Anda di halaman 1dari 10

!

$$

PENDAHULUAN
Hematopoesis (Hemopoesis) adalah proses pembentukan sel-sel darah dalam organ pembentuk
sel darah. Hemopoesis dimulai sejak Ietus berada dalam kandungan, sejak saat terjadinya succus
vitellinus sebelum terjadi organ-organ lain.
Fase Hemopoesis :
1. Fase Mesoblastik
Sel-sel darah primitiI dibentuk dalam succus vitellinus. Sel-sel darah disini masih serupa dan
merupakan sel asal. Berlangsung pada bulan pertama sampai kedua dalam kandungan.
2. Fase Hepato-spleno-lympho-myeloid
Sel-sel darah dibuat dalam hepar, lien dan sumsum tulang. Disamping stem cell, sudah terjadi
diIerensiasi menjadi erythroblast, megakaryosit, granulosit, lymphosit, monosit dan plasmosit.
Berlangsung pada Ietus berumur 1,5 bulan sampai 9-10 bulan.
3. Fase Myeloid
Sel-sel darah dibuat oleh sumsum tulang merah sejak umur 4 bulan sampai meninggal. Disini
sudah terjadi diIerensiasi menjadi sel yang lebih tua.

A. ERITROPOESIS
Adalah proses pembentukan sel-sel darah merah (eryhtrocyte) dalam tubuh dimulai dari sel yang
paling muda (rubriblast) sampai terbentuk eryhtrosit matang. Eryhtropoesis dipengaruhi oleh
eryhtropoeitin, suatu protein yang diproduksi pada korteks ginjal.
Rubriblast
Rubriblast disebut juga pronormoblast atau proeritrosit, merupakan sel termuda dalam sel
eritrosit. Sel ini berinti bulat dengan beberapa anak inti dan kromatin yang halus. Dengan
pulasan Romanowsky inti berwarna biru kemerah-merahan sitoplasmanya berwarna biru. Ukuran
sel rubriblast bervariasi 18-25 mikron. Dalam keadaan normal jumlah rubriblast dalam sumsum
tulang adalah kurang dari 1 dari seluruh jumlah sel berinti.
Prorubrisit
Prorubrisit disebut juga normoblast basoIilik atau eritroblast basoIilik. Pada pewarnaan kromatin
inti tampak kasar dan anak inti menghilang atau tidak tampak, sitoplasma sedikit mengandung
hemoglobin sehingga warna biru dari sitoplasma akan tampak menjadi sedikit kemerah-merahan.
Ukuran lebih kecil dari rubriblast. Jumlahnya dalam keadaan normal 1-4 dari seluruh sel
berinti.
Rubrisit
Rubrisit disebut juga normoblast polikromatik atau eritroblast polikromatik. Inti sel ini
mengandung kromatin yang kasar dan menebal secara tidak teratur, di beberapa tempat tampak
daerah-daerah piknotik. Pada sel ini sudah tidak terdapat lagi anak inti, inti sel lebih kecil
daripada prorubrisit tetapi sitoplasmanya lebih banyak, mengandung warna biru karena
kandungan Asam ribonukleat (ribonucleic acid-RNA) dan merah karena kandungan hemoglobin,
tetapi warna merah biasanya lebih dominan. Jumlah sel ini dalam sumsum tulang orang dewasa
normal adalah 10-20 .


Metarubrisit
Sel ini disebut juga normoblast ortokromatik atau eritroblast ortokromatik. Inti sel ini kecil padat
dengan struktur kromatin yang menggumpal. Sitoplasma telah mengandung lebih banyak
hemoglobin sehingga warnanya merah walaupun masih ada sisa-sisa warna biru dari RNA.
Jumlahnya dalam keadaan normal adalah 5-10 .
Retikulosit
Pada proses maturasi eritrosit, setelah pembentukan hemoglobin & penglepasan inti sel, masih
diperlukan beberapa hari lagi untuk melepaskan sisa-sisa RNA. Sebagian proses ini berlangsung
di dalam sumsum tulang dan sebagian lagi dalam darah tepi. Pada saat proses maturasi akhir,
eritrosit selain mengandung sisa-sisa RNA juga mengandung berbagai Iragmen mitokondria dan
organel lainnya. Pada stadium ini eritrosit disebut retikulosit atau eritrosit polikrom. Retikulum
yang terdapat di dalam sel ini hanya dapat dilihat dengan pewarnaan supravital. Tetapi
sebenarnya retikulum ini juga dapat terlihat segai bintik-bintik abnormal dalam eritrosit pada
sediaan apus biasa. PolikromatoIilia yang merupakan kelainan warna eritrosit yang kebiru-biruan
dan bintik-bintik basoIil pada eritrosit sebenarnya disebabkan oleh bahan ribosom ini. Setelah
dilepaskan dari sumsum tulang sel normal akan beredar sebagai retikulosit selama 1-2 hari.
Kemudian sebagai eritrosit matang selama 120 hari. Dalam darah normal terdapat 0,5-2,5
retikulosit.

Eritrosit
Eritrosit normal merupakan sel berbentuk cakram bikonkav dengan ukuran diameter 7-8 um dan
tebal 1,5-2,5 um. Bagian tengah sel ini lebih tipis daripada bagian tepi. Dengan pewarnaan
Wright, eritrosit akan berwarna kemerah-merahan karena mengandung hemoglobin. Eritrosit
sangat lentur dan sangat berubah bentuk selama beredar dalam sirkulasi. Umur eritrosit adalah
sekitar 120 hari. Hal lain mengenai eritrosit dapat dibaca dalam bab II mengenal penilaian darah
tepi.

B. GRANULOPOEISIS
Tidak seperti halnya pada eritropoesis, maka dalam pengontrolan granulopoesis tidak ada zat
yang Iungsinya dapat disamakan dengan eritropoetin. Mekanisme pengaturan granulopoesis
belum sepenuhnya diketahui tetapi secara umum diterima bahwa ada beberapa hal yang diatur
dengan cepat, diantaranya mobilisasi sel induk pluripotensial menjadi sel induk myeloid
multipotensial, rangsangan untuk proliIerasi myeloid dan penglepasan sel dari sumsum tulang
secara selektiI. Granulosit matang dapat dilepaskan dari cadangan dalam beberapa menit saja,
diikuti kemudian oleh peningkatan produksi granolosit.
Pada proses biakan sel in vitro dikenal sejumlah zat yang disebut colony stimulating Iactor (CSF)
yang diperlukan untuk pembentukan koloni granulosit-makroIag. CSF diproduksi oleh monosit-
makroIag dan limIosit yang disensitisasi, dan dapat juga dihasilkan oleh berbagai jaringan dalam
tubuh manusia, termasuk leukosit, jaringan ginjal janin, sumsum tulang, dan plasenta. Walaupun
demikian belum dapat dibuktikan apakah CSF ini juga merupakan regulator pembentukan
granulosit in vivo.
Selain itu diketahui pula bahwa zat-zat hasil degradasi granulosit, mikroorganisme, endotoksin,
dan sisa-sisa sel, dapat mempengaruhi kinetik granulosit. Jumlah granulosit dalam sirkulasi
meningkat baik relatiI maupun absolut, dan sel-sel muda akan muda tampak dalam darah tepi
setelah stimulasi yang eIektiI. Pada stimulasi yang intensiI sejumlah besar sel batang, beberapa
metamielosit dan kadang-kadang mielosit ditemukan dalam darah tepi. Berikut ini sel seri
Granulosit :

Mieloblast
Mieloblast adalah sel termuda diantara seri granulosit. Sel ini memiliki inti bulat yang berwarna
biru kemerah-merahan, dengan satu atau lebih anak inti, kromatin inti halus dan tidak
menggumpal. Sitoplasma berwarna biru dan sekitar inti menunjukkan warna yang lebih muda.
Mieloblast biasanya lebih kecil daripada rubriblast dan sitoplasmanya kurang biru dibandingkan
rubriblast. Jumlahnya dalam sumsum tulang normal adalah 1 dari jumlah sel berinti.
Promielosit
Dalam Iase ini sitoplasma seri granulosit telah memperlihatkan granula berwarna biru tua / biru
kemerah-merahan. Berbentuk bulat dan tidak teratur. Granula sering tampak menutupi inti.
Granula ini terdiri dari lisozom yang mengandung mieloperoksidase, IosIatase asam, protease
dan lisozim. Inti promielosit biasanya bulat dan besar dengan struktur kromatin kasar. Anak inti
masih ada tetapi biasanya tidak jelas. Jumlah sel ini dalam sumsum tulang normal adalah 1-5 .
Mielosit
Pada mielosit granula sudah menunjukkan diIerensiasi yaitu telah mengandung laktoIerin,
lisozim peroksidase dan IosIatase lindi. Inti sel mungkin bulat atau lonjong atau mendatar pada
satu sisi, tidak tampak anak inti, sedangkan kromatin menebal. Sitoplasma sel lebih banyak
dibandingkan dengan promielosit. Jumlahnya dalam keadaan normal adalah 2-10 .
Metamielosit
Dalam proses pematangan, inti sel membentuk lekukan sehingga sel berbentuk seperti kacang
merah, kromatin menggumpal walaupun tidak terlalu padat. Sitoplasma mengandung granula
kecil berwarna kemerah-merahan. Sel ini dalam keadaan normal tetap berada dalam sumsum
tulang dengan jumlah 5-15 .
NeutroIil Batang
Metamielosit menjadi batang apabila lekukan pada inti melebihi setengah ukuran inti yang bulat
sehingga berbentuk seperti batang yang lengkung. Inti menunjukkan proses degeneratiI, kadang-
kadang tampak piknotik pada kedua ujung inti. Sitoplasma mengandung granula halus berwarna
kemerah-merahan. Selanjutnya sel ini menjadi neutroIil segmen. Dalam sumsum tulang normal
sel ini merupakan 10-40 dari sel berinti.

Monoblast dan Promonosit
Monoblast dan promonosit dalam keadaan normal sulit dikenal atau dibedakan dari mieloblast
dalam sumsum tulang, tetapi pada keadaan abnormal misalnya pada proliIerasi berlebihan sel
seri ini, monobalst dan promonosit dapat dikenali dari intinya yang memperlihatkan lekukan
terlipat atau menyerupai gambaran otak dan sitoplasma dengan pseudopodia.

C. LIMFOPOESIS
Ada dua organ yang mengendalikan perkembangan limIosit, yaitu kelenjar timus dan jaringan
meyerupai jaringan bursa Fabricius yang terdapat dalam berbagai jaringan limIoid, antara lain
dalam sumsum tulang. Kelenjar timus mempengaruhi sel pendahulu untuk membentuk limIosit
T, sedangkan pembentukan limIosit B dipengaruhi oleh jaringan yang menyerupai jaringan bursa
diatas. DiIerensiasi mencakup berbagai tahap diantaranya pembentukan petanda permukaan
(surIace markers) dan perubahan antigen permukaan dan sitoplasmik baik kuantitatiI maupun
kualitatiI serta siIat-siIat Iungsional limIosit. LimIosit T berdiIerensiasi menjadi limIosit T
penolong (T4), limIosit penekan (T8) dan limIosit sitotoksik atau T eIektor ; ketiganya berIungsi
dalam respons imunologik seluler. LimIosit B mempunyai potensi untuk berubah menjadi sel
Plasma yang membentuk Imunoglobulin sehingga dengan demikian limIosit B berperan dalam
respons imunologik humoral. Dari sel induk terbentuk juga populasi sel limIosit yang tidak
memiliki petanda permukaan, disebut sel pre-B atau sel null.

LimIoblast dan ProlimIosit
LimIoblast memiliki inti bulat berukuran besar dengan satu atau beberapa anak inti, kromatin inti
tipis rata dan tidak menggumpal. Sitoplasma sedikit dan berwarna biru. ProlimIosit menunjukkan
kromatin lebih kasar tetapi belum menggumpal seperti limIosit. Kadang-kadang sulit
membedakan limIoblast dari limIosit dan pada keadaan ragu-ragu dianjurkan untuk menganggap
sel itu sebagai limIosit.
Sel Plasma
Sel Plasma (Plasmosit) mempunyai hubungan erat dengan limIosit. Sel pelopor plasmosit
maupun limIosit terdapat dalam jaringan limIoid dan keduanya merupakan unsur penting dalam
sistem imun tubuh. Akibat stimulasi antigen, sel limIosit B mengalami transIormasi blast dan
membentuk sel plasma yang memproduksi imunoglobulin. Plasmosit dalam keadaan normal
tidak tampak dalam darah tepi tetapi dijumpai dengan jumlah sekitar 1 dari sel berinti dalam
sumsum tulang. Dalam keadaan normal plasmablast dan proplasmosit tidak dapat dijumpai
dalam sumsum tulang tetapi tampak pada keadaan-keadaan tertentu yang disertai proliIerasi
berlebih dan juga peningkatan produksi imunoglobulin. Ukuran, bentuk dan struktur plasmablast
sulit dibedakan dari blast yang lain, tetapi hanya satu cara yang dapat dipakai untuk
membedakan plasmosit dari seri blast yang lain, yaitu bentuk inti seperti jari-jari sepeda yang
eksentrik dan adanya bagian zona jernih melingkar (halo) disekitar inti.

D. TROMBOPOESIS
Trombosit berasal dari megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Sudah diketahui bahwa
megakariosit ini berasal dari sel induk pluripotensial. Pengaturan produksi Trombosit dilakukan
oleh suatu Iaktor trombopoetik, yaitu sejenis hormon yang analog dengan eritropoetin yang
disebut trombopoetin. Trombopoetin telah dapat ditentukan ciri-cirinya dan ternyata bahwa zat
ini pada elektroIoresis bergerak bersama Iraksi albumin dan betaglobulin plasma.
Tempat produksi dan biodimanika trombopoetin belum diketahui dengan pasti ; beberapa
peneliti menduga bahwa ginjal merupakan salah satu tempat pembentukan hormon ini. DeIisiensi
trombopoetin ditemukan pada penderita trombositopenia kronik yang mungkin congenital.
Produksi Trombosit diatur pula oleh jumlah atau masa Trombosit yang ada. Selain itu Iaktor-
Iaktor lain seperti limpa dan kadar besi dalam serum juga mungkin berpengaruh pada
trombopoesis.
Megakarioblast dan Promegakariosit
Megakarioblast adalah sel besar berukuran 20-45 um, inti besar dengan kromatin halus dan
terdapat 1 atau 2 anak inti, sitoplasma biru tidak bergranula. Berbeda dengan Megakarioblast,
Promegakariosit mengandung inti yang terbagi menjadi 2 atau 4 lobus, dalam sitoplasma
biasanya telah ada granula berwarna biru kemerah-merahan dan sitoplasma tidak terlalu biru.
Mungkin tampak tonjolan-tonjolan sitoplasma seperti gelembung. Inti menjadi sangat poliploid
mengandung DNA sampai 30 kali banyak dari sel normal. Sitoplasma sel ini homogen dan
sangat basoIilik.

Megakariosit dan Metamegakariosit
Megakariosit biasanya berukuran lebih besar daripada sel pendahulunya. Merupakan sel raksasa
diameter 35 150 mikron, inti dengan berlobus tidak teratur, kromatin kasar,anak inti tidak
terlihat dan bersitoplasma banyak. Sitoplasma penuh terisi mitokondria, mengandung sebuah
Retikulum Endoplasma Kasar (RE Rough) yang berkembang baik dan sebuah Kompleks Golgi
luas. Dalam sitoplasma terdapat banyak granula berwarna biru kemerah-merahan. Dengan
matangnya Megakariosit terjadi banyak invaginasi dari membran plasma yang membelah-belah
seluruh sitoplasma, membentuk membran dermakasi yang memberi sekat pada tiap tempat.
Sistem ini membatasi daerah sitoplasma megakariosit dan beberapa bagian dari sitoplasma yang
bergranula itu kemudian melepaskan diri dan membentuk trombosit. Dari satu megakariosit
dapat menghasilkan 1000-5000 sel trombosit. Setelah megakariosit melepaskan banyak
trombosit dan sitoplasma yang berisi thrombosit habis maka yang tertinggal hanya inti saja dan
oleh sistem RES dalam hal ini makroIag akan memIagositosis inti ini untuk dihancurkan dan
dicernakan.

Thrombosit (Platelet)
Merupakan sel yang berbentuk kepingan berukuran 3-4 mikron, dikeluarkan dari sitoplasma
megakariosit dan kemudian memasuki darah periIer sebagai sel pembeku darah. Terdiri dari
sitoplasma yang bersiIat basoIilik yang pucat (hialomer), memiliki granula berupa granula
azuroIil (granulomer). Dengan pewarnaan Romanowsky akan berwarna merah pucat. Dalam
darah tepi berumur pendek, jumlahnya tidak merata, mudah menggumpal dan mudah rusak.
Dalam darah tepi orang normal ditemukan 150.000-300.000 sel permm3 darah.





214 roses nemopoes|s
ualam beberapa mlnggu perLama kehamllan lndung Lelur (yolksac) merupakan LempaL uLama
haemopolesls uarl enam mlnggu sampal 67 bulan kehldupan [anln haLl dan llmpa adalah organorgan
uLama yang dlperlukan dan keduanya Lerus menghasllkan sel darah sampal seklLar dua mlnggu seLelah
lahlr Sumsum Lulang adalah LempaL LerpenLlng darl 67 bulan kehldupan [anln dan selama masa anak
dan dewasa normal sumsum Lulang adalah saLusaLunya sumber sel darah baru Sel yang sedang
berkembang LerleLak dl luar rongga (slnus) sumsum Lulang dan sel masak dllepaskan ke dalam rongga
slnus slrkulasl kecl (mlcroslrculaLlon) sumsum dan dengan demlklan ke dalam slrkulasl umum1
ada masa bayl semua sumsum Lulang membenLuk darah (haemopoleLlk) LeLapl selama masa
anak LerdapaL perganLlan lemak sumsum yang progreslf sepan[ang Lulang pan[ang sehlngga keLlka
dewasa sumsum haemopoleLlk LerbaLas pada rangka pusaL 8ahkan pada daerah haemopoleLlk lnl klra
klra 30 sumsum Lulang Lerdlrl aLas lemak Sumsum berlemak seleblhnya sanggup berballk ke
hamopolesls dan pada banyak penyaklL [uga LerdapaL perluasan haemopolesls pada Lulang pan[ang
Leblh darl lLu haLl dan llmpa dapaL memalnkan lagl peranan haemopoleLlk dlsebuL dengan
exLramedullary haemopolesls1


1abel 1 1empaL Paemopolesls
!anln
02 bulan lndung Lelur (yolk sac)
27 bulan haLl dan llmpa
39 bulan sumsum Lulang
8ayl Sumsum Lulang (semua Lulang)
uewasa
Sumsum Lulang (Lulang belakang lga sLernum Lengkorak sakrum dan
pelvls u[ung prokslmal femur)

Sel asal umum (plurlpoLenLlal) seLelah se[umlah pembelahan sel dan langkah deferenslasl
men[adl uruLan progenlLor unLuk Llga [alur sel sumsum Lulang uLama yalLu erlLrold granuloslLlk dan
monoslLlk dan megakarloslLlk sebagalmana sel asal llmfold rekursor mlelold yang pallng dlnl dldeLeksl
membenLuk granuloslL erlLroblas monoslL dan megakarloslL dan dlberl lsLllah Clu
CLMM
rogenlLor yang
leblh maLang dan khusus dlnaman Clu
CM
(granuloslL dan monoslL) Clu
Lo
(eoslnofll) Clu
e
(erlLrold) dan
Clu
meg
(megakarloslL) Sel asal (sLem cell) [uga memlllkl kemampuan unLuk produksl sel baru [umlah sel
keseluruhan LeLap konsLan pada keadaan selmbang dan normal Akan LeLapl sel prekursor sanggup
memberl respon Lerhadap berbagal rangsang dan pesan hormonal dengan menlngkaLnya produksl saLu
aLau laln garls sel blla kebuLuhan menlngkaL Sumsum Lulang adalah llngkungan yang cocok unLuk
perLumbuhan dan perkembangan sel asal (sLem cell) lnl dllengkapl oleh sel sLroma sel lemak dan
[arlngan mlkrovaskular2

1abel 2 ldenLlflkasl beberapa sel darah
Tipe seI ,s, hidup
Kec.
Produksi
seI/h,ri
Kec.
Produksi
seI/detik
Kec. Produksi
Kg/t,hun
Eritrosit 100 hari 2 x 10
11
2.3 juta 7.3
Neutrofil t 6 jam 3 x 10
10
350,000 10.9
Trombosit 7 hari 1 x 10
11
1.2 juta 4.6
Limfosit t 10 hari 1 x 10
10
116,000 3.7

Tot,I per
t,hun
26.5 Kg


!umlah raLaraLa erlLroslL per mm
3
darah adalah 3200000 ( + 300000) pada prla norman dan
4700000 ( + 300000) pada wanlLa normal !umlah raLaraLa leukoslL per mm
3
darah adalah 7000
[umlah raLaraLa LromboslL per mm
3
darah adalah 3000003
LeukoslL sebaglan dlbenLuk dl sumsum Lulang (granuloslL dan monoslL serLa sedlklL llmfoslL)
dan sebaglan lagl dl [arlngan llmfe (llmfoslL dan selsel plasma) ulferenslasl dlnl sel sLem hemopoleLlk
plurlpoLen akan men[adl selsel commlLed (prekursor) unLuk membenLuk sel darah merah dan [uga
membenLuk dua sllsllah uLama sel darah puLlh sllsllah mleloslLlk yang dlmulal dengan mleloblas dan
llmfoslLlk yang dlmulal dengan llmfoblas3
CranuloslL dan monoslL hanya dlbenLuk dl dalam sumsum Lulang LlmfoslL dan sel plasma
LeruLama dlproduksl dl berbagal [arlngan llmfogenkhususnya dl kelen[ar llmfe llmpa Llmus Lonsll dan
berbagal kanLong [arlngan llmfold dl mana sa[a dalam Lubuh seperLl sumsum Lulang dan plak peyer dl
bawah eplLel dlndlng usus3
Sel darah puLlh yang dlbenLuk dalam sumsum Lulang dlslmpan dalam sumsum sampal
dlperlukan dl slsLem slrkulasl kemudlan blla kebuLuhan sel darah puLlh lnl muncul berbagal macam
fakLor akan menyebabkan leukoslL LersebuL dllepaskan 8lasanya luekoslL yang berslrkulasl dalam
seluruh darah klraklra Llga kall llpaL [umlah yang dlslmpan dalam sumsum !umlah lnl sesual dengan
persedlaan leukoslL selama 6 harl LlmfoslL sebaglan besar dlslmpan dl berbagal area [arlngan llmfold
kecuall se[umlah kecll llmfoslL yang dlangkuL dalam darah unLuk semenLara wakLu3

Cambar 1 Cambaran dlagramaLls pembenLukan selsel darah4
LeukoslL dan Lurunannya merupakan sel dan sLrukLur dalam Lubuh manusla yang
dldlsLrlbuslkan keseluruh Lubuh dengan fungsl uLamanya mellndungl organlsme Lerhadap lnvasl dan
pengrusakan oleh mlkro organlsme dan benda aslng lalnnya Selsel llmfoslL lnl mempunyal kemampuan
unLuk membedakan dlrlnya sendlrl (makromolekuler organlsme sendlrl) darl yang bukan dlrl sendlrl
(benda aslng) dan mengaLur penghancuran dan lnakLlvasl darl benda aslng yang mungkln merupakan
molekul yang Lerlsolasl aLau baglan darl mlkro organlsme Semua leukoslL berasal darl sumsum Lulang
kemudlan mengalaml kemaLangan pada organ llmfold lalnnya
erLahanan Lubuh melawan lnfeksl adalah peranan uLama darl leukoslL aLau sel darah puLlh
8aLas normal darl sel darah puLlh adalah 400010000/mm
3
Llma [enls sel darah puLlh yang sudah
dlldenLlflkaslkan dalam darah perlfer adalah
1 neLrofll (33 darl LoLal)
2 eoslnofll (12)
3 basofll (031)
4 mnoslL (6)
3 llmfoslL (36)
LeukoslL berLanggung [awab Lerhadap slsLem lmun Lubuh dan berLugas unLuk memusnahkan
bendabenda yang dlanggap aslng dan berbahaya oleh Lubuh mlsal vlrus aLau bakLerl LeukoslL berslfaL
amubold aLau Lldak memlllkl benLuk yang LeLap Crang yang keleblhan leukoslL menderlLa penyaklL
leuklmla sedangkan orang yang kekurangan leukoslL menderlLa penyaklL leukopenla3
neLrofll eoslnofll dan basofll [uga dlnamakan granuloslL arLlnya sel dengan granula dalam
slLoplasmanya Loslnofll mempunyal fungsl fagoslL lemah yang Lldak dlpahaml secara [elas Mereka
kellhaLannya berfungsl pada reaksl anLlgenanLlbodl dan menlngkaL pada serangan asma reaksl obaL
obaLan dan lnfesLasl paraslL LerLenLu 8asofll membawa heparln facLorfakLor pengakLlfan hlsLamlne
dan plaLeleL dalam granulagranulanya unLuk menlmbulkan peradangan pada [arlngan lungsl mereka
yang sebenarnya Lldak dkeLahul dengan pasLl kadar basofll yang menlngkaL (basofllla) dlLemukan pada
gangguan mleloprollferaLlf yalLu gangguan prollferaLlf darl selsel pembenLuk darah3
LeukoslL adalah sel darah yang mengendung lnLl dlsebuL [uga sel darah puLlh uldalam darah
manusla normal dldapaLl [umlah leukoslL raLaraLa 30009000 sel/mm3 blla [umlahnya leblh darl
12000 keadaan lnl dlsebuL leukoslLosls bllakurang darl 3000 dlsebuL leukopenla ulllhaL dalam
mlkroskop cahaya maka sel darah puLlh mempunyal granula speslflk (granuloslL) yang dalam keadaan
hldup berupa LeLesan seLengah calr dalam slLoplasmanya dan mempunyal benLuk lnLl yang bervarlasl
?ang Lldak mempunyal granula slLoplasmanya homogen dengan lnLl benLuk bulaL aLau benLuk gln[al
1erdapaL dua [enls leukoslL agranuler llnfoslL sel kecll slLoplasma sedlklL monoslL sel agak besar
mengandung slLoplasma leblh banyak 1erdapaL Llga [enls leukoslr granuler neuLrofll 8asofll dan
Asldofll (aLau eoslnofll) yang dapaL dlbedakan dengan aflnlLas granula Lerhadap zaL warna neLral basa
dan asam Cranula dlanggap speslflk blla la secara LeLap LerdapaL dalam [enls leukoslL LerLenLu dan pada
sebaglan besar prekursor (pra zaLnya)3
LeukoslL mempunyal peranan dalam perLahanan seluler dan humoral organlsme Lerhadap zaL
zaL aslngan LeukoslL dapaL melakukan gerakan amubold dan melalul proses dlapedesls lekoslL dapaL
menlnggalkan kapller dengan menerobos anLara selsel endoLel dan menembus kedalam [arlngan
penyambung !umlah leukoslL per mlkrollLer darah pada orang dewasa normal adalah 400011000
wakLu lahlr 1300023000 dan men[elang harl ke empaL Lurun sampal 12000 pada usla 4 Lahun sesual
[umlah normal varlasl kuanLlLaLlf dalam selsel darah puLlh LerganLung pada usla wakLu lahlr 4 Lahun
dan pada usla 14 13 Lahun persenLase khas dewasa Lercapal 8lla memerlksa varlasl llslologl dan
aLologl selsel darah Lldak hanya persenLase LeLapl [uga [umlah absoluL maslngmaslng [enls per unlL
volume darah harus dlambll3

Anda mungkin juga menyukai