Anda di halaman 1dari 22

BAB II

PEMBAHASAN

 1.Definisi
            Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit,
perubahan ini bisa berupa penyebab atau akibat pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu
terapan yang berguna membantu petugas kesehatan dalam mediagnosis dan mengobati pasien

2.      Macam- macam pemeriksaan penunjang


a)      Berdasarkan media yang di gunakan:
ü  Pemeriksaan lab
ü  Pemeriksaan robegen
ü  Pemeriksaan USG

b)      Berdasarkan organ atau bagian tubuh yang di periksa :


·         Pemeriksaan penunjang di bagian kebidanan dan kandungan
·         Pemeriksaan penunjang di bagian penyakit dalam
·         Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan anak
·         Pemeriksaan penunjang di bagian saraf atau neurologi
·         Pemeriksaan penunjang di bagian THT-KL
·         Pemeriksaan penunjang di bagian kulit kelamin
·         Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan jiwa
·         Pemeriksaan penunjang di bagian mata

3.      Alat-alat yang di gunakan untuk melakukan pengkajian penunjang :


a.      MRI(Magnetic Resonance Imaging)
Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia dengan gelombang
electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi seperti sinar X. Alat ini sangat berguna untuk
pemeriksaan saraf, jaringan otot, jantung dan pembuluh darah dan tumor. Semakin besar teslanya
atau kekuatan magnetiknya semakin baik kualitas gambarnya

b.      Lightspeed MSCT (MultiSlice Computer Tomography)


            Scanner adalah alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk memberikan gambar 3
dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini memiliki sistem yang membantu mengurangi
dosis sinar X pada pasien sampai dengan 30%

c.       Angiograph,
Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan. Alat ini
menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh darah yang tersumbat dan dengan
bantuan alat lainnya untuk tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh
darah/stent.
d.      Mobile Fluorostar C-Arm
adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau tindakan medis.

e.         Roentgen Konvensional

f.       Mammografi,
                 Alat Mammografi digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara pada wanita, alat
ini menggunakan sinar X untuk menciptakan gambarnya yang dapat membedakan sel sehat dan
sel ganas/kanker.

g.      Roentgen Panoramik

h.      UltraSonoGraphy (USG)
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan untuk memeriksa
organ bagian dalam dengan gelombang suara. Pemeriksaan kehamilan, medical chek up dan
keadaan organ bagian dalam, dsb.

i.        ElectroKardioGrafi (EKG) &Treadmill:


Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek kesehatan jantungnya.

j.        EEG (ElectroEncephaloGrafi)
Pemeriksaan untuk mengetahui gelombang listrik dalam otak
k.      EMG (ElectroMyoGrafi)
Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak.
l.        Audiometri:
Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level intensitas gelombang suara.

4. Fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang


v  Fungsi dalam pemeriksaan penunjang:

·         Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko
terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko
tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).

·         Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang,
berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan
komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.

·         Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.

·         Membantu pemantauan pengobatan.

·         Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi


perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya.
·         Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit
dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi
yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.

·         Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan.

·         Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.

v  Tujuan  dalam pemeriksaan penunjang

·         Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik


·         Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yangdiderita oleh pasien
·         Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis

5.Tahap –Tahap  pemeriksaan penunjang


·         Cairan Cerebrospinal ( CFS )
Di peroleh dari lumbal fungsi (tulang spinal) pada ruang antar lumbal L3-4 / L4-5.
Tekanan CFS pertama di ukur,kemudian cairan diaspirasi dan dimasukkan dalam tabung
pemeriksaan steril. Data analisa cairan spinal sangat penting dalam mendiagnosa penyakit
medulla spinalis dan otak.

Prosedur
1.      Siapkan nampan fungsi lumbal steril,cairan antiseptic,anestesi local,sarung tangan steril,dan
plester
2.      Baringkan klien dalam posisi fetus,dengan punggung di bungkukkan,kepala di tekuk ke
dada,dan lutut di tarik ke abdomen.
3.      Berikan label pada ke-3 tabung 1,2,3.
4.      Dokter memeriksa cairan spinal,dengan menggunakan sebuah manometer yang terpasang pada
jarum,dan mengambil cairan spinal 10ml-12ml: 3ml pada tabung No.1 yang mungkin
terkontaminasi (dengan darah yang berasal dari spinal),3ml pada tabung No.2  untuk jumlah
sel,glukosa,dan menentukan protein  dan 3ml pada tabung No.3 untuk mempelajari
mikrobiologik.
5.      Gunakan teknik aseptic dalam pengumpulan dan membawa specimen.
6.      Berikan label pada tabung dengan nama klien,tanggal,dan nomor kamar. Segera antar tabung
tersebut ke laboratorium.
7.      Tidak perlu pembatasan makan dan cairan.

·         Skan Tomografi computer ( CT )


            Skan tomografi computer (CT),skan CAT,di kembangkan di inggris  th.1972 dan di sebut
skan EMI. Skaner CT menghasilkan  sinar X pendek yang memeriksa bagian-bagian tubuh dari
beberapa sudut yang berbeda. Hal ini menghasilkan satu seri gambaran bagian menyilang
sehingga membentuk struktur dengan gambar 3 dimensi.
           
Skan CT dapat di lakukan dengan atau tanpa media kontras Iodin. Pemeriksaan ini bukan
pemeriksaan yang invasive kecuali bila di gunakan kontras. Kotras menyebabkan absorpsi
jaringan lebih besar dan terjadi penyebaran kontras. Peyebaran ini memungkinkan tumor kecil
dapat terlihat.

           
Skan CT dapat di gunakan untuk skan kepala,abdomen(lambung,usus besar,usus
kecil,hati,limfa,pangkreas,empedu,ginjal,dan adrenal),pelvis(kandung kemih,organ
reproduksi,usus besar/halus di dalam pelvis),dan dada( paru,jantung,struktur mediastinal).
Prosedur

Persiapan umum untuk semua skan:


1.      Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
2.      Untuk pemeriksaan pagi: puasa 8 jam sebelum pemeriksaan.
Untuk pemeriksaan siang/sore: pembatasan makan dan  cairan setelah makan cair pada pagi hari.
Sedikit air putih boleh di berikan 2 jam sebelum pemeriksaan. Tidak perlu pembatasan makan
dan cairan jika tidak di gunakan kontras.
3.      Obat-obat dapat di berikan sampai 2 jam sebelum pemeriksaan
4.      Jika di gunakan kontras dan klien alergi terhadap produk iodine steroid / antihistamin dapat di
berikan  beberapa hari sebelumnya atau di berikan sebelum skan / di berikan IV selama skan CT.
5.      Infuse IV / heparin lok di pasangkan sebelum pemeriksaan
6.      Skan CT biasanya memerlukan waktu 30 menit sampai 1 ½ jam.

·         Kolonoskopi
Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi terhadap usus besar
(kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop) panjang dan fleksibel. Pemeriksaan ini
berguna untuk mengevaluasi lesi yang di duga di usus besar  (mis,polip,tumor,jaringan yang
meradang). Dapat di lakukan biopsy jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil
dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi . kolonoskopi tidak boleh di lakukan pada wanita
hamil yang hamper melahirkan ,infark miokard,baru menjalani operasi abdomen,diverticulitis
akut,atau pada klien yang gelisah/ tidak kooperatif.
Kadang-kadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop  namun hal ini jarang terjadi.
Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy / polipektomi.

Prosedur
1.      Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
2.      Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tertentu (Hb,Ht,PT,PTT,dan trombosit) harus
dilakukan dalam 2 hari sebelum pemeriksaan.
3.      Obat-obat yang mengandung zat besi harus di hentikan pemakaianya 4 hari sebelum prosedur .
4.      Obat sedative / tranquilizer dapat di berikan sebelum pemeriksaan untuk member efek
relaksasi. Analgesic narkotik dapat di titrasi  secara IV selama prosedur.
5.      Glukagon/antikolinergik IV dapat di berikan untuk mengurangi kram usus.
6.      Barium sulfat dari pemeriksaan diagnostic lain dapat mengurangi visualisasi karena itu
pemeriksaan tidak boleh dilakukan bila dalam 10hari- 2 minggu sebelumnya telah di lakukan
pemeriksaan dengan barium.
7.      Hindari penggunaan enema degan sabun.ini dapat mengiritasi usus halus
8.      Sertakan seseorang untuk menemani klien pulang
9.      Lama prosedur ½ - 1 ½ jam.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Diagnostic dan spesimen adalah suatu pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegakkan
suatu diagnose penyakit klien atau pasien.

Karena, melaui pemeriksaan ini kita dapat mengetahui tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan / penyakit. Factor-faktor yang
menegakkan suatu masalah, kemampuan klien untuk mengatasi masalah.

Jenis-jenis pemeriksaan diagnostic, yaitu : USG, RONTGEN, PAP SMEAR, ENDOSKOPI,


KOLONOSKOPI, CT.SCANING, MMAMOGRAFI, EEG, EKG.

Jenis-jenis spesimen yaitu pemeriksaan darah, urine, feses, sputum.

Sumber kesalahan diagnostic yaitu : kesalahan pengumpulan data, kesalahan dalam interpretasi
dan analisis data, kesalahan dalam pengelompokan data, kesalahan dalam pernyataan diagnostik.

1.2              Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis buat, yaitu :

·         Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan diagnostic ?

·         Apa saja jenis pemeriksaan diagnostic ?

1.3              Tujuan Penulisan

Umum

Setelah mempelajari mahasiswa memahami, mengerti tentang diagnostic dan specimen .

1.4              Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan oleh penulis yaitu dengan melakukan study pustaka dan via
internet, yang artinya penulis mengunjungi perpustakaan yang ada di STIKES Muhammadiyah
Palembang dan di website untuk mencari berbagai referensi untuk melengkapi data dalam
membuat makalah ini.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pengertian

Diagnostik keperawatan adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan standar praktik
keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia ( Gordon,1976 dalam
nursalam, 2004;59 )

Persiapan Pemeriksaan Diagnostik

Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau
perjalanan penyakit serta menentukan pragnosa, karena itu perlu diketahui factor ysng
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Ambarwati,2010)

Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :

A.    Pra instrumentasi

Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :

1.                  Pemahaman instruksi dan pengisian formulir

      Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting untuk tertukarnya  hasil ataupun
dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan
jangka panjang.

2.                  Persiapan Penderita

a)      Puasa

Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume
plasma.

b). Obat

Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematology misalnya : asam folat, vit
B12 dll.

      c).  Waktu Pengambilan


   Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien rawat inap.

      d). Posisi Pengambilan

   Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi volume plasma       10%.

B.     Interpretasi Data

§  Menentukan aspek positif klien

Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien
memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yang dihadapi.

§        Menentukan masalah klien

      Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan
dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.

§        Menentukan masalah klien yang pernah dialami

Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan infeksi
tersebut.

§        Menentukan keputusan

Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan.

Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan

§        Masalah yang akan muncul

      Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalah- masalah yang akan
muncul.

§  Masalah kalaboratif

      Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan berkalaborasi
untuk penyelesaian masalah tersebut.

C.     Validasi Data
Perawat memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien,
keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan
yang reflektif kepada klien/ keluarga tentang kejelasan  interpretasi data.

( Iyer, taptid dan Bernochi – Losey dalam nursalam, 2004 ; 66 )

Diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori ( Caipe, 2000 dalam nurasalam,
2004 ; 69 ) :

1.      Aktual

Menjelaskan masalah yang sedang terjadi saat ini dan harus sesuai dengan data- data klinik yang
diperoleh.

Diagnosis keperawatan yang dapat ditegakan adalah kekurangan volume cairan ubuh
berhubungan denag kehilangan cairan secara abnormal( Taylor, lilis dan Lemore, 1988 ; 283
dalam nursalam 2004; 69).

2.      Risiko

Menjelaskan malasah kesehatan yang akan terjadi maka tidak dilakukan intervensi keperawatan (
Keliat, 1990 dalam nursalam 2004 ; 69 )

3.      Potensial

Data tambahan digunakan untuk memastikan masalah keperawatan yang potensial. Perawat
dituntut untuk berfikir lebih kritis dalam mengumpulkan data yang menunjang gangguan konsep
diri.

4.      Sejahtera

Keputusan klinis tentang status kesehatan klien, keluarga, atau masyarakat dalam transisi dan
tingkat sejahtera tertentu ke tingkat sejahtera yang lebih tinggi.

5.      Sindrom

Diagnosis yang terdiri beberapa diagnosis keperawatan actual dan risiko tinggi yang
diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian.

2.2       Persiapan Pemeriksaan Laboratorium/spesimen


1.      DARAH

      Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan        atau specimen
darah. Antara lain :

      Darah Rutin :

o   Hemoglobin/HB

      Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal

o   Hematokrit/HT

Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah

o   Trombosit

Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis

Darah Kimia :

o   SGPT ( serum glumatik piruvik transaminase )

      Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.

Cara :   - ambil darah + 5- 10 ml dari vena

- masukan pada tabung

- hindari hemolisis

- berikan label dan tanggal

o   Albumin

Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh
hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti luka bakar , gangguan
ginjal.

Cara :  - ambil darah + 5-10ml dari vena

- masukan pada tabung

- berikan label dan tanggal

o   Asam Urat
Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan
kehamilan.

Cara :  - ambil darah + 5-7ml dari vena

- masukan pada tabung

- berikan label dan tanggal

o        Bilirubin

Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin.

Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma,
hepatitis.

Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanaya anemia, malaria.

Cara :  - ambil darah + 5-10ml dari vena

- masukan pada tabung

- hindari hemolisis

- berikan label dan tanggal

o        Ekstrogen

Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause dan
pasca menopause.

Cara :  - ambil darah + 5-10ml dari vena

- masukan pada tabung

o   Gas Darah Arteri

Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa
yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/ gangguan metabolic.
Cara :  - ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum                          berisikan
hepain.

- berikan label dan tanggal

o   Gula Darah Puasa

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya diabetes.

Cara :  - ambil darah + 5-10ml dari vena

- masukan ke dalam tabung

- puaskan makan dan  minum 12 jam sebelum pemeriksaan

o   Gula Darah Postprandial

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes, pemeriksaan dilakukan setelah
makan.

Cara :  - ambil darah + 5-10ml dari vena 2 jam setelah makan pagi/                             siang.

- masukan ke dalam tabung

o   Gonadotropin Korionik Manusia ( HCG )

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan.

Cara :  - ambil darah + 5-10ml dari vena

- masukan ke dalam tabung

- berikan label dan tanggal

2.      URINE

a.   Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan         atau specimen
urine. Antara lain :

o   Asam urat

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai kelainan pada penyakit ginjal, eklampsia,
keracunan timah hitam dan leukemia.
Cara :  - tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung

- berikan label dan tanggal pengambilan

o   Bilirubin

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif saluran empedu, penyakit hepar
dan kanker hepar.

Cara :  - gunakan ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan                      bilirubiuria.

- tetskan urine + 5 tetes pada tempat pemeriksaan

    asbestos- cellulose.

- masukan tablet dan tambahan 2 tetes air

- hasil positif jika warna biru/ ungu

- hasil negative jika warna merah

o   Human Chorionic Gonadotropin ( HCG )

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan

Cara :  - anjurkan puasa 8-12 jam cairan

- ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14

jam.

- berikan label dan tanggal

b.   Jenis urine

      1. Urine sewaktu

    Urine yang dikeluarkan seawktu- waktu bila diperlukan        pemeriksaan

      2. Urine pagi

          Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangun tidur
      3. Urine pasca prandial

          Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan

      4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam

Pemeriksaan lain yang menggunakan specimen urine antara lain, pemeriksaan uriilinogen untuk
menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan infeksi berat. Pemeriksaan
urinealisasi digunakan untuk menentukan berat jenis kadar glukosa dan pemeriksaan lainnya.

2.      FESES

Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti, salmonella,
shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll.

Persiapan dan Pelaksanaan :

1.      Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril

2.      Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup

3.      Feses jangan dicampur dengan urine

4.      Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

5.      berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan

3.      SPUTUM

Pemeriksaan dengan bahan secret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman.

Persiapan dan Pelaksanaan :

1.      Siapkan wadah dalam keadaan steril

2.      Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan

3.      Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum

4.      Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup

5.      Bila kultur untuk pemeriksaan BTA ( Bakteri Tahan Asam ) ikut instruksi yang ada pada
botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari berturut
turut.
2.3       Persiapan Pemeriksaan Diagnostik

Ultrasonografi ( USG )

USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan  kulit/ di rongga
tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk
melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak,
jantung dan ginjal.

Persiapan dan Pelaksanaan :

1.      Lakukan informed consent

2.      Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG
aorta abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pancreas.

3.      Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG

4.      Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang diatas
permukaan kulit.

5.      Lakukan antara 10-30 menit

6.      Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah

7.      Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.

8.      Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga,
pemeriksaan dilakukan pada saat kandung kemih kosong.

9.      Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan

10.  Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua perhiasan dari leher dan jepit rambut dari
kepala.

RONTGEN

Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x
untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung,
abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka.

Persiapan dan Pelaksanaan :

1.      Lakukan informed consent


2.      Tidak ada pembatasan makanan / cairan

3.      Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan dengan
posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.

4.      Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar
x.        

5.      Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan
bentuk jantung.

6.      Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang
dengan tangan menjauh dari tubuh serta testis harus dilindungi.

7.      Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum
pelaksanaan foto.

8.      Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada
daerah fraktur.

PAP SMEAR ( Papanicolaou Smear )

Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker
serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons
terhadap kemoterapi dan radiasi.

Persiapan dan pelaksanaan :

1.      Lakukan informed consent

2.      Tidak ada pembatasan makanan dan cairan

3.      Anjurkan pasien untuk tidak melakukan irigasi vagina ( pembersihan vagina dengan zat
lain ) memasukan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang- kurangnya 24
jam

4.      Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina .

5.      Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke kaca mikroskop dan
dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.

6.      Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan


MAMMOGRAFI

Merupakan pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian

 payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara

 periodik.

Persiapan dan Pelaksanaan :

1.      Lakukan informed consent

2.      Tidak ada pembatasan cairan dan makanan

3.      Baju dilepas sampai pinggang dan perhiasan pada leher

4.      Gunakan pakaian kertas / gaun bagian depan terbuka

5.      Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x.

6.      Lalu lakukan pemeriksaan

ENDOSKOPI

Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran
cerna.

Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer

KOLONOSKOPI

Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada
saluran colon.

Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll

  

CT. Scaning

Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta khusus.

Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen


EEG

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak ( melihat kelainan pada gel. Otak
)

Indikasi : epilepsy, trauma capitis

Dengan memasangkan elektroda pada bagian kepal klien.

EKG

Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system hantaran/konduksi dari jantung indikasi : MCI,
Angna fektoris, gagal jantung

BAB III 

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat   mengambil  kesimpulan
bahwa pemeriksaan diagnostik adalah masalah kesehatan aktual dan potensial dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat mampu dan mempunyai kewenangan
standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan yang berlaku di Indonesia

3.2  Saran

Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga
pasien dapat merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.
DAFTAR  PUSTAKA

Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta : Salemba


Medika

http : // eny ratna ambarwati.blogspot.com/2010/02/pemeriksaan diagnostic :                           


html

http: // Riswanto. Blogspot. Com/2010/02/pengumpulan specimen-darah-urine-sputum-


feses.html

              
 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas ridho Allah SWT
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

Tak ada gading yang tak retak, dan kita tahu semua walaupun manusia merupakan makhluk yang
sempurna ciptaan Allah SWT dari makhluk lainnya, tetapi tak ada satupun manusia yang tak
luput dari kesalahan, jadi apabila ada kesalahan dalam makalah ini kami mohon maaf sebesar-
besarnya. Kritik dan saran yang mendukung untuk kebaikan makalah ini sangat kami harapkan,
semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua, amin.

                                                                                    Palembang,   Oktober 2011

                                                                                                Kelompok
i
 
                                                                                   

 
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ....... ii

BAB I   PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1    Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2    Rumusan Masalah.................................................................................... 1

1.3    Tujuan Penulisan...................................................................................... 1

1.4    Metode Penulisan.................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................... 3


2.1 Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................... 3

2.2 Persiapan Pemeriksaan Laboraturium/Spesimen...................................... 6

2.3 Persiapan Pemeriksaan Diagnostik ....................................................... 11

BAB III                                                                                                                 
PENUTUP                     19

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 19

3.2 Saran...................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR KONSULTASI

Anda mungkin juga menyukai