Henle; ini akhirnya menumpuk di ruang subepitel dari papila ginjal, yang
menyebabkan plak Randall dan akhirnya membentuk kalkulus.1
Komposisi Batu
Komposisi batu yang ditemukan pada seseorang perlu ditentukan karena
komposisi batu dipakai sebagai landasan untuk menelusuri etiologi penyakit BSK.
Analisis batu dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu cara kualitatif dan cara
kuantitatif dengan metode kromatografik dan autoanalisis. Cara lain ialah cara
optik dengan diseksi mikroskopik binokuler dengan mikroskop petrografik. Juga
ada cara instrumental melalui kristalografi radiografik, spektroskopi inframerah,
termoanalitik, dan mikroskopi elektron. Kristalografi radiografik merupakan cara
yang dianggap paling baik ditinjau darisegi kesederhanaan dan ketepatannya. 13
Komposisi BSK yang dapat ditemukan yaitu14,15,19 ;
1. Batu kalsium oksalat/fosfat merupakan batu ginjal yang paling sering
ditemukan. Batu ginjal terjadi ketika pasien mengabsorbsi lebih banyak
kalsium di dalam usus dibandingkan ekskresinya ke dalam urine, atau jika
terdapat defek primer reabsorbsi kalsium pada ginjal.
2. Batu struvit (magnesium ammonium fosfat) terjadi pada pasien dengan urin
yang terus-menerus basa akibat ISK oleh mikroorganisme positif-urease
seperti Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan
Stafilokokus yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah urin
menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini
memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat
membentuk batu magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit, batu
tersebut dinamakan batu ginjal staghorn.
3. Batu asam urat berkaitan dengan penyakit gout atau penyakit yang
menyebabkan pergantian sel yang cepat (leukemia, penyakit mieloproliferatif).
Batu asam urat lebih cenderung terbentuk dalam urin yang bersifat asam.
Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi protein mempunyai peluang besar untuk
mengalami penyakit ini. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya batu asam
urat adalah: urin terlalu asam (pH kurang dari 6, volume urin kurang dari 2
liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria).
4. Batu sistin terlihat pada pasien kelainan genetik metabolisme sistin, ornitin,
lisin, atau arginin. Batu sistin lebih cenderung terbentuk dalam urin yang
asam.
Tabel 2.1 Komposisi Batu Ginjal yang Lazim Ditemukan.
KOMPOSISI
FREKUENSI
PENYEBAB
RADIOLOGI
BATU
Kalsium oksalat
Paling sering
Hiperkalsemia:
Radiopaque
dan kalsium
kanker, PTH,
fosfat
vitamin D,
Struvit
Paling sering
idiopatik.
ISK dengan bakteri
Radiopaque;
(amonium
kedua
positif-urease
batu
magnesium
(Proteus spp.,
membentuk
fosfat)
Klebsiella, Serratia,
silinder dalam
Enterobakter,
pelvis renis
Asam urat
Pseudomonas dan
atau system
Lebih jarang
Stafilokokus)
-Hiperurisemia:
kaliks
Radiolusen
terjadi
gout
-Pergantian sel
yang sering sekali
(leukemia, penyakit
mieloproliferatif)
-Kegemukan
-Alkoholik
Sistin
Lebih jarang
terjadi
genetik defisiensi
Radiolusen
10
11
12
13
yang
mempengaruhi
penyerapan
kalsium
dan
air,
Hiperkalse
mia
Batu terbentuk
Iritasi
Mual
muntah
Resiko kekurangan volume
cairan
Nyeri
14
15
16
Adanya darah yang keluar dari urin (hematuria) atau kencing berdarah dan
urin yang disertai dengan pasir atau batu (kritaluria) akan membantu konfirmasi
adanya BSK.
c. Infeksi
Bila seseorang mengalami infeksi saluran kemih berulang yang tidak
sembuh dengan berbagai terapi yang adekuat, patut dicurigai adanya BSK. Batu
yang terdapat di saluran kemih ini menjadi tempat bersarangnya kuman yang
tidak dapat dijangkau dengan obat-obatan. Batu jenis struvite merupakan batu
yang paling sering berhubungan dengan adanya infeksi. Infeksi yang timbul pada
batu jenis ini umumnya oleh Proteus, Pseudomonas, Providencia, Klebsiella,
Staphyllococcus, dan Mycoplasma. Jarang sekali ditimbulkan oleh E. Coli. Batu
jenis lain yang berhubungan dengan infeksi adalah batu kalsium fosfat.
d. Demam
Demam terjadi karena adanya kuman yang beredar di dalam darah
sehingga menyebabkan suhu badan meningkat melebihi batas normal. Gejala ini
disertai jantung berdebar, tekanan darah rendah, dan pelebaran pembuluh darah di
kulit.
17
Pelvis
Ginjal
Batu pielum didapatkan dalam bentuk yang sederhana sehingga hanya
menempati bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan
18
19
Anatomi
ureter
mempunyai
beberapa
tempat
penyempitan
yang
memungkinkan batu ureter terhenti. Karena peristalsis, akan terjadi gejala kolik,
yakni nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah
dengan nyeri alih khas. Selama batu bertahan ditempat yang menyumbat, selama
itu kolik akan berulang-ulang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan
pada air kemih untuk lewat.
Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian
keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa sampai ke kandung kemih dan
kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bisa
tetap tinggal diureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik
dengan hidroureter yang mungkin asimptomatik. Tidak jarang terjadi hematuria
yang didahului serangan kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung, lanjutan
dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa
pielonefritis sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.
c. Batu kandung kemih
Karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan leher kandung
kemih, aliran yang mula-mula lancer secara tiba-tiba akan terhenti dan menetes
disertai dengan nyeri. Pada anak, nyeri menyebabkan anak yang bersangkutan
menarik penisnya sehingga tidak jarang dilihat penis yang agak panjang. Bila
pada saat sakit tersebut penderita berubah posisi, suatu saat air kemih akan dapat
keluar karena letak batu yang berpindah. Bila selanjutnya terjadi infeksi yang
sekunder, selain nyeri, sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri menetap
suprapubik.
d. Batu uretra
Batu uretra umunya merupakan batu yang berasal dari ureter atau kandung
kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi menyangkut
20
ditempat yang agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini adalah di pars
prostatika, bagian permulaan pars bulbosa, dan di fosa navikular. Bukan tidak
mungkin dapatkan ditemukan di tempat lain.
Gejala yang ditimbulkan umumnya miksi tiba-tiba terhenti, menjadi
menetes dan nyeri. Penyulitnya dapat berupa terjadinya divertikulum, abses, fistel
proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.
2.2.8. Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis BSK didasarkan pada dua prosedur yaitu anamnesis
dan pemeriksaan fisis.
2.2.8.1. Anamnesis
Secara umum gejala yang ditimbulkan pada pasien yang menderita BSK
ialah11,27,28 :
- Nyeri
- Hematuria
- Infeksi
- Demam
- Pembengkakan daerah punggung bawah
- nausea dan vomiting
2.2.8.2. Pemeriksaan Fisis
Hasil pemeriksaan fisik antara lain28 :
a. Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami hidronefrosis/obstruktif.
b. Nyeri tekan/ketok pada pinggang.
c. Batu uretra anterior bisa di raba.
21
22
2.2.8.4. Radiologi
Ada beberapa jenis pemeriksaan radiologis yaitu11,28,29 :
a. Foto polos abdomen
Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu
radiopaque. Batu-batu jenis kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat
radiopaque dan paling sering dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu
asam urat bersifat radiolusen.
23
Gambar 2.8 Foto Polos Abdomen Normal dan Foto Polos Batu Ginjal
b. Intravenous Pyelogram (IVP)
IVP dapat menentukan dengan tepat letak batu, terutama batu-batu yang
radiolusen dan untuk melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat mendeteksi
adanya batu semi opaque ataupun batu non opaque yang tidak dapat terlihat oleh
foto polos abdomen.
Gambar 2.9 Intravenous Pyelogram
c. CT Scan
CT Scan (Computerized Tomography) adalah tipe diagnosis sinar X yang
dapat membedakan batu dari tulang atau bahan radiopaque lain.
d. Retrograde Pielografi (RPG)
Dilakukan bila pada kasus-kasus di mana IVP tidak jelas, alergi zat
kontras, dan IVP tidak mungkin dilakukan.
24
25
26
27
endourologi
adalah
tindakan
invasif
minimal
untuk
mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran kemih.
Alat itu dimasukkan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
Proses pemecahan batu dapat dilakukan secara mekanik, dengan memakai energi
hidroulik, energi gelombang suara atau energi laser.11
2.2.9.3. Tindakan Operasi
a. Bedah Terbuka
Di klinik-klinik yang belum mempunyai fasilitas yang memadai untuk
tindakan-tindakan endourologi, laparoskopi maupun ESWL, pengambilan batu
masih dilakukan melalui pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka itu antara lain
adalah : pielolitomi atau nefrolitotomi untuk mengambil batu pada saluran ginjal,
dan ureterolitotomi untuk batu di ureter. Tidak jarang pasien harus menjalani
tindakan nefrektomi atau pengambilan ginjal karena ginjalnya sudah tidak
berfungsi dan berisi nanah (pionefrosis), korteksnya sudah sangat tipis atau
mengalami pengkerutan akibat BSK yang menimbulkan obstruksi dan infeksi
yang menahun.11
2.3.
Pencegahan
28
29
tersier
mencakup
pembatasan
terhadap
segala