Anda di halaman 1dari 7

Tatap Muka ke 8

TEKNIK
SCANING TULANG

A. PENDAHULUAN

Radiologi merupakan suatu ilmu tentang penggunaan sumber radiasi pengion


dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan
terapi. Bidang yang termasuk dalam radiologi adalah radiodiagnostik, radioterapi,
ultrasonografi, MRI dan kedokteran nuklir.
Kedokteran nuklir merupakan bidang kedokteran yang memanfaatkan materi
radioaktif (radioisotop) untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta
mempelajari penyakit manusia.
Dalam kedokteran nuklir, terdapat istilah bone scan atau scan tulang yang
biasanya dilakukan untuk keperluan diagnostik untuk membantu memperlihatkan
kelainan pada tulang. Sebagai seorang radiografer juga harus memahami tentang
prosedur-prosedur yang dilakukan pada scanning tulang dalam kedokteran nuklir

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Modul ini disusun untuk memberikan pengetahuan tengtang :


1. Pengertian dari teknik scanning tulang pada kedokteran nuklir.
2. Persiapan yang harus dilakukan sebelum scanning tulang pada kedokteran nuklir.
3. Modalitas yang digunakan untuk scanning tulang pada kedokteran nuklir.
4. Teknik prosedur scanning tulang pada kedokteran nuklir.

C. POKOK-POKOK MATERI

Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini anda akan mempelajari hal-hal sebagai
berikut :
1. Pengertian dari teknik scanning tulang pada kedokteran nuklir.
2. Persiapan yang harus dilakukan sebelum scanning tulang pada kedokteran
nuklir.
3. Modalitas yang digunakan untuk scanning tulang pada kedokteran nuklir.
1. Teknik prosedur scanning tulang pada kedokteran nuklir.
2. Kelebihan dan kekurangan PET dan SPECT
D. URAIAN MATERI

A. DEFINISI TEKNIK SCANNING TULANG


Scanning tulang atau bone scanning merupakan pemeriksaan pencitraan yang
menggunakan bahan radioaktif untuk membantu mendiagnosa berbagai jenis penyakit
pada tulang. Pemeriksaan ini bisa dilakukan jika terdapat nyeri tulang yang tidak
diketahui sebabnya, serta adnya infeksi atau cidera tulang yang tidak terdeteksi
dengan pemeriksaan foto sinar-X biasa.
B. INDIKASI

Pemeriksaan bone scan terutama dilakukan untuk mendeteksi penyebaran


kanker ke tulang. Bone scan juga bisa digunakan untuk menetukan stadium kanker
sebelum dan sesudah terapi untuk menilai efektivitas terapi yang diberikan.
Pemeriksaan bone scan bisa membantu untuk menentukan penyebab nyeri tulang
yang tidak diketahui asalnya. Semsitivitas pemeriksaan ini terhadap metabolisme
tulang dan kemampuannya dalammencitra seluruh kerangka tubuh sangat membantu
dalam mendiagnosa berbagaikelainan pada tulang.
Pemeriksaan ini bisa memperlihatkan berbagai kelainan pada tulang yang
berhubungan dengan :
1. Trauma pada tulang, dimana pada foto sinar-X biasa tidak menunjukkan adanya
trauma
2. Peradangan sendi (artritis)
3. Penyakit paget pada tulang
4. Kanker yang berasal dari tulang kanker yang telanh menyebar ke tulang dari
tempat asal yang berbeda (misal dari prostat atau paru)
5. Infeksi pada sendi atau tulang (osteomielitis)
6. Gangguan suplai pembuluh darah ke tulang
7. Fibrous dysplasia
C. RADIOFARMAKA

Pada pemeriksaan bone scanning, radiofarmaka yang digunakan yaitu Tc 99m yang


di label dengan Methylene Diphosphonate (MDP) dengan dosis 15-20 mCi, diberikan
dengan cara disuntikkan ke dalam tubuh secara intra-vena kemudian akan ditangkap
oleh sel-sel osteoblast.  Oleh karenanya bone scanning sering pula disebut sebagai
pemeriksaan pemetaan osteoblast (osteoblastic mapping). 

D. PERSIAPAN ALAT
1. Kamera gamma planar dilengkapi data prosessor dengan kolimator LEHR (Low
Energy High Resolution)
2. Puncak energi: 140 KeV 
3. Window wide : 25-30% 

E. PERSIAPAN PASIEN
Tidak diperlukan persiapan khusus, namun pasien harus memberitahu kepada petugas
apabila :
1. Sedang hamil atau menyusui 
2. Beberapa hari sebelumnya telah melakukan pemeriksaan yang mengandung barium
(misalnya barium enema) atau sedang mengkonsumsi obat yang mengandung
bismuth (misalnya pepto-bismuth) karena kedua zat tersebut dapat berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan. 
3. Kemudian pasien juga akan diminta untuk melepaskan perhiasan atau benda logam
lainnya yang dikenakan pasien dan yang kita kenakan, karena dapat menggangu
pencitraan.

F. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Pencitraan pada bone scintigrafi ini menggunakan metode 3 fase yaitu :
1. Fase pertama (fase vascular)
a. Tujuan pemeriksaan : Untuk melihat metastasis pada tulang
b. Prosedur pemeriksaan :Persiapkan radiofarmaka yang akan digunakan
1) Suntikan radiofarmaka Tc-99m MDP dengan dosis 10-15 mCi, ke
pasien secara intravena
2) Setelah disuntik, pasien menunggu 2 sampai 3 jam agar paparan
radiasi sudah berkurang dan radiofarmaka sudah merata ke seluruh
tulang
3) Sebelum discanning, pasien disuruh untuk mixi (buang air kecil)
terlebih dahulu agar gambaran urine tidak mengganggu gambaran
tulang
4) Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan
5) Lakukan scanning selama 15 menit
6) Lakukan processing data untuk mengetahui apakah ada metastasis
atau tidak
2. Fase Kedua (Blood Pool)
Pemeriksaan fase kedua dilaksanakan segera setelah fase pertama
selesai berupa pencitraan statik dalam frame berukuran matrix 256 x 256
sebanyak 700 Kcount. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior
3. Fase Ketiga
a. Tujuan pemeriksaan : Untuk mengetahui tumor primernya, untuk
melihatmetastasis pada tulang
b. Prosedur pemeriksaan :
1) Persiapkan radiofarmaka yang akan digunakan
2) Suntikan radiofarmaka Tc-99m MDP ke pasien secara intravena
3) Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan bagian tubuh
yang diperiksa berada dipertengahan detector
4) Lakukan scanning secara dinamik selama 1 menit pada fase perfusi
untuk melihat vaskulerisasi di daerah target
5) Lakukan scanning secara statik ketika 5 menit setelah disuntik
radiofarmaka pada fase bloodpool untuk melihat jaringan di sekitar
daerah target
6) Pasien menunggu selama 2 sampai 3 jam untuk di scanning kembali
agar paparan radiasi sudah berkurang dan radiofarmaka sudah merata
ke seluruh tulang
7) Sebelum discanning, pasien disuruh untuk mixi (buang air kecil)
terlebih dahulu agar gambaran urine tidak mengganggu gambaran
tulang
8) Lakukan scanning fase tulang selama 15 menit untuk melihat apakah
tumornya di tulang atau tidak, juga untuk melihat adanya metastasis
9) Lakukan processing data
G. INTERPRETASI

Scanning positif apabila di tulang panjang dan tulang belakang tidak simetris atau
tidak seragam. Kenaikan aktivitas selalu berhubungan dengan luasnya lesi. Daerah
tulang yang menyerap sedikit perunut atau bahkan tidak menyerap sama sekali disebut
“Cold Spot”, yang menggambarkan bahwa suplai darah ke tulang tersebut kurang
(infarksi tulang) atau memperlihatkan adanya kanker. Daerah yang menyerap perunut
banyak atau terlihat terang disebut “Hot Spot”, yang menggambarkan terjadinya tumor,
fraktur, atau infeksi.

Gambar 3.1 Hasil Bone Scan


Gambar 3.2 Hasil Bone Scan
DAFTAR PUSTAKA

1. Bernier Langen Well, 1981, Nuclear Medicine Technology and


Techniques, London
2. Early Paul, 1979, Text Book Of Medical Technology, London
3. Matthewl, Fenner, Elementary, Clinical Radiotherapy, London
4. John J, Erickson & F.David Rolio, Digital Nuclear Medicine, J.B.
Lippincott Company, Philadelphia, Toronto
5. John Herbert, 1994, Textbook of Nuclear Medicine
6. Federick. 1992, Nuclear Medicine, New York

Philips Martin, 1991, Clinical Nuclear Medicine, New York

Anda mungkin juga menyukai