Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tugas Kelompok dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan
tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai
rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat
diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Penyusun
SOP Pemerisaan CT SCAN
1. Pengertian
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari
berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak
2. Indikasi
1) Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik
scanning/pemeriksaan tanpa radioisotop
2) Menilai kondisi pembuluh darah misalnya pada penyakit jantung koroner,
emboliparu, aneurisma (pembesaran pembuluh darah) aorta dan berbagai kelainan
pembuluh darah lainnya.
3) Menilai tumor atau kanker misalnya metastase (penyebaran kanker), letak kanker,
dan jenis kanker.
` 4) Kasus trauma/cidera misalnya trauma kepala, trauma tulang belakang dan trauma
lainnya pada kecelakaan. Biasanya harusdilakukan bila timbul penurunan
kesadaran, muntah, pingsan ,atau timbulnya gejala gangguan saraf lainnya.
5) Menilai organ dalam, misalnya pada stroke, gangguan organ pencernaan dll.
6) Membantu proses biopsy jaringan atau proses drainase/pengeluaran cairan yang
menumpuk di tubuh. Disini CT scan berperan sebagai “mata” dokter untuk melihat
lokasi yang tepat untuk melakukan tindakan.
7) Alat bantu pemeriksaan bila hasil yang dicapai dengan pemeriksaan radiologi
lainnya kurang memuaskan atau ada kondisi yang tidak memungkinkan anda
melakukan pemeriksaan selain CT scan.
3. Kontraindikasi
1. Pasien dengan berat badan kurang dari 145 kg.
2. Pasien tidak mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan
selama 20-25 menit.
3. Pasien dengan alergi iodine
4. Persiapan alat
Persiapan alat dan bahanAlat dan bahan yang digunakan untukpemeriksaan kepala
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Peralatan sterill meliputi:
1. Alat-alat suntik
2. Spuit.
3. Kassa dan kapas
4. Alkohol
b) Peralatan non-steril meliputi:
1. Pesawat CT-Scan
2. Media kontras
3. Tabung oksigen
5. Persiapan pasien
a. CT scan otak :
1) Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan
2) Inform concent
3) Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan serta resiko-resiko
yang timbul akibat pemeriksaan tersebut, khususnya akibat pemakaian
bahan kontras.
4) Pasien di anjurkan untuk puasa .Pasien sebaiknya puasa minimal 6 – 8 jam
sebelum pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar pasien pada saat pemeriksaan
tidak mual sebagai akibat penyuntikan bahan kontras secara intra vena.
5) Injeksi dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infus melalui
kontras intravena. tumor. Teknik injeksi secara Intra Vena ( Seeram, 2001 )
b. CT scan thorax :
1) Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan
2) Inform concent
3) Jelaskan tujuan tindakan kepada klien dan keluarga
4) Pasien di anjurkan untuk puasa .Pasien sebaiknya puasa minimal 6 – 8 jam
sebelum pemeriksaan. Hal ini bertujuan agar pasien pada saat pemeriksaan
tidak mual sebagai akibat penyuntikan bahan kontras secara intra vena.
5) injeksi dengan 50 cc bolus injeksi dan dengan 100 cc drip infus melalui
kontras intravena. tumor. Teknik injeksi secara Intra Vena ( Seeram, 2001 ).
c. CT Scan abdomen
1) Klien dan keluarga klien sebaiknya di berikan informasi mengenai
pemeriksaan yang akan dilakukan
2) inform consent
3) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada klien
4) Pasien meminum kontras :
Pasien minum kontras 300 cc 2 jam sebelum pemeriksaan.
Satu jam sebelum pemeriksaan pasien minum 200 cc yang kedua.
Ketika akan dilakukan pemeriksaan pasien minum bahan kontras ke
tiga sebanyak 200 cc, dimasukkan bahan kontras per anal sebanyak
500 cc.
6. Prosedur
Preinteraksi
1. Lihat catatan keperawatan dan catatan medis
2. Jelaskan tujuan dilakukan pemeriksaan kepada klien
Interaksi
1. Cuci tangan
2. Memakai handscone
3. Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
4. Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
5. Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari
beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
6. Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45
menit.
7. Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan
komputer.
8. Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar
dengan memakai protektif lead approan.
9. Cuci tangan
Terminasi
1. Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.
2. Evaluasi
3. Dokumentasi
1. Pengertian
Pemeriksaan MRI merupakan salah satu bentuk pemeriksaan radiologi yang
menggunakan prinsip magnetisasi. Medan magnet digunakan untuk proses
magnetisasi komponen ion hidrogen dari kandungan air di tubuh. MRI dapat
menggambarkan dengan sangat jelas dan kontras berbagai bagian organ tubuh
Magnetic Resonance Imaging ( MRI ) adalah suatu alat diagnostik muthakhir untuk
memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet yang besar
dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan
radioaktif, yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ
manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1
tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hydrogen (Satya Negara,
dkk,2010).
2. Tujuan
1) MRI dapat mengidentifikasikan zat kimia yang terdapat pada area yang
membedakan tumor otak dan abses otak
2) Perfusi MRI dapat di gunakan untuk mengestiminasi aliran darah
3) Difusi MRI dapat digunakan untuk mendeteksi akumulasi cariran (edema) secara
tiba-tiba.
3. Indikasi
1) Neoplasma
2) Infection
3) Infarction
4) Di bidang saraf: stroke, tumor otak, kelainan mielinisasi otak, gangguan aliran
cairan otak/hidrocephalus, beberapa bentuk infeksi otak, gangguan pembuluh darah
otak, dsb.
5) Di bidang muskuloskeletal: tumor jaringan tulang atau otot, kelainan saraf tulang
belakang, tumor spinal, jeputan akar saraf tulang belakang, dsb.
6) Di bidang kardiologi: pembuluh darah besar, pemeriksaan MRA (Magnetic
Resonance Angiografi) carotis, dsb.
4. Kontraindikasi
1. Relatif :
a. Anemia hemolitika
b. Riwayat alergi dengan bahan yodida
2. Mutlak :
a. Kehamilan dan menyusui
b. Gagal ginjal
3. Untuk pasien yang menggunakan alat pacu jantung (pace marker),
4. Pasien dengan alat bantu dengar
5. Pasien dengan alat/klip/protesa berupa logam, yang di pasang pada bagian
tubuhnya, antara lain dapat berupa klippadaoperasi aniurisma, facemarker pada
jantung, alat bantu dengar, gigi palsu dan sebagainya
6. Pasien yang sedang menjalani kemoterapi, pasien dengan pompa insulin di mohon
untuk melaporkan pada dokter. Pada kasus- kasus di atas, MRI dapat di batalkan
dengan alas an trakut melukaipasien.
5. Persiapan alat
1. Meja MRI
2. Bel
6. Persiapan klien
1) Pasien diharap tidak mengenakan aksesoris tubuh yang berasal dari bahan logam
secara berlebih. Hal ini penting karena MRI menggunakan prinsip magnetisasi.
2) Pasien akan diminta diam untuk beberapa saat sampai prose magnetisasi selesai.
3) Memberikan kesempatan pada pasien melihat dulu alat MRI beberapa saat sebelum
prosedur untuk menghindari ketakutan terhadap ruang sempit(klustrofobia
4) Memberikan inform cocent
5) Berikan medikasi sebelum tes
6) Kaji kemungkinan reaksi iodin
7) Prosedur
Preinteraksi
1. Cuci tangan
2. Jelaskan tujua dilakukan pemeriksaan pada klien
Interaksi
1. Pasien berbaring terlentang dengan posisi kedua tangan disamping badan
2. Meja MRI akan bergerak maju kedalam posisi medan magnet yang tepat
3. Pasien akan mendengar suara dari gelombang radio frekuensi,seperti suara
ketukan selama jalannya pemeriksan
4. Selama pemeriksaan MRI,pasien akan selalu dibawah pengawasan
petugas,dan dapat langsung berkomunikasi dengan petugas MRI
5. Pasien akan diberi bel ditangan dan dapat ditekan untuk memanggil petugas
MRI,atau mengalami kondisi yang kurang nyaman
6. Pada umumnya pemeriksaan ini membutuhkan waktu sekitar 40 menit
7. Setelah pemeriksan MRI selesai pasien dapat melakukan aktifitas normal
seperti biasa
8. Cuci tangan
Terminasi
1.Evaluasi
2.Dokumentasi
Pengertian Angiografi
Angiografi (dr asal katanya berarti pencitraan pembuluh darah) merupakan
sebuah prosedur yg menghasilkan citra sistem sirkulasi darah yg melalui arteri, vena
ataupun pembuluh darah miniskus.
Pertama kali diperkenalkan o/ neurofisiologis Portugis bernama Egas Moniz u/
menghasilkan x-ray contrast image pd tumor karsinogenik, penyumbatan pd cerebral
serta vena
Angiografi membantu treatment neurological disorder & heart disease
Karena extra ordinary invention ini menyelamatkan jutaan nyawa, Egas Moniz
dianugrahi Nobel Prize pd tahun 1949.
Set-up tray : hemostat, prep sponge dan larutan antiseptic, syringe n needle local
anastesi, basin n medicine cup, steril drape n handuk, band, sterile image intensifier
cover
Monitoring pasien
Seldinger technique
Image diproses
Pastikan bhw pasien atau perawat mengerti ttg perawatan post prosedure Angiografi
Serebral
Indikasi Patologi
Arterio scheleorosis : penebalan dingding arteri shg elastisitasnya menurun,
diakibatkan:
Endapan kalsium
Emboli/penimbunan lemak
Trombosis: melekatnya trombosit pd p.darah shg menonjol
Hyperkolesterol
Tumor
Trauma
Nekrosis
Aneurisma: pelebaran pembuluh darah
Persiapan Pasien
Informasi & penjelasan prosedur pmx
IC
Puasa minimal 6 jam
Rambut pd daerah pungsi dicukur
VU dikosongkan
KU baik
Tanyakan riwayat alergi
Pasien terlentang, punggung diganjal & kepala diturunkan, hingga denyut ACC
teraba.
Pungsi leher pada perabaan denyut nadi arteri karotis kommunis ( dibawah bifurkatio
jarum abbocath no. 20 / 18).
Pungsi menembus dinding anterior & posterior P.darah , tarik perkahan-lahan sampai
darah memancur lancar.
Sheat didorong ke lumen arteri & mandrin tarik keluar.
Pungsi pada A. Femoralis ( inguinal) dengan jarum abbocath 16/18 setelah anestesi
lokal dan insisi.
Masukkan guide wire ke lumen arteri Femoralis ke arah proksimal, lalu tarik abbocath
ditarik keluar.
Masukkan kateter melalui “guide wire”, lalu tarik “ guide wire “ keluar, sambung
pangkal kateter dengan luer lock.
A. oftalmika.
A. kommunikans posterior.
A. koroidalis anterior
Serebri Anterior
Cabang ASA :
A.frontopolaris.
A.Callosamarginalis.
Serebri Media
Segmen horisontal :
Posisi AP : gambaran “ S”
Posisi Lateral
Garis yg hubungkan aspek sup loops ini : atap dari “ sylvian triangle”.
Sylviant point :
Cabang-cabang ASM :
A.Parietalis post.
A.gyriangularis.
A.Temporalis posterior.
Fase Kapiler
Fase Vena
Fase lanjut.
Asal : a. basilaris
Cabang :
A. talamoperforata
Cabang distal :
Cabang2 kalkarina
Cabang2 parietooksipital
Fase Vena
Aterosklerosis
Trombosis..
Tanpa trombosis.
Emboli.
Aneurisma
Lokasi :
1) Pangkal A. kommunikans posterior.
2) Pertemuan A.komunikans anterior dengan A. Serebri anterior.
3) A.serebri media.
4) Kongenital : diproksimal sirkulus arteriosus Willisi
5) <<<: pangkal a.oftalmika,a.Serebri anterior & media, a.Serebeli anterior
inferior-posterior.
AVM
Kelainan dimana arteri & vena berhubungan secara langsung tanpa kapiler
Sifat kongenital.
Lokasi :
Hemisfer serebri.
Serebelum.
Tumor deep:
Distal shift.
Gambaran difus , batas tegas tumor pada fase late artery & jelas pada fase vena.
Herniasi
Herniasi subfalksial.
Herniasi unkus.
Herniasi tonsiler.
Herniasi tentorium.
Trauma
Hematom subdural
Angiogram kontralateral.
Hematom epidural
Hidrosefalus
Untuk Therapi
- Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal
- Pemberian anesthesi spinal
- Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi meliputi
tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan hal-
hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal
tersebut
Persiapan Alat
Bak streil berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi kapas,
botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis), dan duk bolong.
Bengkok
Pengalas
Manometer
Lidokain/Xilocain
Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat tidur.
Lutut pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi kedepan dagunya
menepel pada dada (posisi knee chest)
Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat digunakan
pada orang dewasa, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca berada
dibidang prosessus spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah
ditentukan.
Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk
penutup.
Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam hingga
ligamen longitudinal dan periosteum
Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis. Jarum
harus memasuki rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
Untuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak, petugas dapat
melakukan test queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena jugularis selama
I\10 detik. Bila terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut tidak naik
tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medulla spinalis maka setelah 10 menit
vena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun dalam waktu 30 detik.
Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam 3 tabung
steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan CSF. Cairan ini
digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel, biakan dan pewarnaan
gram, protein dan glukosa. Untuk pemeriksaan none-apelt prinsipnya adalah globulin
mengendap dalam waktu 0,5 jam pada larutan asam sulfat. Cara pemeriksaanya
adalah kedalam tabung reaksi masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan pipet,
kemudian masukkan cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 – 3 menit perhatikan apakah
terbentuk endapan putih.
Cara penilainnya adalah sebagai berikut:
( -) Cincin putih tidak dijumpai
( + ) Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila dikocok
tetap putih
( ++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi opolecement
(berkabut)
( +++ ) Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi keruh
( ++++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi sangat keruh
Untuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan globulin
dan albumin, prinsipnya adalah protein mengendap pada larutan jenuh fenol
dalam air. cAranya adalah isilah tabung gelas arloji dengan 1 cc cairan reagen
pandi kemudian teteskan 1 tetes cairan CSF, perhatikan reaksi yang terjadi
apakah ada kekeruhan.
Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan liquor pada pasien dengan
hydrocepalus berat maka maksimal cairan dikeluarkan adalah 100 cc.
Setelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan masukan kembali stilet jarum
lumbal kemudian lepaskan jarumnya. Pasang balutan pada bekas tusukan.
6. Setelah Prosedur
Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres es pada kepala, anjurkan tekhnik relaksasi,
bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang.
7. Komplikasi
Herniasi Tonsiler
Sakit pinggang
Infeksi