OLEH :
SARJANA TERAPAN
Latar Belakang
Radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat bagian tubuh
manusia yang menggunakan pancaran atau radiasi gelombang elektromagnetik maupun
gelombang mekanik (Patel, 2005:2). Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari
radiologi berupa tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion sinar-X untuk
melakukan diagnosis tanpa pembedahan, melalui pembuatan gambar yang disebut raadiograf.
Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik sejenis dengan gelombang radio, panas,
cahaya dan sinar ultraviolet yang mempunyai panjang gelombang sangat pendek ( 1 Ȧ =
10− 10 m), sehingga mempunyai daya tembus tinggi. Sinar-X pertama kali ditemukan pada
tahun 1895 oleh seorang sarjana fisika yaitu Wilhelm Conrad Rontgen. Sinar-X tidak terlihat,
tidak dapat dibelokkan oleh medan magnet, tidak dapat difokuskan dengan lensa, hanya dapat
dibelokkan setelah menembus logam atau benda padat, mempunyai frekuensi yang tinggi,
dan dapat bereaksi dengan film sehingga menghasilkan gambar atau citra ketika paparan
terjadi.
Berdasarkan sumber data yang penulis peroleh, antebrachia mempunyai Teknik radiografi
sendiri dan dua jenis proyeksi pemotretan dasar yaitu AP dan Lateral (Bontrager, 2010).
Teknik pemeriksaan antebrachi yang sering digunakan dalam permeriksaan ossa antebrachi
di RSUD Kabupaten Buleleng adalah proyeksi AP dan Lateral. RSUD Kabupaten Buleleng
tidak memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus tentang kriteria gambar pada
kasus fraktur antebrachia yang harus dipenuhi. Pada makalah , penulis ingin mengetahui
kelebihan dan kekurangan pemeriksaan ossa antebrachi dengan proyeksi AP dan Lateral di
Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng untuk mendukung diagnosa pada kasus
fraktur. Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam bentuk
laporan kasus dengan judul “Kelebihan dan kekurangan pemeriksaan radiografi ossa
antebrachi dengan kasus fraktur di instalasi radiologi Kabupaten Buleleng”
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
1.3.2 Mengetahui kelebihan dan kekurangan Teknik pemeriksaan antebrachia dengan kasus
fraktur di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng.
2
Manfaat
Dapat menjadi sumber referensi dan informasi bagi pembaca agar lebih mengetahui
tentang teknik pemeriksaan antebrachi dengan tetap mengoptimalkan proteksi radiasi.
TINJAUAN TEORI
Anatomi os. Antebrachia
Os. Antebrachia terdiri dari dua tulang yang saling sejajar yaitu radius dan ulna.
Seperti tulang panjang lainnya, kedua tulang ini memiliki batang tubuh dan dua sendi. Radius
terletak di bagian luar dari tubuh dan ulna terletak di bagian dalam dari tubuh.
a. Radius
Radius terletak di lateral dan merupakan tulang yang lebih pendek dari dari dua tulang
di lengan bawah. Ujung proksimalnya meliputi caput pendek, collum, dan tuberositas yang
menghadap ke medial. Corpus radii, berbeda dengan ulna, secara bertahap membesar saat ke
distal. Processus styloideus radii lebih besar daripada processus styloideus ulnae dan
memanjang jauh ke distal. Hubungan tersebut memiliki kepentingan klinis ketika ulna
dan/atau radius mengalami fraktur (Hartanto, 2013).
b. Ulna
Menurut Hartanto (2013) ulna adalah tulang stabilisator pada lengan bawah, terletak
medial dan merupakan tulang yang lebih panjang dari dua tulang lengan bawah. Ulna adalah
tulang medial antebrachium. Ujung proksimal ulna besar dan disebut olecranon, struktur ini
membentuk tonjolan siku. Corpus ulna mengecil dari atas ke bawah.
Indikasi Pemeriksaaan
a. Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan
lunak sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak
lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada fraktur
tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
Fraktur transversal
Fraktur transversal adalah fraktur yang patahannya tegak lurus terhadap sumbu
panjang tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen itu akan stabil dan
biasanya mudah di kontrol dengan bidai gips.
Fraktur Oblique
Fraktur Oblique adalah fraktur yang garis patahannya membentuk sudut terhadap
tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki
a. Fraktur Spiral
Fraktur spiral adalah fraktur yang timbul akibat torsi pada ekstremitas.
Fraktur semacam ini cenderung cepat sembuh dengan mobilisasi luar.
b. Fraktur Multiple
Keadaan ini disebut multiple, apabila terdapat lebih dari satu fraktur
lengkap pada suatu tulang panjang.
Dislokasi
Dislokasi merupakan keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya.
Dislokasi ini dapat terjadi hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk
sendi). Berikut adalah jenis-jenis dislokasi yaitu :
1) Dislokasi congential
2) Dislokasi patologik
3) Dislokasi traumatic
c. Osteomyelitis
Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau
kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau
hemotogen (infeksi yang berasal dari dalam tubuh). (Reeves, 2001:257).
Osteomyelitis adalah infeksi substansi tulang oleh bakteri piogenik (Overdoff,
2002:571)
Proteksi Radiasi
a. Asas Justifikasi
pengkajian yang cukup mendalam dan diketahui manfaat nya lebih besar dari pada
b. Asas Limitasi
Asas limitasi menghendaki agar dosis radiasi yang diterima oleh seseorang
dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh melebihi batas yang telah menjadi
c. Asas optimitasi
Asas optimisasi, menghendaki agar paparan radiasi yang berasal dari suatu
ekonomi dan sosial. Asas ini juga dikenal dengan sebutan ALARA (As Low As Reasonably
Achieveble).
HASIL
Hasil Penelitian
3.1.1 Paparan Kasus
3.1.1.1 Identitas Pasien
Pasien yang diangkat sebagai sampel dalam penyusunan laporan ini
memiliki identitas sebagai berikut :
No. Foto : R 54
Nama Pasien : Mr. X
Umur : 12 Tahun
No. RM : 31-8386
Jenis Kelamin : Laki-laki
Klinis : Fraktur Radius Ulna 1/3 distal
Tanggal Pemeriksaan : 8 Desember 2016
Jenis Pemeriksaan : Antebrachi Dekstra AP/Lat
Merk : SHIMADZU
Serial No : CM6F47827009
Aktivitas Maksimun : 150 Kv, 630 mA
2. Kaset ukuran 24cmx30cm
3. Film
Gambar 3.3 : Film Radiograf
14
4. Marker
15
7. Apron
Teknik Pemeriksaan
Proyeksi yang digunakan pada Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten
Buleleng adalah Teknik Pemeriksaan Antebrachi Proyeksi AP dan Lateral.
1. Proyeksi AP (Antero-Posterior)
Posisi Pasien : Pasien duduk menghadap meja pemeriksaan.
Posisi Objek : Antebrachi diatur sedemikian rupa agar true AP pada pertengahan
kaset.
Central ray : Vertical tegak lurus kaset.
Central Point : Pertengahan ossa antebrachi
FFD : 100 cm.
Faktor Eksposi : Kv = 46
mAs = 3,20
Gambar 3.7 : Proyeksi AP
PEMBAHASAN
20
4.2.2. Kekurangan
5.1 Kesimpulan
5.1 Saran
Luas lapangan penyinaran atau luas lapangan kolimasi dapat dioptimalkan pada
pemeriksaan radiografi dengan menggunakan sinar-x untuk mengurangi dosis radiasi
yang diterima pasien dan jumlah sinar hamburan yang dihasilkan.
Pemosisian objek dalam pemeriksaan perlu diperhatikan agar radiograf yang
dihasilkan sesuai dan memenuhi kriteria radiograf.
Peletakkan marker tidak boleh diabaikan karena marker memiliki peranan penting
sebagai penanda objek, kiri atau kanan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Putz, R.Pabst. Sobotta Atlas Anatomi Manusia; jilid Kedua, Edisi 22. 2007
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama. 2002.
Syaifuddin. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran. 1987.
Brunner and Suddarth. Text Book Of Medical Surgical Nursing , Twelfth Edition. China :
LWW.2010.
23