Hi!
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1 (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Perkembangan sinar-x dari masa ke masa sangatlah pesat. Pemanfaatan
sinar-x dapat digunakan dalam rangka penegakkan diagnosa suatu penyakit dan
untuk melihat bagian dalam tubuh manusia berupa tulang, persendian antartulang,
organ-organ dalam saluran dalam tubuh maupun pembuluh darah . Untuk melihat
kelainan pada os cruris dapat dilakukan dengan menggunakan proyeksi AP dan
Lateral .(Bontrager,2018)
Di Instalasi Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten prosedur
pemeriksaan os Cruris post operasi pada kasus fraktur menggunakan proyeksi
Anteroposterior (AP) dengan CR vertikal tegak lurus dan proyeksi lateral dengan
CR horizontal tegak lurus sedangkan di bontrager proyeksi AP dan proyeksi
lateral dengan CR vertical tegak lurus.
BAB 1 (PENDAHULUAN)
B.Rumusan Masalah C.Tujuan Penulisan
1. Bagaimana teknik pemeriksaan 1. Untuk mengetahui teknik
radiografi ossa Cruris pada kasus fraktur pemeriksaan ossa cruris pada kasus
post operasi di instalasi radiologi RSUP fraktur post operasi di RSUP
dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten? dr.Soradji Tirtonegoro Klaten.
TEORI DASAR
A. Anatomi
Ossa Cruris berasal dari bahasa latin crus atau
cruca yang berarti tungkai bawah yang terdiri
dari tulang tibia dan fibula (Ahmas
Ramadi,1987).
Lanjutan
1. Tibia
Tibia atau tulang kering
merupakan kerangka yang utama dari
tungkai bawah dan terletak medial dari
fibula atau tulang betis . Tibia adalah
tulang pipa dengan sebuah batang dan
dua ujung.Di ujung proksimal terdapat
dataran sendi yang menghadap ke
lateral untuk bersendi dengan tulang
fibula .(Anonymous,2016)
Lanjutan
2. Fibula
Fibula atau tulang betis adalah
tulang sebelah lateral tungkai bawah .
Tulang itu adalh tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua ujung . Ujung
atas berbentuk kepala dan bersendi
dengan bagian belakang luar dari
tibia , tetapi tidak masuk dalam
formasi sendi lutut. Ujung bawah di
sebelah bawah lebih memanjang
menjadi maleolus lateralis atau
maleolus fibulae . (Anonymous, 2016)
B.Patologi Fraktur
Definisi Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik,
kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan
lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap
atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,
sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
( Muttaqin. 2008;232 )
Lanjutan
Jenis fraktur menurut sudut patah :
1. Fraktur transversal, yaitu fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap
sumbu panjang tulang.
2. Fraktur oblique, yaitu fraktur yang garis patahnya membentuk sudut
terhadap tulang.
3. Fraktur spiral, timbul akibat torsi pada ekstrimitas. Fraktur-fraktur ini khas
pada cedera main ski, di mana ujung ski terbenam pada tumpukan salju dan
ski terputar sampai tulang patah
C.Indikasi Pemeriksaan
1. Fraktur
Fraktur adalah salah satunya, yaitu rusaknya kontinuitas tulang,
yang diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang
dapat diserap oleh tulang (Carpenito, 2000).
2. Fisura
Fisura adalah retak tulang.
3. Ruptur
Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.
D.Teknik Pemeriksaan Os Cruris (Bontrager,2018)
1 2
Persiapan Pasien Alat dan Bahan
Tidak memerlukan persiapan 1. Pesawat sinar-x
khusus, hanya melepas atau 2. IP 35x 43 cm
menyingkirkan benda -benda 3. Marker (R/L)
yang dapat mengganggu 4. CR
gambaran radiograf. 5. Printer
6. Film 35 x 43 cm
3.Proyeksi Pemeriksaan
1. Proyeksi AP (Anterior – Posterior )
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine.
Posisi Objek :
- Posisikan tubuh pasien sehingga pelvis tidak mengalami rotasi
- Posisikan kaki sehingga femoral condyles sejajar dengan IR dan kaki
vertical.
- Aturcruris pada pertengahan kaset
- Pastikan nantinya tidak ada gambaran yang terpotong
lanjutan
• Central point (CP) : Pada pertengahan
cruris
• Central Ray (CR) : vertikal tegak
lurus kaset
• FFD : 100 cm
• Kaset : 35 x 43 cm dibagi
dua (split memanjang)
• Faktor eksposi : kV=70,mAS= 5
• Marker : R/L
Lanjutan
Kriteria Radiograf :
-Tibia dan fibula harus mencangkup ankle dan
knee joint pada proyeksi ini
-Tidak ada rotasi antara femoral dan tibial
condyles
-maleolus lateral dan medial tampak jelas
-tidak ada rotasi pada ankle danknee joint.
-saling overlap pada tibia dan fibula terelihat pada
proxsimal dan distal.
(Bontrager,2018)
3.Proyeksi Pemeriksaan
2. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine
Posisi Objek :
- Tungkai bawah yang akan difoto diatur true lateral dengan cara mengatur
kedua condylus saling superposisi dan kedua maleolus juga saling
superposisi.
- rotasikan tubuh untuk menempatkan patella tegal lurus ke IR . Dan pastikan
bahwa garis yang ditarik melalui condiles femoralis juga tegak lurus
- aturcruris pada pertengahan kaset pastikan nantinya tidak ada gambambaran
yang terpotong.
Lanjutan
Central point (CP) : pada pertengahan
cruris
Central Ray (CR) : vertikal tegak
lurus kaset
FFD : 100 cm
Faktor Eksposi :kV=70,mAS= 5
Kaset : 35 x 43 cm dibagi
dua
Marker : R/L
Lanjutan
Kriteria Radiograf :
- Tampak ankle dan knee joint
-Tampak cruris pada posisi lateral.
-Tampak tibia dan fibula saling
superposisi.
-Tampak fibula distal overlep
dengan setengah bagian posterior
tibia. (Bontrager,2018)
E.Pengolahan Citra
Computed radiografi adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan
lembar/photos plate untuk akuisisi data gambar (Ballinger,1999).Kelebihan
dari CR adalah perangkat sinar-x dan generator konvensional masih dapat
digunakan meskipun kasetnya diganti dengan imaging plate , adanya
software yang dapat digunakan untuk memanipulasi hasil citra sehingga
dapat meningkatkan kualitas citra, penyimpanannya lebih kecil dari pada
citra digital. Sedangkan kekurangan dari CR adalah biaya awalnya mahal ,
resolusi spasial rendah , adanya potensial pasien menerima dosisi radiasi
yang lebih besar.
Lanjutan
Berikutnya adalah proses pengolahan citra pada modalitas CR:
1. Pilih New Patient , kemudian masukkan identitas pasien berupa nama pasien
, No.RM,jenis kelamin tanggal lahir , No.RO, asal ruangan dan nama
petugas radiografer yang mendampingi.
2. Pilih add view , kemudian pilih primary category.
3. Kemudian barcode ID imange plate pada image reader untuk di scanning
tunggu sampai radiograf muncul.
4. Melakukkan pengeditandengan mengubah contrast dan densitas , lalu beri
marker sesuai dengan objek yang difoto.Kemudian pilih save and accept.
5. Pada menu image console , pilih find.Pilih nama pasien, Pilih ukuran lalu
print.
BAB III
Pasien datang dari ruang oprasi menuju unit Radiologi Pukul : 13:13 WIB
diantarkan perawat karena kondisinya masih dalam keadaan belum sadar
sepenuhnya . Kondisi umum pasien non kooperatif dengan kedaan belum sadar
pasca oprasi .Dokter menyarankan pemeriksaan radiologi untuk melihat kondisi
cruris pasca oprasi dan melihat posisi pen yang sudah terpasang.
3. Prosedure Pemeriksaan
1. Pasien diantar ke Instalasi Radiologi didampingi oleh petugas kemudian mendaftar
kebagian administrasi .Dan mengisi formolir berisi tentang :
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Teknik Pemeriksaan Ossa cruris post operasi pada kasus fraktur di Instalasi
Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten meliputi persiapan alat, bahan dan
tidak ada persiapan khusus bagi pasien.Proyeksi pemeriksaan ossa cruris post
operasi kasus fraktur di Instalasi Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
menggunakan proyeksi AP dengan CR vertikal tegak lurus dan lateral dengan CR
horizontal tegak lurus.
Lanjutan
2. Alasan pada pemeriksaan ossa cruris post operasi dengan kasus fraktur di Instalasi
Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menggunakan proyeksi lateral dengan
CR horizontal karena sudah dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa.
B. Saran
Pada pemeriksaan Os cruris sebaiknya radiografer memperkenalkan diri
terlebih dahulu karena merupakan kaidah dari prosedur pemeriksaan .
TERIMA KASIH
Hello!