahuan
dalam menguasai metode NLP. Terutama didorong dari adanya faktor bahwa tidak pungkiri
pekerja sosial merupakan profesi penolong seseorang demi terlepas dari masalahnya. Sehingga
tidak mengherankan seorang pekerja sosial yang baik harus belajar tentang apapun hal yang
Saat ini NLP (Neuro Linguistic Programming) seolah tengah menjadi suatu bidang baru yang
digandrungi oleh berbagai pihak di Indonesia. Mulai dari eksekutif papan atas, pengusaha, psikolog,
dokter, olahragawan, dosen, bintang film bahkan sampai politisi. Beberapa sumber menyatakan
mempelajari NLP mirip dengan mempelajari manual otak manusia, terkadang disebut sebagai people skill
technology, atau disebut juga psychology of excellence. Intinya adalah mengetahui bagaimana cara kerja
otak agar seseorang bisa menjadi tuan atasnya, bukan menjadi budaknya. Sedangkan para pengagas NLP
Linguistic adalah mengenai bahasa, bagaimana kita menggunakan bahasa untuk mencipta makna
Programming adalah mengenai urutan proses mental yang berpengaruh atas perilaku dalam
mencapai tujuan tertentu, dan bagaimana melakukan modifikasi atas proses mental itu.
NLP merupakan suatu cara untuk menyaring berbagai pengalaman atau hal-hal yang kita hadapi
Pikiran sadar adalah pikiran yang mempertimbangkan, dan merupakan pikiran yang memilih,
misalnya memilih buku, rumah atau pasangan hidup. Pikiran bawah sadar adalah menerima apa yang
dikesankan padanya atau apa yang anda percayai secara sadar. Tidak mempertimbangkan seperti pikiran
sadar anda, misalnya seperti tanah, yang menerima segala jenis benih, yang baik maupun yang jelek.
2. Membandingkan, dengan data base (referensi, pengalaman, dan informasi dalam pikiran
bawah sadar);
4. Memutuskan respon atau tindakan yang akan diambil terhadap informasi yang masuk.
Menurut Dr. Joseph Murphy, D.R.S. Ph.D, DD, LLD seorang penulis buku dari Amerika Serikat
bahwa “Pikiran bawah sadar mengikuti perintah yang diberikan berdasarkan atas kepercayaan dan
anggapan pikiran sadar” pikiran bawah sadar adalah tempat kedudukan emosi dan merupakan pikiran
yang kreatif, bila anda berfikir positif maka hal-hal yang positiflah yang terjadi, begitupun sebaliknya.
Pikiran bawah sadar, seringkali memberikan simpul-simpul dan peringatan-peringatan yang akan
membawa kita kepada hal-hal yang cenderung positif. Simpul-simpul inilah yang disebut dengan intuisi
yang selalu memberikan peringatan atau klakson kepada kita. Akan tetapi pikiran sadar, memiliki
pandangan yang berbeda dan pikiran sadar lebih besar pengaruhnya terhadap pikiran manusia karena
pikiran manusia dihadapkan pada fakta-fakta, janji-janji yang menggiurkan dan lingkungan, sehingga
mengakibatkan pikiran bawah sadar manusia seringkali dimanipulasi oleh pikiran sadar. Akan tetapi
apabila kita mampu menyelaraskan antara pikiran bawah sadar dan pikiran sadar, maka hasil yang
diperoleh akan jauh lebih optimal dan lebih baik, inilah suatu kekuatan yang dapat membawa kepada
kesuksesan.
Para ahli psikologi dan psikiatri menunjukkan bahwa bila pikiran disampaikan kepada pikiran
bawah sadar, akan terbentuk kesan dalam sel-sel otak. Pikiran bawah sadar menggunakan daya tak
terbatas, yaitu energy, dan kebijaksanaan dari dalam diri manusia dan pikiran bawah sadar menggunakan
semua hukum alam untuk mencapai tujuannya. Kadang-kadang hasil atau jawabannya datang seketika
dan caranya tidak bisa dijajaki. Pikiran bawah sadar tidak memperdulikan apakan pikiran anda itu baik
atau jelek, benar atau salah. Pikiran bawah sadar akan menerima hal itu sebagai benar dan langsung
Apabila kita mampu mengikuti dan mendengarkan simpul-simpul dan intuisi dari pikiran bawah
sadar, maka kita akan mampu melakukan apapun yang disampaikan pikiran bawah sadar, dan
menghindari pikiran sadar yang tidak sejalan, seperti kata-kata inspirasi yang tidak diketahui penulisnya,
mengatakan bahwa “pikiran yang indah dan emosi yang positif adalah bahan untuk mewujudkan
keajaiban”.
2. Pikiran bawah sadar hanya mengenal kata “positif”, tidak mengenal kata “negatif” seperti
: tidak, jangan, dsb. Contoh : “jangan jatuh” , ganti dengan “pertahankan tetap berdiri”.
3. Pikiran bawah sadar hanya mengenal kata sekarang atau saat ini (present tense), tidak
mengenal kata besok atau lusa. Contoh : jangan katakan “besok saya akan berhenti
4. Pikiran bawah sadar hanya mengenal kata “saya”, tidak mengenal kata: kamu, kami, kita
atau mereka.
5. Pengulangan, katakanlah berulang-ulang sampai bawah sadar mengerti pesan Anda (Ingat
: pembiasaan).
NEURO : Sebetulnya kata Neuro dalam istilah NLP memliki pengertian yang
NLP yang ada banyak menggunakan atau lebih tepatnya mengasah kepekaan indrawi.
NEW BEHAVIOR GENERATOR : Meskipun nama teknik NLP yang satu ini sedikit
berbau istilah teknik namun sesungguhnya teknik NLP New Behavior Generator ini
justru yang jauh lebih praktis dan mudah untuk digunakan ketika seseorang ingin
seseorang ingin mampu berbicara di depan publik maka teknik NLP ini sangat
BUILDING RAPPORT : Jika boleh saya katakan, teknik ini merupakan jawaban dari
pertanyaan tentang : bagaimana cara belajar teknik NLP mudah dan praktis yang
dapat digunakan untuk melakukan proses persuasi kepada orang lain. Dari nama
teknik NLP yang satu ini sudah dapat dipahami bahwa teknik ini bertujuan untuk
NLP yang ada banyak berbasiskan pada penggunaan pola kalimat atau bahasa yang
juga bertujuan untuk merubah suatu keadaan atau kondisi mood seseorang ( di NLP
dkenal dengan istilah “STATE” ) ke arah kondisi atau mood lain yang diinginkannya.
REFRAMING : Seusai dengan namanya yang memiliki arti membingkai, maka
fungsi dari Teknik NLP Reframing ini digunakan untuk merubah makna suatu
peristiwa agar dengan memiliki pemaknaan yang baru maka kondisi / state seseorang
FRAME : Nama teknik NLP ini hampir mirip dengan Reframing, namun ada sedikit
perbedaan dimana Frame digunakan pada konteks yang lebih luas. Bahkan dengan
memahami pola-pola Frame ini akan jauh lebih mempermudah kita dalam
menentukan pada konteks apa suatu peristiwa dapat dimaknai dengan cara yang
berbeda.
mengintervensi masalah dari klien. NLP dapat membantu sang klien untuk melihat suatu
kejadian dengan menggunakan kaca pembesar, sehingga tidak hanya melihat sisi negatif dari
suatu kejadian, tetapi juga positifnya atau sebaliknya. Teknik ini akan sangat berharga bagi
kedua belah pihak yaitu klien dan pekerja sosial karena akan mempersingkat waktu dalam
pemecahan masalah. Klien akan merasa lebih tenang dan lega sehingga mampu menentukan
pilihan dengan pikiran yang jernih. Klien juga akan terlatih untuk memiliki positive mindset
Ketika belajar NLP, kita belajar keahlian-keahlian khusus dan pola-pola yang dibutuhkan
untuk membuat perubahan secara positif, membuat pilihan-pilihan baru, menjadi lebih efektif
dalam berhubungan dengan orang lain, membebaskan pikiran dari kebiasaan-kebiasaan lama
yang tidak kita inginkan seperti pola dan sikap-sikap “perusakan” diri, dan dapat berpikir lebih
jelas tentang apa yang kita inginkan dan bagaimana mendapatkan hal tersebut. Apa saja yang
kita bisa dapatkan dari NLP, berikut yang bisa didapatkan;
1. Membantu anda mengetahui apa yang anda inginkan dan bagaimana meraihnya.
2. Membina hubungan personal lebih erat.
3. Meningkatkan self confidence dan self esteem.
4. Menempatkan kita di kursi yang pas saat mengendarai mobil kehidupan.
5. Komunikasi lebih efisien.
6. Lebih sering meraih kinerja terbaik.
7. Mengubah keyakinan diri dan tentang dunia.
Selain itu adapun beberapa manfaat lainnya dari NLP. NLP telah lulus uji waktu selama
kurang lebih 3 dekade, dan saat ini tetap menjadi sebuah teknologi unggulan yang dipergunakan
dalam berbagai bidang - bisnis, kepemimpinan, manajemen, komunikasi, pemasaran, penjualan,
pengembangan diri individu, olahraga, konseling, terapi, dan lain-lain. Berikut ini hanya
beberapa dari manfaatnya.
● Hidup lebih bahagia, lebih menikmati hidup, dan berorientasi tujuan yang jelas
● Mampu mengelola diri dengan lebih baik, termasuk lebih cerdas secara emosional
● Meningkatkan kinerja di profesi apapun (bisnis, olahraga, entertainment, dll)
● Mempunyai kemampuan komunikasi, membangun hubungan, dan daya pengaruh lebih
tinggi, termasuk dalam konteks pribadi, hubungan pria-wanita, pekerjaan, tim, penjualan,
negosiasi, dan lain-lain
● Mampu mengatasi tantangan emosional dengan lebih cepat dan mudah – seperti trauma,
fobia, kegagalan, kesedihan, kemarahan, kekecewaan, dan lain-lain
● Mempunyai tingkat kreatifitas yang meningkat
● Mempunyai kehidupan seksual dan hubungan antar pasangan lebih baik
● Mampu memimpin dan mengelola orang lain dengan lebih baik dan efektif
● Mampu menyelesaikan masalah dan membuat keputusan lebih cepat dan efektif
● Mampu membantu/mengarahkan orang lain dalam konteks training/pelatihan, coaching,
konseling, terapi, belajar-mengajar, dengan lebih cepat, tepat, dan efektif
Berpikirlah lebih positif, jangan takut kegagalan, dan selalu berpikir kedepan akan meningkatkan
respon kerja otak menjadi lebih baik sehingga anda bisa mencapai kesuksesan. Kunci dari NLP adalah
untuk mencapai kesuksesan dengan meningkatkan kualitas otak seseorang yang lebih baik. Selain itu NLP
akan lebih efektif jika anda bisa melakukan meditasi. Dalam meditasi, kerja otak akan lebih rilek dan
seseorang bisa berpikir lebih santai namun realistis. Meditasi meningkatkan kualitas otak untuk berpikir
NLP akan memberikan dampak luar biasa pada seseorang. Bukankah dalam kehidupan ini kita
selalu menginginkan sukses yang luar biasa, kehidupan yang sangat didambakan setiap insan. Saya ingin
sukses dan saya akan melakukan yang terbaik bagi saya dan lingkungan. NLP jawabannya, jika anda bisa
memimpikan kesuksesan raihlah dengan pemikiran yang berkualitas dan lakukan sampai titik kesuksesan
anda tercapai.
Kelemahan NLP
Meski memiliki tujuan yang positif, NLP cukup banyak dikritisi oleh para neuroscientist.
Metafora dari NLP yaitu ‘otak sebagai komputer’ dianggap tidak relevan oleh mereka. Anggapan yang
lebih relevan adalah bahwa otak terdiri dari jaringan-jaringan asosiatif. Selain itu, NLP juga sering
dikritisi karena kurangnya bukti mengenai keefektifan NLP. Tidak ada pula penelitian-penelitian lebih
lanjut mengenai NLP dan kaitannya dengan berbagai bidang ilmu yang bersinggungan langsung
dengannya seperti psikologi sosial, neurosains kognitif, dan information processing theory.
Jika dikaitkan dengan pekerja sosial yang akan mempergunakan praktik NLP, maka akan muncul
beberapa kelemahan seperti:
1. NLP hanya dapat bekerja dan berhasil pada orang-orang yang memiliki keinginan untuk berubah
ke arah yang positif. Seorang terapis NLP pernah melayani seorang perokok yang terpaksa
mengikuti program NLP namun kemudian tidak berhasil karena ia masih ingin merokok dan tidak
ingin berubah.
NLP dapat disalahgunakan sebagai strategi marketing dan promosi. Pekerja sosial harus tetap
profesional dalam menjalankan tugasnya sehingga tidak terbawa dalam arus-arus negatif yang dapat
Kesimpulan
Edi Suharto. 1997. Pembangunan, Kebijakan Sosial & Pekerjaan Sosial. Bandung: LSP STKS. Hal
233,320
Asep Jahidin, 2016. Epistemologi Ilmu Kesejahteraan Sosial. Perjalanan Dialektika Memahami Anatomi
pekerjaan sosial Profesional. Samudra Biru, Yogyakarta. hal. 7
Dilts, R., Grinder, J., Delozier, J., and Bandler, R. (1980). Neuro-Linguistic Programming: Volume I: The
Study of the Structure of Subjective Experience. Cupertino, CA: Meta s
dniPublications. hlm. 2.
Bandler, Richard; John (1975). The Structure of Magic I: A Book about Language and Therapy. Science
Devilly, Grant J. (1 June 2005). "Power Therapies and possible threats to the science of psychology and
Budi Rahman Hakim. 2010. Rethinking Social Work Indonesia. Jakarta Selatan