Anda di halaman 1dari 39

Hello!

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI


OSSA CRURIS PADA KASUS FRAKTUR
POST OPERASI
SAFA’A MIFTAHUL JANNAH
P1337430119077

Hi!
BAB I

PENDAHULUAN
BAB 1 (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Perkembangan sinar-x dari masa ke masa sangatlah pesat. Pemanfaatan
sinar-x dapat digunakan dalam rangka penegakkan diagnosa suatu penyakit dan
untuk melihat bagian dalam tubuh manusia berupa tulang, persendian antartulang,
organ-organ dalam saluran dalam tubuh maupun pembuluh darah . Untuk melihat
kelainan pada os cruris dapat dilakukan dengan menggunakan proyeksi AP dan
Lateral .(Bontrager,2018)
Di Instalasi Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten prosedur
pemeriksaan os Cruris post operasi pada kasus fraktur menggunakan proyeksi
Anteroposterior (AP) dengan CR vertikal tegak lurus dan proyeksi lateral dengan
CR horizontal tegak lurus sedangkan di bontrager proyeksi AP dan proyeksi
lateral dengan CR vertical tegak lurus.
BAB 1 (PENDAHULUAN)
B.Rumusan Masalah C.Tujuan Penulisan
1. Bagaimana teknik pemeriksaan 1. Untuk mengetahui teknik
radiografi ossa Cruris pada kasus fraktur pemeriksaan ossa cruris pada kasus
post operasi di instalasi radiologi RSUP fraktur post operasi di RSUP
dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten? dr.Soradji Tirtonegoro Klaten.

2. Mengapa pada pemeriksaan ossa cruris 2. Untuk mengetahui alasan pada


pada kasus fraktur Post Operasi pemeriksaan ossa cruris kasus
menggunakan Sinar Horizontal tegak frakture post operasi pada lateral
lurus pada proyeksi lateral ? menggunakan CR horizontal tegak
lurus.
BAB II

TEORI DASAR
A. Anatomi
Ossa Cruris berasal dari bahasa latin crus atau
cruca yang berarti tungkai bawah yang terdiri
dari tulang tibia dan fibula (Ahmas
Ramadi,1987).
Lanjutan
1. Tibia
Tibia atau tulang kering
merupakan kerangka yang utama dari
tungkai bawah dan terletak medial dari
fibula atau tulang betis . Tibia adalah
tulang pipa dengan sebuah batang dan
dua ujung.Di ujung proksimal terdapat
dataran sendi yang menghadap ke
lateral untuk bersendi dengan tulang
fibula .(Anonymous,2016)
Lanjutan
2. Fibula
Fibula atau tulang betis adalah
tulang sebelah lateral tungkai bawah .
Tulang itu adalh tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua ujung . Ujung
atas berbentuk kepala dan bersendi
dengan bagian belakang luar dari
tibia , tetapi tidak masuk dalam
formasi sendi lutut. Ujung bawah di
sebelah bawah lebih memanjang
menjadi maleolus lateralis atau
maleolus fibulae . (Anonymous, 2016)
B.Patologi Fraktur

Definisi Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik,
kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan
lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap
atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,
sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
( Muttaqin. 2008;232 )
Lanjutan
Jenis fraktur menurut sudut patah :
1. Fraktur transversal, yaitu fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap
sumbu panjang tulang.
2. Fraktur oblique, yaitu fraktur yang garis patahnya membentuk sudut
terhadap tulang.
3. Fraktur spiral, timbul akibat torsi pada ekstrimitas. Fraktur-fraktur ini khas
pada cedera main ski, di mana ujung ski terbenam pada tumpukan salju dan
ski terputar sampai tulang patah
C.Indikasi Pemeriksaan
1. Fraktur
Fraktur adalah salah satunya, yaitu rusaknya kontinuitas tulang,
yang diakibatkan oleh tekanan eksternal yang lebih besar dari yang
dapat diserap oleh tulang (Carpenito, 2000).
2. Fisura
Fisura adalah retak tulang.
3. Ruptur
Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.
D.Teknik Pemeriksaan Os Cruris (Bontrager,2018)

1 2
Persiapan Pasien Alat dan Bahan
Tidak memerlukan persiapan 1. Pesawat sinar-x
khusus, hanya melepas atau 2. IP 35x 43 cm
menyingkirkan benda -benda 3. Marker (R/L)
yang dapat mengganggu 4. CR
gambaran radiograf. 5. Printer
6. Film 35 x 43 cm
3.Proyeksi Pemeriksaan
1. Proyeksi AP (Anterior – Posterior )
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine.
Posisi Objek : 
- Posisikan tubuh pasien sehingga pelvis tidak mengalami rotasi
- Posisikan kaki sehingga femoral condyles sejajar dengan IR dan kaki
vertical.
- Aturcruris pada pertengahan kaset
- Pastikan nantinya tidak ada gambaran yang terpotong
lanjutan
• Central point (CP) : Pada pertengahan
cruris
• Central Ray (CR)  : vertikal tegak
lurus kaset
• FFD                      : 100 cm
• Kaset                    : 35 x 43 cm dibagi
dua (split memanjang)
• Faktor eksposi : kV=70,mAS= 5
• Marker : R/L
Lanjutan
Kriteria Radiograf :
-Tibia dan fibula harus mencangkup ankle dan
knee joint pada proyeksi ini
-Tidak ada rotasi antara femoral dan tibial
condyles
-maleolus lateral dan medial tampak jelas
-tidak ada rotasi pada ankle danknee joint.
-saling overlap pada tibia dan fibula terelihat pada
proxsimal dan distal.
(Bontrager,2018)
3.Proyeksi Pemeriksaan
2. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine
Posisi Objek :   
- Tungkai bawah yang akan difoto diatur true lateral dengan cara mengatur
kedua condylus saling superposisi dan kedua maleolus juga saling
superposisi.
- rotasikan tubuh untuk menempatkan patella tegal lurus ke IR . Dan pastikan
bahwa garis yang ditarik melalui condiles femoralis juga tegak lurus
 - aturcruris pada pertengahan kaset pastikan nantinya tidak ada gambambaran
yang terpotong.
Lanjutan
Central point (CP) : pada pertengahan
cruris
Central Ray (CR)   : vertikal tegak
lurus kaset
FFD                     : 100 cm
Faktor Eksposi :kV=70,mAS= 5
Kaset                   : 35 x 43 cm dibagi
dua
Marker : R/L
Lanjutan
Kriteria Radiograf   :
- Tampak ankle dan knee joint
-Tampak cruris pada posisi lateral.
-Tampak tibia dan fibula saling
superposisi.
-Tampak fibula distal overlep
dengan setengah bagian posterior
tibia. (Bontrager,2018)
E.Pengolahan Citra
Computed radiografi adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan
lembar/photos plate untuk akuisisi data gambar (Ballinger,1999).Kelebihan
dari CR adalah perangkat sinar-x dan generator konvensional masih dapat
digunakan meskipun kasetnya diganti dengan imaging plate , adanya
software yang dapat digunakan untuk memanipulasi hasil citra sehingga
dapat meningkatkan kualitas citra, penyimpanannya lebih kecil dari pada
citra digital. Sedangkan kekurangan dari CR adalah biaya awalnya mahal ,
resolusi spasial rendah , adanya potensial pasien menerima dosisi radiasi
yang lebih besar.
Lanjutan
Berikutnya adalah proses pengolahan citra pada modalitas CR:
1. Pilih New Patient , kemudian masukkan identitas pasien berupa nama pasien
, No.RM,jenis kelamin tanggal lahir , No.RO, asal ruangan dan nama
petugas radiografer yang mendampingi.
2. Pilih add view , kemudian pilih primary category.
3. Kemudian barcode ID imange plate pada image reader untuk di scanning
tunggu sampai radiograf muncul.
4. Melakukkan pengeditandengan mengubah contrast dan densitas , lalu beri
marker sesuai dengan objek yang difoto.Kemudian pilih save and accept.
5. Pada menu image console , pilih find.Pilih nama pasien, Pilih ukuran lalu
print.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


A.Profil Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Tanggal Lahir : 05 Maret 1963
No .RM : 1098***
No.Register : 2125
Jenis Kelamin : Laki – laki
Diagnose : Fraktur Cruris Sinistra
Tanggal Pemeriksaan : 19 Maret 2021
2. Riwayat Pasien

Pasien datang dari ruang oprasi menuju unit Radiologi Pukul : 13:13 WIB
diantarkan perawat karena kondisinya masih dalam keadaan belum sadar
sepenuhnya . Kondisi umum pasien non kooperatif dengan kedaan belum sadar
pasca oprasi .Dokter menyarankan pemeriksaan radiologi untuk melihat kondisi
cruris pasca oprasi dan melihat posisi pen yang sudah terpasang.
3. Prosedure Pemeriksaan
1. Pasien diantar ke Instalasi Radiologi didampingi oleh petugas kemudian mendaftar
kebagian administrasi .Dan mengisi formolir berisi tentang :

○ Identitas pasien : nama , tanggal lahir , no.RM,ruang inap

○ Jenis permintaan foto

○ Diagnosa dokter pengirim


2. Petugas mencatat data pasien pada buku regristrasi dan kemudian memberi nomor
radiologi kepada pasien sekaligus menjadi nomor tunggu.
Lanjutan
3. Radiografer memanggil pasien yang telah menunggu di ruang tunggu untuk
memasuki ruang pemeriksaan.
● Pemanggilan pasien sesuai dengan nama yang tertera dilembaran permintaan
foto .
● Sebelum pasien memasuki ruang pemeriksaan , radiographer mencocokkan
identitas pasien ( nama, tanggal lahir , ruang inap) apabila sudah sesuai pasien
dipersilahkan masuk.
Lanjutan
4. Radiographer menjelaskan secara singkat mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan .Pasien diposisikan sesuai jenis proyeksi yang diminta dokter
pengirim , kemudian dilakukan ekspose.
5.Setelah proses pengambilan foto selesai , dilakukan pengolahan citra . Terakhir
dokter spesialis membacakan hasil diagnosanya.
4.Teknik Pemeriksaan Os Cruris
1. Persiapan Alat 2.Persiapan Pasien
● Pesawat sinar-x merek : Allengers
● Kapasitas : 125 kV,500 mA Tidak ada persiapan khusus yang harus
● Imaging Plate (IP) Ukuran 35 x 43 di lakukan pasien
cm
● Film ukuran 14 x17 inc
● Computer Radiografi merek :
Carestream
● Type : Direct view classic CR
System
● Printer Merek : Carestream
● Type : Dry view 6950 Laser Image
3. Proyeksi Pemeriksaan

a. Proyeksi AP (Anterior Posterior) Pengaturan Eksposi :


Posisi Pasien : Pasien supine -Centarl ray (CR): Vertikal tegak
Posisi Objek : lurus
- Ossa Cruris di letakkan diatas - Central Point (CP) : Pada
kaset dengan salah satu sendi masuk pertengahan cruris
dalam pemeriksaan . - FFD : 100
- Atur tubuh pasien senyaman - Faktor Eksposi : kVp: 55 , mAs: 5
mungkin
- Pastikan tidak ada rotasi pada
objek
- Kaset dibagi 2
Lanjutan

b. Proyeksi Lateral Pengaturan Eksposi :


Posisi Pasien : Pasien supine -Centarl ray (CR): Horizontal
Posisi Objek : tegak lurus
- Ossa Cruris di lekkan di atas - Central Point (CP) : Pada
pengganjal yang tidak menimbulkan pertengahan cruris
artefak kaset , satu sendi masuk ke - FFD : 100
dalam pemeriksaan. - Faktor Eksposi : kVp: 55 , mAs:
-Atur tubuh pasien senyaman 5
mungkin
- Pastikan tidak ada rotasi pada
objek
- Kaset dibagi 2
4.Pengolahan Film pada CR
1. Pilih New Patient, Kemudian masukkan identitas pasien berupa nama pasien ,
No.RM, jenis kelamin , tangggal lahir , No.RO , asal ruangan dan nama petugas
radiografer yang mendampingi.
2. Pillih add view , kemudian pilih primary category , pilih Cruris.
3. Kemudian barcode ID Imaging Plate pada image reader untuk di scanning .
Tunggu sampai radiograf muncul.
4. Melakukan pengeditan dengan mengubah kontars dan densitas , lalu beri marker
sesuai dengan objek yang difoto .Kemudian pilih save and accep.
5. Pada menu image console , pilih find . Pilih nama pasien .Pilih ukuran film
14x17 inch.
5. Hasil Radiograf

6. Hasil Bacaan Dokter Radiologi

 Garis lusen segmental di os fibula dan tibia pars


media dan distal dalam fiksasi externa 1 rod dan 6
clamp-pin ap posisi baik.
 Soft tissue swelling dan multiple area lusen di
sekitar device curiga osteomyelitis akut di
bandingkan foto sebelumnya tanggal 17-03-
2021secara radiologis relatif menetap.
B.Pembahasan
1. Teknik pemeriksaan Radiografi Os Cruris pada kasusu fraktur post
operasi di Instalasi Radiologi RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Pasien masuk ruangan bersama keluarga dan di antar petugas
bangsal .Sebelum pemeriksaan radiografer di RSUP dr.Soeradji
Tirtonegoro Klaten tidak memperkenalkan diri,radiografer langsung
melakukan tindakan pemeriksaan.Teknik pemeriksaan meliputi persiapan
alat dan bahan , sedangkan untuk pasien tidak ada persiapan kusus.
Untuk pengaturan posisi objek ,CR, dan FFD sudah sesuai dengan
teori .Namun pada pemeriksaan radiografi os cruris pada kasus fraktur
post operasi radiografer melakukan eksposi dengan proyeksi AP dengan
CR vertikal tegak lurus dan Lateral dengan CR horizontal tegak lurus hal
ini yang berbeda dengan teori.
Lanjutan

Teknik pemeriksaan Os cruris menurut Bontrager(2018) proyeksi pada


pemeriksaan ossa cruris yaitu anterior posterio dan lateral dengan cental ray
vertikal tegak lurus.Di Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada
pemeriksaan Os Cruris pada kasusu fraktur post operasi menggunakan proyeksi
AP dengan CR vertikal dan Lateral dengan CR horizontal tegak lurus.
Lanjutan
2. Alasan pada pemeriksaan ossa cruris post operasi pada kasus fraktur di RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten proyeksi lateral dengan CR horizontal.
Pada pemeriksaan ossa cruris dengan kasus fraktur menggunakan proyeksi
lateral dengan CR horizontal tegak lurus karena pada saat dilakukan pemeriksaan
pasien dalam keadaan belum sadar ,dikarena efek dari bius operasi. Jadi, keadaan
umum pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan dengan CR
vertical. Pada pemeriksaan ossa cruris post operasi dengan kasus fraktur yang
dilakukan bertujuan untuk memperlihatkan pen yang terpasang apakah sudah tepat
pada tulang yang fraktur, dan dengan proyeksi lateral CR horizontal sudah dapat
memperlihatkan pen ,sehingga tidak akan mempengaruhi hasil expertise.
BAB IV

PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Teknik Pemeriksaan Ossa cruris post operasi pada kasus fraktur di Instalasi
Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten meliputi persiapan alat, bahan dan
tidak ada persiapan khusus bagi pasien.Proyeksi pemeriksaan ossa cruris post
operasi kasus fraktur di Instalasi Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
menggunakan proyeksi AP dengan CR vertikal tegak lurus dan lateral dengan CR
horizontal tegak lurus.
Lanjutan
2. Alasan pada pemeriksaan ossa cruris post operasi dengan kasus fraktur di Instalasi
Radiologi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menggunakan proyeksi lateral dengan
CR horizontal karena sudah dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa.
B. Saran
Pada pemeriksaan Os cruris sebaiknya radiografer memperkenalkan diri
terlebih dahulu karena merupakan kaidah dari prosedur pemeriksaan .
 
TERIMA KASIH

Hello!

Anda mungkin juga menyukai