Anda di halaman 1dari 15

BAB I

A. Latar Belakang

Pada waktu ini, banyak sekali penderita penyakit jantung. Hal ini dikarenakan
pola hidup yang tidak sehat yang sering dijalani oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam
Teknik Radiologi digunakan Teknik Cor Analisa. Teknik Cor Analisa adalah
pemeriksaan secara radiologi untuk menilai kemungkinan kelainan pada jantung dengan
menggunakan media kontras positif. Pemeriksaan Cor Analisa berfungsi untuk
mendiagnosis anatomi dari jantung, mendiagnosis fisiologi dari jantung (keras denyutan,
ritme/irama, denyutan abnormal), fungsi capacity, dan untuk upaya menetapkan etiologi
penyakit. Penggunaan media kontras positif dalam pemeriksaan Cor Analisa adalah
untuk mengindikasi adanya pembesaran ventrikel, pembesaran atrium,
mitral/bikuspidalis stenosis, mitral/bikuspidal defect, inter ventrikel defect, inter atrium
defect, mitral/trikuspidal insufficiency.

Diharapkan dengan menggunakan teknik pemeriksaan yang tepat, semua fungsi


dari pemeriksaan Cor Analisa akan terpenuhi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi dari jantung ?
2. Apa saja patologi dari jantung ?
3. Bagaimana teknik pemeriksaan pada Cor Analisa ?
4. Bagaimana contoh hasil radiograf pada pemeriksaan Cor Analisa ?

C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi dari jantung.
2. Mengetahui patologi dari jantung.
3. Mengetahui teknik pemeriksaan pada Cor Analisa.
4. Mengetahui contoh hasil radiograf pada pemeriksaan Cor Analisa.

1
BAB II

A. ANATOMI JANTUNG

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara
kedua paru-paru dibagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak disebelah

2
kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum. Jantung berukuran kurang lebih
sebesar kepalan tangan pemiliknya. Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang
lebar (basis) mengarah ke bahu kanan, ujung bawah yang mengerucut (apeks)
mengarah ke panggul kiri.

Batas kanan jantung terdiri dari vena Cava Superior, Atrium Kanan. Batas kiri
jantung terdiri dari arteri Pulmonalis, Auricle atrium kiri, Ventrikel kiri. Batas bawah
jantung terdiri dari ventrikel kanan.
Ruangan jantung ada atrium dan ventrikel. Atrium ada 2 (kanan dan kiri) yang
dipisahkan oleh septum intratrial. Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan
jantung, menerima darah dari seluruh jaringan kecuali paru. Vena cava superior dan
Inferior membawa darah dari seluruh tubuh ke jantung. Sinus koroner membawa
kembali darah dari dindin jantung itu sendiri. Atrium kiri di bagian superior kiri
jantung, berukuran lebih kecil dari atrium kanan, tetapi dindingnya lebih tebal.
Menampung empat vena pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari
paru-paru.
Ventrikel juga ada 2 (kanan dan kiri) dipisahkan oleh septum interventricular.
Ventrikel kanan terletak dibagian inferior kanan pada apeks jantung. Darah
meningalkan ventrikel kanan melalui truncus pulmonal dan mengalir melewati jarak
yang pendek ke paru-paru. Ventrikel kiri terletak dibagian inferior kiri pada apeks
jantung. Tebal dinding 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali paru-paru.

3
Trabeculae Carnae merupakan bubungan otot bundar atau tidak teratur yang
menonjol dari permukaan bagian dalam kedua ventrikel ke rongga ventricular. Otot
Papilaris adalah penonjolan trabeculae carnae ke tempat perlekatan korda kolagen
katup jantung (chorda tendinae). Moderator band (trabeculae septomarginal) adalah
pita lengkung otot pada ventrikel kanan yang memanjang kea rah tranversal dari
septum interventricular menuju otot papilaris anterior. Otot ini membantu dalam
transmisi penghantaran impuls untuk kontraksi jantung.
Katup jantung terdiri dari katup tricuspid, bicuspid (mitral), semilunar aorta
dan pulmonal. Katup tricuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan.
Memiliki 3 daun katup (kuspis) jaringan ikat fibrosa irregular yang dilapisi
endokardium. Bagian ujung daun katup yang mengerucut melekat paa korda tendinae,
yang malekat pada Otot papilaris. Chorda tendinae mencegah pembalikan daun katup
ke arah belakang menuju atrium. Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar
daripada tekanan arah atrium kiri, daun katup tricuspid terbuka dan darah mengalir
dari atrium kanan ke ventrikel kanan. Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih
besar dari tekanan darah diatrium kanan, daun katup akan menutup dan mencegah
aliran balik ke dalam atrium kanan.
Katup Mitral (bicuspid) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini
melekat pada Chorda tendinae (melekat pada trabekula) dan otot papilaris, fungsinya
sama dengan fungsi katup tricuspid. Katup mitral normalnya berukuran 3,5 cm
(diatasnya merupakan mitral stenosis). Sedangkan Katup Semilunar (aorta dan
pulmonal) terletak di jalur keluar ventricular jantung sampai ke aorta dan truncus
pulmonalis. Katup semilunar pulmonary terletak antara ventrikel kanan dan truncus
pulmonal. Katup semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Secara fisiologis jantung yang berfungsi sebagai mekanisme pompa
mendorong darah melalui sistem vaskuler, sebenarnya terdiri dari dua pompa yaitu
jantung kanan yang memompa darah melalui paru-paru, dan jantung kiri yang
memompa darah melalui organ dan jaringan perifer. Masing-masing unit terdiri dari
dua ruangan, yaitu atrium dan ventrikel.
Sistem katup mengendalikan aliran darah melalui pompa ini. Atrium
dipisahkan dari ventrikel oleh katup-katup atrioventrikularis (AV terdiri dari katup
trikuspid dan katup mitral). Aorta dan arteri pulmonalis dipisahkan dari ventrikel oleh
katup-katup semilunaris (katup aorta dan katup pulmonalis).

4
Atrium adalah pompa yang lemah. Meskipun membantu pergerakan darah,
fungsi utama atrium adalah sebagai pintu masuk ke ventrikel. Sedangkan ventrikel
adalah pompa tenaga yang memasok tenaga yang diperlukan untuk mendorong darah
melalui sirkulasi pulmonal dan sistemik.
Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui
vena-vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Tetes darah yang masuk ke atrium
kanan kembali dari jaringan tubuh mengandung sedikit O2 dan banyak CO2. Darah
yang mengalami deoksigenasi parsial tersebut mengalir dari atrium kanan ke dalam
ventrikel kanan yang memompanya ke luar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan
demikian, sisi kanan jantung memompa darah ke dalam sirkulasi paru. Di dalam
paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 dan menyerap O2 segar sebelum
dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang
kembali ke atrium kiri akan dialirkan ke ventrikel kiri, dan pada saat volume ventrikel
meningkat akan mendorong darah mengalir ke semua sistem tubuh kecuali paru,
sehingga sisi kiri jantung memompa darah ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar
yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri ini disebut aorta. Aorta bercabang
menjadi arteri besar untuk memperdarahi berbagai jaringan tubuh, dan setelah
bersirkulasi seluruh tubuh darah tersebut akan di bawa kembali ke atrium kanan dan
siklus jantung akan dimulai kembali, begitu seterusnya.

B. PATOLOGI JANTUNG

5
1. Aterosklerosis.

Aterosklerosis merupakan Kelainan yang disebabkan adanya penebalan dinding


arteri sebelah kanan sebagai akibat endapan plak ( lemak, kolesterol, serta buangan sel
lainnya). Dengan adanya endapan ini, menyebabkan supply darah ke sel-sel otot
terhambat .

2. Aritmia.

Aritmia merupakan gangguan pada jantung, dimana irama / detak jantung tidak
normal. Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kalsium dalam tubuh serta adanya
penyumbatan pembuluh darah jantung ini menjadikan detak jantung tidak normal,
bisa lebih cepat atau lebih lambat.

3. Gagal jantung.

6
Gagal jantung atau sebut juga Heart Failure merupakan gangguan pada jantung
dimana kondisi jantung dibawah kemampuan yang seharusnya dalam memompa
darah ke seluruh tubuh. Istilah gagal pada jantung ini bukan berarti jantung berhenti
bekerja . Tapi kinerja jantung dalam memompa darah tidak sekuat ketika jantung
normal.Keaadan jantung seperti ini mengakibatkan darah bisa berbalik ke paru-paru
dan organ tubuh lainnya.

4. Infark miokard akut

Infark miokard akut disebabkan penyumbatan pada arteri koroner sehingga


mengakibatkan kematian otot jantung. Bagian otot jantung yg tidak mendapatkan
supply darah akan mengalami kerusakan ataupun kematian mendadak.

5. Inflamasi jantung.

Gangguan ini bisa terjadi pada bagian miokarditis ( dinding jantung), perikarditis (
selaput jantung, dan endokarditis ( bagian dalam jantung). Penyebab inflamasi jantung
yaitu racun atau infeksi.

7
6. Kardiomiopati.

Kardiomiopati adalah kelainan yang disebabkan gangguan/ kerusakan pada otot


jantung yang menyebabkan tidak sempurnanya pergerakan dinding-dinding jantung
dalam menyedot dan memompa darah. Bagi penderita penyakit ini beresiko terkena
aritmia serta gagal jantung..Dalam perkembangannya, Kardiomiopati terbagi lagi
menjadi 4 jenis yaitu : Kardiomipati kongesif, restriktif, hipertrofik, dan peripartum.

7. Penyakit Jantung Rematik (Rheumatic Heart Disease).

Kelainan pada jantung ini disebabkan kerusakan permanen katup jantung karena
adanya penyempitan atau kebocoran.Penyakit ini timbul karena demam rematik yang
diakibatkan bakteri streptococcus.

8. Kelainan katup jantung ( Heart valve disease ).

Kelainan katup jantung adalah satu kondisi dimana salah satu atau lebih katup
jantung tidak bekerja secara maksimal. Dengan bermasalahnya katup jantung, maka
pengendalian arah aliran darah yang merupakan tugas dari katup jantung menjadi
terganggu. Kelainan yang disebabkan bawaan sejak lahir ataupun infeksi dan efek
samping pengobatan ini terdiri dari tiga jenis yaitu : penyempitan (stenosis),
kebocoran ( regurgiasi), dan katup tidak menutup sempurna (prolapsis).

9. Perikarditis.

8
Penyakit ini muncul sebagai akibat dari peradangan pada bagian katup jantung.
Penyebab umumnya adalah infeksi virus serta efek terapi penyinaran untuk kanker
payudara.
Penyakit ini muncul sebagai akibat dari adanya penyumbatan pembuluh darah
akibat lapisan lemak / kolestrol pada dinding nadi. Dengan adanya penyumbatan ini,
proses supply dari dan ke jantung menjadi terganggu.

C. TEKNIK PEMERIKSAAN

1. Proyeksi PA

Ukuran kaset 35x43cm atau 35x35cm tergantung dari ukuran pasien

Posisi pasien dan kaset

 Pasien diposisikan erect depan dan tertekan ke arah


(berdiri), menghadap kaset bawah mengenai kaset
dengan dagu diekstensikan dan  Thorak harus diposisikan
letakan pada bagian atas kaset secara simetris terhadap film
 MSP pasien diatur tegak lurus
pada pertengahan kaset, dengan
bagiandorsal tangan di
tempatkan di bagian belakang
dan bawah dari hips agar kedua
sohulder dapat dirotasikan ke

9
Arah dan pusat sinar

 CR diarahkan horisontal setinggi T8 (procesus spinosus 7)


 Permukaan procesus spinosus dari T7 dapat diketahui dengan cara melihat
angulus scapula inferior sebelum kedua shoulder ditekan kekdepan
 Eksposi dilakikan pada saat ispirasi penuh

Kriteria evaluasi

 clavikula terlihat simetris dan terproyeksi terlempar dari


berjarak sama dari procesus lapangan paru paru
spinosus.
 Mediastinum dan jantung
trlihat jelas berada di tengah
film
 Bentuk dari diafragma dan
costo-phrenic terlihat jelas
 Lapangan paru paru terlihat
secara penuh, dengan scapula

10
Catatan

 Marker PA normalnya digunakan untuk mengidentifikasi sisi kanan atau kiri pasien. Hal
ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi misdiagnosa pada kasus dextrocardia.
 Kv yang dipilih disesuaikan untuk daya tembus yang sesuai, ditandai dengan corpus dari
thoracic vertebrae terlihat pada jantung.
 Untuk tujuan perbandingan, dalam setiap pemeriksaan factor eksposi dicatat termasuk
FFD
 Perhatikan bagi pasien yang tidak kooperatif dengan underwater seals karena intravenous
drips. Waktu pemeriksaan harus sesingkat-singkatnya
 Botol underwater seals harus tetap berada di titik terendah dari dada pasien untuk
mencegah isi dari botol tumpahke dada pasien.

2. Proyeksi lateral kiri

Ukuran kaset 35 x 43cm atau 35 x 35cm tergantung dari ukuran pasien

Posisi pasien dan kaset

 Posisi pasien berdiri dengan


sisi kiri dari tubuh pasien
menempel pada kaset
 MSP pasien sejajar dengan
kaset
 Kedua lengan diangkat dan
diletakan diatas kepala agar
lengan tidak superposisi dengan
objek
 Mid axillary line pada
pertengahan film.

Arah dan pusat sinar

 Arah CR pada mid axillary line setinggi angulus scapula kanan


11
 Eksposi dilakukan pada saat inspirasi penuh

Kriteria evaluasi

 vetebrae thoracal dan setrnum


terlihat true lateral dan jelas
 kedua lengan tidak
menghalangi gambaran jantung
dan lapangan paru
 sisi depan belakang
mediastinum dan jantung
terlihat tegas dan lapangan paru
terlihat jelas

12
Catatan

 FFD yang dipilih 150 atau 180 cm


 Pasien yang mempunyai implant permanen tidak harus mengangkat lengan diatas
kepala. Itu dapat menjadikan gambaran yang jelas pada thorax, tetapi disana terdapat
resiko untuk sutured tissues dan kemungkinan terjadi kerusakan pada implant
 Pasien dengan brangkat akan kesulitan untuk posisi vertical. Alat bantu dibutuhkan
untuk membantu pasien
 Kv yang dipilih disesuaikan untuk daya tembus agar corpus thoracic vertebrae, costo-
phrenic dan bagian apex tergambar baik.

3. Proyeksi RAO (Right Anterior Obliq)


Proyeksi ini digunakan untuk memisahkan gambaran jantung, aorta, dan
columna vetebrae, arcus aorta dan descending aorta dengan ukuran kaset 35 x
43cm. Proyeksi ini akan menunjukkan diameter dan bentangan derajat dari aorta.

Posisi pasien dan kaset

 Posisi pasien berdiri di depan kaset, yang dibantu secara vertikal oleh kaset
holder dengan batas atas kaset berada pada apex paru-paru.
 Sisi kanan tubuh pasien menempel pada kaset
 Tubuh kiri pasien dirotasikan menjauhi kaset sehingga bidang coronal tubuh
(MCP) membentuk sudut sebesar 60odengan kaset

Arah dan pusat sinar

 Arah CR horizontal
 CP : menuju pertengahan MSP dan MCP setinggi vertebrae 6 (untuk
menunjukkan jantung, arcus aorta, dan descending aorta)

KriteriaEvaluasi

 Kedua paru-paru terlihat

13
 Trachea terisi dengan udara
 Terdapat marker
 Struktur jantung dan mediastinal tergambar di bagian paru-paru pada bagian
sedikit naik dalam proyeksi oblik 45 derajat
 Tergambar luas maksimum dari paru-paru kanan pada LAO
 Tergambar luas maksimum dari paru-paru kiri pada RAO

Catatan

 FFD mungkin saja dapat mencapai 150 cm


 Proyeksi ini merupakan proyeksi tambahan dari proyeksi lateral, karena indikasi seperti
perbesaran aorta atau tortuosity aorta diragukan tidak bisa terlihat pada proyeksi lateral
 Proyeksi ini dapat dikombinasikan dengan menelan barium untuk mendemonstrasikan
pembesaran jantung atau aorta, atau pembuluh darah yang abnormal dan cincin vascular
yang mana dapat menghasilkan tekanan abnormal pada oesophagus yang menyebabkan
dyphagia.
 CT, MRI atau angiografi dapat menaksir besar cincin vascular lebih akurat

14
BAB III

A. KESIMPULAN
Cor Analisa merupakan pemeriksaan secara radiologi yang bertujuan untuk menilai
kemungkinan adannya kelainan pada jantung dengan menggunakan media kontras
positif. Ada beberapa proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan cor analisa,
diantarannya proyeksi PA, Lateral dan RAO. Setiap proyeksi memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, tergantung keadaan patologi pasien yang akan dilihat.

B. SARAN
Pada saat melakukan pemeriksaan cor analisa, radiografer harus mampu memahami
anatomi jantung terlebih dahulu. Kemudian radiografer juga harus mampu
mengidentifikasi patologi sesuai dengan teknik pemeriksaan yang akan digunakan
dengan tepat, sehingga hasil pemeriksaannya juga akan akurat.

15

Anda mungkin juga menyukai