TEKNIK
SCANING TULANG
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
C. POKOK-POKOK MATERI
Untuk mencapai Tujuan pembelajaran pada Modul ini anda akan mempelajari hal-hal sebagai
berikut :
1. Pengertian dari teknik scanning tulang pada kedokteran nuklir.
2. Persiapan yang harus dilakukan sebelum scanning tulang pada kedokteran
nuklir.
3. Modalitas yang digunakan untuk scanning tulang pada kedokteran nuklir.
1. Teknik prosedur scanning tulang pada kedokteran nuklir.
2. Kelebihan dan kekurangan PET dan SPECT
D. URAIAN MATERI
D. PERSIAPAN ALAT
1. Kamera gamma planar dilengkapi data prosessor dengan kolimator LEHR (Low
Energy High Resolution)
2. Puncak energi: 140 KeV
3. Window wide : 25-30%
E. PERSIAPAN PASIEN
Tidak diperlukan persiapan khusus, namun pasien harus memberitahu kepada petugas
apabila :
1. Sedang hamil atau menyusui
2. Beberapa hari sebelumnya telah melakukan pemeriksaan yang mengandung barium
(misalnya barium enema) atau sedang mengkonsumsi obat yang mengandung
bismuth (misalnya pepto-bismuth) karena kedua zat tersebut dapat berpengaruh
terhadap hasil pemeriksaan.
3. Kemudian pasien juga akan diminta untuk melepaskan perhiasan atau benda logam
lainnya yang dikenakan pasien dan yang kita kenakan, karena dapat menggangu
pencitraan.
F. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Pencitraan pada bone scintigrafi ini menggunakan metode 3 fase yaitu :
1. Fase pertama (fase vascular)
a. Tujuan pemeriksaan : Untuk melihat metastasis pada tulang
b. Prosedur pemeriksaan :Persiapkan radiofarmaka yang akan digunakan
1) Suntikan radiofarmaka Tc-99m MDP dengan dosis 10-15 mCi, ke
pasien secara intravena
2) Setelah disuntik, pasien menunggu 2 sampai 3 jam agar paparan
radiasi sudah berkurang dan radiofarmaka sudah merata ke seluruh
tulang
3) Sebelum discanning, pasien disuruh untuk mixi (buang air kecil)
terlebih dahulu agar gambaran urine tidak mengganggu gambaran
tulang
4) Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan
5) Lakukan scanning selama 15 menit
6) Lakukan processing data untuk mengetahui apakah ada metastasis
atau tidak
2. Fase Kedua (Blood Pool)
Pemeriksaan fase kedua dilaksanakan segera setelah fase pertama
selesai berupa pencitraan statik dalam frame berukuran matrix 256 x 256
sebanyak 700 Kcount. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior
3. Fase Ketiga
a. Tujuan pemeriksaan : Untuk mengetahui tumor primernya, untuk
melihatmetastasis pada tulang
b. Prosedur pemeriksaan :
1) Persiapkan radiofarmaka yang akan digunakan
2) Suntikan radiofarmaka Tc-99m MDP ke pasien secara intravena
3) Posisikan pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan bagian tubuh
yang diperiksa berada dipertengahan detector
4) Lakukan scanning secara dinamik selama 1 menit pada fase perfusi
untuk melihat vaskulerisasi di daerah target
5) Lakukan scanning secara statik ketika 5 menit setelah disuntik
radiofarmaka pada fase bloodpool untuk melihat jaringan di sekitar
daerah target
6) Pasien menunggu selama 2 sampai 3 jam untuk di scanning kembali
agar paparan radiasi sudah berkurang dan radiofarmaka sudah merata
ke seluruh tulang
7) Sebelum discanning, pasien disuruh untuk mixi (buang air kecil)
terlebih dahulu agar gambaran urine tidak mengganggu gambaran
tulang
8) Lakukan scanning fase tulang selama 15 menit untuk melihat apakah
tumornya di tulang atau tidak, juga untuk melihat adanya metastasis
9) Lakukan processing data
G. INTERPRETASI
Scanning positif apabila di tulang panjang dan tulang belakang tidak simetris atau
tidak seragam. Kenaikan aktivitas selalu berhubungan dengan luasnya lesi. Daerah
tulang yang menyerap sedikit perunut atau bahkan tidak menyerap sama sekali disebut
“Cold Spot”, yang menggambarkan bahwa suplai darah ke tulang tersebut kurang
(infarksi tulang) atau memperlihatkan adanya kanker. Daerah yang menyerap perunut
banyak atau terlihat terang disebut “Hot Spot”, yang menggambarkan terjadinya tumor,
fraktur, atau infeksi.