Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN

Makalah ini disusun guna memenuhi


Tugas : SITOHISTOTEKNOLOGI

Disusun Oleh : KELOMPOK 9


1). Rutche Trisnaningrum
2). Tri Hartono

PRODI D3 ANALIS KESEHATAN PROGRAM


KULIAH SORE 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sitohistoteknologi yang berjudul Sistem
Pencernaan dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami
berterimaksih Kepada Ibu Miftahul, selaku Dosen mata kuliah Sitohistoteknologi Universitas
MH THAMRIN yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan jauh dari kata sempurna Oleh sebab itu kami berharap banyak kritik ,saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang , mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya, sekiranya
laporan yang telah di susun dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya .
Sebelumnya kami mohon maaf bila terdapat kesalahan kata-kata demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

      

Jakarta, Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PEMBAHASAN
1   Pengertian Sitohistologi
2   Pengertian Sistem Pencernaan
3    Bagian Sistem Pencernaan
BAB II PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PEMBAHASAN

HISTOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan secara


detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis, salah satu
dari cabang-cabang biologi. Histologi dapat juga disebut sebagai
ilmu anatomi mikroskopis.

Histologi amat berguna dalam mempelajari fungsi fisiologi sel-sel dalam tubuh,


baik manusia, hewan, serta tumbuhan, dan dalam bentuk histopatologi ia berguna dalam
penegakan diagnosis penyakit yang melibatkan perubahan fungsi fisiologi dan deformasi
organ. Sebagai contoh, di bidang kedokteran, kehadiran tumor memerlukan hasil
pemeriksaan contoh (sampel) jaringan. Di bidang pertanian, pemeriksaan kondisi jaringan
pengangkut dapat mendukung diagnosis serangan hawar daun tembakau.

Histologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik


penyediaan contoh jaringan.

Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu


jaringan dimulai dengan :

 operasi: atau pembedahan (Bahasa Inggris: surgery, Bahasa


Yunani: cheirourgia "pekerjaan tangan") adalah spesialisasi dalamkedokteran yang
mengobati penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen
 biopsi : pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium.Pemeriksaan
jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan
jaringan organ sebelum melakukan transplantasi organ
 autopsi : juga dikenal pemeriksaan kematian atau nekropsi) adalah investigasi medis
jenazah untuk memeriksa sebab kematian. Kata "otopsi" berasal dari bahasa Yunani yang
berarti "lihat dengan mata sendiri". "Nekropsi" berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"melihat mayat"

SISTEM PENCERNAAN
Sistem perncernaan adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan
sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun secara kimia.
System pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba muscular panjang
yang memrentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar
saliva, hati, kandung empedu dan pancreas.Saluran pencernaan yang terletak di bawah area
diafragma disebut saluran grastrointestinal.Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu
sendiri adalah mempelajari fungsi atau kerja system pencernaan dalam keadaan normal.
Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi
tubuh dari nutrient yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara
mekanik dan kimia, dan meliputi proses berikut:
1.   Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut.
2.   Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi. Makanan kemudian
bercampur dengan saliva sebelum ditelan(menelan).
3.   Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan.
4.   Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga
absorpsi dapat berlangsung.
5.   Absorpsi adalah penggerakan produk akhir penccernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam
sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
6.   Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam
bentuk feses dari saluran pencernaan.

Sistem pencernaan terdiri atas saluran cerna : rongga mulut, mulut, esophagus, lambung,
usus kecil, usus besar, rectum dan anus, serta kelenjar-kelenjar yang terkait : kelenjar liur, hati
dan pancreas.

Fungsinya untuk mendapatkan metabolit-metabolit dari makanan yang diperlukan untuk


pertumbuhan dan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Molekul-molekul makanan yang
besar seperti protein, lemak, karbohidrat dan asam nukleat diuraikan menjadi molekul-molekul
kecil yang mudah diserap melalui dinding saluran cerna. Air, vitamin dan mineral juga diserap
dari makanan hasil pencernaan. Lapisan dalam dari saluran cerna merupakan suatu batas
pertahanan antara isi lumen saluran cerna dengan lingkungan internal (internal milieu) tubuh.

Namun demikian pokok bahasan dalam kedokteran gigi akan lebih terfokus pada organ
mulut dan esofagus. Proses pencernan pertama terjadi didalam mulut, tempat dimana makanan
dibasahi oleh liur dan dilumatkan oleh gigi menjadi bagian-bagian kecil, liur juga mengawali
pencernaan karbohidrat. Pencernaan berlanjut dalam lambung dan usus kecil dimana makanan
ditransformasi menjadi komponen-komponen dasarnya (asam amino, monosakarida, asam lemak
bebas, monogliserida dll) diserap. Penyerapan air terjadi dalam usus besar, dan akibatnya isi yang
tidak dicerna akan menjadi setengah padat.

Struktur Umum Saluran Cerna

Saluran cerna adalah tabung berongga terdiri atas lumen dengan garis tengah bervariasi, yang
dikelilimgi oleh dinding dengan empat lapisan utama: mokosa, submukosa, muskularis eksterna
dan serosa.

Mukosa terdiri atas epitel pelapis, lamina propria yang merupakan jaringan ikat longgar
dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe dan serat otot polos, kadang-kadang
mengandung kelenjar dan jaringan limfoid dan muskularis mukosa umumnya terdiri atas lapisan
sirkular dalam yang tipis dan lapis longotudinal luar serat otot polos yang memisahkan lapisan
mukosa
dari submukosa. Mukosa sering disebut membran mukosa.

Submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe
dan pleksus saraf submukosa(pleksus meissner). Mungkin juga mengandung kelenjar dan
jaringan limfoid.

Muskularis mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi dalam dua
lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Pada lapisan dalam (dekat ke lumen), arah
jalannya sirkular, pada lapisan luar, kebanyakan arahnya memanjang. Lapisan muskularis juga
mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Aauerbach), yang terletak diantara kedua lapisan
otot tadi dan pembuluh darah serta pembuluh limfe terdapat dalam jaringan ikat diantara kedua
lapisan.

Serosa adalah suatu lapisan tipis terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh darah
dan pembuluh limfe serta jaringan lemak dan epitel selapis gepeng sebagai pelapis (mesotel).

Fungsi utama epitel pelapis saluran cerna adalah sebagai sawar permeabel selektif antara isi
saluran cerna dan jaringan tubuh, memudahkan transfor dan pencernaan makanan, memperbaiki
penyerapan produk hasil pencernaan dan menghasilkan hormon yang mempengaruhi aktifitas
sistem pencernaan. Sel-sel pada lapisan ini menghasilkan mukus (lendir) atau terlibat dalam
pencernaan atau penyerapan makanan. Banyaknya limfonoduli dalam lamina propria dan lapis
submukosa melindungi organisme (bersama epitel) dari invasi bakteri.

Seluruh saluran cerna dilapisi oleh epitel selapis tipis yang mudah diserang. Lamina propria
tepat berada dibawah epitel, adalah sebuah zona yang kaya akan makrofag dan limfosit, beberapa
diantaranya secara aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama adalah imunoglobulin A
(IgA) dan terikat pada sebuah protein sekresi yang dihasilkan oloh sel-sel epitel pelapis usus dan
disekresi ke dalam lumen usus. Kompleks ini mempunyai aktifitas protektif terhadap invasi virus
dan bakteri.
IgA dalam saluran pernapasan, pencernaan dan saluran kemih resisten terhadap aktifitas enzim
proteolitik, menghasilkan antibodi yang bersamaan dengan protease ditemukan dalam lumen
usus.
Muskularis mukosa membantu gerakan mukosa, tidak bergantung pada gerakan lain dari saluran
cerna, meningkatkan kontak dengan bahan makanan. Kontraksi muskularis eksterna mendorong
dan mencampur makanan dalam saluran cerna. Pleksus saraf membangkitkan dan mengkordinasi
kontraksi otot. Terutama terdiri atas kumpulan sel saraf yang membentuk ganglia parasimpatis
kecil.

1. RONGGA MULUT
Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis. Pada waktu
embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.
Cavum oris disebelah depan dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan labium
superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi oleh pipi dan sebelah
bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi atapnya adalah palatum. Sedangkan
disebelah dorsal terdapat hubungan dengan pharynx yang merupakan lubang yang disebut faucia.

Labium oris
Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel permukaannya
mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada bagian bibir dapat diamati
peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel berlapis tanduk. Lamina propria
berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar-
kelenjar liur kecil secara difus.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan tulang. Bagian
pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari
bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar
yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.
Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan yang
berbeda struktur histologisnya.
Facies externa
Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka gambaran
histologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang merupakan epitel
gepeng berlapis berkeratin.
Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-
tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis mengandung
butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit ini dilengkapi
oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan folikel rambut.
Rubrum labii
Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya merupakan
lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum corneumnya yang makin
menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya semakin menebal.
a. Lidah

Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya bervariasi
menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3 bidang, yang bergabung
dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat. Membran mukosa melekat dengan
erat pada otot, karena jaringan ikat dari lamina propria menyusup ke dalam celah-celah diantara
berkas-berkas otot.
Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak teratur, dianterior
ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga bagian posterior permukaan dorsal
lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh batas berbentuk V. Di belakang batas
ini permukaan lidah berkelompok limfosit kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila
lingualis, dengan limfonoduli berkumpul mengelilingi invaginasi (kriptus) dari membran mukosa.

Papila
Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentuk-bentuk dan
fungsi berlainan.
Ada 4 jenisnya:
A. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar diseluruh
permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian berlapis tanduk.
B. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar
dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap pada permukaan
atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.
C. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung (ridge) dan
alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari kelenjar serosa bermuara
pada dasar alur.
D. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan datarnya
menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang daerah V pada bagian
posterior lidah. Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan
hidrofobik diatas kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya. Aliran sekret ini penting
untuk menghanyutkan parti kel makanan dari kuncup kecap agar dapat menerima dan mengolah
rangsangan baru.
Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar pada pelapis rongga
mulut dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain dari rongga
mulut: epiglotis, faring, palatum untuk berespon terhadap rangsangan pengecap.

b. Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem
pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami
gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring
mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan
jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.
c. Gigi Dan Struktur Terkait

Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung
simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap
kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi susu
(desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota (korona), satu
atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut alveolus.
Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua pelapis
ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain yang
disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa.
Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal)
memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga
pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam
sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).

Dentin
Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena kandungan garam
kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1,
glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik dentin
dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari rongga
pulpa.

Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks organik pada
permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul
sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti pada basisnya.
Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap
lebar dentin yaitu juluran odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang
seiring dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang
bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung
distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin.
Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel bermembran (vesikel matriks)
mulai muncul, mengandung kristal hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai
tempat nukleasi bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.
Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu yang lama
setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang pulpa
serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email
penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi
dalam dentin yang menyebabkan membuat komponen-komponennya.
Email
Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Ia
terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit), 0,5% materi organik
dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal, kebanyakan struktur lain dari gigi
berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural. Matriks organik email tidak terdiri atas
serabut-serabut kolagen tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen yang
disebut amelogenin dan enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari email
sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang, batang (prisma)
email digabung menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-batang dan batang email
dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap batang
terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini mempunyai
banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi
yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap ameloblas memiliki juluran apikal dikenal
sebagai prosesus tomes, mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein yang
menyusun matriks email.

Pulpa
Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas, fibroblas, serabut
kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans. Pulpa adalah jaringan dengan
banyak saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah dan serat saraf bermielin memasuki foramen
apikal dan bercabang banyak.
Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke dalam
tubul dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi pada gigi.

Stuktur Terkait
Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan mandibula terdiri
atas sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.

A. Sementum
Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak ada sistem
Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal, terdapal sel-sel yang mirip
osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka terkurung dalam lakuna yang saling
berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan tulang, sementum adalah labil dan bereaksi
dengan resorpsi atau produksi jaringan baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen
periodontal dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi
sementum mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi dan
soketnya.

B. Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke dalam
sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi sebagai periosteum
bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar dapat menahan tekanan sewaktu
mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan langsung pada tulang, suatu proses yang akan
menimbulkan resorpsi setempat.
Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi dan banyak
mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya terisi dengan
glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam ligamen periodontal
memberi peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi pembuatan kolagen atau protein,
misalnya defisiensi protein atau vitamin C mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.

C. Tulang Alveolus
Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis belum
dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun menurut pola berlamel
khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar gigi membentuk soket gigi.
Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini menuju foramen apikal dan radiks untuk
memasuki pulpa.

D. Gingiva
Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang maksila atau
mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil jaringan ikat. Epitel ini melekat
pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai lamina basal tebal dan membentuk perlekatan
epitel Gottlieb.
Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel terdapat celah
gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.

Perkembangan Gigi
Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi dan tumbuh
ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista neural. Sabuk berbentuk tapal
kuda yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada tiap rahang. Penjuluran ektodermal ini
membentuk sungkup di atas kelompok ektomesenkim dan setiap kelompok sel (kuncup gigi) akan
berkembang menjadi gigi desidua. Ektomesenkim dibentuk oleh sel-sel mesenkim sehubungan
dengan sel krista neural yang berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian berdegenerasi
dan menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email yang berfungsi
untuk menghasilkan email. Komponen ektomesenkim membentuk papila dentis yang akan
mengembangkan sel odontoblas (sel yang menghasilkan dentin) dan struktur pulpa dentis lainnya.
Mesenkim juga memadat disekitar organ email dan akhirnya berkembang menjadi sementoblas
(sel yang membentuk sementum) dan ligamen periodontal.
Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada minggu ke-8 kehamilan. Epitel
email luar (eksterna), yang berhubungan dengan lamina dentis bertakuk oleh banyak pembuluh
kapiler. Sel berbatasan dengan papila dentis menjadi silindris dan menyusun epitel email dalam
(interna). Sel ini berkembang menjadi ameloblas (sel yang akan menghasilkan email). Sel
epitelial di antara lapis luar dan dalam menyusun retikulum stelata dan stratum intermedium.
Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-sel lapisan superfisial dari
papila dentis untuk memanjang dan berkembang menjadi odontoblas. Odontoblas mulai
mensekresi predentin, yang merangsang pembentukan email oleh ameloblas.
A. Pembentukan Dentin
Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut kolagen dari predentin. Sel-
sel ini juga memperantarai mineralisasi serabut kolagen, yang berakibat terbentuknya dentin.
Badan sel odontoblas terdesak mundur ke dalam rongga pulpa sementara dentin menimbun, tetapi
cabangnya tetap terdapat dalam tubuli dentin yang terbentang di seluruh tebal dentin.

B. Penbentukan Email
Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya, yang berbatasan dengan lamina
basal, menjadi permukaan sekresinya. Taut kedap dijumpai di sekitar apeks histologis (basis
fungsional) dan basis histologis (apeks fungsional) setiap sel. Retikulum endoplasma kasar dan
sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam sitoplasama di antara inti dan apeks fungsional sel ini.
Ameloblas berfungsi menghancurkan lamina basal yang memisahkan sel-sel ini dari odontoblas
dan dentin. Juluran pendek berbentuk kerucut dari ameloblas (prosesus Tomes) merupakan tempat
sekresi dari matriks email. Permukaan lateral prosesus Tomes menghasilkan matriks organik dari
email antar-batang, sedangkan permukaan apikal berfungsi meletakkan matriks dari batang email.
Peranan ameloblas dalam mineralisasi belum jelas, tetapi kristal hidroksiapatit dibentuk pada
matriks organik. Matriks ini hampir seluruhnya dibuang oleh ameloblas. Setelah pembentukan
email selesai, organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng yang cepat terkikis habis bila gigi
muncul dalam rongga mulut.

C. Perkembangan Akar Gigi


Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi, lengkung servikal bertumbuh ke apikal
membungkus papila dentis dan membentuk selubung akar Hertwig, yang terdiri atas penyatuan
epitel email luar dan dalam. Lapis dalam menginduksi pembentukan odontoblas yang
menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila dentin telah dibentuk, selubung akar hancur dan dentin
yang baru dibentuk ini menginduksi perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis
di sekitarnya. Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang
membungkus akar gigi.

D. Gigi Tetap (permanen)


Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel ektodermal dan membentuk
lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis menggali ke belakang dan bakal gigi molar permanen
berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga tidak dibentuk sampai sesudah lahir.

2. ESOFAGUS
Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25 cm, berfungsi
memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar terdapat dalam
mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum abdominalis untuk bermuara
dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa
terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina
propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang
juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot polos,
pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos, pada
ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga peritoneum
yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut adventisia.

A. Tunica mucosa
Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa membentuk
lipatan-lipatan memanjang.

1. Epitel, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa keratinasi
dengan kira-kira 25 lapis sel.
2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak mengandung sel-sel.
Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila untuk bermuara dalam lumen.
Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut sebagai glandula oesophagea cardiaca.
3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya memiliki lapisan
serabut-serabut yang tersusun longitudinal.

B. Tunica submukosa
Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat membentuk
lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam tunica submukosa
terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan menghasilkan mukus. Saluran
keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian melalui diantara papila untuk bermuara ke
dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan glandula oesophagea propria.

C. Tunica muskularis
Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:
Stratum circulare : disebelah dalam
Stratum longitudinale : disebelah luar

Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus superior. Pada 录
bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada 录 bagian tengah terdiri atas
campuran otot bercorak dan otot polos. Pada 陆 bagian anal terdiri seluruhnya stas otot polos.
Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m. Sphincter oesophageus inferior.

D. Tunica adventitia
Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm sebelum
ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada diaphragma. Fungsi
oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke ventrikulus.

3. LAMBUNG

Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar yang fungsi utamanya adalah
menampung makanan yang telah dimakan, menegubahnya menjadi buburyg dinamakan kimus
(chyme)

Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang dinamakan rugae.
Invaginasi epitel pembatas lipatan-lipatan tersebut menembus lamina propia, membentuk alur
mikroskopik yang dinamakan gastric pits atau foveolae gastricae. Sejumlah kelenjar-kelenjar
kecil yang terletak di dalam lamina propia bermuara ke dalam dasar gastric pits ini. Epitel
pembatas ketiga bagian ini terdiri dari sel-sel toraks yang mensekresi mucus. Lambung secara
struktur histologis dapat dibedakan menjadi kardia, korpus, fundus dan pylorus.

GASTER/TUKAK LAMBUNG
Gaster merupakan pembesaran tractus digestivus yang berbentuk sebagai kantong. Dalam
keadaan kosong ruang di dalamnya tidak jauh lebih besar daripada ruang usus. Makanan dan
minuman dari eosophagus akan bermuara dalam cardia. Disebelah kiri cardia, dinding ventriculus
sedikit lebih membesar, dimana terdapat fundus ventriculi. Sisi yang melengkung di sebelah
kanan dan kiri masing-masing disebut sebagai curvatura minor dan curvatura mayor. Kedua sisi
ini membatasi permukaan facies anterior dan fascies pesterior. Bagian terbesar yaitu corpus
ventriculi yang melanjutkan diri dengan menyempit disebut pylorus ventriculi. Selanjutnya
pylorus akan bermuara dalam duodenum.

A. Tunica mucosa
Pada keadaan hidup biasanya terlihat merah muda kecuali pada daerah cardia dan pylorus agak
pucat. Tampak pada permukaan lipatan-lipatan yang disebut rugae karena longgarnya tunica
submucosa di bawahnya. Terdapat gambaran yang lebih menetap yaitu tonjolan-tonjolan yang
membentuk bulat dipisahkan oleh alur-alur disekitarnya yang dinamakan areola gastrica.
Sebagian besar tunica mucosa terisi oleh kelenjar lambung yaitu : glandula cardiaca, glandula
fundica, dan glandula pylorica.
Epitel
Dilapisi oleh epitel silindris selapis. Didaerah cardia terdapat peralihan dari epitel oesophagus.
Semua sel epitel merupakan sel yang menghasilkan mucus. Sel-sel epitel tersebut dijumpai
adanya terminal bars. Dengan mikroskop elektron tampak microvili pada permukaan dengan
lapisan karbohidrat pada membran plasma. Pada sitoplasma terdapat butir musigen, bentuk
bintang dengan warna gelap dan homogen. Dalam keadaan normal sel-sel epitel ini selalu
diperbarui setiap 3 hari. Tanda-tanda regenerasi tampak pada bagian dasar foveola gastrica. Sel-
sel yang terbentuk baru akan mendorong ke atas utuk menggantikan sel-sel yang dilepaskan.
Lamina propria
Jaringan pengikat pada lamina propria ini sangat sedikit karena terdesak oleh kelenjar-kelenjar
yang begitu rapat, yaitu jaringan ikat kolagen dan retikuler. Infiltrasi limfosit tersebar secara
difusi dan kadang-kadang ditemukan lymphanodulus solitarius.

Ventriculi terdapat 3 macam kelenjar :


· Glandula cardiaca
Kelenjar ini terdapat disekitar muara oesophagus di dalam gaster. Glandula cardiaca merupakan
kelenjar tubuler kompleks yang bermuara pada dasar foveola gastrica. Pada kelenjar ini hanya
ditemukan satu jenis sel yaitu sel mukosa yang mirip dengan sel mukosa pada glandula pylorica
atau sel mukosa leher dari glandula fundica.
· Glandula fundica/glandula gastrica propria
Merupakan kelenjar utama pada dinding ventriculus yang menghasilkan getah lambung. Bentuk
masing-masing kelenjar ialah tubuler simplex bercabang, bermuara pada dasar foveola. Ujung-
ujungnya sedikit membesar dan bercabang menjadi 2—3 buah. Ujung-ujung kelenjar mencapai
lamina muscularis mucosa. Dalam sebuah lambung terdapat sekitar 15 juta kelenjar.
Dalam kelenjar ini dibedakan 4 macam sel :
1) Sel principal = sel zimogen atau sel utama (chief cell)
* Bentuk sel : silindris pendek atau kuboid, tersusun selapis pada ½ atau 1/3 bagian distal dari
kelenjar
* Mudah rusak, tapi jika tidak ada asam lambung kerusakan dapat dihambat
* Menghasilkan pepsinogen yang akan berubah menjadi enzim pepsin
* Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Pada permukaan terdapat microvili yang tidak teratur
- Kompleks golgi yang berkembang menghasilkan protein
- Granular reticulum endoplasmic lebih banyak
- Ribosom bebas atau menempel lebih banyak, merupakan penyebab warna basofil

2) Sel parietal
* Terdapat tersebar diantara sel utama sepanjang dinding kelenjar
* Bentuk sel seperti pyramid atau agak bulat pada dasarnya yang terdesak ke basal oleh sel utama
* Inti bulat, sitoplasma tampak asidofil serta adanya canaliculi secretori yang tampak sebagai
bangunan intraseluler
* Diduga menghasilkan asam HCl dalam getah lambung
* Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Permukaan sel yang mengadakan invaginasi membentuk canalikuli
- Microvili panjang
- Hubungan dengan sel utama diperkuat oleh zenula occluden dan desmosom
- Mitokondria tampak asidofil
- Kompleks golgi terdapat antara inti dan basal

3) Sel mukosa leher


* Relatif sedikit dan terletak antara sel-sel parietal di daerah leher kelenjar
* Pada pewarnaan biasa mirip sel utama, tapi inti di basal agak pipih
* Untuk membedakan dengan sel parietal, diwarnai dengan past/mucicarmine
* Dengan mikroskop elektron terlihat :
- Microvili pendek pada permukaan sel
- Dengan sel di dekatnya dihubungkan dengan desmosom interdigitasi
- Kompleks golgi diatas inti sel
- Mitokondria tersebar diseluruh sitoplasma
- Granular reticulum endoplasma lebih sedikit
4) Sel argentafin (sel enterokromatin)
* Sel-sel kecil yang bergranula, tersebar diantara dasar sel utama
* Merupakan tempat sintesa dan penimbunan serotonin
* Menghasilkan gastrin, serotonin, dan enteroglukogen

· Glandula pylorica
Kelenjar ini terdapat di dalam lamina propria daerah pylorus. Glandula pylorica berbentuk tubuler
bercabang simpleks, ujungnya bercilia hingga pada sediaan tampak terpotong melintang.
Sifat-sifat lain :
* Lumen besar
* Terdapat satu macam sel saja
* Sel-selnya berbentuk silindris dengan sitoplasma pucat yang mengandung butir-butir tidak jelas,
inti terdesak ke basal sel
* Tampak kapiler sekretori di antara sel-sel kelenjar
* Dengan pewrnaan HE tampak sebagai sel zymogen atau sel mucosa leher

Lamina muskularis mucosa gaster


terdiri atas serabut-serabut otot polos sirkuler sebelah dalam dan longitudinal sebelah luar.
Kadang-kadang terdapat lagi serabut sirkuler di luar.

B. Tunika submucosa
Merupakan jaringan ikat padat yang mengandung sel-sel lemak, mast cells, sel limfoid

C. Tunika muscularis
Terdiri dari 3 lapisan berturut-turut dari dalam keluar, yaitu:
a. Stratum oblique
Terutama pada facies ventralis dan dorsalis di daerah fundus dan corpus ventriculi.

b. Stratum circulare
Merupakan lapisan yang paling merata di seluruh bagian ventriculus, di pylorus membentuk
muskulus sphincter pylori.
c. Stratum longitudinal
Banyak pada daerah curvatura minor dan curvatura major.

D. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat biasa yang sebelah luar dilapisi oleh mesotil sebagai lanjutan dari
peritoneum viscerale yang meneruskan sebagai omentum majus. Pada perlekatan sepanjang
curvatura minor dan major tidak dilapisi oleh mesotil.

Fungsi Gaster
* Tempat penimbunan sementara makanan dan minuman, dan tempat mengadakan pencernaan
yang dilaksanakan secara kimia dan mekanik
* Menghasilkan getah lambung yang mengandung mucus air, electrolit, pepsin, rennin
* Sel parietal diduga menghasilkan gastric intrinsic factor untuk absorbsi vit B12

Di dalam pilorus lambung segera sebelum peralihannya menjadi duodenum disebut sfingter
pilorus, dibentuk terutama oleh penebalan hebat dari lapisan sirkuler muskularis eksterna.
Ketika pilorus mendekati duodenum, pematang-pematang mukosa yang mengelilingi sumur-
sumur lambung menjadi lebih luas dan tidak beraturan batasnya. Kelenjar-kelenjar tubuler
berkelok-kelok pilorus masih terdapat di dalam lamina propria yang sebenarnya, dan bermuara ke
dalam sumu-sumur lambung. Nodulus limfatikus sering terlihat pada daerah peralihan.
Di dalam duodenum evaginasi mukosa vili mulai terlihat. Setiap vilus berbentuk daun dengan
ujung agak membulat. Di antara vili ada ruang intervili, lanjutan dari lumen intestinum. Epitel
sekresi mukus lambung membentuk peralihan mendadak menjadi epitel intestin, yang terdiri dari
sel goblet dan sel silindris dengan batas berstrip-strip (mikrovili) yang terus-menerus terlihat
sepanjang intestin.
Kelenjar tubuler pendek tidak bercabang yang disebut kelenjar intestinal kriptus Liberkhun. Di
dalam lamina propria yang sebenarnya menggantikan kelenjar pilorus. Kriptus ini terutama
dibatasi oleh sel goblet dan sel dengan permukaan bersrip meneruskan diri dengan epitel
permukaan. Satu atau lebih kelenjar intestinal bermuara ke dalam ruang intervilus.
Kelenjar duodenal (kelenjar Brunner) memenuhi hampir seluruh bagian atas duodenum dan
sering meluas melewati muskularis mukosa. Muskularis mukosa terputus dan berkas muskularis
mungkin tersebar diantara tubulus kelenjar mukosa. Bersama dengan kelenjar (submukosa)
oesofagus, kelenjar duodenum adalah satu-satunya kelenjar submukosa yang sebenarnya di dalam
saluran pencernaan.

4. USUS HALUS/ INTESTINUM TENUE

I. Intestinum tenue merupakan bagian tractus digestivus di antara ventriculus dan


intestinum crassum, seluruhnya ada sekitar 6 meter panjangnya. Intestinum tenue atau
usus halus ini dibedakan dalam 3 segmen berturut-turut yaitu :
· Duodenum
Panjang sekitar 30cm, letak retroperitoneal yang tertutup oleh peritoneum parietale di
sebelah ventralnya.
· Jejunum
· Ileum
Jejunum dan ileum dibungkus seluruhnya oleh peritoneus viscerale.
Dindingnya :
A. Tunika mucosa
Untuk memenuhi fungsi utama yaitu absorbsi makanan, maka perlu perluasan dari
permukaan tunika mucosa. Perluasan tersebut dilaksanakan dalam beberapa tingkat :
· Lipatan-lipatan tunika mucosa sampai tunika submucosa, yang melingkar-lingkar
yang disebut plica circularis atau valvula kerckingi (mirip lipatan).
Lipatan ini merupakan bangunan yang tetap yang tidak berubah karena pembesaran
usus. Lipatan tersebut dimulai 5cm distal dari pylorus yang makin membesar dan
paling besar pada akhir duodenum dan awal jejunum dan makin merendah sampai
pada pertengahan ileum menghilang.
· Vili intestinalis
Merupakan penonjolan tunika mukosa dengan panjang 0,5 – 1,5 mm. Yang meliputi
seluruh permukaan tunica mucosa. Di daerah ileum agak jarang, tersusun sebagai
jari-jari, pada dasar vili terdapat muara kelenjar usus yang disebut glandula
intestinalis liberkuhn atau crypta lieberkuhn.
· Microvili
Dengan adanya microvili, maka luas permukaan diperbesar sekitar 30x. Pada
permukaan sel-sel epitel gambaran bergaris-garis yang disebut striated border, yang
merupakan tonjolan sitoplasmatis diliputi membrane sel.

Epitel
Bentuk epitel silindris selapis
Oleh vili intestinalis dan glandula dibagi 4 sel, yaitu :
a) Sel absorbtif
- Berbentuk silindris dengan tinggi 20 – 26 μ
- Bentuk inti ovoid pada basal sel
- Pada permukaan bebas terdapat microvili
- Enzim pencernaan amylase dan protease diserap oleh selubung glukoprotein hingga
pencernaan dapat terjadi dalam lumen usus dan permukaan microvili
- Dalam microvili terdapat filamen-filamen halus yang penting dan sintesa trigliseride
untuk proses absorbsi lemak.
b) Sel piala/goblet sel
- Merupakan sel uniseluler yang menghasilkan mucin.
- Sitoplasma merupakan lapisan yang tipis untuk melindungi lapisan secret tersebut
sebagai plica.
- Ruangan yang dibatasi oleh plica tersebut berisi tetes-tetes mucigen.

c) Sel argentafis
- Sangat umum ditemukan dalam epitel duodenum
- Sangat banyak pada epitel appendix

d) Sel paneth
- Berkelompok dalam jumlah kecil di dasar crypta lieberkuhn
- Bentuk sel seperti pyramid, inti bulat pada dasarnya.
- Sitoplasma terlihat basofil, granular reticulum endoplasma lebih banyak.
- Menghasilkan peptidase, losozim

Lamina propria
- Merupakan jaringan pengikat yang mengisi celah-celah di antara crypta lieberkuhn
- Mengandung serabut reticuler dan elastis
- Terdapat sel makrofag, limfosit, plasmosit, dan leukosit
- Nodus limfaticus lebih banyak, sebesar 0,6 – 3 mm sepanjang usus.
- Pada ileum sebagai nodus limfaticus paling besar plaques peyeri.

Lamina muscularis
Terdiri atas 2 lapisan, yaitu :
- Stratum circulare di sebelah dalam
- Stratum longitudinal di sebelah luar

B. Tunika submucosa
Merupakan jaringan ikat padat yang banyak mengandung serabut elastis. Di
dalamnya terdapat pula kelompok-kelompok sel lemak. Terdapat anyaman saraf
sebagai plexus nervosus, submucosa meisseri.

Gambaran khusus tunika submucosa ada 2, yaitu:


a. Plica circularis
- Merupakan lipatan yang diikuti oleh lapisan dinding usus sampai tunika submucosa
untuk memperluas permukaan usus.
- Terdapat 800 lipatan melingkar sabagai cincin yang tidak sempurna di sepanjang
intestinum.
b. Glandula duodenalis bruneri
- Pars terminalis berbentuk tubuler yang bercabang dan bergelung.
- Ductus excretorius akan menembus lamina muscularis dan bermuara pada crypta
lieberkuhn.
- Pada 2/3 distal duodenum kelenjar tersebut akan berkurang kemudian menghilang.

C. Tunika muscularis
Terdiri atas 2 lapisan serabut otot polos :
· Stratum circulare di sebelah dalam
· Stratum longitudinal di sebelah luar
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat plexus myentericus aurbach

D. Tunika serosa
Merupakan jaringan pengikat longgar sebagai lanjutan peritoneum viscerale

5. USUS BESAR/ INTESTINUM CRASUM


Saluran usus ini mempunyai panjang sekitar 1,5 m, diameternya dua kali lipat
intestinum tenue. Tidak ada plica circularis dan juga vili intestinalis, sehingga
permukaan dalamnya tampak lebih halus. Glandula intestinal lebih panjang dan rapat.
Epitel yang melapisi tunika mucosanya pada umumnya sejenis.
Berdasarkan letak dan struktrunya, dibedakan dalam beberapa segmen, yaitu:

i. Colon, yang meliputi :


· caecum dan appendix vermiformis
· colon ascendes
· colon tranversum
· colon descendens
· colon sigmoideum

ii. Rectum, yang meliputi :


· pars empularis recti
· pars analis recti
· anus

1. Colon

Kecuali appendix, seluruh colon dan caecum mempunyai struktur yang sama. Dari
luar colon tampak segmen yang melintang menggelembung yang disebut haustra.
Disamping itu tampak adanya tiga jalur sebagai pita yang memanjang mengikuti
sumbu panjang colon yang disebut taenia coli.
Di antara colon, yang terletak intraperitoneal ialah caecum dengan appendia, colon
transversum dan colon sigmoideum. Sedang yang terletak retro peritoneal ialah conon
ascendens dan colon descendens.

Appendix vermicularis
Bangunan ini merupakan tonjolan sebagai jari atau cacing, yang berpangkal pada
caecum. Dindingnya relatif tebal dibandingkan lumennya. Adanya lipatan tunica
mucosa kedalam dinding menyebabkan bentuk lumen yang tidak teratur. Pada orang
dewasa lumen agak membulat. Kadang-kadang lumennya berisi sisa-sisa sel sampai
tersumbat. Appendix ini berakhir buntu.
Dindingnya berstruktur sebagai berikut :
A. Tunica mucosa
Tidak mempunyai villi intestinalis.
1. Epitel, berbentuk silindris selpais dengan sel piala. Banyak ditemukan sel
argentafin dan kadang-kadang sel paneth.
2. Lamina propria, hampir seluruhnya terisi oleh jaringan limfoid dengan adanya pula
nodulus Lymmphaticus yang tersusun berderet-deret sekeliling lumen. Diantaranya
terdapat crypta lieberkuhn
3. Lamina muscularis mucosa, sangat tipis dan terdesak oleh jaringan limfoid dan
kadang-kadang terputus-putus
B. Tunica submucosa
Tebal, biasanya mengandung sel-sel lemak dan infiltrasi limfosit yang merata. Di
dalam jariangan tunica submucosa terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf.

C. Tunic muscularis
Walaupun tipis, tapi masih dapat dibedakan adanya lapisan dua lapisan.

D. Tunica serosa
Tunica serosanya mempunyai struktur yang tidak berbeda dengan yang terdapat pada
intestinum tenue. Kadang-kadang pada potongan melintang dapat diikuti pula
mesoappendix yang merupakan alat penggantung sebagai lanjutan peritoneum
viscerale.

Valvula Ilecoececalis
Merupakan lipatan tunica mucosa dan tunica mucosa yang terdapat pada muara ileum
dalam caecum. Dalam lipatan ini terdapat serabut otot polos memperkuat struktur
tersebut. Serabut-serabut tersebut berasal dari stratum circulare tunica muscularis.
Tapi bebas lipatan tersebut membatasi suatu celah tempat muara ileum.

Caecum
Struktur histologisnya tidak berbeda dengan colon yang lain.
Colon Ascendens, Colon Tranversum, Colon Descendens dan Colon Sigmoideum
A. Tunica mucosa
Tidak membentuk lipatan, plica atau villa sehingga permukaan dalamnya halus.
Adanya lekukan ke dalam oleh incisura di luar menyebabkan di dalam terdapat
bangunan sebagai lipatan yang diikuti seluruh lapisan dinding, yang disebut plica
semilunaris.
1. Epitel
Epitil permukaan berbentuk silindris selapis dengan striated border yang tipis.
Diantara sel-sel epitel ini terdapat sel piala. Kelenjar-kelenjarnya lebih panjang dari
yang terdapat di usus halus, maka tunica mucosa lebih tebal. Kelenjar-kelenjar
tersebut tersusun teratur dan sangat rapat. Hampir seluruhnya sel-sel kelenjar terdiri
atas sel piala. Kadang-kadang terdapat sel argentafin. Sedang sel paneth sangat
jarang.
2. Lamina propria
Susunan jaringan pengikat seperti pada intestinum tenue. Lebih banyak pula nodulus
lymphaticus soliterius yang kadang-kadang meluas ke tunica submucosa.
3. Lamina muscularis mucosae
Jelas adanya dua lapisan
B. Tunica submucosa : Tidak ada keistimewaan
C. Tunica muscularis
D. Tunica serosa
Seperti juga pada intestinum tenue maka colon yang terdapat intraperitoneal akan
dibungkus seluruhnya oleh tunica serosa dengan mesotil. Pada beberapa tempat
terdapat bangunan sebagai kantung kecil yang berisi lerik yang disebut appendix
epiepitionea

Histofisiologi Intestinum Crasum


Adanya sel piala yang makin banyak menghasilkan mukus yang berguna untuk
melicinkan. Disamping itu mucus akan mengikat air sehingga isi colon makin
memesat.
Terjadi pula absorbsi air dan vitamin.
Didalam colon terdapat banyak sekali bakteri pembusuk sehingga dapat
menghancurkan selulosa yang tadinya belum tercerna.

HEPAR
Anatomi Hepar
Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Pada vertebra rendah
gambaran strukturnya memang benar-benar sebagai kelenjar. Pada manusia dan juga
pada vertebra tinggi sudah berubah strukturnya sebagai susunan sel-sel dalam
lempeng-lempeng.
Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma,
di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan.
Berat organ ini pada orang dewasa sekitar 1,5 kg.
Permukaan hepar sebagian ditutupi peritoneum yang merupakan Capsula Glissoni.

Hepar terdiri atas :


· lobus dexter
· lobus sinister
· lobus caudatus
· lobus quadratus

Jika hepar segar diiris maka tampak warna merah tua dengan gambaran bulat-bulat
yang tersebar rata dan di sekelilingnya terdapat pembuluh darah besar

Struktur Histologis
Hepar dibagi menjadi unit-unit berbentuk prisma polygonal yang disebut lobulus,
terdiri atas parenchyma hepar dengan diameter 0,7—2 mm. pada potongan terlihat
bahwa lobulus berbentuk sebagai segi enam dengan pembuluh darah yang terdapat di
tengah,yang disebut vena sentralis.
Batas-batas lobulus pada hepar manusia tidak jelas dipisahkan oleh jaringan pengikat.
Pada sudut pertemuan antara lobuli yang berdekatan terdapat bangunan jaringan
pengikat berbentuk segi tiga berisi saluran-saluran yang disebut Canalis Portalis yang
terdiri dari pembuluh darah, pembuluh limfe, saluran empedu dan serabut saraf.
Bangunan segitiga ini disebut Trigonum Kiernanni.

Jika mengingat hepar sebagai kelenjar maka apa yang disebut lobulus tadi tidak
sesuai dengan lobulus pada kelenjar yang pada umumnya mempunyai saluran keluar
yang terdapat di tengah-tengah lobulus.
Pembagian lobulus hepar tersebut merupakan pembagian cara klasik yang
mendasarkan atas aliran darah yang mengalir dari tepi lobulus yang kemudian
berkumpul di tengah Vena Sentralis. Jika terjadi gangguan peredaran darah akan
terjadi perubahan-perubahan di daerah perifer lobulus yang meluas ke pusat lobulus.

Elias pada tahun 1949 meyatakan bahwa parenchyma hepar terdiri atas masa sel yang
saling berhubungan dan ditempati oleh suatu anyaman sinusoid. Sinusoid ini
membagi rangkaian sel-sel parenchyma hepar menjadi lembaran atau lempeng-
lempeng setebal satu sel.
Sel-sel hepar disebut pula hepatosit yang berbentuk polyhedral. Sepanjang
permukaan terdapat anyaman canaliculi biliferi di seluruh lobuli hepatic yang pada
sediaan biasa tidak dapat dilihat dengan mikroskop karena canaliculi tersebut sangat
halus. Semua canaliculi akan bermuara di cabang Duktus Biliferus di perifer lobulus
hepatis.

Histofisiologi Hepar
Hepar merupakan alat yang vital terutama dalam proses bahan-bahan makanan yang
diabsorbsi dari saluran usus untuk nantinya dapat diergunakan oleh jaringan dalam
tubuh.

Beberapa fungsinya adalah:


1. Kelenjar eksokrin
Hepar menghasilkan sekrei empedu sebanyak 1000 cc setiap hari.
Dalam cairan empedu terdapat:
· pigmen empedu, sebagai hasil pemecahan Hb eritrosit dalam lien dan medulla
osseum (bilirubin yang tidak mengandung Fe akan masuk darah ke hepatosit)
· garam empedu yang penating untuk pencernaan
· protein
· kolesterol
· kristaloid dalam air
· hormon steroid yang mengikuti peredaran entahepatik. Hormon steroid masuk
hepatosit mengalami perubahan atau tidak kemudian masuk enzim yagn disalurkan
dalam intestinum. Di intestinum diserap masuk ke dalam darah lagi untuk kembali
hepatosit. Demikian pula peredaran untuk bilirubin
2. Penimbunan bahan makanan atau vitamin
Misal; karbohidrat (glikogen), lemak vitamin B12 dan vitamin A
3. Transformasi
Protein menjadi karbohidrat atau lemak menjadi fosfolipid atau lipid menjadi
lipoprotein serum yang dilepaskan dalam spatium dise. Konjugasi misalnya untuk
detoksikasi amonia mnjadi ureum
4. Sintesa protein dalam plasma darah
Misal; albumin, globulin dan protein untuk pambekuan darah
5. Mengatur kadar beberapa zat dalam darah
Misal; glukosa yang dibantu oleh beberapa enzim dan hormon
6. Sel Kuffer
Termasuk dalam sistim retikuloendotelial membantu dalam pemecahan eritrosit
7. Fagosit

PANCREAS
Anatomi Pankreas
Pancreas merupakan kelenjar campuran pada system digestive yang tarbesar setelah
hepar.
Terdiri atas dua bagian, yaitu:
- Kelenjar eksokrin
- Kelenjar endokrin

Pankreas terdapat retro peritoneal yang melintang dari bagian kanan menyerong ke
kiri atas diantara duodenum. Ujung kiri yang disebut cauda pankreatis menempel
pada lien.
Ukuran pada prang dewasa yaitu:
· Panjang 20—30 cm
· Berat 60—160 cm

Bagian-bagiannya yaitu:
· Caput pankreatis
· Corpus pankreatis
· Caudal pankreatis

Kelenjar Eksokrin
Kelenjar ini terdiri dari gabungan kelenjar acinus yang membentuk lobulus dan
digabungkan masing-masing oleh jaringan pengikat longgar yang dilalui oleh
pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut dan saluran keluar kelenjar-kelenjarnya.
Tiap asiunus dibentuk oleh selapis sel yang berbentuk piramidal yang pada bagian
basalnya bertumpu pada anyaman retikuler. Bagian puncaknya membatasi lumen
membesar berisi sekret. Diantara sel asini tadi terdapat kapiler sekretoris yang
bermuara dalam lumen kelenjar.
Di daerah basal terlihat gambaran bergaris-garis yang merupakan granular
endoplasmik retikulum yang saling beranyaman tampak basofil. Daerah supranuklear
terlihat butir-butir sekresi yang asidofil, butir-butir sekresi ini berisi enzim-enzim
proteolitik, lipolitik dan penghancur karbohidrat. Diantara butir-butir terlihat celah-
celah yang sebenarnya adalah kompleks golgi.

6. ANUS/ REKTUM

Dibedakan 2 bagian :
Pars ampullaris recti
Sebagian besar tidak banyak berbeda strukturnya dengan colon. Glandula intestinalis
merupakan yang terpanajang diantara kelenjar usus. Kemudian makin jarang,
memendek dan menghilang pars analis recti.
Jaringan limfoid lebih sedikit daripada digeolony. Tunica muscularisnya terdiri dari
dua lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi.
Tunica serosa diganti oleh tunica adventitia, hingga tidak dilapisi oleh mesotil.

Pars analis recti


Tunica mucosa membentuk lipatan longitudinal, sebanyak sekitar 8 buah. Lipatan
longitudinale ini disebut Columna rectalis Norgagni.
Ujung lipatan-lipatan tersebut bersatu membatasi lubang anus. Maka terbentuk
sebagai katup valvula analis dan ruang yang disebut sinus analis. Pada apeks katup
anus, epitel silindris rektum digantikan langsung oleh epitel gepeng berlapis tanpa
kornifikasi dari saluran anus. Kelenjar intestinal berakhir di sini, lamina propria
rektum digantikan oleh jaringan ikat padat ireguler dalam lamina propria saluran
anus. Submukosa rektum bersatu dengan lamina propria saluran anus.
Lamina propria dan submukosa keduanya amat vaskular pada daerah ini. Plexus
haemoroidalis interna yang terdiri dari vena terletak di dalam mukosa saluran anus
dan pembuluh darah meluas dari sini ke dalam submukosa rektum. Hemoroid interna
adalah hasil dilatasi patologik dari pembuluh-pembuluh ini. Hemoroid eksterna
berkembang dari pembuluh-pembuluh plexus venosum eksterna pada bibir anus.
Stratum circulare tunica musculoaris pada akhirnya akan menebal membentuk
m.spincter ani internum. Sedangkan diluarnya terdapat bekas-bekas otot yang
bergerak melingkar membentuk m.spincter ani externus.
Pada akhir pars analis recti terdapat perubahan epitil, dari epitil silindris selapis
menjadi epitil gepeng berlapis tanpa keratinisasi. Daerah perubahan tersebut
melingkar, disebut liner anorectale.
Lebih lanjut epitil gepeng terlapis tadi akan mengalami keratinisasi dan batasnya
yang membentuk lingkaran disebut liniaanucutanea.
Di daerah ini mulai muncul folikel-folikel rambut dengan glandula sebacea.
Galndula suderifera bersifat apokrin seperti di axilla, disebut glndula circum-anale
yang berbentuk tubuler.

Saluran Keluar
Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel saluran
kelenjar yang masuk ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus ternalatus yang
kemudian menjadi duktus interlobularis.
Duktus interlobularis mempunyai dinding berepitel silindris pendek selapis yang
bertumpu pada bagian retikulum di bawahnya.
Duktus pankreatikus warsungi merupakan saluran keluar utama pankreas. Duktus ini
dimulai dari cauda pankreatis berjalan melintang sepanjang pankreas dan menerima
saluran-saluran yang lebih kecil sepanjang perjalanannya. Kadang-kadang saluran
utama ini bermuara sendiri di dalam duodenum pada ampula vateri. Sebelah cranial
dari duktus ini terdapat duktus accessorius Santorini. Saluran ini mempunyai epitel
silindris selapis yang diperkuat oleh jaringan pengikat padat.

DAFTAR PUSTAKA

blogspot.com/2009/11/histologi-saluran-pencernaan.html

Wikipedia. 2012. Histologi Sistem Pencernaan. http://id.wikipedia.org.

Anda mungkin juga menyukai