PEMBAHASAN
1.Definisi
Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit,
perubahan ini bisa berupa penyebab atau akibat pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu
terapan yang berguna membantu petugas kesehatan dalam mediagnosis dan mengobati pasien
c. Angiograph,
Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan. Alat ini
menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh darah yang tersumbat dan dengan
bantuan alat lainnya untuk tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh
darah/stent.
d. Mobile Fluorostar C-Arm
adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau tindakan medis.
f. Mammografi,
Alat Mammografi digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara pada wanita, alat
ini menggunakan sinar X untuk menciptakan gambarnya yang dapat membedakan sel sehat dan
sel ganas/kanker.
g. Roentgen Panoramik
h. UltraSonoGraphy (USG)
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan untuk memeriksa
organ bagian dalam dengan gelombang suara. Pemeriksaan kehamilan, medical chek up dan
keadaan organ bagian dalam, dsb.
j. EEG (ElectroEncephaloGrafi)
Pemeriksaan untuk mengetahui gelombang listrik dalam otak
k. EMG (ElectroMyoGrafi)
Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak.
l. Audiometri:
Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level intensitas gelombang suara.
· Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko
terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko
tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
· Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang,
berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan
komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
· Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan.
· Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.
Prosedur
1. Siapkan nampan fungsi lumbal steril,cairan antiseptic,anestesi local,sarung tangan steril,dan
plester
2. Baringkan klien dalam posisi fetus,dengan punggung di bungkukkan,kepala di tekuk ke
dada,dan lutut di tarik ke abdomen.
3. Berikan label pada ke-3 tabung 1,2,3.
4. Dokter memeriksa cairan spinal,dengan menggunakan sebuah manometer yang terpasang pada
jarum,dan mengambil cairan spinal 10ml-12ml: 3ml pada tabung No.1 yang mungkin
terkontaminasi (dengan darah yang berasal dari spinal),3ml pada tabung No.2 untuk jumlah
sel,glukosa,dan menentukan protein dan 3ml pada tabung No.3 untuk mempelajari
mikrobiologik.
5. Gunakan teknik aseptic dalam pengumpulan dan membawa specimen.
6. Berikan label pada tabung dengan nama klien,tanggal,dan nomor kamar. Segera antar tabung
tersebut ke laboratorium.
7. Tidak perlu pembatasan makan dan cairan.
Skan CT dapat di gunakan untuk skan kepala,abdomen(lambung,usus besar,usus
kecil,hati,limfa,pangkreas,empedu,ginjal,dan adrenal),pelvis(kandung kemih,organ
reproduksi,usus besar/halus di dalam pelvis),dan dada( paru,jantung,struktur mediastinal).
Prosedur
· Kolonoskopi
Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi terhadap usus besar
(kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop) panjang dan fleksibel. Pemeriksaan ini
berguna untuk mengevaluasi lesi yang di duga di usus besar (mis,polip,tumor,jaringan yang
meradang). Dapat di lakukan biopsy jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil
dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi . kolonoskopi tidak boleh di lakukan pada wanita
hamil yang hamper melahirkan ,infark miokard,baru menjalani operasi abdomen,diverticulitis
akut,atau pada klien yang gelisah/ tidak kooperatif.
Kadang-kadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop namun hal ini jarang terjadi.
Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy / polipektomi.
Prosedur
1. Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
2. Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tertentu (Hb,Ht,PT,PTT,dan trombosit) harus
dilakukan dalam 2 hari sebelum pemeriksaan.
3. Obat-obat yang mengandung zat besi harus di hentikan pemakaianya 4 hari sebelum prosedur .
4. Obat sedative / tranquilizer dapat di berikan sebelum pemeriksaan untuk member efek
relaksasi. Analgesic narkotik dapat di titrasi secara IV selama prosedur.
5. Glukagon/antikolinergik IV dapat di berikan untuk mengurangi kram usus.
6. Barium sulfat dari pemeriksaan diagnostic lain dapat mengurangi visualisasi karena itu
pemeriksaan tidak boleh dilakukan bila dalam 10hari- 2 minggu sebelumnya telah di lakukan
pemeriksaan dengan barium.
7. Hindari penggunaan enema degan sabun.ini dapat mengiritasi usus halus
8. Sertakan seseorang untuk menemani klien pulang
9. Lama prosedur ½ - 1 ½ jam.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegakkan
suatu diagnose penyakit klien atau pasien.
Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang
menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk mengatasi masalah.
Sumber kesalahan diagnostic yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan dalam interpretasi
dan analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan dalam pernyataan diagnostik.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
Umum
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan study pustaka dan via
internet, yang artinya penulis mengunjungi perpustakaan yang ada di STIKES Muhammadiyah
Palembang dan di website untuk mencari berbagai referensi untuk melengkapi data dalam
membuat makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pengertian
Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik
keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia ( Gordon,1976 dalam
nursalam, 2004;59 )
Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa, karena itu perlu diketahui factor ysng
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Ambarwati,2010)
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
A. Pra instrumentasi
Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk tertukarnya hasil ataupun
dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan
jangka panjang.
2. Persiapan Penderita
a) Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume
plasma.
b). Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematology misalnya : asam folat, vit
B12 dll.
B. Interpretasi Data
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien
memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yang dihadapi.
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan
dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan infeksi
tersebut.
§ Menentukan keputusan
Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah- masalah yang akan
muncul.
§ Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan berkalaborasi
untuk penyelesaian masalah tersebut.
C. Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien,
keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan
yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
Diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori ( Caipe, 2000 dalam nurasalam,
2004 ; 69 ) :
1. Aktual
Menjelaskan masalah yang sedang terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data- data klinik yang
diperoleh.
Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan adalah kekurangan volume cairan ubuh
berhubungan denag kehilangan cairan secara abnormal( Taylor, lilis dan Lemore, 1988 ; 283
dalam nursalam 2004; 69).
2. Risiko
Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka tidak dilakukan intervensi keperawatan (
Keliat, 1990 dalam nursalam 2004 ; 69 )
3. Potensial
Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah keperawatan yang potensial. Perawat
dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang menunjang gangguan konsep
diri.
4. Sejahtera
Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam transisi dan
tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.
5. Sindrom
Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan actual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian.
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen
darah. Antara lain :
Darah Rutin :
o Hemoglobin/HB
o Hematokrit/HT
o Trombosit
Darah Kimia :
- hindari hemolisis
o Albumin
Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh
hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar , gangguan
ginjal.
o Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan
kehamilan.
o Bilirubin
Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma,
hepatitis.
- hindari hemolisis
o Ekstrogen
Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause dan
pasca menopause.
Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa
yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/ gangguan metabolic.
Cara : - ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum berisikan
hepain.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes, pemeriksaan dilakukan setelah
makan.
Cara : - ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah makan pagi/ siang.
2. URINE
a. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen
urine. Antara lain :
o Asam urat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit ginjal, eklampsia,
keracunan timah hitam dan leukemia.
Cara : - tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung
o Bilirubin
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit hepar
dan kanker hepar.
asbestos- cellulose.
jam.
Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
3. Urine pasca prandial
Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan
Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara lain, pemeriksaan uriilinogen untuk
menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan infeksi berat. Pemeriksaan
urinealisasi digunakan untuk menentukan berat jenis kadar glukosa dan pemeriksaan lainnya.
2. FESES
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti, salmonella,
shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.
4. Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
3. SPUTUM
Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman.
5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi yang ada pada
botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari berturut
turut.
2.3 Persiapan Pemeriksaan Diagnostik
Ultrasonografi ( USG )
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga
tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk
melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak,
jantung dan ginjal.
2. Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG
aorta abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pancreas.
3. Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG
4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang diatas
permukaan kulit.
7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.
8. Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga,
pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong.
9. Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan
10. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari
kepala.
RONTGEN
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x
untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung,
abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.
3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan dengan
posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.
4. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar
x.
5. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan
bentuk jantung.
6. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang
dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.
7. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum
pelaksanaan foto.
8. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada
daerah fraktur.
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker
serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons
terhadap kemoterapi dan radiasi.
3. Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina ( pembersihan vagina dengan zat
lain ) memasukan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang- kurangnya 24
jam
4. Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina .
5. Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca mikroskop dan
dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.
payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara
periodik.
5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x.
ENDOSKOPI
Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran
cerna.
KOLONOSKOPI
Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran colon.
CT. Scaning
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta khusus.
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak ( melihat kelainan pada gel. Otak
)
EKG
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system hantaran/konduksi dari jantung indikasi : MCI,
Angna fektoris, gagal jantung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan
standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga
pasien dapat merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridho Allah SWT
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
Tak ada gading yang tak retak, dan kita tahu semua walaupun manusia merupakan makhluk yang
sempurna ciptaan Allah SWT dari makhluk lainnya, tetapi tak ada satupun manusia yang tak
luput dari kesalahan, jadi apabila ada kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf sebesar-
besarnya. Kritik dan saran yang mendukung untuk kebaikan makalah ini sangat kami harapkan,
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, amin.
Kelompok
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
1.4 Metode Penulisan.................................................................................... 2
BAB III
PENUTUP 19
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 19
3.2 Saran...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSULTASI