Anda di halaman 1dari 79

MUTU LABORATORIUM

PATOLOGI ANATOMI

KELOMPOK 14

Ferry Setiawan
Guntur Tri Wibowo
Nanda Putra Riyadi

PRODI ANALIS KESEHATAN SEMESTER 2


PROGRAM SORE MH THAMRIN
PENDAHULUAN

• Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA)


adalah pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan terhadap jaringan tubuh dan
cairan yang berasal dari tubuh manusia,
menggunakan metode tertentu untuk
mendapatkan diagnosis atau kelainan
yang diderita.
Tujuan pemeriksaan
Patologi Anatomi
• Untuk memahami perubahan struktur dan
fungsi sel, jaringan atau organ.
• Mengidentifikasi perubahan makros dan
mikros sel dan organ.
Peran Pelayanan Patologi Anatomi
• Penegakan diagnosis pasti suatu penyakit
(gold standart)
Sesuai dengan Peraturan MenKes RI
No.903/MenKes/PER/V/2011
• Informasi kepada klinisi, tentang :
a. Grading dan perkembangan penyakit
b. Keberhasilan atau kegagalan tindakan yang
telah dilakukan (kemoterapi,
pasca operasi, tube/vasektomi)
c. Indikasi untuk penerapan suatu
metode pengobatan.
Peran Pelayanan Patologi Anatomi
• Rekomendasi tentang pemeriksaan
selanjutnya
• Memberikan konsultasi klinik
(Clinico Phatological Conference)
• PREVENTION/Pencegahan
a. Deteksi dini kanker
b. Konsultasi genetik
LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI

• Laboratorium Patologi Anatomi dibagi


menjadi :
1.HISTOPATOLOGI
2.SITOLOGI
3.Pemeriksaan Khusus
- Histokimia
- Imunohistokimia
- Imunositokimia
- Molekuler
• Diagnosis histopatologi dan sitopatologi
merupakan hasil interpretasi pemeriksaan
histopatologi dan sitopatologi, sampai saat
ini masih merupakan “baku emas” bagi
diagnosis sebagian besar penyakit.

• Ketepatan diagnosis bergantung kpd :


1. Penanganan dan pengolahan bahan
pemeriksaan yang baik sehingga dapat
diinterpretasikan serta dapat dikembangkan
lebih lanjut untuk pemeriksaan molekuler
dan genetik.
2. Kompetensi Dokter Spesialis PA.
MASALAH PELAYANAN KESEHATAN
JIKA DIAGNOSIS PA TIDAK ADA
• Kualitas pelayanan kesehatan tidak dapat
dinilai dengan baik.
• Jika keluarga membawa pasien ke fasilitas
kesehatan rujukan, dokter akan mengalami
kesulitan diagnosis karena jaringan sudah
dibuang.
• Kelak akan menjadi sasaran tuntutan
malpraktek.
• Sistem SJSN & sejenisnya tidak dapat
dijalankan.
MUTU LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
Peningkatan mutu laboratorium PA
dapat dilaksanakan melalui upaya :
1. Peningkatan kemampuan
manajemen
2. Peningkatan kemampuan teknis
tenaga laboratorium
3. Peningkatan teknologi laboratorium
4. Peningkatan kegiatan pemantapan
mutu laboratorium
5. Pelaksanaan Audit
1. Peningkatan kemampuan manajemen

• Salah satu standar mutu pelayanan laboratorium


Patologi Anatomi adalah tersedianya SDM dengan
jumlah yang cukup dan memenuhi kualifikasi tenaga
sesuai dengan jenis pelayanan laboratorium yang ada.
Lanjutan…
Berkaitan dengan mutu pelayan laboratorium
kesehatan, ada 3 variabel yang dapat
digunakan untuk mengukur mutu, yaitu :
• 1. Input (struktur), ialah segala sumber daya
yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
laboratorium kesehatan, seperti SDM, dana,
fasilitas, peralatan, bahan, teknologi,
organisasi, informasi dan lain-lain.
Lanjutan…
2. Proses, ialah interaksi professional
antara pemberi layanan dengan
konsumen (pasien/ masyarakat). Proses
ini merupakan variable penilaian mutu
yang penting.
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan
kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen
(pasien/masyarakat), termasuk kepuasan
dari konsumen tersebut.
2. Peningkatan kemampuan teknis
tenaga laboratorium
• Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga
laboratorium sangat penting untuk
meningkatkan mutu pelayanan
laboratorium melalui:
Pendidikan formal
Pelatihan teknis
Seminar
Workshop
Simposium
3. Peningkatan teknologi laboratorium PA
A. Pengadaan peralatan laboratorium
Pentingnya penerapan teknologi tinggi
pada Laboratorium Patologi Anatomi ini
untuk meningkatkan kualitas sarana
laboratorium, pembelajaran dan
laboratorium Research serta
meningkatkan daya saing lulusan dalam
hal penguasaan keterampilan
penggunaan peralatan laboratorium
berteknologi tinggi.
Lanjutan…
Peralatan ini terdiri dari 5 rangkaian yang
berkaitan fungsinya, di antaranya :
1.  Tissue processing 
2. Embedding  
3. Microtome  
4. Water Bath 
5. Hot Plate  
6. Mikroskop Trinukuler
Lanjutan…
1.  Tissue processing
Berfungsi untuk pemerosesan
jaringan. 
Lanjutan…
2. Embedding 
berfungsi pengeblokan jaringan.
Lanjutan…

3. Mikrotom
• Alat untuk memotong irisan sangat tipis
yang digunakan untuk menyayat
jaringan sebelum ditempelkan ke atas
permukaan slide.
Secara garis besar mikrotom dibagi menjadi dua
golongan :
1. Mikrotom Schantz  mikrotom dimana pada saat
menyayat, blok jaringan yang hendak disayat
tetap diam di tempatnya sementara pisau
melewati blok parafin tersebut
 sayatan yang
dihasilkan terpisah satu sama lain.
2. Mikrotom Spencer  mikrotom dimana pada saat
menyayat dapat menghasilkan pita sayatan yang
panjang sehingga sangat cocok untuk
pembuatan preparat sayatan serial.
Bagian-bagian terpenting mikrotom :
1. Skala pengatur ketebalan sayatan (di bagian kanan
atas badan mikrotom). Skala ini dapat digeser ke kiri
dan ke kanan sesuai dengan ketebalan sayatan yang
diinginkan.
2. Pisau mikrotom komponen yang bisa menentukan
kualitas sayatan
3. Pegangan blok jaringan  komponen yang
menghubungkan mikrotom dengan blok jaringan yang

hendak disayat.
4. Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur blok
jaringan dengan mata pisau.
Jenis mikrotom :

1. Mikrotom putar : sayatan parafin dan teknik


kriostat.
2. Mikrotom geser : sayatan nitroselulase atau
palstik
3. Mikrotom klinis beku : keperluan diagnosis
yang bersifat segera.
4. Mikrotom sayatan ultra tipis : menghasilkan
sayatan dengan ketebalan < 1 milimikron
Jenis mikrotom :

5. Mikrotom base sledge : menyayat jaringan


yang sangat besar seperti otak.
6. Mikrotom faust : ketipisan maksimal 254
milimikron.
7. Mikrotom Smith & farguhur : menyayat
jaringan segar yang tidak difiksasi.
Lanjutan…
4. Water Bath 
berfungsi untuk mengembangkan
jaringan yang sudah dipotong
di Microtome. 
Lanjutan…
5. Hot Plate 
berfungsi untuk menempelkan
jaringan pada obyek glass dan 
6. Mikroskop Trinukuler
untuk pengamatan jaringan
serta pengambilan gambar.
Lanjutan…
B. Pemeliharaan peralatan laboratorium
• Kegiatan pemeliaraan adalah
kegiatan memeriksa, mengontrol
fungsi alat, membersihkan,
membetulkan yang dilakukan secara
rutin dsn teratur sesuai dengan
pedoman pemeliharaan masing-
masing alat.
Lanjutan…
B. Pemeliharaan peralatan laboratorium
contoh : Perawatan Mikrotom
• Mikrotom sebaiknya ditutup dengan
plastik atau dimasukkan ke kotaknya
jika tidak sedang digunakan.
• Jangan memindahkan mikrotom
dengan cara memegang bagian
yang dapat bergerak, karena dapat
mengganggu akurasinya.
Lanjutan…
• Sebelum dan sesudah digunakan,
mikrotom dibersihkan dari serpihan
parafin : melap dengan kain lap yang
telah dibasahi dengan xilol.
• Mikrotom harus selalu diminyaki untuk
mencegah keausan dan kemacetan.
4.Peningkatan Kegiatan Pemantapan mutu
laboratorium Patologi Anatomi
Adalah semua kegiatan yang ditujukan
untuk menjamin ketelitian dan
ketepatan hasil pemeriksaan
Patologi Anatomi
Terdiri dari :
A. Pemantapan Mutu Internal
B. Pemantapan Mutu Eksternal
A. Pemantapan Mutu Internal

• Adalah kegiatan pencegahan dan


pengawasan yang dilaksanakan
laboratorium secara terus menerus
agar diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat dan teliti.
• Dilakukan sejak tahap Pra analitik,
Analitik & Pasca Analitik
TAHAP PRA-ANALITIK
• Awal jaringan/sel terpisahkan dari tubuh.
• Dilakukan di kamar tindakan atau klinik yang
dilakukan oleh seorang dokter ahli bedah
• Kegiatan utamanya melakukan pencatatan
data pasien dan preservasi jaringan/sel pasca
operasi/biopsi.
TAHAP PRA ANALITIK
A. KELENGKAPAN IDENTITAS PASIEN DAN
KETERANGAN KLINIK YG RELEVAN
1. Administrasi
– Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin,
alamat, suku, agama, pekerjaan.
– Keterangan klinik : lokasi dan ukuran lesi,
durasi, keluhan lain yang berhubungan,
keterangan penyakit/pemeriksaan PA terdahulu,
dan penyakit yang mudah menular atau perlu
penanganan khusus seperti AIDS, riwayat
OBSGIN.
– Status ekonomi : asuransi, kelas rawat, dll.
2. Cara mendapatkan bahan
– Operasi, insisi, eksisi, kerokan, sikatan, bilasan,
apusan, pungsi biopsi aspirasi jarum halus
(FNAB), nekropsi dilakukan oleh dokter spesialis
bedah maupun lainnya.
3. Lokasi bahan/organ
– Jenis jaringan tertentu
– Pemeriksaan radikalitas operasi
– Batas sayatan dan tanda khusus
(mis. memberi benang atau gambar
jaringan dengan keterangannya)
4. Kondisi lesi
– Bentuk, benjolan, ukuran, konsistensi, terfiksir
atau tidak, warna dan tampilan jaringan saat
operasi.
B. PENANGANAN JARINGAN dan
CAIRAN/APUSAN PASCA BIOPSI/OPERASI
I. PENANGANAN JARINGAN
1. Persiapkan wadah sesuai dengan jaringan
yang disimpan.
2. Isi wadah dengan formalin 10% bufer dengan
volume minimal 5 kali volume jaringan.
3. Masukan sesegera mungkin jaringan segar ke
dalam wadah formalin (< 30 menit)
4. Jika jaringan berukuran besar (misalnya
mastektomi) lakukan irisan sejajar berjarak ± 1 cm
agar seluruh bagian jaringan terpapar formalin.
5. Beri label identitas pasien dan jenis jaringan yang
diambil, agar tidak tertukar dan segera kirim ke
Sentra Diagnostik PA disertai formulir
pengantar yang telah diisi lengkap.
6. Fiksasi
Merupakan langkah yang sangat penting
dan dilakukan dengan sempurna
menggunakan zat fiksator yang baik
karena sangat mempengaruhi langkah
selanjutnya dalam pengolahan jaringan.
Tujuan :
a. Mencegah terjadinya autolysis dan
pengaruh bakteri.
b. Mempertahankan bentuk dan isi jaringan
mendekati keadaan sebelum difiksasi.
c. Memungkinkan proses pengolahan
jaringan selanjutnya berjalan dengan baik.
d. Mempertahankan komponen-komponen
jaringan atau sel.
• Volume zat fiksasi :
– 1 : 5 – 10 utk jaringan.
• Cara pembuatan zat fiksasi dgn
formalin berdasar fosfat :
– Larutan formaldehide 40% 100cc
– Aquadest 900 cc
– Sodium dihidrogen fosfat monohidrat 4.0 g
– Disodium hidrogen fosfat anhidrat 6.5 g
II. PENANGANAN CAIRAN/APUSAN
1. Bahan apusan diapuskan pada gelas
obyek dan segera dimasukkan dalam
cairan fiksasi alkohol 96% minimal
selama 30 menit  dikeringkan dan
dikirim ke Sentra Diagnostik PA.
2. Bahan cairan dapat segera dikirim ke
Sentra Diagnostik PA tanpa fiksasi
atau dimasukkan dalam cairan fiksasi
alkohol 50% (volume 1 : 1)
3. Bahan apusan sitologi aspirasi
dpt dibiarkan kering dalam suhu
kamar (untuk pulasan Giemsa) 
dikirim ke Sentra Diagnostik PA
(dgn keterangan jelas).
4. Bahan sputum segera dikirim
di dalam wadah tertutup tanpa
fiksasi.
TAHAP ANALITIK

• Dilakukan setelah jaringan/sel tiba di


Sentra Diagnostik PA (t.a. pencatatan
data bahan pemeriksaan dan pasien 
pengolahan bahan pemeriksaan yang
dilakukan oleh seorang analis
TAHAP ANALITIK
A. Tahap penerimaan spesimen
1. Memeriksa kelengkapan administrasi
(identitas pasien)  petugas loket
2. Memeriksa kembali kesesuaian antara
spesimen dengan keterangan dalam
formulirpengantar  Teknisi kamar potong
3. Memeriksa apakah cara fiksasi sudah benar
 Teknisi kamar potong
Lanjutan…
B. Tahap pemotongan jaringan
Prinsip dasar :
Mengambil bagian jaringan yang representatif.

• Potongan dengan tebal maksimal tidak melebihi


tebal kaset jaringan  masukkan ke dalam kaset
yang telah diberi nomor sesuai nomor formulir.
• Banyak potongan bergantung pada jenis jaringan
dan besar jaringan. Ada beberapa organ yang
memerlukan jumlah potongan tertentu.
• Setelah jaringan dimasukkan ke dalam kaset dan
ditutup, kaset dimasukkan ke dalam wadah berisi
formalin 10% buffer fosfat
Lanjutan…
Organ yang memerlukan jumlah pertolongan
tertentu :
• Uterus : ekto-endoservik, endometrium, tumor,
bagian penting lain.
• Usus : ujung sayatan, batas sehat sakit,
dalamnya infiltrasi, tumor, nodul limfoid
• Turr prostat : 4 kaset/10 cc
• Huvos pada osteosarkoma : minimal 10 kaset
• Mata : batas sayatan nervus, tumor, bola mata
• Tulang/kulit : batas operasi, tumor
• Payudara : puting, batas tumor terjauh dan
terdekat tumor
• Tiroid : minimal 9 kaset
Lanjutan…
C. Tahap pencatatan makroskopik

• Ukuran, warna, konsistensi dan bentuk


permukaan jaringan
• Apakah ada perkapuran
• Daerah potongan jaringan yang diambil
• Jumlah potongan yang diambil
• Ukuran, letak, konsistensi dan bentuk
tumor
Lanjutan…

•Contoh :
Jaringan compang-camping volume
± 2 cc warna coklat kehitaman, kenyal,
semua dicetak 3 kaset
atau
jaringan berbentuk oval berbentuk oval
ukuran 3x5x2 cm warna putih kekuningan,
kenyal, sebagian dicetak 2 kup
2 kaset
Lanjutan…
D. Pengelolaan Spesimen
Prosesing jaringan :
1. Filtrasi
Untuk mempertahankan morfologi sel dan
jaringan sesuai dengan struktur aslinya.
2. Dehidrasi
 Tujuan : menarik cairan atau cairan
fiksasi dari sel dan jaringan
 Dengan alkohol konsentrasi
bertahap
Lanjutan…

3. Clearing
 Tahap transisi antara dehidrasi dan
infiltrasi, dengan bahan yang dapat
bercampur baik dengan larutan dehidran
maupun medium infiltrasi, sehingga
alkohol dapat keluar  parafin masuk ke
dalam jaringan
 Larutan xylol
Lanjutan…

4. Impregnasi (infiltrasi)
 Proses penggantian cairan di dalam sel pada
jaringan dengan parafin, titik lebur 60ºC.
 Jaringan direndam dalam parafin cair
Lanjutan…

5. Embedding
 Suatu proses penanaman jaringan di dalam
medium yang cukup kokoh untuk mendukung
jaringan ketika dipotong tipis
 Diberi parafin cair hingga menutupi kaset
 Seluruh keping jaringan berada di permukaan,
sehingga muncul secara utuh dalam
pemotongan dengan mikrotom.
 Jangan lupa memeriksa apakah nomor pada
blok parafin masih jelas sebelum dipotong.
Metode prosesing jaringan
1. Penyempurnaan fiksasi : formalin 10% 0-3 jam
2. Dehidrasi : Alkohol 70% ½ jam

Alkohol 95% ½ jam


Alkohol 100% ½ jam
Alkohol 100% 1 jam
Alkohol 100% 1 jam
Alkohol 100% 1 jam
Alkohol 100%/xylol ½ jam
3. Cleaning : Xylol 1 jam
Xylol 2 jam
4. Impregnasi : Parafin 2 ½ jam
Parafin 4 jam
METODE PROSESING MANUAL/
JALAN TANGAN
1. FORMALIN 20 menit
2. ALKOHOL I 20 menit
3. ALKOHOL II 20 menit
4. ALKOHOL III 20 menit
5. ALKOHOL IV 20 menit
6. XYLOL I 20 menit
7. XYLOL II 20 menit
8. XYLOL III 20 menit
9. PARAFIN 30 menit
10. PARAFIN 30 menit
Dengan pemanasan 45oC, lama tiap
tahap cukup 5’. (Bancroft)
Fiksasi buffer formalin
Pemotongan dengan mikrotom
Pemrosesan jaringan
Embedding
Lanjutan…

E. Pembuatan blok parafin


• Penting untuk diperhatikan adalah
orientasi jaringan (terutama kulit)
• Diperhatikan juga jenis jaringan (kulit,
dinding kista, tuba falopii, nervus
optikus, apendiks)
• Jumlah jaringan sesuai dengan formulir
atau keterangan di kaset.
Lanjutan…

• Dipastikan seluruh jaringan berada di


permukaan/mukosa.
• Memeriksa nomor pada blok parafin
masih jelas sebelum dipotong
• Sebelum pemotongan, blok parafin di
trimming terlebih dahulu
Pita potongan tipis blok paraffin di
floating bath
Pemotongan makroskopik
Lanjutan…
PERSIAPAN YANG HARUS DIPERHATIKAN
• Persiapan pisau mikrotom
Pisau mikrotom harus tajam agar
jaringan dapat dipotong dengan baik
dan tidak koyak.
• Persiapan Kaca Objek
Kaca objek yang akan direkatkan
preparat harus telah dicoated (disalut)
dengan zat perekat seperti albumin
(putih telur), gelatin atau tespa.
Lanjutan…

• Persiapan Waterbath dengan temperatur


60-65 ºc
• Persiapan Spatel atau kuas
• Blok jaringan harus dingin
• Ketebalan pemotongan harus
disesuaikan dengan jenis jaringan.
TAHAP PASCA ANALITIK
A. MUTU HASIL PEMERIKSAAN
• Penilaian terhadap gambar yang
terdapat pada preparat histopatologi
dan sitopatologi di baca oleh dokter
spesilis patologi anatomi
Lanjutan…
• HAKEKAT PENGOLAHAN BAHAN PEMERIKSAAN
• Gambar yang terjadi pada preparat benar-benar
mencerminkan apa yang seharusnya tergambar
pada bahan pemeriksaan.
• Tidak mengubah atau menghilangkan apa yang
seharusnya ada pada bahan pemeriksaan.
• Bahan pemeriksaan berasal dari tubuh pasien
yang masih hidup  ada kemungkinan terjadi
perubahan  diupayakan agar
perubahan terjadi sekecil mungkin 
sehingga tidak mempengaruhi penilaian.
B. PELAPORAN HASIL
Langkah-langkah sebelum pelaporan hasil :
1. Verifikasi
Verifikasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan
kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra-analitik,
analitik sampai dengan pasca-analitik. Setiap
tahapan tersebut harus dipastikan selalu
berpedoman pada mutu sesuai dengan bakuan
mutu yang ditetapkan.
Lanjutan…
2. Validasi Hasil
Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk
memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah
diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh
laboratorium rujukan. Validasi dapat mencegah
keragu-raguan atas hasil laboratorium yang
dikeluarkan.
3. Pengeluaran hasil
Dilakukan pencatatan pada buku ekspedisi sebelum
hasil di serahkan.
C. DOKUMENTASI
DOKUMENTASI SISTEM MUTU
• Setiap unsur atau bagian dalam laboratorium
harus terlibat dalam proses pengumpulan,
pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan
informasi yang berhubungan dengan sistem
mutu
• Setiap laboratorium mestinya memiliki sistem
dokumentasi yang dapat digunakan untuk
pelacakan setiap kebutuhan.
• Penyimpanan arsip hasil pemeriksaan.
B. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

• Adalah kegiatan pemantapan mutu yang


diselenggarakan secara periodik oleh
pihak di luar laboratorium yang yang
bersangkutan untuk menilai secara
retrospektif adanya kesamaan hasil pada
berbagai laboratorium dan mendeteksi
adanya penyimpangan.
Lanjutan…
• Mengikuti Program Nasional
Pemantapan Mutu Eksternal (PN-
PME) dari pemerintah melalui BPMPPI
(Badan Penjamin Mutu Pelayanan
Patologi Indonesia)
• Mendapatkkan Sertifikat PN-PME
Lanjutan…

• Parameter penilaian PN-PME


1. Fiksasi
2. Pengolahan sampai menjadi blok
parafin
3. Pemotongan blok parafin
4. Pulasan dan mounting
5.Pelaksanaan Audit
• Audit adalah proses menilai atau
memeriksa kembali secara kritis
berbagai kegiatan yang dilaksanakan di
laboratorium.
Audit di bedakan menjadi :
1. Audit internal
2. Audit eksternal
Lanjutan…
1. Audit internal
Penilaian yang dilakukan haruslah dapat
mengukur berbagai indikator penampilan
laboratorium, misalnya kecepatan pelayanan,
ketelitian laporan hasil pemeriksaan
laboratorium dan mengidentifikasi titik lemah
dalam kegiatan laboratorium yang
menyebabkan kesalahan sering terjadi.
Lanjutan…
2. Audit Eksternal
bertujuan untuk memperoleh masukan
dari pihak lain di luar laboratorium atau
pemakai jasa laboratorium terhadap
pelayanan dan mutu laboratorium.
Referensi
• Pedoman penanganan bahan
pemeriksaan untuk histopatologi (IAPI)
• Buku Panduan Penjaminan Mutu
Pelayanan Patologi Indonesia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai