TEKNIK RADIOGRAFI 3
EPIDIDIMOGRAFI
Dosen pembimbing: Lujeng
Disusun oleh:
Kelompok 2 TK 2B
D. Persiapan pemeriksaan
Persiapan alat dan bahan
a) Pesawat + Fluoroskopi
b) Baju Pasien
c) Kaset + film ukuran 30x40 cm dan 24x30 cm
d) X-Ray marker
e) Tissue/kertas pembersih
f) Media kontras water soluble
g) Pisau bedah
h) Sendok / sedotan
i) Marker
j) Jarum dan suntikan 5cc
E. Langkah-langkah
Langkah–langkah yang dilakukan pada pemeriksaan epididimography adalah
sebagai berikut :
1) Mengisi film pada kaset ukuran 30x40 cm 24x30 cm
2) Meletakan kaset yang sudah disikan film di atas meja pemeriksaan.
3) Meletakan dan memposisikan objek dengan posisi supine.
4) Seluruh objek yang akan diekspose dipastikan terlebih dahulu masuk ke area
kaset.
5) Mengatur CP pada pertengahan kaset dan FFD 100 cm
6) Mengatur area penyinaran sesuai dengan luas lapangan objek yang difoto
7) Meletakan marker di pojok kaset
8) Mengatur kV, mAs, pada control table sesuai dengan kebutuhan
9) Kemudian ekspose
F. Teknik Pemeriksaan
Teknik pemeriksaan:
a) Melakukan incisi kecil bilateral pada bagian atas scrotum.
b) Cari ductus seminalisnya.
c) Masukan jarum ke ductus tersebut (dibawah pengawasan fluoroscopy)
d) Arahkan jarum ke arah atas, lalu suntikan kontras, akan terlihat ductus intra
pelvis. Eksposi.
e) Arahkan jarum kebawah, suntikan kontras, akan terlihat ductus extra pelvis.
Prosedur Pemeriksaan :
a) Pasien diposisikan supine di atas meja pemeriksaan.
b) Bahan kontras disuntikkan pada setiap posisi radiografi secara simultan
(bersama-sama), 1,0-2 ml/sekali suntikan.
c) Posisi-posisi radiografi yang dibuat : AP, Oblik kiri dan kanan
d) Persiapan pasien : tidak ada persiapan khusus.
e) Foto pendahuluan : foto pelvis dengan kaset 30x40 cm melintang, CR
150 caudally.
f) Media kontras yang digunakan untuk prosedur ini adalah salah satu senyawa
iodinasi yang larut dalam air yang digunakan untuk urografi intravena.
g) Kontras media berbentuk gas dapat diinjeksikan ke dalam setiap kantong
scrotal untuk meningkatkan kontras saat pemeriksaan struktur ekstra
panggul.
h) Needle digunakan pada injeksi kontras yang dimasukan ke dalam pembuluh.
i) secara distal digunakan untuk diagnosa pembuluh-pembuluh ekstrapanggul
j) secara proximal untuk diagnosa pembuluh-pembuluh intrapanggul.
Proyeksi:
A. Posisi AP :
a. Seluruh bagian pelvis tercover
b. FFD: 100cm
b) CR: 15º caudad
c) CP : sisi superior symphysis pubis.
d) Kaset: 30x40 cm
B. Posisi Oblique (LPO & RPO)
a. CR: tegak lurus kaset
b. FFD: 100 cm
b) CP : 2,5 ke arah medial dari SIAS pada sisi kanan / kiri.
c) Menggunakan Kaset 18 x 24 cm atau 24 x 30 cm memanjang
Kriteria radiograf:
A. Proyeksi AP
a) Batas superior dari symphisis pubis.
b) Tidak ada rotasi tubuh.
c) Memendekkan skala kontras pada radiograf untuk mengoptimalkan pembuluh
seminal.
B. Proyeksi Oblique(LPO/RPO)
a) Batas superior dari symphisis pubispembulu seminal.
b) Jangan terjadi superposisi pembuluh seminal dengan illia.
c) Jangan terjadi overlap daerah dari prostat atau uretra dengan femur bagian atas.
BAB III
KESIMPULAN
Teknik pemeriksaan radiografi epididimografi adalah pemeriksaan ductus
seminalis untuk mendapatkan gambaran dari kelainan atau keluhan pada
genitourinary pasien laki-laki dengan pemasukan media kontras positif untuk
menegakkan diagnosa dari indikasi pemeriksaan..
Media kontras yang digunakan adalah kontras positif water soluble. Dan
proyeksi yang digunakan adalah AP,LPO/RPO.