DISUSUN OLEH :
RAHMA OKTAVIA N. A 1810505022
RAHMAD A DJAE 1810505029
ARZAL AMALIA 1810505031
RACHMA RIADICHA M 1810505034
CICIN RAHAYULI 1810505037
1. Berapa doses tetap yang digunakan pada pemeriksaan bone scintigraphy tersebut ?
A. 5 mCi
B. 10 mCi
C. 20-30 mCi
D. 1-3 mCi
E. 20 mCi
A. Usg
B. Bone Scintigraphy
C. Rontgen Cranium
D. Ct Scan
E. MRI
6. Dari prosedur pemeriksaan bone scintigrafi nama lain dari Fase pertama adalah…
A. Blood Pool
B. Anamese
C. Vaskular
D. Semikular
E. Whole body scan
7. Daerah tulang yang menyerap sedikit perunut atau bahkan tidak menyerap sama sekali
disebut…
A. Cold Spot
B. Whole body scan
C. Blood Pool
D. Hot Spot
E. Anamese
10. Bagaimana proses pencitraan pada fase pertama(Vaskular) pada pemeriksaan Bone
Scintigraph,kecuali…
A. Penderita tidur terlentang dengan detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga tubuh yang
akan diperiksa berada diatas lapang pandang detektor.
B. Pemeriksaan fase pertama merupakan pemeriksaan dinamik dalam frame berukuran matrix
128 x 128 dengan waktu pencacahan 3 detik/frame selama 2 menit.
C. Posisi pencitraan adalah anterior dan atau posterior
D. Pencitraan dimulai bersamaan dengan saat penyuntikkan radiofarmaka secara bolus.
E. Pemeriksaan dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcounts
11. Dalam prosedur pemeriksaa bone scintigraphy di fase kedua posisi pencitraan ialah....
A. Lateral
B.bilatral
C.anterior
D.posterior
A. gamma kamera
B. brachiterapi
C. Konvesional
D. MRI
E. CR
15. dibawah ini tindakan yang benar mengenai tepat prosedur, tepa t lokasi, dan tepat pasien dalam
skintingrafi Bone adalah
a. menjelaskan hasil usg pada keluarga pasien
b. Mendekatkan nurse call di tempat tidur pasien
c. Memberikan tanda yang akan dilakukan tindakan
d. !encuci tangan
ESAY
Jawaban Esay
1. Bone scanning atau biasa disebut juga skintigrafi pemeriksaan dengan menggunakan bahan
radioaktif dimasukkan intravena yang bertujuan untuk membantu mendiagnosa abnormalitas
yang terjadi pada tulang. tulang merupakan suatu radiofarmaka atau kedalam yang melalui tubuh
2. INDIKASI
• Osteomielitis
• Nekrosis Aseptik
• Trauma
• Kelainan sendi
Kamera gama planar dengan kolimtor LEHR (low energy hgh resolution)
Spuit 2, cc y ng dilapisi tinbal
Suit 20 cc
Jarum Disposle
Alkohol swab
Micropore
Handscoon
BAHAN
4. PERSIAPAN PASIEN
b. Beberapa hari sebelumnya telah melakukan pemeriksaan yang mengandung barium (misalnya
barium enema) atau sedang mengkonsumsi obat yang mengandung bismuth (misalnya pepto-
bismuth) karena kedua zat tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
3) Kurangi konsumsi cairan 4 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, karena pasien akan diminta
mengkonsumsi banyak cairan setelah perunut radioaktif disuntikkan.
4) Setelah perunut disuntikkan, pasien harus menunggu 1 – 3 jam sebelum bone scan dilakukan.
Oleh karena itu pasien diperbolehkan membawa buku, majalah atau barang lainnya untuk
memanfaatkan waktu pada saat menunggu pengambilan gambar.
5) Sebelum pemeriksaan dilakukan, lepaskan perhiasan atau benda logam lainnya yang
dikenakan pasien dan yang
5. PROSEDUR PEMERIKSAAN
a. Penderita tidur terlentang dengan detektor ditempatkan sedemikian rupa sehingga tubuh yang
akan diperiksa berada diatas lapang pandang detektor.
b. Pemeriksaan fase pertama merupakan pemeriksaan dinamik dalam frame berukuran matrix
128 x 128 dengan waktu pencacahan 3 detik/frame selama 2 menit.
a. Pemeriksaan fase kedua dilaksanakan segera setelah fase pertama selesai berupa pencitraan
statik dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcount
3. Fase Ketiga
a. Fase ketiga merupakan pemeriksaan statik yang dilakukan 3 jam pasca penyuntikan
radiofarmaka.
b. Sebelum memasuki ruang pemeriksaan penderita dianjurkan buang air kecil dengan hati-hati
untuk menghindari kontaminasi.
c. Pada pemeriksaan fase ketiga ini dilakukan pemeriksaan seluruh tubuh (whole body scan).
d. Posisi pencitraan adalah anterior dan Posterior dilanjutkan dengan pemeriksaan spot pada
bagian-bagian yang mencurigakan.
e. Apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan dengan posisi miring (oblique)
untuk memperjelas lokasi kelainan.
f. Pemeriksaan dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcounts.
Soal kasus
Suatu hari pasien bernama Ny S datang ke UGD RS X untuk memeriksa kakinya yang akhir
akhir ini mengalami kesakitan. Ny S pun diberikan surat rujukan ke instalasi radiologi untuk
melakukan rongsen pada kakinya karena dicurigai terjadi fraktur. Namun setelah hasil rongsen
diperoleh tidak menunjukkan adanya kelainan pada kaki Ny S, namun Ny S tetap mengeluh kan
kakinya yang sakit karena itu setelah dokter radiologi berdiskusi dengan dokter penggirim, lalu
Ny S diminta untuk melakukan pemeriksaan kedokteran nuklir skintingrafi Bone, karena
dicurigai terdapat nya fraktur yang tak terlihat dari hasil rongsen. Bagaimana prosedur
pemeriksaan skintingrafi Bone tersebut?
PERSIAPAN PASIEN
1) Tidak diperlukan persiapan khusus.
2) Beritahu dokter atau petugas, jika :
a. Sedang hamil atau menyusui
b. Beberapa hari sebelumnya telah melakukan pemeriksaan yang mengandung barium (misalnya
barium enema) atau sedang mengkonsumsi obat yang mengandung bismuth (misalnya pepto-
bismuth) karena kedua zat tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
3) Kurangi konsumsi cairan 4 jam sebelum pemeriksaan dilakukan, karena pasien akan diminta
mengkonsumsi banyak cairan setelah perunut radioaktif disuntikkan.
4) Setelah perunut disuntikkan, pasien harus menunggu 1 – 3 jam sebelum bone scan dilakukan.
Oleh karena itu pasien diperbolehkan membawa buku, majalah atau barang lainnya untuk
memanfaatkan waktu pada saat menunggu pengambilan gambar.
5) Sebelum pemeriksaan dilakukan, lepaskan perhiasan atau benda logam lainnya yang
dikenakan pasien
BAHAN
8. Tc-99 m MDP dengan aktifitas 20-30 mCi
9. Cairan NaCI
PROSEDUR PEMERIKSAAN
Pencitraan pada bone scintigrafi ini menggunakan metode 3 fase yaitu :
3. Fase Ketiga
a. Fase ketiga merupakan pemeriksaan statik yang dilakukan 3 jam pasca penyuntikan
radiofarmaka.
b. Sebelum memasuki ruang pemeriksaan penderita dianjurkan buang air kecil dengan hati-hati
untuk menghindari kontaminasi.
c. Pada pemeriksaan fase ketiga ini dilakukan pemeriksaan seluruh tubuh (whole body scan).
d. Posisi pencitraan adalah anterior dan Posterior dilanjutkan dengan pemeriksaan spot pada
bagian-bagian yang mencurigakan.
e. Apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilakukan pemeriksaan dengan posisi miring (oblique)
untuk memperjelas lokasi kelainan.
f. Pemeriksaan dalam frame berukuran matrix 256 x 256 sebanyak 700 Kcounts.
Hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pemeriksaan skintigrafi tulang (bone scan) selesai
dilakukan :
- Setelah pemeriksaan selesai, dianjurkan untuk bangun sacara perlahan-lahan dari meja
pemeriksaan agar tidak merasa pusing atau melayang akibat berbaring lama.
- Pasien akan diminta untuk minum banyak air dan sering buang air kecil selama 24-48 jam
sesudah pemeriksaan untuk membantu mengeluarkan zat radioaktif yang tersisa di tubuh.
- Jika setelah di rumah pasien merasakan adanya rasa nyeri, timbul kemerahan di kulit, dan atau
bengkak pada daerah tempat zat kontras disuntikkan, maka harus memberitahukannya pada
dokter.
- Tidak melakukan pemeriksaan radionuklida lainnya dalam waktu 24-48 jam setelah
pemeriksaan selesai.