Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PROSEDUR PEMERIKSAAN OSSA CRURIS

Tugas Mata Kuliah Teknik Radiografi 1

Oleh:
RINA ASTUTI (2110070140027)

Dosen Pengampu:
Oktavia Puspita Sari, Dip.Rad, S.Si, M.Kes

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS BAITTURAHMAH
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………..4
B. Rumusan Masalah…………………………………………5
C. Tujuan………………………………………………………..6
D. Manfaat………………………………………………………7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Umum Prosedur Pemeriksaan……………….8

BAB III : PEMBAHASAN


A. Kesimpulan…………………………………………………15
B. Saran…………………………………………………………15
Abstrac
Examination of the ossa cruris is one of the radiological examinations without using contrast
media. The purpose of writing this paper is to know the procedure for examining the ossa
cruris and knowing the extent to which the ossa cruris examination with AP and lateral
projections helps diagnose a disease or fracture. The Ossa Cruris examination technique uses 2
projections, namely the AP and Lateral projections.

Abstrak
Pemeriksaan ossa cruris adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan
media kontras. Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui prosedur
pemeriksaan ossa cruris dan mengetahui sejauh mana pemeriksaan ossa cruris
dengan proyeksi AP dan Lateral dalam membantu diagnosa suatu penyakit atau
fraktur. Teknik pemeriksaan Ossa Cruris menggunakan 2 proyeksi, yaitu proyeksi AP
dan Lateral.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalahnya


yaitu :
1. Bagaimana teknik pemeriksaan Ossa Cruris?
2. Bagaimana manfaat pemeriksaan Ossa Cruris untu mendukung
diagnosa suatu penyakit atau fraktur?
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan ossa cruris merupakan salah satu investigasi radiologi tanpa


memakai media perbedaan nyata (kontras). Indikasi pada ossa cruris yang sering terjadi
ialah fraktur. Fraktur merupakan discontinuitas berasal dari jaringan tulang ( patah
tulang ) yang umumnya disebabkan oleh adanya kekerasan yang muncul secara
mendadak. Pada laporan perkara ini, penulis ingin mengetahui manfaat investigasi ossa
cruris AP dan Lateral untuk mendukung diagnosa suatu penyakit atau fraktur. Dengan
alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya pada bentuk tulisan dengan
judul “Prosedur pemeriksaan Ossa Cruris”.
C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Ossa
Cruris( Tangkai Bawah).
2. Untuk mengetahui sejauh mana pemeriksaan
Ossa Cruris dengan Proyeksi AP dan Lateral.
D. Manfaat

1. Agar mahasiswa bisa menuliskan karya ilmiah.


2. Supaya masyarakat khususnya para pembaca mendapatkan informasi secara
awam tentang pemeriksaan Ossa Cruris.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Prosedur Pemeriksaan

1) Definisi pemeriksaan Ossa Cruris


Teknik radiografi Ossa Cruris merupakan teknik radiografi dengan menunjukkan
tulang-tulang yang ada pada Ossa Cruris yaitu tulang tibia dan fibula.
2) Tujuan pemeriksaan Ossa Cruris
Tujuannya untuk melihat kelainan-kelainan yang ada pada tibia dan fibula.
3) Persiapan pemeriksaan Ossa Cruris
• Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus, hanya saja harus melepas benda-benda yang bisa
menghambat gambaran radiografi.
• Persiapan alat
~Pesawat sinar-x
~Kaset
~Marker R dan L
~Procecing Film
~Meteran
4) Pemeriksaan Ossa Cruris (Tungkai bawah)
a.) Proyeksi AP (Antero-Posterior)
~ Posisi pasien supine (telentang)
1) Pasien masuk ke kamar pemeriksaan, letakkan kaset di atas meja. Sejajarkan arah sinar terhadap susunan kaset
tersebut.
2) Posisikan pasien. Jika mungkin, putar kaki sedikit ke dalam serta fiksasi menggunakan kantong pasir.
3) Pusatkan sinar serta sejajarkan lagi arah sinarnya, bila masih memungkinkan. Sedikitnya, satu sendi harus terlihat
di film. Bila pasien cedera, sendi yg terdekat dengan lokasi cedera wajib terlihat. Jika tungkai sedang digips, naikkan
nilai pajanan.
4) Pajankan sinar X. Lakukan pemeriksaan tungkai lateral (ekstremitas bawah lateral atau lateral-setelah cedera) pada
saat yang bersamaan.
• Kecepatan kaset
Kecepatan nominal 50/100 di atas meja.
• Ukuran kaset
18 x 43 cm (7 x 17 inci)
35 x 43 cm ( 14 x 17 inci)
Gunakan penanda Right (kanan) atau Left (Kiri)

Nilai-nilai
Pajanan
mAs mAs

Sistem “biru” Sistem “hijau


53 kv
50 100/63
Termasuk lutut 40 32
Termasuk
25 20
pergelangan kaki
b.) Proyeksi Lateral
Jika diduga ada fraktur, gunakan ekstremitas bawah-setelah cedera (telentang)
~Posisi Pasien
Berbaring pada satu sisi.
1. Pasien masuk ke kamar pemeriksaan, letakkan kaset di atas meja. Sejajarkan arah sinar
terhadap susunan kaset tersebut.
2 . Pasien berbaring pada sisi tubuh yang akan diperiksa dengan lutut sedikit ditekuk yang
diletakkan tepat di atas kaset. Tekuk lutut lain dengan sudut yang lebih besar dari lutut yang diperiksa
dan sandarkan di atas meja.
3. Arahkan sinar di tengah-tengah bagian yang akan diperiksa dan sejajarkan terus arah sinarnya.
Sedikitnya, satu sendi harus terlihat pada film. Jika tungkai sedang digips, naikkan nilai pajanan
4. Pajankan sinar X.
• Kecepatan kaset
Kecepatan nominal 50/100 di atas meja.
• Ukuran kaset
18x43 cm (7x 17 inci)
35x43 cm (14x17 inci)
Gunakan penanda Right (Kanan) atau Left (Kiri).

Nilai-nilai
Pajanan
mAs mAs

Sistem “biru” Sistem “hijau


53 kv
50 100/63
Termasuk lutut 40 32
Termasuk
25 20
pergelangan kaki
c.) Proyeksi Lateral - setelah cedera
~ Posisi pasien
Telentang-sinar mendatar
1. Pasien masuk ke kamar pemeriksaan, letakkan kaset di atas meja. Sangga kaset dengan sisi
tempat kaset.
2. Sejajarkan arah sinar terhadap susunan kaset tersebut.
3. Posisikan pasien. Jika mungkin, putar kaki sedikit ke dalam dan fiksasi dengan kantong pasir. Jika
terdapat bidai pada tungkai yang cedera, biarkan saja. Tekuk lutut yang TIDAK CEDERA seperti pada
gambar dan sandarkan di atas meja.
4. Pusatkan sinar dan sejajarkan lagi arah sinarnya. Sedikitnya, satu sendi harus terlihat pada film.
Sendi yang terdekat dengan lokasi cedera harus terlihat. Jika tungkai sedang digips, naikkan nilai
pajanan.
5. Pajankan sinar X.
• Kecepatan kaset
Kaset dengan kombinasi layar-film, kecepatan
nominal 50/100 di atas meja.
• Kecepatan kaset
Kecepatan nominal 50/100 di atas meja.
• Ukuran kaset
18 x43 cm (7x17 inci)
Gunakan penanda Right (Kanan) atau Left (Kiri

Nilai-nilai
Pajanan
mAs mAs

Sistem “biru” Sistem “hijau


53 kv
50 100/63
Termasuk lutut 40 32
Termasuk
25 20
pergelangan kaki
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kesimpulan

Teknik pemeriksaan Ossa Cruris ini menggunakan 2 proyeksi, yaitu


AP (Antero-Posterior) dan Lateral.

B. Saran

1. Sebelum melakukan kegiatan radiografi sebaiknya petugas


memastikan pesawat dalam keadaan yang baik.
2. Petugas radiologi harus memilih keputusan yang baik agar
meminimalkan atau meniadakan terjadinya kesalahan dan
pengeksposan ulang.
3. dalam investigasi Ossa Cruris, petugas harus memilih factor
eksposi yang sempurna agar pasien menerima dosis yang kecil
namun hasilnya maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Ballinger, P.W. 1999


Ahmad, Ramali. (1987). Kamus Kedokteran. Cetakan ke 13, Djamban : Jakarta.
Bontrager, KL., 2001, Textbook of Radiographic and Related A natomy, Mosby Inc., Missouri,
Merrills Atlas Of Radiographic positioning And Procedures (2007)
World Health Organization pada 2003, THE WHO MANUAL OF DIAGNOSTIC IMAGING:
Radiographic Technique and Projections

Anda mungkin juga menyukai