Anda di halaman 1dari 42

TEKNIK PEMERIKSAAN

ANTEBRACHI DENGAN
KASUS FRAKTUR DI
INSTALASI RADIOLOGI
RSUD KABUPATEN
BULELENG
Anggota Klompok
I Wa y a n P u r n a j a n a ( 0 1 2 2 1 5 0 0 2 )
Kresnalian Seme(012215008)
Monica Kristiani Putri
Sampurno(012215014)
Lucyana Eklesia Kalende(012215020)
I Komang Adi Widia Lesmana(012215023)
Ni Made Sancita Dewi(012215024)
Ni Putu Icha Cicilia Purnama
Sari(012215026)
I Kadek Heri Arimbawa(012215027)
I Komang Andreas Pinat(012215029)
Jovita Stela Koni Loba
Randu(012215031)
Amancio De Jesus Pereira De
BAB I
PENDAHULUAN

1 . 1 L ATA R B E L A K A N G

• Radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk


melihat bagian tubuh manusia yang menggunakan pancaran Click icon to add picture
atau radiasi gelombang elektromagnetik maupun gelombang
mekanik.
• Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi
berupa tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion
sinar-X untuk melakukan diagnosis tanpa pembedahan,
melalui pembuatan gambar yang disebut radiograf.
• Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya dan sinar ultraviolet yang
mempunyai panjang gelombang sangat pendek ( 1 Ȧ = m),
sehingga mempunyai daya tembus tinggi.
Add a footer 3
• Pemeriksaan antebrachia adalah salah satu
pemeriksaaan radiologi tanpa menggunakan
kontras.
• Indikasi pada antebrachia, biasanya terjadi
akibat trauma antebrachia yaitu benturan
benda tumpul yang mengakibatkan cidera
seperti fraktur dan dislokasi ataupun karena
kelainan patologi seperti osteomyelitis.

• Fraktur adalah kerusakan sebagian atau menyeluruh pada kontinuitas dari struktur
tulang dan dibagi menurut tipe dan luasnya
Add a footer 4
FR

1.2 RUMUSAN MASALAH


Beberapa masalah yang penulis angkat
adalah sebagai berikut

• 1.2.1 Bagaimana teknik pemeriksaan radiologi


antebrachi dengan kasus fraktur di Instalasi Radiologi
RSUD Kabupaten Buleleng?
• 1.2.2 Apa saja kelebihan serta kekurangan teknik
pemeriksaan radiologi antebrachi dengan kasus fraktur
di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng?

5
FR

• 1.3 Tujuan Penulisan


• 1.4 Manfaat
• 1.5 Sistematika

Add a footer 6
FR
BAB II
TINJAUAN TEORI
Anatomi os. Antebrachia

Os. Antebrachia terdiri dari dua


tulang yang saling sejajar yaitu
radius dan ulna. Seperti tulang
panjang lainnya, kedua tulang ini
memiliki batang tubuh dan dua sendi.
Radius terletak di bagian luar dari
tubuh dan ulna terletak di bagian
dalam dari tubuh.
7
FR
a. Radius

Radius terletak di lateral dan merupakan


tulang yang lebih pendek dari dari dua
tulang di lengan bawah. Ujung
proksimalnya meliputi caput pendek,
collum, dan tuberositas yang menghadap
ke medial. Corpus radii, berbeda dengan
ulna, secara bertahap membesar saat ke
distal.

8
FR
b. Ulna

Ulna adalah tulang stabilisator pada lengan


bawah, terletak medial dan merupakan
tulang yang lebih panjang dari dua tulang
lengan bawah. Ulna adalah tulang medial
antebrachium. Ujung proksimal ulna besar
dan disebut olecranon, struktur ini
membentuk tonjolan siku.

9
FR

Indikasi Pemeriksaan

10
FR
a. Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh
trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari
tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan
jaringan lunak sekitar tulang akan menentukan
apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak
lengkap.

11
FR
JENIS FRAKTUR
• Fraktur transversal
Fraktur transversal adalah
fraktur yang patahannya tegak
lurus terhadap sumbu panjang
tulang.
• Fraktur Oblique
Fraktur Oblique adalah fraktur yang
garis patahannya membentuk sudut
terhadap tulang.

12
FR
b. Dislokasi
Dislokasi merupakan keluarnya (bercerainya) kepala sendi
dari mangkuknya.

c. Osteomyelitis
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan
tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi
masuk dari luar tubuh) atau hemotogen
(infeksi yang berasal dari dalam tubuh).
13
Prosedur Pemeriksaan Radiografi os. Antebrachia
FR
Persiapan Pemeriksaan
1. Persiapan pasien
Pemeriksaan os. Antebrachia tidak ada persiapan khusus, cukup
dengan memberikan pengarahan kepada pasien tentang
pelaksanaan yang akan dilakukan sehingga pasien tahu tindakan
apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Selain itu,
membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang
dapat mengganggu radiograf, seperti gelang, atau benda-benda
tajam.
2. Persiapan alat
 Pesawat sinar-x
 Kaset 30x 35 cm atau 35x43 cm
 Marker R/L
 Alat proteksi radiasi
15
FR

Teknik pemeriksaan os. Antebrachia

16
FR
Teknik pemeriksaan os. Antebrachia
1. Proyeksi pemeriksaan AP
Posisi Pasien (PP):
Posisikan pasien duduk (seat) di ujung meja, dengan tangan dan
lengan terentang penuh dan telapak tangan ke atas (supinasi)
 
Posisi Objek (PO):
Kedua lengan lurus diatas kaset Atur antebrachia true AP dengan
cara mengukur ketinggian yang sama kedua epicondilus dengan
permukaan kaset. Gunakan alat fiksasi pada ujung jari tangan.
 

17
FR

•Ukuran kaset : 30x 35 cm atau 35x43 cm


•Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset
•Central Point (CP): Pertengahan antebrachia
•Kolimasi : Seluas objek yang diperiksa
•FFD : 100 cm
•Marker : R/L

18
FR
Kriteria Radiograf
• Tampak os radius dan os ulna dalam posisi
tidak superposisi
• Tampak batas bawah wrist joint dan batas
atas elbow joint
• Caput radius, ulna dan Collum radius dan
ulna saling overlapping
• Epicondilus medial dan lateral os Humerus
tidak mengalami elongasi dan foreshotened

Add a footer 19
FR
2. Proyeksi pemeriksaan lateral

Posisi Pasien (PP) :


Posisikan pasien duduk (seat) di ujung meja, dengan elbow
fleksi
 
Posisi Objek (PO) :
• Atur lengan bawah fleksi dengan lengan atas, tepi
ulnaris menempel dengan kaset
• Gunakan alat fiksasi pada ujung jari tangan

20
FR

•Ukuran kaset : 30x 35 cm atau 35x43 cm


•Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus dengan kaset
•Central Point (CP): Pertengahan antebrachia
•Kolimasi : Seluas objek yang diperiksa
•FFD : 100 cm
•Marker : R/L

Add a footer 21
FR
Kriteria Radiograf

• Radius dan ulna tampak superposisi pada bagian


distal dan proksimal
• Caput radius dan proc. Coronoid overlap
• Epicondilus humerus superposisi
• Softtissue dan trabecula tampak

Add a footer 22
FR
Proteksi Radiasi
A. Proteksi bagi pasien

1. Pemeriksaan dengan sinar-x hanya diilakukan atas permintaan


dokter.
2. Mengatur luas lapangan penyinaran sesuai dengan kebutuhan.
3. Menggunakan factor eksposi yang tepat untuk menghindari
pengulangan foto.
4. Tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan.
5. Waktu penyinaran diatur sesingkat mungkin.
6. Pasien menggunakan apron.
7. Pasien hamil pada triwulan pertama ditunda pemeriksaannya. 23
B. Proteksi bagi petugas FR
• Tidak menggunakan berkas sinar-x yang mengarah ke petugas.
• Berlindung dibalik tabir saat melakukan eksposi
• Menggunakan alat monitoring radiasi secara continue selama
bertugas.

C. Proteksi bagi masyarakat umum

• Pintu ruang pemeriksaan ditutup rapat.


• Tidak mengarahkan sumber sinar-x
• Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke dalam ruang
pemeriksaan
• Apabila diperlukan orang lain untuk membantu jalannya
pemeriksaan, orang tersebut harus menggunakan apron. 24
BAB III FR
HASIL
3.1.1 Paparan Kasus
3.1.1.1 Identitas Pasien
Pasien yang diangkat sebagai sampel dalam penyusunan
laporan ini memiliki identitas sebagai berikut :
No. Foto : R 54
Nama Pasien : M r. X
Umur : 1 2 Ta h u n
No. RM : 31-8386
Jenis Kelamin : Laki-laki
Klinis : Fraktur Radius Ulna
1/3 distal
Ta n g g a l P e m e r i k s a a n : 8 Desember 2016
Add a footer Jenis Pemeriksaan : Antebrachi Dekstra AP/Lat 25
FR
3. 1.1.2 Riwayat Penyakit

Pasien datang ke Instalasi Radiologi RSUD


Kabupaten Buleleng pada tanggal 8 Desember
2 0 1 6 d i a n t a r o l e h k e l u a rg a p a s i e n . P a s i e n d a t a n g
dengan kesadaran yang baik, tetapi merasa
kesakitan yang cukup parah di tangan bawah
k a n a n ( d i a t a s p e e rg e l a n g a n t a n g a n ) . K a r e n a
sebelumnya pasien mengalami kecelakaan
lalulintas

26
FR
3.1.2 Persiapan Alat
1. Pesawat X-ray

Gambar 3.1 : Pesawat Shimadzu

Merk : SHIMADZU
Serial No : CM6F47827009
A k t i v i t a s M a k s i m u n : 1 5 0 K v, 6 3 0 m A
27
FR
2. Kaset ukuran 24cmx30cm

Gambar 3.2 : Kaset ukuran 24x30cm


3.Film

Gambar 3.3 : Film Radiograf

28
4. Marker FR

Gambar 3.4 : Marker


 
5. Load Pembagi

Gambar 3.4 : Load Pembagi


29
6. Alat processing
FR

Gambar 3.5 : Automatic Processing


7. Apron

Gambar 3.6 : Apron


30
FR
3.1.3 Teknik Pemeriksaan
1. Proyeksi AP (Antero-Posterior)
Posisi Pasien : Pasien duduk menghadap mejapemeriksaan.
Posisi Objek : Antebrachi diatur sedemikian rupa agar true AP pada
pertengahan kaset.
Central ray : Vertical tegak lurus kaset.
Central Point : Pertengahan ossa antebrachi
FFD : 100 cm.
Faktor Eksposi : Kv = 46
mAs = 3,20

Add a footer 31
FR

Gambar 3.7 : Proyeksi AP


 

Gambar 3.8 : Radiograf Proyeksi AP

32
FR

Kriteria Gambar :
-Radiograf tampak posisi AP
- Ta m p a k o s s a a n t e b r a c h i ( r a d i u s d a n
ulna) 1/3 distal mengalami
f r a k t u r.
- Ta m p a k w r i s t j o i n t .

33
FR

2. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Pasien duduk menghadap meja pemeriksaan.
Posisi Objek : Posisikan Antebrachi true lateral pada pertengahan
kaset.
Central Ray : Ve r t i c a l t e g a k l u r u s k a s e t .
Central Point : Pertengahan ossa antebrachi.
FFD : 100 cm.
Faktor Eksposi : Kv = 48
mAs = 3,20

Add a footer 34
FR

Gambar 3.9 : Proyeksi Lateral

Gambar 3.10 : Radiograf Proyeksi Lateral

35
FR

Kriteria Gambar :
- Ta m p a k 1 / 3 d i s t a l a n t e b r a c h i
-Radius dan ulna superposisi.
-Fraktur tampak pada 1/3 distal
antebrachi.
- Ta m p a k p o s i s i l a t e r a l w r i s t j o i n t .
 

Add a footer 36
FR
BAB IV
PEMBAHASAN
4 . 1 Te k n i k P e m e r i k s a a n A n t e b r a c h i p a d a
Kasus Fraktur di Instalasi Radiologi RSUD
Kabupaten Buleleng
• Pemeriksaan antebrachi di Instalasi
Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng,
tidak memerlukan persiapan khusus
• Pemeriksaan radiologi yang dilakukan
di sesuaikan dengan permintaan dokter
pengirim.
37
FR
4.2 Kelebihan Serta Kekurangan Teknik Pemeriksaan Radiografi
Antebrachi Sinistra pada kasus fraktur di Instalasi Radiologi RSUD
Kabupaten Buleleng

4.2.1. Kelebihan
• Pemosisian pasien relative mudah sehingga pasien tidak merasa kesakitan.
• Tampak kedua sendi terutama bagian antebrachi proximal tidak overlap.
• Dapat memperlihatkan fraktur dari 2 sisi yang berbeda yaitu dengan posisi
AP dan Lateral.
• Lebih efisiensi dalam penggunaan film dengan satu film dibagi menjadi 2
kali ekspose.

Add a footer 38
FR

4.2.2. Kekurangan
Dosis radiasi yang diterima pasien cukup besar
dengan kasus fraktur 1/3 distal antebrachia,
terlihat dari luas lapangan kolimasi yang
melebihi luas kaset

Add a footer 39
FR
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
• P a d a k a s u s F r a k t u r, d i I n s t a l a s i R a d i o l o g i R S U D K a b u p a t e n
Buleleng dilakukan pemeriksaan radiografi dengan proyeksi AP
dan Lateral.
• Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng memiliki prosedur
dalam melaksanakan pemeriksaan radiologi yang diatur secara
sistematis
• Te k n i k p e m e r i k s a a n r a d i o g r a f i a n t e b r a c h i p a d a k a s u s f r a k t u r d i
Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng memiliki
kelebihan yaitu posisioning yang lebih mudah, tingkat efisiensi
dan kecepatan pemeriksaan karena tidak memerlukan posisi
khusus dan pasien relative nyaman.
• Te k n i k p e m e r i k s a a n r a d i o g r a f i a n t e b r a c h i p a d a k a s u s f r a k t u r d i
Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng memiliki
kekurangan dalam pengaturan luas lapangan penyinaran yang
tidak dioptimalkan.
Add a footer 40
FR

5.1 Saran
Diharapkan luas lapangan penyinaran atau
luas lapangan kolimasi dapat dioptimalkan
pada pemeriksaan radiografi dengan
menggunakan sinar-x untuk mengurangi
jumlah sinar hamburan yang dihasilkan.

Add a footer 41
Sekian Presentasi dari kami
telah selesai
Seperti hubungan kita yang
telah usai walau tanpa
memulai
FABRIKAM RESIDENCES
“Jika sing taen salah,
Tidak akan taen beneh.
Ulian kita melajah dari kesalahan”

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai