Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

MODUL KEDOKTERAN NUKLIR PRAKTIKUM KE-19


MATERI BONE SCINTIGRAFI

DISUSUN OLEH :
RAHMA OKTAVIA N. A 1810505022
RAHMAD A DJAE 1810505029
ARZAL AMALIA 1810505031
RACHMA RIADICHA M 1810505034
CICIN RAHAYULI 1810505037

PRODI DIII RADIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS A’ISYIYAH YOGYAKARTA
2020
SOAL PILIHAN GANDA

1. Berapa doses tetap yang digunakan pada pemeriksaan bone scintigraphy tersebut ?
A. 5 mCi
B. 10 mCi
C. 20-30 mCi
D. 1-3 mCi
E. 20 mCi

2. Injeksi yang di lakuakan melalu melalui injeksi ?


A. Intara vena
B. Intra subcutan
C. Intra cutan
D. Intra muscular
E. Intra lumbal

3. Jenis radiofarmaka yang digunakan ialah....


A. Iodium
B. Tc 99m
C. Xenon 133(133 xe)
D. 125 l-serum
E. Yttrium Y 90

4. Dibawah ini yang merupakan indikasi dari Bone Scintigraphy, kecuali…

A. Metastasis pada tulang


B. Tumor tulang primer
C. Osteomielitis
D. Nekrosis Aseptik
E. Pembengkakan
5. Prosedur pemeriksaan yang menggunakan bahan radioaktif untuk memperlihatkan dan
mengidentifikasi abnormalitas yang terjadi pada tulang – tulang didalam tubuh merupakan
pengertian dari pemeriksaan…

A. Usg
B. Bone Scintigraphy
C. Rontgen Cranium
D. Ct Scan
E. MRI

6. Dari prosedur pemeriksaan bone scintigrafi nama lain dari Fase pertama adalah…
A. Blood Pool
B. Anamese
C. Vaskular
D. Semikular
E. Whole body scan

7. Daerah tulang yang menyerap sedikit perunut atau bahkan tidak menyerap sama sekali
disebut…
A. Cold Spot
B. Whole body scan
C. Blood Pool
D. Hot Spot
E. Anamese

8. Jenis kit Radiofarmaka apakah yang digunakan dalam skintingrafi bone?


A. MDP
B. DTPA
C. Koloid sulfur
D. MIBI
E. 153Sm-EDTMP

9. Apa Patient safety mengenai skintingrafi bone yang benar, kecuali?


A. Menggunakan dosis yang tepat
B. Menggunakan campuran kit yang sesuai
C. Hanya melakukan pemeriksaan atas persetujuan dokter
D. Dilakukan pemeriksaan kepada pasien hamil
E. Menggunakan Radiofarmaka yang sesuai

10. Bagaimana proses pencitraan pada fase pertama(Vaskular) pada pemeriksaan Bone
Scintigraph,kecuali…

A. Penderita tidur terlentang dengan detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga tubuh yang
akan diperiksa berada diatas lapang pandang detektor.
B. Pemeriksaan fase pertama merupakan pemeriksaan dinamik dalam frame berukuran matrix
128 x 128 dengan waktu pencacahan 3 detik/frame selama 2 menit.
C. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior
D. Pencitraan dimulai bersamaan dengan saat penyuntikkan radiofarmaka secara bolus.

E. Pemeriksaan dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcounts

11. Dalam prosedur pemeriksaa bone scintigraphy di fase kedua posisi pencitraan ialah....

A. Lateral

B.bilatral

C.anterior

D.posterior

E jawaban C dan D benar


12. Pada pemeriksaan skintingrafi Bone, mesin apa yang digunakan?

A. gamma kamera

B. brachiterapi

C. Konvesional

D. MRI

E. CR

13. Standar  keselamatan  pasien pada pemeriksaan skintingrafi Bone dibawah ini yang  benar adalah


a. Hak pasien
b. b. Kewajiban perawat
c. c. untutan pemerintah
d. d. menambah beban kinerja staff

14. Fase kedua bisa disebut fase....


A. Vaskular
B. Boold pool
C. Frame
D. Hot spot
E. Cold spot

15. dibawah ini tindakan yang  benar mengenai tepat prosedur, tepa t lokasi, dan tepat pasien dalam
skintingrafi Bone adalah
a. menjelaskan hasil usg pada keluarga pasien
b. Mendekatkan nurse call di tempat tidur pasien
c. Memberikan tanda yang akan dilakukan tindakan
d. !encuci tangan
ESAY

1. Apa pengertian dari scaning tulang ?


2. Apa saja indikasi dari pemeriksaan scaning tulang?
3. Apa alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan scaning tulang?
4. Bagaimana persiapan pasien untuk pemeriksaan scaning tulang?
5. Bagaimana prosedur pemeriksaan untuk pemeriksaan scaning tulang?

Jawaban Esay

1. Bone scanning atau biasa disebut juga skintigrafi pemeriksaan dengan menggunakan bahan
radioaktif dimasukkan intravena yang bertujuan untuk membantu mendiagnosa abnormalitas
yang terjadi pada tulang. tulang merupakan suatu radiofarmaka atau kedalam yang melalui tubuh

2. INDIKASI

• Metastasis pada tulang

• Tumor tulang primer

• Osteomielitis

• Nekrosis Aseptik

• Trauma

• Kelainan sendi

• Penyakit metabolik pada tulang

3. ALAT DAN BAHAN


ALAT

 Kamera gama planar dengan kolimtor LEHR (low energy hgh resolution)
 Spuit 2, cc y ng dilapisi tinbal
 Suit 20 cc
 Jarum Disposle
 Alkohol swab
 Micropore
 Handscoon

BAHAN

 Tc-99 m MDP dengan aktifitas 20 - 30 mCi


 Cairan NaCI

4. PERSIAPAN PASIEN

1) Tidak diperlukan persiapan khusus.

2) Beritahu dokter atau petugas, jika :

a. Sedang hamil atau menyusui

b. Beberapa hari sebelumnya telah melakukan pemeriksaan yang mengandung barium (misalnya
barium enema) atau sedang mengkonsumsi obat yang mengandung bismuth (misalnya pepto-
bismuth) karena kedua zat tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.

3) Kurangi konsumsi cairan 4 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, karena pasien akan diminta
mengkonsumsi banyak cairan setelah perunut radioaktif disuntikkan.

4) Setelah perunut disuntikkan, pasien harus menunggu 1 – 3 jam sebelum bone scan dilakukan.
Oleh karena itu pasien diperbolehkan membawa buku, majalah atau barang lainnya untuk
memanfaatkan waktu pada saat menunggu pengambilan gambar.

5) Sebelum pemeriksaan dilakukan, lepaskan perhiasan atau benda logam lainnya yang
dikenakan pasien dan yang
5. PROSEDUR PEMERIKSAAN

Pencitraan pada bone scintigrafi ini menggunakan metode 3 fase yaitu :

1. Fase Pertama (Vaskular)

a. Penderita tidur terlentang dengan detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga tubuh yang
akan diperiksa berada diatas lapang pandang detektor.

b. Pemeriksaan fase pertama merupakan pemeriksaan dinamik dalam frame berukuran matrix
128 x 128 dengan waktu pencacahan 3 detik/frame selama 2 menit.

c. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior

d. Pencitraan dimulai bersamaan dengan saat penyuntikkan radiofarmaka secara bolus.

2. Fase Kedua (Blood Pool)

a. Pemeriksaan fase kedua dilaksanakan segera setelah fase pertama selesai berupa pencitraan
statik dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcount

b. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior

3. Fase Ketiga

a. Fase ketiga merupakan pemeriksaan statik yang dilakukan 3 jam pasca penyuntikan
radiofarmaka.

b. Sebelum memasuki ruang pemeriksaan penderita dianjurkan buang air kecil dengan hati-hati
untuk menghindari kontaminasi.

c. Pada pemeriksaan fase ketiga ini dilakukan pemeriksaan seluruh tubuh (whole body scan).

d. Posisi pencitraan adalah anterior dan Posterior dilanjutkan dengan pemeriksaan spot pada
bagian-bagian yang mencurigakan.
e. Apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan dengan posisi miring (oblique)
untuk memperjelas lokasi kelainan.

f. Pemeriksaan dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcounts.

Soal kasus
Suatu hari pasien bernama Ny S datang ke UGD RS X untuk memeriksa kakinya yang akhir
akhir ini mengalami kesakitan. Ny S pun diberikan surat rujukan ke instalasi radiologi untuk
melakukan rongsen pada kakinya karena dicurigai terjadi fraktur. Namun setelah hasil rongsen
diperoleh tidak menunjukkan adanya kelainan pada kaki Ny S, namun Ny S tetap mengeluh kan
kakinya yang sakit karena itu setelah dokter radiologi berdiskusi dengan dokter penggirim, lalu
Ny S diminta untuk melakukan pemeriksaan kedokteran nuklir skintingrafi Bone, karena
dicurigai terdapat nya fraktur yang tak terlihat dari hasil rongsen. Bagaimana prosedur
pemeriksaan skintingrafi Bone tersebut?
PERSIAPAN PASIEN
1) Tidak diperlukan persiapan khusus.
2) Beritahu dokter atau petugas, jika :
a. Sedang hamil atau menyusui
b. Beberapa hari sebelumnya telah melakukan pemeriksaan yang mengandung barium (misalnya
barium enema) atau sedang mengkonsumsi obat yang mengandung bismuth (misalnya pepto-
bismuth) karena kedua zat tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
3) Kurangi konsumsi cairan 4 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, karena pasien akan diminta
mengkonsumsi banyak cairan setelah perunut radioaktif disuntikkan.
4) Setelah perunut disuntikkan, pasien harus menunggu 1 – 3 jam sebelum bone scan dilakukan.
Oleh karena itu pasien diperbolehkan membawa buku, majalah atau barang lainnya untuk
memanfaatkan waktu pada saat menunggu pengambilan gambar.
5) Sebelum pemeriksaan dilakukan, lepaskan perhiasan atau benda logam lainnya yang
dikenakan pasien

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Kamera gamma planar dilengkapi data prosessor dengan kolimator LEHR
Puncak energi: 140 KeV
Window width : 20%
2. Spuit 2, cc yang dilapisi tinbal
3. Suit 20 cc
4. Jarum Disposle
5. Alkohol swab
6. Micropore
7. Handscoon

BAHAN
8. Tc-99 m MDP dengan aktifitas 20-30 mCi
9. Cairan NaCI

PROSEDUR PEMERIKSAAN
Pencitraan pada bone scintigrafi ini menggunakan metode 3 fase yaitu :

1. Fase Pertama (Vaskular)


a. Penderita tidur terlentang dengan detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga tubuh yang
akan diperiksa berada diatas lapang pandang detektor.
b. Pemeriksaan fase pertama merupakan pemeriksaan dinamik dalam frame berukuran matrix
128 x 128 dengan waktu pencacahan 3 detik/frame selama 2 menit.
c. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior
d. Pencitraan dimulai bersamaan dengan saat penyuntikkan radiofarmaka secara bolus.

2. Fase Kedua (Blood Pool)


a. Pemeriksaan fase kedua dilaksanakan segera setelah fase pertama selesai berupa pencitraan
statik dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcount
b. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior

3. Fase Ketiga
a. Fase ketiga merupakan pemeriksaan statik yang dilakukan 3 jam pasca penyuntikan
radiofarmaka.
b. Sebelum memasuki ruang pemeriksaan penderita dianjurkan buang air kecil dengan hati-hati
untuk menghindari kontaminasi.
c. Pada pemeriksaan fase ketiga ini dilakukan pemeriksaan seluruh tubuh (whole body scan).
d. Posisi pencitraan adalah anterior dan Posterior dilanjutkan dengan pemeriksaan spot pada
bagian-bagian yang mencurigakan.
e. Apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan dengan posisi miring (oblique)
untuk memperjelas lokasi kelainan.
f. Pemeriksaan dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcounts.

Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pemeriksaan skintigrafi tulang (bone scan) selesai
dilakukan :
- Setelah pemeriksaan selesai, dianjurkan untuk bangun sacara perlahan-lahan dari meja
pemeriksaan agar tidak merasa pusing atau melayang akibat berbaring lama.
- Pasien akan diminta untuk minum banyak air dan sering buang air kecil selama 24-48 jam
sesudah pemeriksaan untuk membantu mengeluarkan zat radioaktif yang tersisa di tubuh.
- Jika setelah di rumah pasien merasakan adanya rasa nyeri, timbul kemerahan di kulit, dan atau
bengkak pada daerah tempat zat kontras disuntikkan, maka harus memberitahukannya pada
dokter.
- Tidak melakukan pemeriksaan radionuklida lainnya dalam waktu 24-48 jam setelah
pemeriksaan selesai.

Anda mungkin juga menyukai