Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion, gelombang suara
dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi(PDSRI,1984).
Persiapan Umum :
1. Informed consent
2. Memakai pakaian khusus
3. Bebas dari bahan yang dapat menganggu atau menutupi objek
Persiapan khusus :
Toraks
1. Pasien sedapat mungkin dalam posisi tegak
2. Pasien dilatih menarik napas
3. Pasien dilatih menahan napas
Abdomen
1. Bagi pasien dengan indikasi trauma ileus, tidak ada persiapan khusus
2. Untuk pemeriksaan saluran kemih, saluran pencernaan, dan vaskular
(mesenterial), prinsip persiapannya adalah membersihkan saluran gastrointestinal
dari sisa makanan.
Persiapan pasien untuk pengosongan gastrointestinal :
Makan bubur kecap minimal 1-2 hari
Pada malam hari sebelum pemeriksaan, pasien minum pencahar dan
diikuti dengan air putih sebanyak mungkin
Pada pagi hari, bila perlu dilakukan lavement dan pasien dalam keadaan
puasa
a. Rontgen
Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar
X dalam mendeteksi kelaianan pada berbagai organ diantaranya dada, jantung, abdomen,
ginjal,ureter,kandung kemih, tengkorak dan rangka. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan sinar X yang sedikit karena tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk
melakukan skrining dari berbagai kelainan yang ada pada organ. (Anik Maryunani,2011)
3) Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya. Bagi balita sampai
kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi dan organ dalam
lainnya.
Identitias pasien
Ketajaman sinar
Posisi/centering
Densitas ( derajat tebalnya bayangan hitam pada film atau daya serap terhadap X-ray)
Trakhea
Batas-batas normal jantung
Persiapan:
1) Lepaskan benda-benda yang terbuat dari logam pada daerah yang akan difoto (Misal: Foto
Thorax, maka melepaskan kalung, bross, dll )
2) Bila pemeriksaan Rontgen membutuhkan persiapan (urus urus ), pasien datang ke Radiologi
sudah melakukan persiapan (Untuk : BNO/ FPA, FPA-UIV, COLON IN LOOP)
4) Bila anda wanita dalam usia subur, beritahukan petugas apabila anda hamil
b. Ultrasonografi (USG)
Indikasi USG :
Dalam bidang obstetri, indikasi dilakukan begitu diketahui hamil, pemeriksaan tambahan
yang diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin.
Dalam bidang ginekologi onkologi, pemeriksaan dilakukan bila ditemukan kelainan
secara fisik atau dicurigai ada kelaianan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak jelas adanya
kelaianan tersebut.
Dalam bidang endokrinolog, untuk mencari kausa gangguan hormon,pemantauan filokel
dan terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
Waktu dilakukan pemeriksaan USG :
USG dapat dilakukan kapan saja selama masa kehamilan. Hal ini karena USG tidak berbahaya
untuk bayi dan ibu. USG terutama dilakukan apabila terjadi masalah kehamilan, misalnya adanya
detak jantung janin yang tidak teratur.
c. CT scan
Pemeriksaan radiologi dengan memanfaatkan sifat-sifat magnetik atom hidrogen dalam tubuh
untuk mendapatkan gambar.
Persiapan :
1. Infromed consent (dijelaskan pada pasien bahwa waktu yang digunakan lama, penderita
perlu menahan napas dalam waktu yang lama).
2. Melepaskan barang-barang yang dipakai klien yang terbuat dari logam, seperti alat bantu
dengar, cincin, arloji, kalung, dan ikat pinggang.
3. Pasien masuk terowongan tempat pemeriksaan dan sendirian.
4. Tidak boleh dilakukan untuk pasien Klaustrofobia.
f. Nuklir
Persiapan :
1. Infromed consent
2. Masukkan radioaktif ke tubuh dengan cara disuntikkan.
3. Adanya pancaran sinar gamma membuat pasien yang telah disuntik akan membawa
radiasi ke mana-mana dalam waktu tertentu.
4. Pasien selanjutnya direkam dengan gamma camera.
LAPORAN PENDAHULUAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
1. Pengertian Pemeriksaan Penunjang
a. Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko
terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko
tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).
b. Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang,
berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan
komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.
c. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.
d. Membantu pemantauan pengobata.
e. Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi
perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya.
f. Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit
dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan
komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.
g. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial
membahayakan.
h. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.
Di peroleh dari lumbal fungsi (tulang spinal) pada ruang antar lumbal L3-4 / L4-5.
Tekanan CFS pertama di ukur,kemudian cairan diaspirasi dan dimasukkan dalam tabung
pemeriksaan steril. Data analisa cairan spinal sangat penting dalam mendiagnosa penyakit
medulla spinalis dan otak.
Prosedur :
1. Siapkan nampan fungsi lumbal steril,cairan antiseptic,anestesi local,sarung tangan steril,dan
plester
2. Baringkan klien dalam posisi fetus,dengan punggung di bungkukkan,kepala di tekuk ke
dada,dan lutut di tarik ke abdomen.
3. Berikan label pada ke-3 tabung 1,2,3.
4. Dokter memeriksa cairan spinal,dengan menggunakan sebuah manometer yang terpasang
pada jarum,dan mengambil cairan spinal 10ml-12ml: 3ml pada tabung No.1 yang mungkin
terkontaminasi (dengan darah yang berasal dari spinal),3ml pada tabung No.2 untuk jumlah
sel,glukosa,dan menentukan protein dan 3ml pada tabung No.3 untuk mempelajari
mikrobiologik.
5. Gunakan teknik aseptic dalam pengumpulan dan membawa specimen.
6. Berikan label pada tabung dengan nama klien,tanggal,dan nomor kamar. Segera antar tabung
tersebut ke laboratorium.
7. Tidak perlu pembatasan makan dan cairan.
c. Kolonoskopi
Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi terhadap usus besar
(kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop) panjang dan fleksibel. Pemeriksaan ini
berguna untuk mengevaluasi lesi yang di duga di usus besar (mis,polip,tumor,jaringan yang
meradang). Dapat di lakukan biopsy jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil
dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi . kolonoskopi tidak boleh di lakukan pada wanita
hamil yang hamper melahirkan ,infark miokard,baru menjalani operasi abdomen,diverticulitis
akut,atau pada klien yang gelisah/ tidak kooperatif.
Kadang-kadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop namun hal ini jarang terjadi.
Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy / polipektomi.
Prosedur
1. Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
2. Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tertentu (Hb,Ht,PT,PTT,dan trombosit) harus
dilakukan dalam 2 hari sebelum pemeriksaan.
3. Obat-obat yang mengandung zat besi harus di hentikan pemakaianya 4 hari sebelum
prosedur .
4. Obat sedative / tranquilizer dapat di berikan sebelum pemeriksaan untuk member efek
relaksasi. Analgesic narkotik dapat di titrasi secara IV selama prosedur.
5. Glukagon/antikolinergik IV dapat di berikan untuk mengurangi kram usus.
6. Barium sulfat dari pemeriksaan diagnostic lain dapat mengurangi visualisasi karena itu
pemeriksaan tidak boleh dilakukan bila dalam 10hari- 2 minggu sebelumnya telah di lakukan
pemeriksaan dengan barium.
7. Hindari penggunaan enema degan sabun.ini dapat mengiritasi usus halus
8. Sertakan seseorang untuk menemani klien pulang
9. Lama prosedur ½ - 1 ½ jam.
5. Peran Perawat dalam Pemeriksaan Penunjang