Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK PEMERIKSAN RADIOGRAFI OSSA CRURIS DENGAN SANGKAAN

OSTEOMYELITIS DI RUMAH SAKITPUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

Laporan Kasus

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan 2

Disusun Oleh:

Selli Marini

P1337430219085

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK RADIOLOGI

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Ossa Cruris (Tungkaibawah) memiliki dua tulang yaitu os Tibia (tulangkering). Os


Tibialis dan fibularis merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang
membentuk persendian lutut dengan os femur. Pada bagian ujungnya terdapat tonjolan
yang disebut os maleolus lateralis. Ostibia bentuknya lebih kecil pada bagian pangkal
melekat pada os fibula, pada bagian ujung membentuk persendian dengan tulang pangkal
kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus medialis.
Osteomyelitis adalah infeksi yang melibatkan tulang.Osteomyelitis akut dicirikan
dengan adanya awitan demam sistemik mampu manifestasi local yang berjalan dengan
cepat. Infeksi tulang sangat sulit untuk dibasmi, bahkan tindakan drainase, serta
pemberian antibiotik yang tepat sering tidak cukup untuk menghilangkan penyakit.
Osteomyelitis kronik adalah akibat dari ostemyelitis akut yang tidak ditangani dengan
baik. Osteomyelitis sangat resisten terhadap pengobatan dengan antibiotika. Menurut
teori, hal ini disebabkan oleh karena sifat korteks tulang yang terinfeksi tersebut.
Penyebaran osteomyelitis melalui tiga rute, yaitu hematogen, sebaran dari sumber infeksi
lain (jaringan lunak, gigi atau sinus), dan implantasi langsung (post-traumatik atau
posoperatif). Gejala klinis: demam, nyeri bersama malaise. Eritema lokal, edema, dan
hangat.
Dalam hal ini, unit radiologi mempunyai peranan yang sangat penting untuk
memperlihatkan bentuk anatomi dan letak osteomyelitis pada ossa cruris dengan bantuan
sinar-X.
Adapun proyeksi yang digunakan untuk pemeriksaan ini yaitu proyeksi antero
posterior (AP) danproyeksi lateral dengan kedua proyeksi tersebut sudah dapat
memperlihatkan bentuk dan letak osteomyelitis terebut.
Denganmenggunakanpesawatberkapasitas 30 – 500mA, menggunakan pesawat general
X-ray unit dengan focus kecil dan menggunakan alat processing film CR (computed
radiografi).
Berdasarkan latar belakang di atas penulis ingin menyajikan kasus ini dalam bentuk
laporan kasus dengan judul “Radiografi Ossa Cruris Dengan sangkaan Osteomyelitis
Di Rumah Sakitpusat Haji Adam Malik Medan”.
B. RumusanMasalah
“Bagaimana mendapatkan gambaran ossa cruris dengan sangkaan osteomyelitis yang
optimal menggunakan CR (Computed Radiografi) di RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
HAJI ADAM MALIK MEDAN”.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Anatomi
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari ana yang artinya memisah-
misahkan atau mengurai dan tomos yang artinya memotong-motong. Anatomi berarti
mengurai dan memotong. Ilmu bentuk dan susunan tubuh dapat diperoleh dengan
cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari badan dan hubungan alat
tubuh satu dengan yang lain.
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan susunan tubuh dapat
diperoleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian dari badan dan
hubungan alat tubuh satu dengan yang lain.
Ossa Cruris (Tungkai bawah) memiliki dua tulang yaitu os Tibia (tulang kering)
dan os Fibula (tulang betis).Os tibia adalah tulang terbesar kedua dari tubuh manusia
dan terletak disisi medial tungkai hampir didepan os fibula yang terletak pada sisi
lateral tungkai.
Os Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah
dan terletak medial dari fibula atau tulang betis, os tibia adalah tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua ujung.Ujung atas memeperlihatkan adanya kondil medial dan
kondil lateral.kondil-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan paling pinggir
dari tulang. Permukaan superiornya memperlihatkan dua dataran permukaan
persendian untuk femur dalam formasi sendi lutut.Batang pada irisan melintang
bentuknya segitiga. Sisi anteriornya paling menjulang dan sepertiga sebelah tengah
terletak subkutan, permukaan medial adalah subkutaneus pada hampir seluruh
panjangnya, permukaan posterior ditandai oleh garis soleal atau lineal poplitea, yaitu
garis meninggi diatas tulang yang kuat dan yang berjalan ke bawah dan medial.
Ujung bawah masuk dalam formasi persendian mata kaki.Tulangnya sedikit melebar
dan kebawah sebelah medial menjulang menjadi maleolus medial atau maleolus tibia.
Permukaan lateral dari ujung bawah bersendi dengan fibula pada persendian tibio
fibular inferior.
Os Fibula atau tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah. Tulang
ini adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung.Ujung atas berbentuk
kepala dan bersendi dengan bagian belakang luar dari tibia, tetapi tidak dalam
formasi sendi lutut.Batangnya ramping dan terbenam dalam otot tungkai dan member
banyak kaitan.Ujung bawah disebelah bawah lebih memanjang menjadi maleolus
lateralis atau maleolus fibulae.

Gambar Anatomi Ossa Cruris Pandangan Anterior

Gambar Anatomi Ossa Cruris Pandangan Lateral


Artikulatio genu menghubungkan permukaan ujung tulang distal os femur dan
permukaan ujung proksimal tibia yaitu antara kondilus medialis dan lateralis os femur
dan fascies artiularis superior os tibia.Didepan sendi ini terdapat patella.

Persendian tungkai bawah. Persendian antara tibia dan fibula :

a. Artikulatio tibia-fibula proksimal, sendi yang terdapat antara fascies artikularis


kapitulum fibula pada os kondilus dengan fascies artikularis fibularis os pada
kondilus tibia, ikat sendi ligmentum tibia fibularis proksimal.
b. Sindesmosi tibio fibularis : Persendiran antara fascies artikularis tibialis os
fibulae dan insisura fibularis os tibialis
c. Hubungan antara Krista interosia fibula dan Krista interosea tibia, terbentang
melalui membrane interiosa kruris yang terbentang dari proksimalis di bawah
kolum fibulae ke distal sampai batas 1/3 distal os tibia dan os fibula. Arah
serabut membrane unterosa kruris dari medial atas os tibia ke lateral bawah
menuju of fibula.
d. Persendian kaki : Art. talo tibia fibularis (pergelangan kaki), antara fascies
artikularis tali os tibia dan os fibula dengan trokhlea tali bagian medial dan
lateral. Bentuk sendi engsel. Gerakan sendi ini dapat dilakukan dorsa fleksio dan
plantar fleksio. Sendi tibio fibuler dibentuk antara ujung atas dan ujung bawah
kedua tulang tungkai bawah batang dari tulang-tulang itu digabungkan oleh
sebuah ligament antara tulang yang membentuk sebuah sendi ketiga antara
tulang-tulang itu.

B. Osteomyelitis
Osteomyelitis merupakan suatu proses peradangan pada tulang baik akut
maupun kronik
Osteomyelitis hematogen akut ditandai dengan infeksi akut pada tulang
disebabkan oleh perkembangbiakan bakteri dalam tulang dari sumber yang
jauh.kondisi ini terjadi pada anak-anak di mana dengan perkembangan metafisis yang
pesat dan sangat vascular menjadi predisposisi penting untuk perkembangbiakan
bakteri. Pada fase kronis,periosteum akan membentuk tulang baru yang disebut
involukrum yang akan membungkus tulang yang mati.
Pembagian osteomyelitis yang lazim dipakai:
1. Osteomyelitis primer yang disebabkan penyebaran secara hematogen dari fokus
lain.osteomyelitis primer dapat dibagi menjadi osteomyelitis akut dan kronik.
2. Osteomyelitis sekunder atau osteomyelitis per kontinuitatum yang disebabkan
penyebaran kuman dari sekitarnya,seperti bisul dan luka.
Penyebaran osteomyelitis dapat terjadi :
a. Penyebaran ke arah korteks,membentuk abses subperiosteal dan selulitis pada
jaringan sekitarnya
b. Penyebaran menembus periosteum membentuk abses jaringan lunak .abses
dapat menembus kulit melalui suatu sinus dan menimbulkan fistel.abses dapat
menyumbat atau menekan aliran darah ke tulang dan mengakibatkan kematiian
jaringan tulang (sekuester)
c. Penyebaran ke arah medula
d. Penyebaran ke persendian,terutama bila lempeng pertumbuhannya
intraartikuler misalnya sendi panggul pada anak-anak .penetrrasi ke epifisis
jarang terjadi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Identifikasi Pasien

Penulis menerima surat permintaan dari dokter pengirim. Penulis melakukan


pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Kota Medan.
Dalam hal ini penulis akan menguraikan data pasien sebagai berikut:
Nama : Mr.B
Umur : 72 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Waktu Pemeriksaan : 04 Juni 2018
Jenis Pemeriksaan : Radiografi cruris proyeksi AP dan Lateral
Diagnosa : Sangkaan osteomyelitis
Tanggal Pemeriksaan : 04Juni 2018

2. Pelaksanaan Pemeriksaan
Berdasarkan surat permintaan dokter yang perlu dilakukan pemotoan terhadap
pasien yang bernama DRS Bonar Sihotang dengan sangkaan osteomyelitis, maka
penulis melakukan pemeriksaan dengan proyeksi Anterior Posterior dan Lateral.

3. Persiapan Alat-alat Pemeriksaan


a. Sebelum pemeriksaan secara radiografi dilakukan terlebih dahulu pesawat rontgen
dihidupkan yang bertujuan supaya komponen-komponen yang ada pada pesawat
rontgen tersebut dapat bekerja secara optimal, kemudian dilanjutkan dengan mengatur
faktor eksposi.
b. Kaset dan film ukuran 30cm x 40cm
c. Marker R sebagai identitas dan letak anatomi tubuh yang akan di foto.
Adapun jenis pesawat yang dipakai untuk pemeriksaan cruris dengan kasus
osteomyelitis yaitu jenis general X-ray. Adapun data pesawat rontgen yang digunakan
pada pemeriksaan ini yaitu:

a. Tipe Pesawat : XHF 1500 RF


b. Merek pesawat : MIS (Medical Instrument System)
c. Kapasitas Pesawat : 630 m
d. Jumlah Tube : 2 Tube
e. Pelayanan Pesawat :Radiografi
f. Frekuensi : 50-60 Hz
g. Max Voltage :150Kv
h. Jenis Tube : Anoda putar

4
1

2
3

Gambar General X-ray unit di Rumah Sakit H. Adam Malik


Keterangan gambar :
1. Kolimasi
2. Meja pemeriksaan
3. Moving grind
4. Tube housing
4. Teknik Pemeriksaan
Pada pemeriksaan secara radiografi dari cruris dengan sangkaan osteomyelitis,
penulis hanya melakukan proyeksi Anterior-Posterior dan Lateral. Dimana dengan
proyeksi tersebut sudah dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan-kelainan pada
cruris, salah satu diantaranya adalah osteomyelitis.
Adapun penjelasan dari proyeksi tersebut adalah:

a. Proyeksi Anterior Posterior


Posisi pasien : Tidur terlentang di atas meja pemeriksaan dengan salah satu
tungkai lurus.
Posisi obek : Tungkai yang akan difoto diatur true AP dengan melihat
malleolus lateralis dan malleolus medialis berjarak sama terhadap
kaset, dengan kaset horizontal. Atur batas atas knee joint dan
batas bawah ankle joint.
Central ray : Tegak lurus ditengah film
Central point : Pada mid ossa cruris
FFD : 100 cm
Faktor eksposi : 50 kV, 4 mAs
Ukuran Kaset : 30 cm x 40 cm

Tibia
Fibula

Lateral
Medial
malleolus
malleolus

Gambar Radiografi Ossa Cruris Antero-Posterior


Evaluasi Hasil : Tampak os tibia dan os fibula tidak saling overlap. Tampak batas atas
knee joint dan batas bawah ankle joint. Tampak osteomyelitis pada
tibia dan fibula.

b. Proyeksi Lateral
Posisi pasien : Tidur terlentang diatas meja pemeriksaan. Arahkan pasien mengarah
sisi yang akan diperiksa pada kaset.
Posisi obyek : Atur rotasi tubuh untuk menempatkan patella tegak lurus terhadap
kaset, dan pastikan bahwa jika sebuah garis ditarik sampai femoral
condylus juga tegak lurus. Atur batas atas knee joint dan batas bawah
anke joint. Dengan posisi kaset horizontal.
Central ray : Tegak lurus ditengah film
Central pont :Pada mid ossa cruris
FFD :100 cm
Faktor eksposi :50 kV, 4 mAs
Ukuran Kaset :30 cm x 40 cm

Gambar Radiografi Ossa Cruris Proyeksi Lateral


Evaluasi Hasil : os tibia dan os fibula banyak mengalami superposisi. Sedikit
overlap os tibia pada kepala fibular proximal.
5. Hasil Ekspertasi Dokter

Uraian hasil pemeriksaan:


Cruris Dextra
 Tampak proses osteolitik dan osteosklerotik pada tibia kanan.
 Tampak juga reaksi perios pada tibia kanan.
 Tampak juga sebuah rongga berisi tulang pada proksimal tibia kanan.
 Fibula kanan normal.
 Celah sendi normal.
Kesimpulan:
Osteomyelitis kronis + susp. Sequester pada tibia kanan.

B. Pembahasan
Pada pemeriksaan radiografi Ossa Cruris dengan sangkaan Osteomyelitis Cruris

Dextra di Rumah Sakit Pusat Haji Adam Malik Medan. Proyeksi yang digunakan proyeksi

AP dan Lateral os tibia dan os fibula banyak mengalami superposisi.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Akhir dari penulisan karya tulis ini, disini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
serta saran yang nantinya dapat membantu pemeriksaan secara Radiografi Ossa Cruris
dengan sangkaan Osteomyelitis.

A. Kesimpulan
1. Teknik Radiografi ossa cruris dengan sangkaan Osteomyelitis dapat dilakukan
dengan proyeksi Antero-Posterior dan Lateral.
2. Densitas pada hasil radiografi ossa cruris diharapkan dapat memperlihatkan
ketajaman dan detail pada gambar.
3. Pada pemeriksaan ossa cruris harus diperhatikan dosis radiasi atau proteksi pada
pasien.
B. Saran
1. Padapemeriksaan radiografi ossa cruris dengan sangkaan osteomyelitis apabila
diagnosa belum jelas maka dapat dilakukan proyeksi tambahan yaitu proyeksi
oblique.
2. Untuk mendapatkan ketajaman dan detail yang optimal maka digunakan waktu
yang singkat dan immobilisasi seperti sandbag, dan spons.
3. Untuk mengurangi dosis radiasi maka luas lapangan penyinaran sesuai dengan
kebutuhan klinis atau sesuai objek dengan waktu eksposi yang singkat.

Anda mungkin juga menyukai