Anda di halaman 1dari 13

5.

1 Alur pelayanan laboratorium Patologi Anatomi

1. Administrasi Penerimaan Sampel

 Setiap sampel masuk harus di tulis pada buku Register

 Setiap sampel di berikan form Pengambilan

- Jaringan (Histologi) : 7 hari setelah sampel masuk

- Cairan Tubuh (Sitologi) : 3 hari setelah

 Setiap sampel di berikan billing harga sesuai pemeriksaan

 Setiap sampel di berikan nomor Patologi Anatomi (PA)

2. Persiapan Sampel / Tindakan (untuk pemeriksaan dengan FNAB)

 Dicocokan nomor PA pada sampel dengan blanko permintaan pemeriksaan dari

dokter pengirim

 Disusun sampel sesuai nomor PA pada (apabila sampel yag di terima dalam

jumlah banyak) dari terkecil sampai terbesar

 Di persiapkan kaset (wadah sediaan) / slide yang sudah di tulisi nomor PA dengan

Pensil

3. Proses pengelolaan Sampel Jaringan (histologi)

 Diberikan tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan

 Dideskripsikan keadaan secara makroskopis sampel

 Apabila Sampel Jaringan (Histologi) di potong lebih kecil (potong basah

/makroskopis) pada bagian yang representatif dengan dugaan diagnosis

 Diletakan pada kaset seusai nomor PA dan di tutup metalit

 Jaringan di proses sesuai Alur

 Hasil prosesing jaringan di potong mikroskopis dengan alat, kemudian di warnai

dengan pewarnaan HE

4. Proses pengengelolaan sampel cairan tubuh


 Diberikan tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan

 Dideskripsikan keadaan secara makroskopis sampel

 Apabila sampel cairan tubuh bukan hasil FNAB sampel di santrifuge 3000 rpm

selama 3 menit, kemudian di buang supernatan. Lalu di tambahkan alkohol 96%

agar lebih mengendap.

 Endapan di buat sediaan pada slide, dibuat 4 slide.lalu dilakukan pewarnaan rutin

menggunakan MDT dan Papanicoulo

5. Proses Pengelolaan sampel cairan tubuh hasil FNAB

 Diberikan tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan

 Dilalukan tindakan pengambilan cairan tubuh oleh doktor spesialis Patologi

Anatomi

 Apabila sampel cairan tubuh hasil Absorbsi FNAB , sampel di teteskan pada slide

yang sudah di tulisi nomer PA. Kemudian d keringkan. Setelah kering masuk pada

proses pewarnaan.

 Pewarnaan menggunakan MDT

6. Proses pengelolaan sampel papsmear

 Diberikan tanggal pemeriksaan pada blanko permintaan

 Dideskripsikan keadaan secara makroskopis sampel

 Sampel di keringkan kemudian dilakukan proses pewarnaan papanicoulo

7. Administrasi hasil

 Hasil dari pemprosesan dan pewarnaan kemudian di serahkan kepada dokter untuk

di lihat dan di analisa , kemudian hasil dianalisa di kembalikan kepada bagian

administrasi untuk di siapkan apabila akan di ambil pasien. Hasil analisa digunakan

untuk penegakan diagnosa dan tindak lanjut oleh dokter yang menangani pasien

tersebut.
5.2 Pemeriksaan Histopatologi

Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan morfologi sel atau jaringan

sediaan mikroskopik dengan pewarnaan rutin Hemotoksilin Eosin (HE) untuk

menegakkan diagnosis kelainan yang kelaianan yang meliputi degeneresi, radang atau

infeksi neoplasma. Pemeriksaan histopatologi dilakukan melalui pemeriksaan

terhadap perubahan – perubahan abnormal pada tingkat jaringan. Histopatologi dapat

dilakukan dengan mengambil sampel jaringan (misalnya seperti dalam penentuan

kanker payudara) atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi.

Pemeriksaan histopatologi bertujuan untuk memeriksa penyakit berdasarkan pada

reaksi perubahan jaringan. Pemeriksaan ini hendaknya disertai dengan pengetahuan

tentang gambaran histologi normal jaringan sehingga dapat dilakukan perbandingan

antara kondisi jaringan normal terhadap jaringan sampel (abnormal). Dengan

membandingkan kondisi jaringan tersebut maka dapat diketahui apakah suatu

penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak. Teknik histopatologi

merupakan suatu cara yang dilakukan untuk melihat perubahan metobolisme dari

perubahan jaringan yang terjadi. Aplikasinya diawali dengan pembuatan preparat

dengan menipiskan sel jaringan dari organ-organ tubuh. Untuk itu jaringan halus

dapat ditanam pada parafin dengan pembekuan, selanjutnya jaringan dipotong.

Prasyarat untuk mendapatkan histopatologi dan histokimia yang tepat dapat diperoleh

dengan mengamati preparat dibawah mikroskop elektron. Preparat dari histopat

mempunyai tanda spesifik yang terlihat dari jaringan sel dan struktur jaringan akibat

serangan patogenisitas

5.2.1 Prinsip Kerja dan Metode

Prinsip kerja Histopatologi yakni prosesing jaringan dengan serangkaian reagent

yang membantu jaringan agar dapat merepresentasikan sifat jaringan, kemudian


pengecatan HE mempengaruhi Kromatin yang berada dalam inti, akan mengikat cat

yang bersifat basa (hematoksilin) dan protein sitoplasma akan mengikat cat yang

bersifat asam (eosin) sehingga sel akan berwarna merah muda dengan inti berwarna

birukeunguan

5.2.2 Preparasi spesimen

1. Penerimaan Jaringan

Jaringan yang diterima oleh petugas Laboratorium Patologi Anatomi untuk

pemeriksaan histopatologi adalah jaringan yang diperoleh dengan biopsy/ eksisi,

nekropi atau aspirasi yang difiksasi dalam cairan Buffer Formalin 10% dan ditutup

rapat dengan perbandingan jaringan dengan volume cairan fiksasi 1:9.

Hal yang harus diperhatikan dalam penerimaan sampel jaringan antara lain

keterangan yang ada pada dan formulir harus cocok, pada formulir harus ada

keterangan tentang nama Dokter/Rumah Sakit pengirim, nama, umur, jenis kelamin,

diagnose klinis dan lokasi pengambilan jaringan serta keterangan fiksasinya.

Disebutkan nomor PA pada formulir sesuai dengan nomor urut hari, tanggal dan

tahun, disampaikan juga pada si pengirim hasil bisa diambil 7 hari setelah

pengiriman sampel dan dikirim keruangan atau diambil sendiri oleh keluarga pasien

dengan surat pengantar dari dokter pengirim, jaringan serta formulir diserahkan ke

laboratorium.

2. Pemeriksaan Makroskopis Jaringan

Pemeriksaan makaroskopis dilakukan oleh dokter tugas analis kesehatan/teknisi

laboratorium mendampingi dokter, melakukan pencatatan hasil pemeriksaan dokter.

Pada tahap ini dokter juga akan memotong jaringan yang dicurigaiPemeriksaan

makroskopis jaringan hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis

PatologiAnatomidan dibantu petugas laboratorium. Pemeriksaan makroskopis


jaringan meliputi warna, ukuran, bentuk, konsistensi. Dokter Patologi Anatomi akan

mengambilan satu kaset atau beberapa kaset dari beberapa bagian biopsy jaringan,

kemudian masing – masing kaset diberi nomor PA dan diberi label untuk selanjutnya

dilakukan prosesing. Sisa jaringan yang sudah dilakukan pemeriksaan makroskopis

dimasukan kembali pada wadah atau toples dan diberi BNF 10%. Kemudian pada

wadah atau toples diberi label nomor PA dan tanggal pemotongan dan disimpan ± 3

bulan setelah itu dimusnahkan dengan penanganan khusus.

5.2.3 Prosedur kerja

1. Prosesing Jaringan

Untuk prosessing jaringan pemeriksaan histopatologi menggunakan alat

tissue prosessor automatic yang bekerja ± 24 jam(bisa diubah sesuai kebutuhan).

Berikut tahapan – tahapan prosesing jaringan:

a) Fiksasi

Fiksasi bertujuan agar jaringan diusahakan mati secepatnya sehingga tidak

terjadi perubahan pasca mati (autolisis post mortem) sehingga struktur jaringan

sampel dapat dipertahankan seperti saat sampel masih hidup.

Reagen pembuatan (BNF 10%)

1. Formaldehyde 40% 100%

2. Aquadest 900%

3. Sodium dihydrogen fosfat 4 gram

4. Disodium hydrogen fosfat anhidrat 6,5 gram

b) Dehidrasi

Dehidrasi merupakan proses menarik air dari jaringan dengan menggunakan

bahan kimia tertentu. Proses memasukan atau menambah molekul air secara bertahap

pada jaringan yang akan diwarnai dengan cara mencelupkan sebanyak 4 kali.
(Alkohol bertingkat dari 70, 80, 96, 100% masing – masing 5 kali selama 30

menit)

c) Clearing

Clearing merupakan proses penjernihan pewarnaan dengan mencelupakan

pada larutan Xylol. Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan bahan kimia dehidrasi

sehingga contoh sampel menjadi transparan.

(Xylol I, Xylol II masing - masing selama 30 menit)

d) Infiltrasi atau Impregnasi

Infiltrasi merupakan teknis histologi untuk menyusupkan paraffin ke dalam

jaringan sampel untuk menggantikan xylol yang telah hilang, sehingga sampel tidak

rusak waktu pemotongan dengan mikrotom.

(Parafin I selama 30 menit, Parafin II selama 30 menit ) 

e) Embedding

Embedding merupakan proses pembenaman jaringan ke dalam paraffin

membentuk blok paraffin. Tahap ini bertujuan memasukan paraffin ke dalam jaringan

sehingga memungkinkan jaringan secara keseluruhan dapat diiris dengan mudah.

Dipilih paraffin yang memiliki titik cair 50 - 56°C untuk menjaga agar enzim tidak

rusak. Kemudian dimasukan ke dalam freezer.(pengeblokan).

2. Pemotongan Dengan Mikrotom

a) Masukan blok paraffin kedalam freezer ±15 menit.

b) Ambil blok paraffin dan jepitkan pada mikrotom

c) Potong blok paraffin dengan ketebalan 20 micron sampai jaringan terlihat

d) Kemudian potong blok paraffin dengan ketebalan 3 micron

e) Masukan hasil potongan kedalam waterbath yang sudah berisi air dengan

temperature 37°C
f) Ambil hasil potongan menggunakan objek glass

g) Tulis nomor PA sesuai dengan nomor yang tertera pada kaset blok paraffin

untuk slide jenis frosted menggunakan pensil

h) Masukan slide kedalam oven ±10 menit supaya paraffin yang menempel cair

dan hilang

i) Kemudian dilanjutkan pengecatan HE

3. Pengecatan Hematoksilin Eosin (HE)

a) Periksa reagen pada masing – masing staining jaringan jika kurang/ habis

ditambah.

b) Celupkan slide yang ditandai dengan identitas secara manual dengan rak

pengecatan sesuai dengan urutan sebagai berikut:

 Xylol I 10 menit

 Xylol II 10 menit

 Xylol III 10 menit

 Alcohol 100% 10 celupan

 Alcohol 96% 10 celupan

 Alcohol 80% 10 celupan

 Alcohol 70% 10 celupan

 Alcohol 50% 10 celupan

 Aqudest 10 celupan

 Hemotoxylin 10 menit

 Bilas air mengalir

 Aquadest 10 celupan

 Aquadest 10 celupan
 Bluing jenuh 2 menit

 Aquadest 10 celupan

 Alkohol 70% 10 celupan

 Alcohol 50% 10 celupan

 Eosin 3 menit

 Alcohol 70% 10 celupan

 Alcohol 96% 10 celupan

 Xylol I 10 menit

 Xylol II 10 menit

 Xylol II 10 menit

5.2 Tetesi dengan entelan tutup deck glass dan di beri label ( mounting)

5.2.4 Penilaian Hasil Laboratorium (validasi dan verifikasi)

Penilaian hasil laboratorium meliputi hasil slide terkait dengan kebersihan

slide, jejak cacat pisau saat pemotongan , jaringan yang terlipat saat floating,

keseluruhan jarngan yang tertutupi oleh entelan. Penegakan diagnosa dokter juga akan

terverifikasi oleh pencocokan riwayat penderita serta identitas.

5.3 Pemeriksaan Sitopatologi

Pemeriksaan Sitopatologi merupakan pemeriksaan cairan tubuh manusia

dengan cara pemrosesan yaitu dilakukan fiksasi dengan pemberian pigmen kemudian

dilakukan pembacaan menggunakan mikroskop

5.3.1 Prinsip pemeriksaan

Spesimen cairan tubuh atapun hasil absorsi dari jarum halus di endapan,

kemudian di tambahkan faktor pengendap. Hasil endapan di buat sediian pada

preparat yang selanjutnya di warnai untuk merepresentasikan sifatnya.

5.3.2 Preparasi sampel


1. Penerimaan sampel

Sampel cairan tubuh yang diterima oleh petugas Laboratorium Patologi

Anatomi untuk pemeriksaan sitologi adalah cairan hasil yang diperoleh dengan

biopsy/ eksisi, nekropi atau aspirasi.

Hal yang harus diperhatikan dalam penerimaan sampel cairan tubuh antara lain

keterangan yang ada pada dan formulir harus cocok, pada formulir harus ada

keterangan tentang nama Dokter/Rumah Sakit pengirim, nama, umur, jenis kelamin,

diagnose klinis dan lokasi pengambilan jaringan serta keterangan fiksasinya.

Disebutkan nomor PA pada formulir sesuai dengan nomor urut hari, tanggal dan

tahun, disampaikan juga pada si pengirim hasil bisa diambil 7 hari setelah

pengiriman sampel dan dikirim keruangan atau diambil sendiri oleh keluarga pasien

dengan surat pengantar dari dokter pengirim, jaringan serta formulir diserahkan ke

laboratorium.

2. Pemeriksaan Makroskopis Cairan Tubuh

Pemeriksaan makaroskopis dilakukan oleh dokter PA dan tugas analis

kesehatan/teknisi laboratorium mendampingi dokter, melakukan pencatatan hasil

pemeriksaan dokter. Pada tahap ini dokter juga akan melihat secara kasat mata

keadaan spesimen Pemeriksaan makroskopis jaringan meliputi warna, volume.

5.3.3 Prosedur kerja

Pada pemeriksaan sitologi ada beberapa sampel atau spesimen :

1. Pap Smear

 Pap Smear merupakan suatu metode atau tes yang digunakan untuk

mengetahui apakah di dalam tubuh seseorang terdapat sel-sel kanker atau tidak. Tes

yang juga dikenal dengan istilah tes Papanicolaou ini dilakukan khususnya bagi para

wanita untuk melihat gejala kanker serviks yang mungkin dialami.Adapun wilayah
kewanitaan yang diperiksa meliputi sel – sel dari leher rahim hingga panggul.ada 2

cara penangan pap smear, yang pertama papsmear konvensionakl dan liquid prep.

Yang pertama papsmear konvensional, prosedurnya hanya dengan membuat apusan

pada side.yang kedua yaitu liquid prap . pertama tabung spesimen di nomori

kemudian di vortex hingga homogen, setelah itu d tuang pada tabung centrifuge.

Centrifuge 1000 rpm selama 10 menit. Buang supernatan, pelet/sedimen yang

tertinggal di larutkan menggunakan celulerbase. Setelah larut, di vortex kembali

selama 1 menit. Sedimen ang sudah terurai dibuat slide. Slide yang sudah jadi siap

untuk di warnai papanicoulo

2. Fine Needle-Biopsi (FNA-B)

FNAB merupakan suatu tindakan memeriksa suatu bagian tubuh dan sel

manusia dengan alat aspirator berupa jarum suntik ke bagian yang membenjol, lalu

melakukan aspirasi (penyedotan) untuk mengambil isi benjolan itu. Tindakan FNA-B

ditinjau pada tumor yang letaknya superficial dan papable misalnya tumor kelenjar

getah bening, kelenjar liur, payudara. Sedangkan untuk tumor pada organ dalam

misalnya tumor pada paru, ginjal, hati, limpa dilakukan dengan CT/USG Guided. Ada

2 cara fiksasi untukpenangan spesimen FNAB :

a) Fiksasi Kering/Hairdyer

Setelah sediaan selesai dibuat, semprot segera dengan hair spray pada objek

glass dengan jarak kurang lebih 10 – 15 cm dari objek glass, sebanyak 2 - 3 kali

semprotan. Kemudian sediaan dikeringkan diudara terbuka selama 5 – 10 menit.

Setelah kering siap dikirim ke laboratorium Patologi Anatomi.

b) Fiksasi basah
Setelah sediaan selesai dibuat, sediaan segera dimasukan kedalam alcohol 95%

selama 30 menit, setelah itu diangkat dan dikeringkan. Selanjutnya sediaan dapat

dikirim dalam keadaan kering terfiksasi atau dapat pula dikirim dalam keadaan

terendam cairan fiksasi didalam botol

Slide yang sudah siap kemudian di warnai dengan pengecatan MDT.

3. Cairan Tubuh Hasil Aspirasi

Cairan tubuh ini merupakan hasil aspirasi guna mengambil spesimen yang di

curigai , dan dapat mempresentasikan sifatnya, sehingga dalam penegakan diagnosa

yang di lakulan oleh dokter adalah hasilyang valid. Beberapa spesimen hasil aspirasi

yaitu, liquor cerebro spinalis (LCS), cairan Pleura. Cara penangan spesimen ini yaitu

yang pertama, sampel yang diterima dipindahakan pada tabung sentrifuge kemudian

di sentrufuge 3000 rpm 3menit. Setelah itu supernatan di buang, sedimen yang

tertingal di buat 4 apusan pada slide , sisa sedimen kemudian di tambahkan alkohol

96% agar sedimen lebih menggumpal, lalu di buat cellblok dengan cara sedimen di

saring dengan kertas saring , kemudian di masukan dalam kaset untuk di prosesing

seperti jaringan. Slide yang sudah siap kemudian di cat menggunakan MDT dan

Papanicoulo, masing asing 2 slide.

Pada pemeriksaan sitologi ada beberapa pengecatan :

1. Pengecatan Papanicolou

- Preparat dikeringkan terlebih dahulu dengan hairdryer

- Fiksasi dengan alcohol 96% 30 menit

- Bilas dengan air mengalir

- Hematoxylin 10 menit

- Bilas dengan air mengalir 3 – 5 menit

- Alcohol 70% 10 celupan


- Alkohol96% 2 menit

- Orange G/OG 15 menit

- Alcohol 96% 10 celupan

- Alcohol 96% 10 celupan

- Alcohol 96% 2 menit

- Eosin alcohol/EA 15 menit

- Alcohol 96% 10 celupan

- Alcohol 96% 10 celupan

- Alcohol 100% 10 celupan

- Alcohol 100% 10 celupan

- Xylol I 10 menit

- Xylol II 10 menit

- Tetesi dengan entelan tutup deck glass dan di beri label.

2. Pengecatan Giemsa yang di modifikasi ( MDT)

 Apusan dikeringkan terlebih dahulu dengan hairdyer

 Fiksasi dengan methanol 2 menit (keringkan)

 Di celuokan pada Eosin 2 menit

 Di celupkan padaMethylen Blue 2 menit

 Kemdudian dibilas air mengalir, keringkan

 Tetesi dengan entelan tutup deck glass (Mounting) dan di beri label

( labeling).

5.3.4 Penilaian Hasil Laboratorium (validasi dan verifikasi)

Penilaian hasil laboratorium meliputi hasil dari sediaan yang di buat, warna

dari pengecatan yang di lakukan , temuan bakteri yang terwarnai, serta analisa lain
dari dokter untuk diagnosa. Penegakan diagnosa dokter juga akan terverifikasi oleh

pencocokan riwayat penderita serta identitas

Anda mungkin juga menyukai