Anda di halaman 1dari 33

PERAN PERAWAT DALAM

PEMERIKSAAN UNTUK DATA


PENUNJANG PASIEN
IDK II-STIKKU_2020
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengoptimalkan tindakan
keperawatan dan proses penyembuhan pasien.
• Pemeriksaan yang dilakukan oleh medis untuk memperoleh hasil
yang selanjutnya.
• Menggunakan alat bantu tertentu.
• Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan
yang timbul pada penyakit, perubahan ini bisa berupa
penyebab atau akibat pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu
terapan yang berguna membantu petugas kesehatan dalam
mediagnosis dan mengobati pasien.
Pemeriksaan Penunjang
Meliputi :
a. Darah yang diperiksa adalah HB, golongan, trombosit, leukosit,  plasma.
b. Urine yang diperiksa adalah warna, urubilin, banyaknya, suhu, berat
 jenis, kandungannya, protein, glukosa, Kristal urine.
c. Keringat yang diperiksa adalah zat, kandungannya.
d. Feses yang diperiksa adalah warna, kandungannya, konsistensinya,
bakteri, virus, apakah ada cacing atau tidak.
e. Rambut yang diperiksa adalah DNA.
f. Sputum (dahak) yang diperiksa adalah warna, kekentalan,
kandungannya, bakteri, virus.
g. Push (nanah) yang diperiksa adalah bakteri.
h. Serebrospinal yang diperiksa adalah kelainan pada otak, bakteri, virus,
dan diambil melalui tulang belakang.
i. Sumsum yang diperiksa adalah sel kanker, diambil melalui sternum atau
tulang belakang.
Tahap-tahap pemeriksaan penunjang :
• Persiapan alat
• Persiapan pasien

Tujuan dan fungsi dilakukannya pemeriksaan


penunjang :
• Menegakkan diagnosa keperawatan
• Untuk mengetahui kemampuan, kekuatan dan masalah yang dihadapi
pasien
Macam- macam pemeriksaan penunjang
a. Berdasarkan media yang digunakan:
• Pemeriksaan lab.
• Pemeriksaan robegen.
• Pemeriksaan USG.
b.Berdasarkan organ atau bagian tubuh yang di periksa :
• Pemeriksaan penunjang di bagian kebidanan dan
kandungan.
• Pemeriksaan penunjang di bagian penyakit dalam.
• Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan anak.
• Pemeriksaan penunjang di bagian saraf atau neurologi.
• Pemeriksaan penunjang di bagian THT-KL.
• Pemeriksaan penunjang di bagian kulit kelamin.
• Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan jiwa.
• Pemeriksaan penunjang di bagian mata.
Alat-alat yang digunakan untuk
melakukan pengkajian penunjang :
A. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia dengan gelombang
electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi seperti sinar X. Alat ini sangat berguna
untuk pemeriksaan saraf, jaringan otot, jantung dan pembuluh darah dan tumor.
Semakin besar teslanya atau kekuatan magnetiknya semakin baik kualitas gambarnya.
B. Lightspeed MSCT (MultiSlice Computer Tomography)
Scanner adalah alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk memberikan gambar 3
dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini memiliki sistem yang membantu
mengurangi dosis sinar X pada pasien sampai dengan 30%.
C. Angiograph
Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan. Alat ini
menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh darah yang tersumbat dan
dengan bantuan alat lainnya untuk tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga
pembuluh darah/stent.
D. Mobile Fluorostar C-Arm
Alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau tindakan medis.
Alat-alat yang digunakan untuk
melakukan pengkajian penunjang :
E. Roentgen Konvensional
Roentgen adalah alat / pesawat medik yang bekerjanya mengunakan radiasi
sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografie.
F. Mammografi
Alat Mammografi digunakan untuk mendiagnosa kanker payudara pada
wanita, alat ini menggunakan sinar X untuk menciptakan gambarnya yang
dapat membedakan sel sehat dan sel ganas/kanker.
G. Roentgen Panoramik
Radiograf panoramik adalah scanning gigi X-ray panorama rahang atas dan
bawah.
H. UltraSonoGraphy (USG)
Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan untuk
memeriksa organ bagian dalam dengan gelombang suara. Pemeriksaan
kehamilan, medical chek up dan keadaan organ bagian dalam, dsb.
Alat-alat yang digunakan untuk
melakukan pengkajian penunjang :
I. ElectroKardioGrafi (EKG) &Treadmill
Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek kesehatan
jantungnya.
J. EEG (ElectroEncephaloGrafi)
Pemeriksaan untuk mengetahui gelombang listrik dalam otak.
K. EMG (ElectroMyoGrafi)
Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak.
Fungsi dan Tujuan Pemeriksaan Penunjang :
a. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan
menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit
terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau
keluhan).
b. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita
seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta
berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
c. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.
d. Membantu pemantauan pengobatan.
e. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk
memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan
 pengelolaan pasien selanjutnya.
f. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan
penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat
meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya
dilakukan secara berkala.
g. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan
potensial membahayakan.
h. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati
penyakit.
Pengertian Rontgen

Pemeriksaan rontgen atau dikenal dengan sinar X


merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan
peran sinar X dalam mendeteksi kelainan pada
berbagai organ diantaranya organ dada, jantung,
abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih,
tengkorak, rangka.
Tujuan
Memotret bagian-bagian dalam tubuh, yang kemudian dijadikan sebagai alat
diagnosa untuk dasar pengobatan

Skrining berbagai kelainan yang ada pada organ

Mendeteksi kelainan pada berbagai organ: Dada, jantung, abdomen, ginjal,


ureter, kandung kemih, tengkorak dan rangka
Ragam Persiapan Rontgen

1. Radiografi konvensional tanpa persiapan

• Maksudnya, saat pasien datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan
tulang atau toraks.

2. Radiografi konvensional dengan persiapan

• Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen perut. Sebelum pelaksanaan, pasien
diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap. Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan
jelas memperlihatkankelainan yang dideritanya.

3. Pemeriksaan dengan kontras

• Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat anus, atau
disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya adalah fluoroskopi.
Persiapan Pemeriksaan Rontgen

Lakukan informed consent

Tidak ada pembatasan makanan / cairan

Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA ( Posterior Anterior) dapat dilakukan
dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.

Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada waktu pengambilan foto
sinar x. 
Rontgen Dada
•Foto dengan posisi PA (posterior-anterior), posisi (anterior-posterior) dan lateral dilakukan dengan posisi berdiri.
•Baju diturunkan sampai ke pinggang.

•Baju kertas atau baju kain dapat digunakan.


•Perhiasan dilepaskan.

•Anjurkan pasien untuk tarik napas dan menahan napas pada waktu pengambilan foto sinar X.
Rontgen Abdomen
elaks
P
n
B
a
ajn
u
f
d
ileo
t
p
asko
n
d
ilak
d
au
ka
n
n
d
se
igb
u
el
n
u
akm
n
p
b
eaj
m
u
eriksa
kain
I
n
/kertas.V
.
P

P
a
s
i
e
n

t
i
d
u
r

t
e
l
e
n
t
a
n
g

d
e
n
g
a
n

t
a
n
g
a
n

m
e
n
j
a
u
h

d
a
r
i

t
u
b
u
h
Rontgen Tengkorak dan Rontgen Rangka
Rontgen Rangka
Rontgen Tengkorak

Bila dicurigai terdapat fraktur.

Sebelum pelaksanaan foto: penjepit rambut,


kaca mata, gigi palsu harus dilepaskan.
Anjurkan puasa (jika perlu)
Cara Kerja Foto Rontgen
Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian
dalam tubuh pasien., foto rontgen menggunakan sinar X sebagai
pemantul cahayanya. Namun, tidak seperti cahaya lampu yang dapat
bersinar terang, sinar ini tidak bisa kita lihat dengan mata
telanjang. Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus
berada di antara tempat penyimpanan film dan tabung yang
memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan menembus kulit dan
bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam
pada film. Seg bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna
putih. Dari hasil ronsen itulah, seorang dokter ahli penyakit dalam atau
dokter tulang dapat menentukan pengobatan yang tepat bagi
pasiennya.
Pemeriksaan CT Scan
• CT scan adalah generator pembangkit sinar-x yang bila dioperasikan
oleh operator akan mengeluarkan sinar-x dalam jumlah dan waktu
tertentu.
• CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dalam dari berbagai sudut kecil dari organ tulang
tengkorak dan otak serta dapat juga untuk seluruh tubuh.
• Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan
yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
1) Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
2) Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan
infark.
3) Brain contusion.
4) Brain atrofi.
5) Hydrocephalus
6) Inflamasi
Peran Perawat Dalam Pemeriksaan Untuk Data
Penunjang Pasien (Pemeriksaan Rontgen)
• Perawat radiologis biasanya mengembangkan dan mengelola
rencana perawatan untuk membantu pasien memahami
prosedur dan kemudian, memulihkan diri dari prosedur.
• Perawat dapat melakukan pemeriksaan atau melaksanakan
tindakan kesehatan preventif dalam pedoman yang
ditetapkan dan instruksi dari ahli radiologi.
• Selain itu, perawat dapat merekam temuan dokter dan
mendiskusikan kasus dengan baik ahli radiologi atau
profesional kesehatan lainnya.
• Seringkali, seorang perawat radiologis akan membantu
selama pemeriksaan atau terapi.
APA ITU PEMERIKSAAN
LABORATORIUM ?
Suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan
khusus dengan mengambil bahan/sample dari
penderita, dapat berupa urine (air kencing),
darah, sputum (dahak), atau sampel dari hasil
biopsi
TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Mendeteksi penyakit

2. Menentukan risiko

3. Memantau perkembangan penyakit

4. Memantau pengobatan dan lain-lain

5. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak


dijumpai dan potensial membahayakan
1. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan.

3 Faktor utama yang


dapat mengakibatkan
kesalahan hasil
2. Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan ( analisa ) sample.

laboratorium

3. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil


pemeriksaan.
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

1. Memahami instruksi dan pengisian formulir laboratorium.

2. Persiapan penderita.

3. Persiapan alat yang akan dipakai.

4. Pengambilan sample.

5. Penanganan awal sampel ( termasuk pengawetan ) & transportasi.


JENIS PEMERIKSAAN
LABOLATORIUM

1. Darah
2. Urine
3. Sputum/Dahak
4. Feses
Pemeriksaan Darah
• Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah
suatu tes darah yang diminta oleh dokter untuk mengetahui sel
darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di antaranya
adalah sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang
diagnosa, untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap
suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan atau respon terapi
• Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar
hemoglobin, jumlah trombosit, jumlah leukosit, dan
hematokrit (perbandingan  antara sel darah merah dan jumlah
plasma darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju Endap
Darah) dan hitung jenis leukosit.
Jenis-Jenis Pemeriksaan Darah
a. Glukosa : Glukosa, Glukosa  2 jam PP
b. Faal Hati : GOT (glutamic oxal-acetic transaminase), GPT 
(Glutamic-Pyruvic Transminase) atau Alanine Amino
Transferase (ALT), Bilirubin, Alkali Fostafase, Protein, Albumin
c. Lemak : Kolesterol, HDL Klolesterol (High Density
Lipoprotein), LDL Kolesterol  (Low Density Lipoprotein),
Trigliserida
d. Faal Ginjal : Ureum, Creatinin, Bun (Blood Urea Nitrogen)
e. Pemeriksaan darah lengkap : Hemoglobin, Hematocrit,
Eritrosit, Leukosit, Trombosit, Indeks Eritrosit, Laju Endap
Darah, Hitung Jenis Leukosit (Diff Count), Platelet Disribution
Width (PDW), Red Cell Distribution Width (RDW)
URINALISIS (Spesimen Urin)
• Pemeriksaan urin tdk hanya memberi fakta akan kelainan ginjal dan
saluran kemih.
• Tetapi juga memberi gambaran berbagai faal organ tubuh lainnya
spt : hati, saluran empedu, pancreas,cortteks adrenal,dll
• Jenis sampel urine :
a. Urin Sewaktu : Urin yg dikeluarkan sesewaktu dan digunakan
pemeriksaan yang mendadak
b. Urine Pagi : Urine yg dikeluarkan pertama pada pagi hari setelah
bangun tidur; Urine ini lebih pekat dari yg siang→ baik utk
pemeriksaan sedimen,berat jenis dan protein atau tes kehamilan
c. Urin Postprandial : Sampel urine utk pemeriksaan glukosuria;
Urin  1 ½ - 3 jam setelah makan
d. Urine 24 jam : Diperlukan untuk menilai secara kuantitatif suatu
zat didalam tubuh; Wadah : botol besar,diberi zat pengawet
Pemeriksaan Rutin : Jumlah Urin
• Makroskopi : warna dan jerninya urin
• Berat jenis
• Protein
• Glukosa
• Pemeriksaan sedimen
• Bakteri
• Eritrosit
• Lekosit
• Bilirubin
• Glukosa Urin : Pemeriksaan adanya glukosa dalam urine; Cara
pemeriksaan dgn : Cara Benedict; Reduksi urine
Spesimen Fases
• Untuk menentukam adanya darah samar (tersembunyi)
perdarahan dapat terjadi akibat adanya ulkus,penyakit
inflamasi atau tumor.
• Untuk menganalisis produk diet dan sekresi digestif.
• Untuk mendeteksi adanya telur dan parasit.
• Untuk mendeteksi  adanya bakteri atau virus.
Spesimen Sputum
• Spesimen sputum pagi hari diperiksa untuk
mengidentifikasi kanker paru – paru dan tipe sel
khususnya. Pemeriksaan untuk menentukan adanya
bakteri tahan asam (BTA) juga memerlukan
pengumpulan spesimen sputum selama tiga hari
berturut- turut untuk mengidentifikasi adanya TBC
pada saat bangun tidur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai