Anda di halaman 1dari 18

PENGANTAR

KESEHATAN REPRODUKSI
MASYARAKAT

Lutfi Agus Salim


Pentingnya Kesehatan Reproduksi Dalam Kependudukan

1. Kesehatan reproduksi perlu mendapat perhatian 


besarnya kaitan antara kesehatan reproduksi
dengan kependudukan
2. Semakin kompleksnya permasalahan kesehatan
dan sosial penduduk yang berhubungan dengan
sistem, fungsi dan proses reproduksi manusia.
3. Kesehatan reproduksi merupakan kecenderungan
baru yang lebih manusiawi, dimana penduduk tidak
hanya dipahami sebagai angka-angka mati, tetapi
sebagai manusia yang memiliki hak-hak dasar yang
harus dilindungi.
Batasan Kesehatan Reproduksi

1. Keadaan kesejahteraan fisik, mental dan sosial


yang utuh dan bukan hanya tidak adanya
penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan
fungsi-fungsi serta proses-prosesnya (Family
Care International, 1994:10)
2. Kesehatan reproduksi dalam arti yang luas
meliputi seluruh proses, fungsi dan sistem
reproduksi pada seluruh tahapan kehidupan
manusia
 Secara lebih khusus, studi kesehatan
reproduksi mempelajari bagaimana individu
dapat terbebas dari berbagai gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh proses atau
bekerjanya fungsi dan sistem reproduksi.
 Manusia secara naluriah mempunyai
dorongan seksual (sexual drives), dan akibat
pengaruh faktor sosial budaya membentuk
makna subyektif tentang seksualitas (seksual
meanings), akibatnya timbul hasrat mencari
pasangan (seksual patnership). Dari situ
muncul aktivitas seksual (sexual acts) berikut
akibatnya, yaitu mengalami kehamilan dan
melahirkan atau tanpa berniat memperoleh
keturunan.
Tema Kesehatan Reproduksi Dalam Konferensi
Kependudukan di Kairo 1994

Rencana Tindakan Pasal 7.


1) hak-hak reproduksi dan kesehatan
reproduksi,
2) keluarga berencana,
3) penyakit menular seksual dan pencegahan
HIV,
4) seksualitas manusia dan hubungan jender
5) masalah remaja.
RUANG LINGKUP

1. Menurut Dixon-Mueller (1994:36) adalah


elemen-elemen kesehatan reproduksi
yaitu
 seks yang sehat dan reproduksi yang
sehat.
RUANG LINGKUP KESPRO.. Koentjoro (1994)

1. KESEHATAN GENERATIF
 tercermin dalam upaya mendapatkan
keturunan yang sesuai dengan kehendak
pasangan suami istri
 segala upaya mengatur dan memperoleh
generasi yang sehat, sejak proses
spermatogenesis dan oogenesis,
pembuahan, kelahiran sampai pasca
kelahiran.
 2. KESEHATAN SEKSUAL
 tercermin pada segala perilaku dan sikap
seksual secara perorangan, pasangan dan
dalam masyarakat.
 kesehatan kejiwaan seks (psikoseksual) dan
kesehatan seks fisiologis/ biologis.
SEKS YANG SEHAT
 Individu terbebas atau terlindung dari kemungkinan
terkena penyakit menular karena hubungan seks (Sexual
Transmitting Disease =STD)
 Individu terlindungi dari praktek-praktek yang berbahaya
dan kekerasan seksual.
 Individu dapat mengontrol akses seksual orang lain
kepadanya.
 Individu dapat memperoleh kenikmatan atau kepuasan
seksual.
 Individu dapat memperoleh informasi tentang
seksualitas.
REPRODUKSI YANG SEHAT
 Aman dari kemungkinan kehamilan yang tidak
dikehendaki.
 Terlindung dari praktek reproduksi yang berbahaya.
 Bebas memilih kontrasepsi yang cocok baginya.
 Punya akses terhadap informasi kontrasepsi dan
reproduksi.
 Punya akses tehadap perawatan kehamilan dan
pelayanan persalinan yang aman.
 Punya akses terhadap pengobatan kemandulan
(infertilitas).
RUANG LINGKUP

3. Affandi (1995), kesehatan reproduksi mencakup


kemampuan (ability), keberhasilan (succes) dan
keamanan (safety).
PENDEKATAN PENDEKATAN
KELUARGA BERENCANA KESEHATAN REPRODUKSI
(DAHULU)
A. KONSEP A. KONSEP
Tujuan: Tujuan:
 Penurunan tingkat fertilitas  Peningkatan kontrol perempuan
(tujuan primer) atas tubuhnya dan hidupnya
 Memperbaiki kesejahteraan  Memperbaiki kesehatan
ibu dan anak dan kesejahteraan perempuan termasuk kesehatan
keluarga (tujuan sekunder) reproduksinya.
 Mengubah kondisi-kondisi
sosial ekonomi yang menjadi
penghambat terhadap
pelaksanaan hak reproduksi
(mis. status hukum perempuan,
pendidikan, tingkat kemiskinan,
partisipasi dalam pengambilan
keputusan rumah tangga).
PENDEKATAN PENDEKATAN
KELUARGA KESEHATAN REPRODUKSI
BERENCANA (DAHULU)
Etika/Nilai: Etika/Nilai:
 Reproduksi merupakan  Perempuan mempunyai hak dan
fungsi sosial tanggungjawab sosial untuk menentukan
 Tujuan demografis negara jumlah anak.
lebih penting daripada hak-  Perempuan mempunyai hak untuk
hak individu memperoleh otonomi dan hak atas pilihan
reproduksi
 Laki-laki juga mempunyai tanggung
jawab pribadi dan sosial terhadap
perilaku seksual mereka dan fertilitas.
 Hak-hak dasar seksual dan reproduksi
tidak dapat disubordinasikan secara
berlawanan dengan kemauan perempuan,
kepada kepentingan pasangan, anggota
keluarga, pengambil keputusan, negara
atau aktor-aktor lain.
 Perempuan dapat dipercaya dan
dihormati di dalam membuat keputusan
reproduksi mereka jika diberi informasi
yang lengkap
PENDEKATAN PENDEKATAN
KELUARGA BERENCANA KESEHATAN REPRODUKSI
(DAHULU)
Asumsi yang melatarbelakangi Asumsi yang melatarbelakangi

Besarnya penduduk merupakan Kemiskinan dan lain-lain adalah


determinan utama dari disebabkan oleh model
kemiskinan, keterbelakangan pembangunan yang terlalu
dan kelestarian lingkungan berorientasi pada pertumbuhan.
Yang diperlukan adalah
pemenuhan kebutuhan dasar,
bukan berpusat pada
pengendalian penduduk.

Pengendalian penduduk akan Perbaikan status perempuan


menurunkan fertilitas dan kualitas program kesehatan
reproduksi akan menurunkan
fertilitas.
PENDEKATAN PENDEKATAN
KELUARGA BERENCANA KESEHATAN REPRODUKSI
(DAHULU)
B. PROGRAM B. PROGRAM

Tujuan Tujuan
Target dicapai dengan Tidak berorientasi pada target,
pemberian insentif, disinsentif tetapi memusatkan pada
dan paksaan secara terang- kebutuhan individu
terangan atau terselubung.
Luas Layanan
Luas Layanan Kontrasepsi, kesehatan
Kontrasepsi, infertilitas (jika pro- maternal, aborsi, PMS, infeksi
natalis), kesehatan maternal, saluran reproduksi, AIDS,
aborsi (jika secara budaya dapat seksualitas, kekerasan terhadap
diterima)
perempuan, pemeriksaan kanker
(payudara dan kandungan),
dalam konteks hubungan-
hubungan kekuasaan jender
(seperti suami, ayah, negara)
PENDEKATAN PENDEKATAN
KELUARGA BERENCANA KESEHATAN REPRODUKSI
(DAHULU)

Keberdayaan Perempuan Keberdayaan Perempuan


Tak ada komponen menyangkut Peningkatan kontrol/
status keberdayaan perempuan
dimasukkan dalam semua
rancangan dan implementasi
Metode Kontrasepsi layanan. Perempuan didorong
Memprioritaskan pada untuk untuk menuntut layanan
kontrasepsi yang permanen,
berjangka panjang, yang Metode Kontrasepsi
memerlukan intervensi medis Menekankan pada metode yang
(mis. sterilisasi, suntikan); aman, efektif dan tersedia yang
preferensi penyedia layanan pilihannya tergantung pada
dominan keputusan perempuan

Sumber: Toward Women-Centered Reproduction Health, Information Package :1(1994)

Anda mungkin juga menyukai