Laporan Kasus
Disusun Oleh:
Selli Marini
P1337430219085
TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisah-
misahkan atau mengurai dan tomos yang artinya memotong-motong. Anatomi berarti
mengurai dan memotong. Ilmu bentuk dan susunan tubuh dapat diperoleh dengan
cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari badan dan hubungan alat
tubuh satu dengan yang lain.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh dapat
diperoleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian dari badan dan
hubungan alat tubuh satu dengan yang lain.
Ossa Cruris (Tungkai bawah) memiliki dua tulang yaitu os Tibia (tulang kering)
dan os Fibula (tulang betis).Os tibia adalah tulang terbesar kedua dari tubuh manusia
dan terletak disisi medial tungkai hampir didepan os fibula yang terletak pada sisi
lateral tungkai.
Os Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah
dan terletak medial dari fibula atau tulang betis, os tibia adalah tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua ujung.Ujung atas memeperlihatkan adanya kondil medial dan
kondil lateral.kondil-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir
dari tulang. Permukaan superiornya memperlihatkan dua dataran permukaan
persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut.Batang pada irisan melintang
bentuknya segitiga. Sisi anteriornya paling menjulang dan sepertiga sebelah tengah
terletak subkutan, permukaan medial adalah subkutaneus pada hampir seluruh
panjangnya, permukaan posterior ditandai oleh garis soleal atau lineal poplitea, yaitu
garis meninggi diatas tulang yang kuat dan yang berjalan ke bawah dan medial.
Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki.Tulangnya sedikit melebar
dan kebawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial atau maleolus tibia.
Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian tibio
fibular inferior.
Os Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang
ini adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.Ujung atas berbentuk
kepala dan bersendi dengan bagian belakang luar dari tibia, tetapi tidak dalam
formasi sendi lutut.Batangnya ramping dan terbenam dalam otot tungkai dan member
banyak kaitan.Ujung bawah disebelah bawah lebih memanjang menjadi maleolus
lateralis atau maleolus fibulae.
B. Osteomyelitis
Osteomyelitis merupakan suatu proses peradangan pada tulang baik akut
maupun kronik
Osteomyelitis hematogen akut ditandai dengan infeksi akut pada tulang
disebabkan oleh perkembangbiakan bakteri dalam tulang dari sumber yang
jauh.kondisi ini terjadi pada anak-anak di mana dengan perkembangan metafisis yang
pesat dan sangat vascular menjadi predisposisi penting untuk perkembangbiakan
bakteri. Pada fase kronis,periosteum akan membentuk tulang baru yang disebut
involukrum yang akan membungkus tulang yang mati.
Pembagian osteomyelitis yang lazim dipakai:
1. Osteomyelitis primer yang disebabkan penyebaran secara hematogen dari fokus
lain.osteomyelitis primer dapat dibagi menjadi osteomyelitis akut dan kronik.
2. Osteomyelitis sekunder atau osteomyelitis per kontinuitatum yang disebabkan
penyebaran kuman dari sekitarnya,seperti bisul dan luka.
Penyebaran osteomyelitis dapat terjadi :
a. Penyebaran ke arah korteks,membentuk abses subperiosteal dan selulitis pada
jaringan sekitarnya
b. Penyebaran menembus periosteum membentuk abses jaringan lunak .abses
dapat menembus kulit melalui suatu sinus dan menimbulkan fistel.abses dapat
menyumbat atau menekan aliran darah ke tulang dan mengakibatkan kematiian
jaringan tulang (sekuester)
c. Penyebaran ke arah medula
d. Penyebaran ke persendian,terutama bila lempeng pertumbuhannya
intraartikuler misalnya sendi panggul pada anak-anak .penetrrasi ke epifisis
jarang terjadi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Identifikasi Pasien
2. Pelaksanaan Pemeriksaan
Berdasarkan surat permintaan dokter yang perlu dilakukan pemotoan terhadap
pasien yang bernama DRS Bonar Sihotang dengan sangkaan osteomyelitis, maka
penulis melakukan pemeriksaan dengan proyeksi Anterior Posterior dan Lateral.
4
1
2
3
Tibia
Fibula
Lateral
Medial
malleolus
malleolus
b. Proyeksi Lateral
Posisi pasien : Tidur terlentang diatas meja pemeriksaan. Arahkan pasien mengarah
sisi yang akan diperiksa pada kaset.
Posisi obyek : Atur rotasi tubuh untuk menempatkan patella tegak lurus terhadap
kaset, dan pastikan bahwa jika sebuah garis ditarik sampai femoral
condylus juga tegak lurus. Atur batas atas knee joint dan batas bawah
anke joint. Dengan posisi kaset horizontal.
Central ray : Tegak lurus ditengah film
Central pont :Pada mid ossa cruris
FFD :100 cm
Faktor eksposi :50 kV, 4 mAs
Ukuran Kaset :30 cm x 40 cm
B. Pembahasan
Pada pemeriksaan radiografi Ossa Cruris dengan sangkaan Osteomyelitis Cruris
Dextra di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan. Proyeksi yang digunakan proyeksi
Akhir dari penulisan karya tulis ini, disini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
serta saran yang nantinya dapat membantu pemeriksaan secara Radiografi Ossa Cruris
dengan sangkaan Osteomyelitis.
A. Kesimpulan
1. Teknik Radiografi ossa cruris dengan sangkaan Osteomyelitis dapat dilakukan
dengan proyeksi Antero-Posterior dan Lateral.
2. Densitas pada hasil radiografi ossa cruris diharapkan dapat memperlihatkan
ketajaman dan detail pada gambar.
3. Pada pemeriksaan ossa cruris harus diperhatikan dosis radiasi atau proteksi pada
pasien.
B. Saran
1. Padapemeriksaan radiografi ossa cruris dengan sangkaan osteomyelitis apabila
diagnosa belum jelas maka dapat dilakukan proyeksi tambahan yaitu proyeksi
oblique.
2. Untuk mendapatkan ketajaman dan detail yang optimal maka digunakan waktu
yang singkat dan immobilisasi seperti sandbag, dan spons.
3. Untuk mengurangi dosis radiasi maka luas lapangan penyinaran sesuai dengan
kebutuhan klinis atau sesuai objek dengan waktu eksposi yang singkat.