Anda di halaman 1dari 24

6

Tinjauan Umum Tentang Batu Saluran Kemih


Defenisi
Batu saluran kemih (BSK) ialah terbentuknya batu di dalam saluran
kemih. Pembentukan batu dapat terjadi di mana saja di dalam sistem kolektivus
urinarius (paling sering di dalam ginjal) dan terutama bergantung pada jenis
kelamin, usia, diet, iklim serta kondisi genetik seseorang.13,14

Gambar 2.3 Posisi Letak Batu pada Saluran Kemih


Batu ginjal terbentuk ketika urin jenuh dengan garam dan mineral seperti
kalsium oksalat, struvite (amonium magnesium fosfat), asam urat dan sistin. 6080% batu mengandung kalsium. Mereka bervariasi dalam ukuran dari kecil seperti
krikil hingga besar seperti batu, untuk batu staghorn besar. Batu mungkin tinggal
dalam posisi di mana mereka terbentuk, atau bermigrasi ke saluran kemih,
menghasilkan gejala sepanjang jalan.15,16,17,18
Faktor lain yang menyebabkan produksi batu adalah pembentukan plak
Randall. Endapan kalsium oksalat yang terbentuk di membran basal loop tipis

Henle; ini akhirnya menumpuk di ruang subepitel dari papila ginjal, yang
menyebabkan plak Randall dan akhirnya membentuk kalkulus.1
Komposisi Batu
Komposisi batu yang ditemukan pada seseorang perlu ditentukan karena
komposisi batu dipakai sebagai landasan untuk menelusuri etiologi penyakit BSK.
Analisis batu dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu cara kualitatif dan cara
kuantitatif dengan metode kromatografik dan autoanalisis. Cara lain ialah cara
optik dengan diseksi mikroskopik binokuler dengan mikroskop petrografik. Juga
ada cara instrumental melalui kristalografi radiografik, spektroskopi inframerah,
termoanalitik, dan mikroskopi elektron. Kristalografi radiografik merupakan cara
yang dianggap paling baik ditinjau darisegi kesederhanaan dan ketepatannya. 13
Komposisi BSK yang dapat ditemukan yaitu14,15,19 ;
1. Batu kalsium oksalat/fosfat merupakan batu ginjal yang paling sering
ditemukan. Batu ginjal terjadi ketika pasien mengabsorbsi lebih banyak
kalsium di dalam usus dibandingkan ekskresinya ke dalam urine, atau jika
terdapat defek primer reabsorbsi kalsium pada ginjal.
2. Batu struvit (magnesium ammonium fosfat) terjadi pada pasien dengan urin
yang terus-menerus basa akibat ISK oleh mikroorganisme positif-urease
seperti Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan
Stafilokokus yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urin
menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini
memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat

membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit, batu
tersebut dinamakan batu ginjal staghorn.
3. Batu asam urat berkaitan dengan penyakit gout atau penyakit yang
menyebabkan pergantian sel yang cepat (leukemia, penyakit mieloproliferatif).
Batu asam urat lebih cenderung terbentuk dalam urin yang bersifat asam.
Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk
mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam
urat adalah: urin terlalu asam (pH kurang dari 6, volume urin kurang dari 2
liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria).
4. Batu sistin terlihat pada pasien kelainan genetik metabolisme sistin, ornitin,
lisin, atau arginin. Batu sistin lebih cenderung terbentuk dalam urin yang
asam.
Tabel 2.1 Komposisi Batu Ginjal yang Lazim Ditemukan.
KOMPOSISI

FREKUENSI

PENYEBAB

RADIOLOGI

BATU
Kalsium oksalat

Paling sering

Hiperkalsemia:

Radiopaque

dan kalsium

kanker, PTH,

fosfat

vitamin D,

Struvit

Paling sering

idiopatik.
ISK dengan bakteri

Radiopaque;

(amonium

kedua

positif-urease

batu

magnesium

(Proteus spp.,

membentuk

fosfat)

Klebsiella, Serratia,

silinder dalam

Enterobakter,

pelvis renis

Asam urat

Pseudomonas dan

atau system

Lebih jarang

Stafilokokus)
-Hiperurisemia:

kaliks
Radiolusen

terjadi

gout
-Pergantian sel
yang sering sekali
(leukemia, penyakit
mieloproliferatif)
-Kegemukan
-Alkoholik

Sistin

Lebih jarang

-Diet tinggi protein


Sistinuria: keadaan

terjadi

genetik defisiensi

Radiolusen

sistin, ornitin, lisin,


dan arginin
Etiologi
Penyebab terbentuknya BSK diduga berhubungan dengan gangguan aliran
urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan
lain yang masih belum terungkap (idiopatik).19
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah
terjadinya BSK yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. 13
Faktor intrinsik, meliputi11,20,21 :
a. Umur

10

Umur terbanyak penderita BSK di negara-negara Barat adalah 20-50


tahun, sedangkan di Indonesia terdapat pada golongan umur 30-60 tahun.
Penyebab pastinya belum diketahui, kemungkinan disebabkan karena adanya
perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya, dan diet. Berdasarkan penelitian Latvan,
dkk (2005) di RS.Sedney Australia, proporsi BSK 69% pada kelompok umur 2049 tahun. Menurut Basuki (2011), penyakit BSK paling sering didapatkan pada
usia 30-50 tahun.
b. Jenis kelamin
Kejadian BSK berbeda antara laki-laki dan wanita. Jumlah pasien laki-laki
tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan. Tingginya
kejadian BSK pada laki-laki disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada lakilaki yang lebih panjang dibandingkan perempuan, secara alamiah didalam air
kemih laki-laki kadar kalsium lebih tinggi dibandingkan perempuan, dan pada air
kemih perempuan kadar sitrat (inhibitor) lebih tinggi, laki-laki memiliki hormon
testosterone yang dapat meningkatkan produksi oksalat endogen di hati, serta
adanya hormon estrogen pada perempuan yang mampu mencegah agregasi garam
kalsium. 3 Insiden BSK di Australia pada tahun 2005 pada laki-laki 100-300 per
100.000 populasi sedangkan pada perempuan 50-100 per 100.000 populasi.
c. Heriditer/ Keturunan
Faktor keturunan dianggap mempunyai peranan dalam terjadinya penyakit
BSK. Walaupun demikian, bagaimana peranan faktor keturunan tersebut sampai
sekarang belum diketahui secara jelas. Berdasarkan penelitian Latvan, dkk (2005)

11

di RS. Sedney Australia berdasarkan keturunan proporsi BSK pada laki-laki


16,8% dan pada perempuan 22,7%.
Faktor ekstrinsik, meliputi11,19,20 :
a. Asupan air
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden BSK. Selain itu memperbanyak diuresis dengan cara
banyak minum air akan mengurangi kemungkinan terbentuknya batu, sedangkan
kurang minum air menyebabkan kadar semua substansi dalam urin meningkat.
b. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas
BSK berkurang. Penduduk yang vegetarian yang kurang makan putih telur lebih
sering menderita BSK.
c. Diet
Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya BSK.
d. Pekerjaan
Penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk
atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
e. Infeksi
Infeksi saluran kemih (ISK) dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal
dan akan menjadi inti pembentukan BSK. Infeksi bakteri akan memecah ureum
dan membentuk amonium yang akan mengubah pH urin menjadi alkali.
2.2.4. Faktor Resiko

12

Beberapa faktor resiko yang meningkatkan seseorang rentan terkena BSK


ialah22,23,24,25 :
1.
2.
3.
4.
5.

Riwayat keluarga positif BSK


Riwayat pernah terkena BSK sebelumnya
Riwayat terkena infeksi saluran kemih
Penyakit Gout
Gangguan metabolisme yang meningkatkan ekskresi zat terlarut, misalnya

asidosis metabolik kronis, hiperkalsiuria, hyperuricosuria


6. Defisiensi sitrat dalam urin
7. Cystinuria (sebuah aminoaciduria autosomal resesif)
8. Batu ginjal yang paling umum pada orang dewasa usia 40 dan lebih tua ,
meskipun batu ginjal dapat terjadi pada semua usia
9. Pria lebih mungkin untuk mengembangkan batu ginjal , meskipun
peningkatan jumlah perempuan sedang mengembangkan batu ginjal. Lakilaki cenderung memiliki tiga kali insiden yang lebih tinggi dari batu ginjal
dibandingkan wanita. Perempuan biasanya mengeluarkan lebih sitrat dan
kalsium kurang dari laki-laki, yang sebagian dapat menjelaskan insiden
yang lebih tinggi dari penyakit batu pada pria
10. Dehidrasi . Tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko
batu ginjal . Orang-orang yang tinggal di iklim hangat dan mereka yang
berkeringat banyak mungkin berada pada risiko yang lebih tinggi daripada
yang lain
11. Diet tertentu . Makan makanan yang tinggi protein , sodium dan gula dapat
meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal . Hal ini terutama berlaku
dengan diet tinggi natrium. Terlalu banyak sodium dalam diet
meningkatkan jumlah kalsium ginjal yang harus disaring dan secara
signifikan meningkatkan risiko batu ginjal
12. Tinggi indeks massa tubuh ( IMT ) , ukuran pinggang yang besar dan berat
badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu ginjal

13

13. Pencernaan penyakit dan pembedahan. Operasi bypass lambung , penyakit


radang usus atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan dalam proses
pencernaan

yang

mempengaruhi

penyerapan

kalsium

dan

air,

meningkatkan kadar zat pembentuk batu dalam urin


2.2.5. Patofisiologi
BSK mengacu pada adanya batu (kalkuli) di traktus urinarius. Batu
terbentuk ketika konsentrasi supstansi seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat dan
asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika difisiensi supstrats tertentu.
Seperti sitrat yang secara normal mencegah kristalisasi dalam urine, serta status
cairan pasien.19
Infeksi, stasis urine, serta drainase renal yang lambat dan perubahan
metabolic kalsium, hiperparatiroid, malignansi, penyakit granulo matosa
(sarkoldosis, tuberculosis), masukan vitamin D berlebih merupakan penyebab dari
hiperkalsemia dan mendasari pembentukan batu kalsium. Batu asam urat dapat
dijumpai pada penyakit Gout.19
Batu struvit mengacu pada batu infeksi, terbentuk dalam urine kaya
ammonia alkalin persisten akibat uti kronik. Batu urinarius dapat terjadi pada
inflamasi usus atau ileostomi. Batu sistin terjadi pada pasien yang mengalami
penurunan efek absorbsi sistin (asam ammonia) turunan.19
Konsentrasi substansi
Kalsium oksalat, kalsium fosfat dan asam urat
meningkat
Defisiensi substrat
tertentu

Hiperkalse
mia

Batu terbentuk

Iritasi
Mual
muntah
Resiko kekurangan volume
cairan

Nyeri

14

Gambar 2.4 Patofisiologi Pembentukan Batu


2.2.6. Gejala Klinik
Penderita BSK dapat mengalami suatu keadaan tanpa keluhan ataupun
tanpa gejala yang disebut sebagai silent stone. Keadaan ini dimulai sejak batu
berkuran kecil dan tetap berada dalam ginjal, tidak menyebabkan penyumbatan,
tidak terdapat infeksi, dan tidak turun ke saluran di bawahnya yaitu ureter.
Keadaan asimptomatis ini dapat berlangsung terus dan lama, disebut sebagai
keadaan batu yang non aktif. Gejala akut baru terlihat setelah ukuran batu
membesar dan atau posisi batu dapat menimbulkan gangguan pada saluran kemih
dan organ di sekitarnya. Pada awalnya, batu yang masih kecil pada saluran kemih
dengan pemeriksaan sinar-X tampak sebagai batu tersembunyi di ginjal, tetapi
belum menimbulkan kerusakan fungsi pada ginjal atau organ saluran kemih lain.
BSK yang masih kecil ini lama kelamaan akan membesar dan dapat menghambat
aliran urin dalam saluran kemih.26
Kadangkala, BSK yang ditemukan sangat kecil dan tidak menimbulkan
sumbatan pada saluran kemih sehingga dapat langsung lewat dan keluar bersama
urin tanpa menimbulkan gejala sama sekali. BSK dapat pula menimbulkan gejala
ringan seperti sakit pinggang, otot yang tegang, dan sebagainya. Beberapa jenis
BSK yang lain, dapat membesar dan berada disaluran kemih (biasanya ureter)

15

dalam waktu lama sebelum menimbulkan masalah. Pasien-pasien dengan keadaan


ini biasanya sering mengalami infeksi berulang pada saluran kemih sebelum
penyebab utamanya dapat didiagnosis. Paling sering adalah timbul gejala klasik
yang dikaitkan dengan bersarangnya BSK pada saluran kemih sehingga
menimbulkan iritasi dan sumbatan aliran urin.26
Gejala klinik yang ditimbulkan BSK antara lain11,27,28 :
a. Nyeri
Penderita BSK biasanya mengeluhkan rasa nyeri yang hilang timbul
(kolik). Rasa nyeri yang timbul ditentukan oleh lokasi dari BSK. BSK yang
berada di ginjal, di ureter bagian atas, atau ureter bagian bawah akan
menimbulkan rasa nyeri yang berbeda-beda. BSK yang terdapat di ginjal
menimbulkan 2 macam rasa nyeri yaitu nyeri kolik dan non kolik. Nyeri kolik
(hilang timbul) disebabkan oleh stretching (peregangan) sistem penampungan.
Nyeri non kolik yang terasa sakit terus-menerus disebabkan oleh peregangan
pembungkus ginjal. BSK yang lebih besar dari 1 cm pada piala ginjal (bagian
yang lebar di dalam ginjal) biasanya akan menyebabkan nyeri berat pada
punggung bagian bawah tepat di bawah tulang iga paling bawah. Batu pada ureter
atas atau tengah biasanya akan menyebabkan rasa nyeri pinggang hebat yang
menjalar ke perut bagian bawah. Rasa nyeri itu akan bertambah hebat apabila batu
bergerak turun dan menyebabkan rasa nyeri di sekitar testis pada pria atau labia
mayora pada wanita.
b. Hematuria

16

Adanya darah yang keluar dari urin (hematuria) atau kencing berdarah dan
urin yang disertai dengan pasir atau batu (kritaluria) akan membantu konfirmasi
adanya BSK.
c. Infeksi
Bila seseorang mengalami infeksi saluran kemih berulang yang tidak
sembuh dengan berbagai terapi yang adekuat, patut dicurigai adanya BSK. Batu
yang terdapat di saluran kemih ini menjadi tempat bersarangnya kuman yang
tidak dapat dijangkau dengan obat-obatan. Batu jenis struvite merupakan batu
yang paling sering berhubungan dengan adanya infeksi. Infeksi yang timbul pada
batu jenis ini umumnya oleh Proteus, Pseudomonas, Providencia, Klebsiella,
Staphyllococcus, dan Mycoplasma. Jarang sekali ditimbulkan oleh E. Coli. Batu
jenis lain yang berhubungan dengan infeksi adalah batu kalsium fosfat.
d. Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah
sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal. Gejala ini
disertai jantung berdebar, tekanan darah rendah, dan pelebaran pembuluh darah di
kulit.

e. Pembengkakan daerah punggung bawah


Penyumbatan saluran kemih bagian atas yang akut ditandai dengan rasa
sakit di punggung bagian bawah. Pada sumbatan yang sudah berlangsung lama,

17

kadang-kadang dapat diraba adanya massa (benjolan) akibat ginjal yang


membesar (hidronefrosis).
f. Nausea dan vomiting
Salah satu gejala BSK adalah adanya nausea (rasa tidak enak, mual) dan
Vomiting (muntah).
2.2.7

Letak Batu Saluran Kemih


Sebagian besar BSK dapat ditemukan pada daerah-daerah tertentu di

sepanjang saluran perkemihan ialah14 :

a. Batu pelvis ginjal


Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya
menempati bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan
pelviokaliks sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya
terdapat disuatu kaliks.
Batu pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala tanpa gejala berat.
Umumnya gejala BSK merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan infeksi.

Gambar 2.5 Batu


pada

Pelvis

Ginjal
Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya
menempati bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan

18

pelviokaliks sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya


terdapat disuatu kaliks. Batu pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala tanpa
gejala berat. Umumnya gejala BSK merupakan akibat obstruksi aliran kemih dan
infeksi.
Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk pegal hingga kolik atau
nyeri yang terus-menerus dan hebat karena adanya pionefrosis. Pada pemeriksaan
fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai mungkin terabanya ginjal
yang membesar akibat adanya hidronefrosis.
Nyeri dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arcus costa pada
sisi ginjal yang terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang
terletak dipelvis dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis, sedangkan batu
kaliks pada umumnya tidak member gejala fisik.
Jika didapatkan demam harus dicurigai suatu urosepsis dan ini merupakan
kedaruratan di bidang urologi. Dalam hal ini harus secepatnya ditentukan letak
kelainan anatomik pada saluran kemih yang mendasari timbulnya urosepsis dan
segera dilakukan terapi berupa drainase dan pemberian antibiotika.
b. Batu ureter

Gambar 2.6 Batu pada Ureter

19

Anatomi

ureter

mempunyai

beberapa

tempat

penyempitan

yang

memungkinkan batu ureter terhenti. Karena peristalsis, akan terjadi gejala kolik,
yakni nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah
dengan nyeri alih khas. Selama batu bertahan ditempat yang menyumbat, selama
itu kolik akan berulang-ulang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan
pada air kemih untuk lewat.
Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian
keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan
kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa
tetap tinggal diureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik
dengan hidroureter yang mungkin asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria
yang didahului serangan kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan
dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa
pielonefritis sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.
c. Batu kandung kemih
Karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher kandung
kemih, aliran yang mula-mula lancer secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes
disertai dengan nyeri. Pada anak, nyeri menyebabkan anak yang bersangkutan
menarik penisnya sehingga tidak jarang dilihat penis yang agak panjang. Bila
pada saat sakit tersebut penderita berubah posisi, suatu saat air kemih akan dapat
keluar karena letak batu yang berpindah. Bila selanjutnya terjadi infeksi yang
sekunder, selain nyeri, sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri menetap
suprapubik.
d. Batu uretra
Batu uretra umunya merupakan batu yang berasal dari ureter atau kandung
kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi menyangkut

20

ditempat yang agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini adalah di pars
prostatika, bagian permulaan pars bulbosa, dan di fosa navikular. Bukan tidak
mungkin dapatkan ditemukan di tempat lain.
Gejala yang ditimbulkan umumnya miksi tiba-tiba terhenti, menjadi
menetes dan nyeri. Penyulitnya dapat berupa terjadinya divertikulum, abses, fistel
proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.
2.2.8. Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis BSK didasarkan pada dua prosedur yaitu anamnesis
dan pemeriksaan fisis.
2.2.8.1. Anamnesis
Secara umum gejala yang ditimbulkan pada pasien yang menderita BSK
ialah11,27,28 :
- Nyeri
- Hematuria
- Infeksi
- Demam
- Pembengkakan daerah punggung bawah
- nausea dan vomiting
2.2.8.2. Pemeriksaan Fisis
Hasil pemeriksaan fisik antara lain28 :
a. Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami hidronefrosis/obstruktif.
b. Nyeri tekan/ketok pada pinggang.
c. Batu uretra anterior bisa di raba.

21

d. Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah kelembutan di daerah


pinggul (flank tenderness), ini disebabkan oleh hidronefrosis akibat obstruksi
sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung kemih.
2.2.8.3. Laboratorium
Pada urin biasanya dijumpai hematuria dan kadang-kadang kristaluria.
Hematuria biasanya terlihat secara mikroskopis, dan derajat hematuria bukan
merupakan ukuran untuk memperkirakan besar batu atau kemungkinan lewatnya
suatu batu. Tidak adanya hematuria dapat menyokong adanya suatu obstruksi
komplit, dan ketiadaan ini juga biasanya berhubungan dengan penyakit batu yang
tidak aktif. Pada pemeriksaan sedimen urin, jenis kristal yang ditemukan dapat
memberi petunjuk jenis batu. Pemeriksaan pH urin < 5 menyokong suatu batu
asam urat, sedangkan bila terjadi peningkatan pH (7) menyokong adanya
organisme pemecah urea seperti Proteus sp, Klebsiella sp, Pseudomonas sp dan
batu struvit.29,30

22

Gambar 2.7 Hasil Pemeriksaan Laboratorium Jenis Batu Saluran


Kemih

2.2.8.4. Radiologi
Ada beberapa jenis pemeriksaan radiologis yaitu11,28,29 :
a. Foto polos abdomen
Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu
radiopaque. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat
radiopaque dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu
asam urat bersifat radiolusen.

23

Gambar 2.8 Foto Polos Abdomen Normal dan Foto Polos Batu Ginjal
b. Intravenous Pyelogram (IVP)
IVP dapat menentukan dengan tepat letak batu, terutama batu-batu yang

radiolusen dan untuk melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi
adanya batu semi opaque ataupun batu non opaque yang tidak dapat terlihat oleh
foto polos abdomen.
Gambar 2.9 Intravenous Pyelogram
c. CT Scan
CT Scan (Computerized Tomography) adalah tipe diagnosis sinar X yang
dapat membedakan batu dari tulang atau bahan radiopaque lain.
d. Retrograde Pielografi (RPG)
Dilakukan bila pada kasus-kasus di mana IVP tidak jelas, alergi zat
kontras, dan IVP tidak mungkin dilakukan.

24

Gambel 2.10 Retrograde Pyelografi (RPG)


e. Ultrasonografi (USG)
USG dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP,
yaitu pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun dan pada wanita yang sedang hamil. USG ginjal merupakan pencitraan
yang lebih peka untuk mendeteksi batu ginjal dan batu radiolusen, daripada foto
polos abdomen. Cara terbaik untuk mendeteksi BSK ialah dengan kombinasi USG
dan foto polos abdomen. USG dapat melihat bayangan batu baik di ginjal maupun
di dalam kandung kemih dan adanya tanda-tanda obstruksi urin.
f. Radioisotop
Untuk mengetahui fungsi ginjal secara satu persatu, sekaligus adanya
sumbatan pada gagal ginjal.
2.2.9. Penatalaksanaan

25

Berhasilnya penatalaksanaan medis BSK ditentukan oleh lima faktor


yaitu : ketetapan diagnosis, lokasi batu, adanya infeksi dan derajat beratnya,
derajat kerusakan fungsi ginjal, serta tata laksana yang tepat. Terapi dinyatakan
berhasil bila: keluhan menghilang, kekambuhan batu dapat dicegah, infeksi telah
dapat dieradikasi dan fungsi ginjal dapat dipertahankan.29
2.2.9.1. Terapi Konservatif
Batu kecil dalam ginjal yang tidak memberi tanda (silent stone) dapat
diobati secara konservatif dengan menunggu sampai batu dapat keluar dengan
sendiri. Pasien diberikan air minum minimal 2-3 liter per hari. Selain itu juga
dilakukan pembatasan diet kalsium, oksalat, natrium, fosfat dan protein
tergantung pada penyebab batu.31
2.2.9.2. Tanpa Operasi
a. Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya kurang dari
5mm, karena diharapkan batu dapat keluar spontan. Terapi yang diberikan
bertujuan untuk mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian
diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran
kemih.11

26

Gambar 2.11 Terapi Medikamentosa Berdasarkan Jenis Kandungan Batu


b. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Alat ESWL adalah pemecah batu yang diperkenalkan pertama kali oleh
Caussy pada tahun 1980. Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter
proksimal atau batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa
pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah
dikeluarkan melalui saluran kemih. Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang
sedang keluar menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan hematuria.11,31
Persyaratan BSK yang dapat ditangani dengan ESWL :
1. Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm.

27

2. Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm.


3. Fungsi ginjal masih baik.
4. Tidak ada sumbatan distal dari batu.
c. Endourologi
Tindakan

endourologi

adalah

tindakan

invasif

minimal

untuk

mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.
Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi
hidroulik, energi gelombang suara atau energi laser.11
2.2.9.3. Tindakan Operasi
a. Bedah Terbuka
Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk
tindakan-tindakan endourologi, laparoskopi maupun ESWL, pengambilan batu
masih dilakukan melalui pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka itu antara lain
adalah : pielolitomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal,
dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani
tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak
berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis atau
mengalami pengkerutan akibat BSK yang menimbulkan obstruksi dan infeksi
yang menahun.11
2.3.

Pencegahan

2.3.1. Pencegahan Primer

28

Tujuan pencegahan primer adalah untuk mencegah agar penyakit tidak


terjadi, dengan mengendalikan faktor penyebab suatu penyakit. Kegiatan yang
dilakukan meliputi promosi kesehatan, pendidikan kesehatan dan perlindungan
kesehatan.11,28,30,32
Pencegahan primer penyakit BSK seperti minum air putih yang banyak.
Konsumsi air putih minimal 2 liter per hari akan meningkatkan produksi urin.
Konsumsi air putih juga akan mencegah pembentukan kristal urin yang dapat
menyebabkan terjadinya batu. Selain itu, dilakukan pengaturan pola makan yang
dapat meningkatkan risiko pembentukan BSK seperti, membatasi konsumsi
daging, garam dan makanan tinggi oksalat (sayuran berwarna hijau, kacang,
coklat), dan sebagainya. Aktivitas fisik seperti olahraga juga sangat dianjurkan,
terutama bagi yang pekerjaannya lebih banyak duduk. 11,28,30,32
2.3.2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk mengurangi keparahan penyakit
dengan melakukan diagnosis dan pengobatan dini. Untuk jenis penyakit yang sulit
diketahui kapan penyakit timbul, diperlukan pemeriksaan teratur yang dikenal
dengan pemeriksaan Check-up. Pemeriksaan urin dan darah dilakukan secara
berkala, bagi yang pernah menderita BSK sebaiknya dilakukan setiap tiga bulan
atau minimal setahun sekali. Tindakan ini juga untuk mendeteksi secara dini
apabila terjadi pembentukan BSK yang baru. Untuk pengobatan, pemberian obatobatan oral dapat diberikan tergantung dari jenis gangguan metabolik dan jenis
batu. Pengobatan lain yang dilakukan yaitu melakukan kemoterapi dan tindakan
bedah (operasi). 11,28,30,32

29

2.3.3. Pencegahan Tersier


Pencegahan

tersier

mencakup

pembatasan

terhadap

segala

ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi saat penyakit, cedera atau


ketidakmampuan sudah terjadi dan menimbulkan kerusakan. Kegiatan yang
dilakukan meliputi rehabilitasi (seperti konseling kesehatan) agar orang tersebut
lebih berdaya guna, produktif dan memberikan kualitas hidup yang sebaik
mungkin sesuai dengan kemampuannya. 11,28,30,32

Anda mungkin juga menyukai