Anda di halaman 1dari 46

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan penyusunan referat ini yang berjudul Pemeriksaan Radiologi
pada Fraktur Antebrachii. Referat ini saya susun untuk melengkapi tugas Kepaniteraan
Klinik Radiologi di RSUD Dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
Saya mengucapkan terima kasih kepadadr. Tina Marina, Sp.Rad dan dr. Widyarti,
Sp.Rad yang telah membimbing dan mengajarkan saya dalam mengetahui cara-cara
mendiagnosis suatu penyakit berdasarkan pemeriksaan radiologi sehingga dapat membantu
saya menyusun referat ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format referat
ini.Oleh karena itu, saya menerima segala kritik dan masukan dengan tangan terbuka dan
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam tugas referat yang telah
saya buat ini.
Akhir kata saya berharap referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua pihak
yang ingin mengetahui tentang Pemeriksaan Radiologi pada Fraktur Antebrachii.

Bengkulu, April 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fraktur pada daerah ekstremitas atas merupakan fraktur yang sering terjadi. Banyak
hal yang menyebabkan fraktur ini terjadi, antara lain karena kecelakaan ataupun salah posisi
saat terjatuh. Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung, misalnya
benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat
berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan
fraktur. Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya.(1)
Fraktur pada extremitas atas dapat terjadi disemua kalangan usia, baik yang usia muda
maupun yang berusia tua. Adapun hal yang paling ditakutkan bila terjadi fraktur pada
extremitas atas adalah adanya kekakuan pada daerah yang mengalami fraktur. Ada 2 hal yang
perlu diperhatikan: (1)Pada pasien berusia lanjut, terkadang perlu untuk tidak memperdulikan
fraktur, tetapi lebih berkonsentrasi pada pengembalian gerakan, (2)Apapun jenis cedera itu,
dan bagaimanapun cara terapinya, jari-jari tetap harus dilatih untuk melakukan gerakan sejak
awal.(3)
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan untuk
membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu
penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf. Foto radiografi
konvensional tetap merupakan pemeriksaan penunjang radiologis yang utama pada sistem
skeletal. Pemeriksaan os antebrachi adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa
menggunakan media kontras. Untuk pemeriksaan radiografi patologis yang sering dijumpai
meliputi fraktur, dislokasi, corpus alienum, dll. Pada pemeriksaan radiografi antebrachii ini
proyeksi yang digunakan adalah proyeksi AP dan lateral.(2)
1.2 Tujuan Penulisan Referat
Untuk mengetahui gambaran foto radiologi konvensional pada kasus fraktur
Antebrachii

.
2

1.2 Manfaat Penulisan Referat


1. Referat ini diharapkan menjadi sumber rujukan dalam memahami kasus fraktur dari
sudut radiologi konvensional
2. Referat yang ditulis diharapkan bisa menjadi contoh penulisan ilmiah yang berikutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau
tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan
tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung. Trauma langsung
menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan.
Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah
fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada
klavikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.(3)
2.1.1

PENYEBAB FRAKTUR(1,3)
Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya
pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat:
1. Trauma
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan,
pemuntiran, atau penarikan.Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah
pada tempat yang terkena, jaringan lunaknya juga pasti rusak.Bila terkena
kekuatan tak langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh
dari tempat yang terkena kekuatan itu, kerusakan jaringan lunak di tempat
fraktur mungkin tidak ada.
2. Kelelahan atau tekanan
Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal,
terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak
jauh.
3. Fraktur patologik
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah
(misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada
penyakit Paget).
Daya pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam
tingkat yang berbeda; daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik
pendek, biasanya pada tingkatyang sama. Pada cedera tak langsung, salah satu dari
fragmen tulang dapat menembus kulit; cedera langsung akan menembus atau
merobek kulit diatas fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang
paling lazim. Banyak diantara fraktur itu disebabkan oleh trauma tumpul, dan
4

resiko komplikasinya berkaitan langsung dengan luas dan tipe kerusakan jaringan
lunak.
KLASIFIKASI KLINIS FRAKTUR(3)
1) Fraktur Tertutup
Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan

2.1.2

dunia luar.
2) Fraktur Terbuka
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar
melalui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within (dari
dalam) atau from without (dari luar).
Adapun klasifikasi fraktur terbuka menurut Gustillo and Anderson yaitu:
Tipe I : luka kecil < 1 cm. Terdapat sedikit kerusakan jaringan dan tidak

terdapat tanda-tanda trauma yang hebat pada jaringan lunak.


Tipe II : laserasi > 1 cm, tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau
avulsi kulit. Terdapat kerusakan yang sedang dari jaringan dengan sedikit

kontaminasi dari fraktur


Tipe III: terdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot,

kulit, struktur neurovaskular dengan kontaminasi yang hebat.


Tipe III a: jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah walaupun terdapat
laserasi yang hebat ataupun adanya flap. Fraktur bersifat segmental atau
komunitif yang hebat
Tipe III b: fraktur disertai dengan trauma hebat dengan kerusakan dan
kehilangan jaringan, terdapat pendorongan (stripping) periost, tulang
terbuka, kontaminasi yang hebat serta fraktur komunutif yang hebat
Tipe III c: fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri yang
memerlukan perbaikan tanpa memperhatikan tingkat kerusakan jaringan
lunak.

2.2 PEMERIKSAAN RADIOLOGI MUSKULOSKELETAL


Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menentukan jenis dan kedudukan fragmen
fraktur. Foto Rontgen harus memenuhi beberapa syarat (rule of two), yaitu:(4)
Dua proyeksi
Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-X tunggal dan
sekurang-kurangnya harus dilakukan 2 sudut pandang (AP & Lateral/Oblique).

Dua sendi
Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau angulasi.
Tetapi angulasi tidak mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah,
5

atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-sendi diatas dan di bawah fraktur
keduanya harus disertakan dalam foto sinar-X.

Dua tungkai
Pada sinar-X anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto pada
tungkai yang tidak cedera akan bermanfaat.

Dua cedera
Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari 1 tingkat.Karena
itu bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar-X pada
pelvis dan tulang belakang.

Dua kesempatan
Segera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai
akibat resorbsi tulang, pemeriksaan lebih jauh 10-14 hari kemudian dapat
memudahkan diagnosis.
Pemeriksaan x-ray minimal untuk muskuloskeletal diambil dalam posisi antero-

posterior (AP) atau posterior-anterior (PA) dan lateral. Ketika berhadapan dengan fraktur
tulang panjang, yang penting aturan adalah gambar seluruh tulang dari sendi di atas
untuk sendi bawah cedera.evaluasi lengkap pada setiap tingkat artikular, atau di dalam
tangan sendiri, biasanya membutuhkan pandangan tambahan yang dirancang untuk lebih
memvisualisasikan cedera tertentu. Ini mungkin termasuk pandangan gerak fluoroskopik
dan pandangan tegangan untuk membantu mendiagnosa ketidakstabilan ligamen.Lebih
canggih lagi studi x-ray seperti arthrography, ultrasound, computed tomography
(CT),dan magnetic resonance imaging (MRI) mungkin penting di masa depan
perencanaan bedah, tapi jarang ditunjukkan dalam pengelolaan awal cedera ekstremitas
atas. Sebuah panduan praktis untuk beberapa pandangan x-ray biasa digunakan
disarankan dalam tabelberikut:(5)
Tabel 1. Premeriksaan Radiologi untuk tangan, siku, lengan bawah, dan pergelangan
tangan

2.2.1
INDIKASI PEMERIKSAAN
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran anatomis
untukmendukung diagnosa kelainan pada tulang. Untuk itu pemeriksaan ossa antebrachii
ditujukan untuk indikasi patologis sebagai berikut:(1,2)
a. Trauma ( kecelakaan )
Trauma adalah terjadi benturan dengan benda tajam yang mengakibatkan cidera. Yang
termasuk trauma adalah :
1) Fraktur
Fraktur adalah Patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan
lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap
atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah,
2)
3)
4)
5)

sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
Fisura
Fisura adalah retak tulang.
Dislokasi
Dislokasi adalah tulang keluar dari mangkok sendi.
Luksasi
Luksasi lebih ringan dari dislokasi.
Ruptur
Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.

b. Patologis
1) Artheritis
Artheritis adalah suatu radang pada persendian.
2) Osteoma
Osteoma adalah suatu kanker pasa tulang.
c. Benda asing ( corpus alienum )
7

Benda asing yatu benda yang tidak seharusnya ada dalam sistem fisiologi,
masuknya tidak disengaja atau menyalahi prinsip fisiologi, dan mengganggu sirkulasi
tubuh atau sistem fisiologi tubuh.Benda asing pada gambaran radiograf bisa berwarna
lusen atau opaq.Berwarna lusen bila berasal dari benda non logam, nomor atomnya
lebih rendah seperti kayu, duri, plastik, dan lain-lain.Berwarna opaq bila berasal dari
logam, nomor atomnya lebih tinggi dari jaringan sekitar seperti paku, jarum, peluru,
dan lain-lain.
2.2.2

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOLOGI


Pemeriksaan

osantebrachii

adalah

pemeriksaan

secara

radiologi

dengan

menggunakan sinar-X untuk mendiagnosa adanya kelainan pada ossa antebrachii.


Adapun persiapan yang perlu dilakukan, antara lain: (2)
a. Persiapan Pasien
Pemeriksaan osantebrachii tidak ada persiapan secara khusus cukup dengan
memberikan pengertian kepada pasien tentang pelaksanaan yang akan dilakukan,
sehingga pasien tahu tindakan apa yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Selain
itu membebaskan objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu
radiograf, seperti gelang.
b. Persiapan Alat
Adapun persiapan alat pada pemeriksaan ini adalah :
1) Pesawat sinar-X
2) Kaset dan Film sesuai ukuran,biasanya memakai ukuran 24 x 30
3) Marker R / L
4) Alat proteksi radiasi ( apron, gonad shield, ovarium shield, dan lain-lain )
5) Pakaian pasien
6) Alat fiksasi ( sand bag, soft bag )
7) Alat processing
8) ID Camera.
c. Teknik Pemeriksaan OsAntebrachii
Untuk pemeriksaan radiografi patologis yang sering dijumpai meliputi fraktur,
dislokasi, corpus alienum, dll.Pada pemeriksaan radiografi antebrachii ini proyeksi
yang digunakan adalah proyeksi AP dan lateral.
1) Posisi Antero Posterior (AP)
Pada proyeksi AP antebrachii ini kaset yang digunakan harus cukup untuk
mencakup seluruh lengan dari prosesus olecranon dari ulna sampai prosesus styloid
dari radius.Kedua gambar antebrachii dapat diambil pada satu kaset dengan
membagi kaset menjadi dua bagian menggunakan lead mask.Harus memperhatikan
penempatan identifikasi pasien sehingga tidak ada bagian dari gambar radiografi
yang terpotong.
8

Kaset yang digunakan pada proyeksi AP adalah 18 x 43 cm tunggal; 35 x 43


cm dibagi memanjang. Di Indonesia digunakan kaset ukuran 24 x 30 cm untuk dua
proyeksi.
a. Posisi Pasien
Posisi pasien duduk menghadap meja pemeriksaan, dengan tangan di atas meja
pemeriksaan Full ektensi.
b. Posisi obyek
- Atur antebrachii pada posisi supinase, ekstensikan siku, dan pusatkan
pertengahan kaset pada pertengahan antebrachii. Pastikan kedua persendian
-

masuk pada kaset.


Sesuaikan kaset sehingga sumbu panjang sejajar dengan antebrachii.
Pada pasien yang lateral sampai anebrachi berada dalam posisi true

supinated.
Karena proksimal antebrachii umumnya dalam posisi ini memutar, raba dan

sesuaikan epicondylus humeri sampai berjarak sama dari kaset.


Pastikan bahwa tangan dalam posisi supinated. Pronasi tangan akan
mengakibatkan persilangan radius di atas ulna pada proksimal ketiga dan
humerus berputar dibagian tengah, mengakibatkan proyeksi oblique dari

antebrachii.
- Pakaikan pasien apron untuk poteksi radiasi.
c. Arah sinar :
Central Ray ( CR ) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Focus Film Distance ( FFD ) : 90 cm
Central Point ( CP ) : Pada mid antebrachii
d. Kriteria Evaluasi :
Berikut ini Kriteria radiograf yang harus nampak pada proyeksi AP antebrachii :
1. Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
2. Sedikit superimposisi caput, colum, tuberosity radial, pada daerah proksimal
ulna.
3. Tidak ada perpanjangan atau foreshortening dari epicondyles humeri.
4. Tampak batas bawah adalah gambaran wrist joint dan batas atas elbow joint.
5. Densitas yang sama antara daerah distal dan proksimal antebrachi.

Gambar 1. Proyeksi AP Antebrachii


2) Posisi Lateral
Kaset yang digunakan pada projeksi lateral antebrachiiadalah 18 x 43 cm
tunggal; 3543 cm dibagi dua memanjang. Di Indonesia digunakan kaset 24 x 30
cm dibagi dua untuk dua proyeksi.
a. Posisi Pasien
Dudukan pasien di samping meja pemeriksaan dan rendahkan humerus,
shoulder joint, dan elbow joint sejajar pada bidang yang sama.
b. Posisi Obyek
- Fleksikan elbow 90 derajat, dan pusatkan antebrachi di atas setengah
-

permukaan kaset yang membuka dan sejajar dengan long axis antebrachi.
Pastikan bahwa kesua sendi masuk pada gambaran radiograf.
Atur lengan pada posisi true lateral position. Sisi ibu jari dari tangan harus

berada di atas.
- Pakaikan apron pada pasien untuk mengurangi dosis radiasi.
c. Arah Sinar
Central Ray ( CR ) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset
Focus Film Distance ( FFD ) : 90 cm
Central Point ( CP ) : Pada mid antebrachii
d. Kriteria Evaluasi
Berikut ini gambaran radiograf yang nampak pada proyeksi lateral antebrachi :
1. Pergelangan tangan dan distal humerus nampak.
2. Superimposisi dari radius dan ulna pada ujung distal.
3. Superimposisi oleh caput radial di atas prosesus koronoideus.
4. Radial tuberositas menghadap depan.
5. Epicondilus humerus superposisi.
6. Elbow fleksi 90 derajat.
7.
Tampak soft tissue dan trabecula tulang di sepanjang poros radial dan ulnaris.

10

Gambar 2. Proyeksi Lateral Antebrachii

Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.

Olecranon
Radial head
Radial neck
Radial styloid process
Radioulnar joint, distal

6.
7.
8.
9.

Radioulnar joint, proximal


Radius
Ulna
Ulnar styloid process

11

d. Penilaian radiografi pada fraktur radius distal


1) Panjang atau tinggi radial
Panjang radial diukur pada radiografi PA sebagai jarak antara satu garis tegak
lurus terhadap sumbu panjang jari-jari melewati ujung distal dari styloid radial.
Garis kedua berpotongan dengan permukaan artikular distal caput ulnaris. Nilai
rata-rata pengukuran 10-13 mm.Pengukuran kurang dari 9 mm pada orang dewasa
menunjukkan adanya fraktur kominuta atau dampak dari fraktur radius
distal.Perbandingan dengan pergelangan tangan yang normal kontralateral
dianjurkan jika diagnosis tidak jelas.(11)

Gambar 3. Radial Height


2) Kemiringan atau sudut radial
Kemiringan radial diukur pada tampilan PA; ini adalah pengukuran sudut
radial.Sebuah garis ditarik sepanjang permukaan artikular dari radius tegak lurus
terhadap sumbu panjang jari-jari, dan garis singgung ditarik dari styloid
radial.Sudut normal 15-25o kecenderungan abnormal dari radius distal mungkin
merupakan cerminan dari fraktur radius distal.(11)

Gambar 4. Radial Inclined


3) Volar tilt
Volartilt diukur pada radiografi proyeksi lateral. Volar tilt diukur dengan menarik
garis tegak lurus terhadap panjang sumbu radius dan menarik garis singgung
sepanjang permukaan dorsal ke permukaan volar dari radius. Sudut normal 1025.Volar tilt negatif menunjukkan angulasi dorsal permukaan artikular radial
distal.(11)

Gambar 5. Radial Tilt

Gambar 6. Ilustrasi radiografi

2.3 FRAKTUR ANTEBRACHII


2.3.1 ANATOMI ANTEBRACHII (3,6)
Antebrachii terdiri atas 2 buah tulang parallel yang berbeda panjang bentuknya,
yaitu os radius dan os ulna. Di sebelah proximal membentuk 3 persendian sedangkan
sebelah distal 2 persendian.Tulang radius, lebih pendek daripada ulna, bentuk lebih
melengkung dan bersendi dengan os ulna pada bagian proximal dan distal radio-ulnar
joint yang bersifat rotator.Antara kedua tulang ini juga dihubungkan oleh membrane
interosseus, suatu jaringan fibrous yang berjalan oblique dari ulna ke radius.Membrane
ini berfungsi merotasikan tulang radius terhadap os ulna, yang menghasilkan gerakan
pada lengan bawah.

Gambar 7. Ossa antebrachii tampak anterior dan posterior


2.3.1.1 ANATOMI RADIUS
Ujung proximal radius membentuk caput radii (=capitulum radii), berbentuk
roda, letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis
(=fossa articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii dikelilingi oleh
facies articularis, yang disebut circumferentia articularis dan berhubungan dengan
incisura radialis ulnae. caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di
sebelah caudal collum pada sisi medial terdapt tuberositas radii. Corpus radii di
bagian tengah agak cepat membentuk margo interossea (=crista interossea), margo
anterior (=margo volaris), dan margo posterior. Ujung distal radius melebar ke arah
lateral membentuk processus styloideus radii, di bagian medial membentuk
incisura ulnaris, dan pada facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh
tendo. Permukaan ujung distal radius membentuk facies articularis carpi.

Gambar 8. Tulang Radius


2.3.1.2 ANATOMI ULNA
Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya.Hal yang sebaliknya
terdapat pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat incisura trochlearis (=
incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentuk persendian dengan
trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut olecranon.Di sebelah caudal
incisura trochlearis terdapat processus coronoideus, dan di sebelah caudalnya
terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis.di bagian lateral dan
incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang berhadapan dengan caput radii.
Di sebelah caudal incisura radialis terdapat crista musculi supinatoris. Corpus ulnae
membentuk facies anterior, facies posterior, facies medialis, margo interosseus,
margo anterior dan margo posterior.Ujung distal ulna disebut caput ulnae (=
capitulum ulnae). Caput ulnae berbentuk circumferentia articularis, dan di bagian
dorsal terdapt processus styloideus serta silcus m.extensoris carpi ulnaris.Ujung
distal ulna berhadapan dengan cartilago triangularis dan dengan radius.

Gambar 9. Tulang Ulna


Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat
oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan di distal oleh sendi
radioulnar

yang

diperkuat

oleh

ligamen

radioulnar,

yang

mengandung

fibrokartilago triangularis.Membranes interosea memperkuat hubungan ini


sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat.Oleh karena itu, patah
yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya
mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat
dengan patah tersebut.
Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu otot
supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasisupinasi.Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan
ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi,
terutama pada radius.

2.3.2

KLASIFIKASI FRAKTUR ANTEBRACHII


1. FRAKTUR COLLES
a. Definisi

Fraktur Colles adalah fraktur 1/3 radius bagian distal (sampai dengan 1
inchi dari radiocarpal joint) dengan displacement fragmen distal ke arah
dorsal, dan dapat juga disertai dengan fraktur styloid ulna.(5)
b. Epidemiologi
Fraktur distal radius terutama Fraktur Colles lebih sering ditemukan
pada wanita, dan jarang ditemui sebelum umur 50 tahun.Secara umum
insidennya kira-kira 8 15% dari seluruh Fraktur dan diterapi di ruang
gawat darurat.Umur di atas 50 tahun pria dan wanita 1 berbanding 5.
Sebelum umur 50 tahun, insiden pada pria dan wanita lebih kurang sama di
mana Fraktur Colles lebih kurang 60% dari seluruh Fraktur radius. Sisi
kanan lebih sering dari sisi kiri. Angka kejadian rata-rata pertahun 0,98%.
Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 59 tahun.(1,2,8)
c. Klasifikasi
Klasifikasi dari fraktur distal-end radius ialah menggunakan klasifikasi
Frykman dan Melone. Namun yang paling sering digunakan adalah sistem
klasifikasi oleh Frykman. Frykman terdiri dari 8 tipe, dimana tipe dengan
angka genap menunjukkan adanya fraktur styloideus ulna. Tipe I ialah
fraktur ekstraartikular, tipe III fraktur radiokarpal, tipe V fraktur radioulnar,
dan tipe VII fraktur radiokarpal dan radioulnar.8

Gambar 10. Klasifikasi Frykman.


Klasifikasi Melone terdiri dari 4 tipe, yaitu tipe I terjadi pergeseran
minimal, tipe II pergeseran carpal, tipe III spike volar, dan tipe IV rotasi
fragmen volar.8

Gambar 11.
Klasifikasi
Melone.
d. Patogenesis(1,7)
Umumnya Fraktur distal radius terutama Fraktur Colles dapat timbul
setelah penderita terjatuh dengan tangan posisi meyangga badan.Pada saat
terjatuh sebagian energi yang timbul diserap oleh soft tissue dan wrist joint
kemudian baru diteruskan ke os radius distal, hingga dapat menimbulkan
patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara batas tulang cortical dan
tulang spongiosa.
Khusus pada Fraktur Colles biasanya fragmen distal bergeser ke
dorsal, tertarik ke proximal dengan angulasi ke arah radial serta
supinasi.Adanya Fraktur prosesus styloid ulna mungkin akibat adanya
tarikan triangular fibrocartilago atau ligamen ulnar collateral.
Berdasarkan percobaan cadaver didapatkan bahwa Fraktur distal radius
dapat terjadi, jika pergelangan tangan berada dalam posisi dorsoflexi 40
900 dengan beban gaya tarikan sebesar 195 kg pada wanita dan 282 kg pada
pria.Pada bagian dorsal radius Frakturnya sering comunited, dengan
periosteum

masih

utuh,

sehingga

jarang

disertai

trauma

tendon

extensor.Sebaliknya pada bagian volar umumnya fraktur tidak komunited,


disertai oleh robekan periosteum, dan dapat disertai dengan trauma tendon
flexor dan jaringan lunak lainnya seperti n. medianus dan n. ulnaris.Fraktur
pada radius distal ini dapat disertai dengan kerusakan radiocalpar joint dan
radio ulna distal berupa luksasi atau subluksasi.Pada radioulnar distal joint
umumnya disertai dengan robekan dari triangular fibrocartilago.
e. Manifestasi Klinis(7)
Fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum radiografi diciptakan)
dikenali dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan penonjolan
punggung pergelangan tangan dan depresi di depan.Pada pasien dengan
sedikit deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila

pergelangan tangan digerakkan.Selain itu juga didapatkan kekakuan,


gerakan yang bebas terbatas, dan pembengkakan di daerah yang terkena.

Deformity(1,7)

Gambar 12.Dinner Fork

Pada saat terjadi Fraktur, terjadi kerusakan cortex, arteri maupun vena,
sumsum tulang dan soft tissue.

Akibat dari hal tersebut yaitu terjadi

perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitar. Keadaan ini menimbulkan


hematom pada canal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan
jaringan tulang yang mengatasi Fraktur. Lalu terjadilah respon inflammasi
akibat sirkulasi jaringan nekrotik dengan ditandai vasodilatasi dari plasma
dan leukosit. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu upaya tubuh untuk
melakukan proses penyembuhan dalam memperbaiki cidera, dimana tahap
tersebut

menunjukkan

tahap

awal

penyembuhan

tulang.

Hematom

menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan


kapiler, lalu menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan
menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung
syaraf nyeri, sehingga terjadilah nyeri tekan.
f. Pemeriksaan Radiologi(7)
Pemeriksaan radiologidiperlukan untuk mengetahui derajat remuknya
Frakturkominutif dan mengetahui letak persis patahannya.Pada gambaran
radiologis dapat diklasifikasikan stabil dan instabil.

Stabil bila hanya terjadi satu garis patahan.

Instabil bila patahnya comminutive dan crushing dari tulang


cancellous.
Pada keadaan type tersebut periosteum bagian dorsal dari radius 1/3
distal tetap utuh..Terdapat Fraktur radius melintang pada sambungan
corticocancelouse, dan prosesus styloideus ulnar sering putus.Fragmen
radius (1) bergeser dan miring ke belakang, (2) bergeser dan miring ke
radial, dan (3) terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami
peremukan dan comminutive yang hebat.(7)

Gambar 13. (a) deformitas garpu makan malam, (b) Fraktur tidak masuk
dalam sendi pergelangan tangan, (c) Pergeseran ke belakang dan ke radial.
Proyeksi AP dan lateral biasanya sudah cukup untuk memperlihatkan
fragmen Fraktur. Dalam evaluasi Fraktur, beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan :
1. Adakah Fraktur ini juga menyebabkan Fraktur pada prosesus styloideus
ulna atau pada collum ulna ?
2. Apakah melibatkan Radioulnar joint ?
3. Apakah melibatkan radio carpal joint ?

Proyeksi lateral perlu dievaluasi untuk konfirmasi adanya subluksasi


radioulnar distal. Selain itu, evaluasi sudut radiokarpal dan sudut radioulnar
juga diperlukan untuk memastikan perbaikan fungsi telah lengkap.1,7,9

Gambar 14.Gambaran radiologi Fraktur dan abnormalitas distal lengan


bawah
Pada x-ray menunjukkan Fraktur angulasi dorsal dari metaphysis distal
radius (2-3 cm proximal ke pergelangan tangan). Fraktur yang mencapai ke

persendian, disebut Fraktur intra-articular sedangkan Fraktur yang tidak


mencapai persendian disebut Fraktur eksta-articular.
Dinner fork deformity merupakan temuan klinis klasik dan radiologi
pada Fraktur colles.Dislocation dan angulasi dorsal dari fragmen distal
radius mengakibatkan suatu bentuk garis pada proyeksi lateral yang
menyerupai kurva garpu makan malam.1,7,9

Gambar
15. Perbandingan radiologi

Gambar 16. Foto


posisi AP.(10)
Biasanya
muda

dengan

polos antebrachii
cidera

pada

usia

densitas tulang yang

rendah. Cedera

klasik

fraktur

tranversal dari distal

radius

dengan

dorsal

dan

terdiri

dari

displacement bagian
pemendekan

pada

pergelangan tangan. Fraktur ini sering disertai dengan fraktur styloid


ulnaris. Pada foto posisi lateral akan tampak gambaran pemendekan dan
displacement bagian dorsal pada fragmen fraktur distal radius.

Gambar
antebrachii
g.

Penatalaksanaan(11)

17. Foto polos


posisi lateral.(10)

Sebagian besar patah tulang Colles dapat diobati dengan reduksi


tertutup dan imobilisasi gips. Gips memanjang dari bawah siku ke kepala
metakarpal dan memegang pergelangan tangan agak tertekuk dan deviasi
ulnar.Posisi ini mengingatkan pada posisi yang diadopsi ketika memegang
bola.Gips ini dikenal sebagai gips Colles.
Reduksi terbuka dan fiksasi internal (ORIF) dianggap saat fraktur tidak
stabil, dan / atau reduksi tertutup tidak memuaskan(yakni: > 10oangulasi
dorsal;shortening >5mm; kominutif signifikan).
Fraktur Colles, meskipun telah dirawat dengan baik, seringnya tetap
menyebabkan komplikasi jangka panjang.Karena itulah hanya Fraktur
Colles type IA atau IB dan type IIA yang boleh ditangani oleh dokter
IGD.Selebihnya harus dirujuk sebagai kasus darurat dan diserahkan pada
ahli orthopedik. Dalam perawatannya, ada 3 hal prinsip yang perlu
diketahui, sebagai berikut :(7)

Tangan bagian extensor memiliki tendensi untuk menyebabkan tarikan


dorsal sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran fragmen

Angulasi normal radiocarpal joint bervariasi mulai dari 1 sampai 23


derajat di sebelah palmar, sedangkan angulasi dorsal tidak

Angulasi normal radioulnar joint adalah 15 sampai 30 derajat. Sudut ini


dapat dengan mudah dicapai, tapi sulit dipertahankan untuk waktu yang
lama sampai terjadi proses penyembuhan kecuali difiksasi.

h. Komplikasi(7)
Penting karena komplikasi ini akan mempengaruhi hasil akhir fungsi
yang tidak memuaskan. Umumnya akan selalu ada komplikasi. Menurut
Cooney, hanya ada 2,9% kasus yang tidak mengalami disability dan
gangguan fungsi. Adapun komplikasi yang mungkin terjadi:
a. Dini

Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut yang menahan

slab perlu dibuka atau dilonggarkan.


Cedera saraf jarang terjadi dan yang mengherankan tekanan saraf
medianus pada saluran karpal pun jarang terjadi. Kalau hal ini
terjadi, ligamen karpal yang melintang harus dibelah sehingga
tekanan saluran dalam karpal berkurang.

Distrofi refleks simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi


untungnya ini jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi
sudeck.Mungkin terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada
sendi-sendi jari, waspadalah jangan sampai melalaikan latihan setiap
hari. Pada sekitar 5 % kasus, pada saat gips dilepas tangan akan
kaku dan nyeri serta terdapat tanda-tanda ketidakstabilan vasomotor.
Sinar X memperlihatkan osteoporosis dan terdapat peningkatan
aktivitas pada scan tulang.

b. Lanjut

Malunion sering ditemukan, baik karena reduksi tidak lengkap atau


karena pergeseran dalam gips yang terlewatkan. Penampilannya
buruk,

kelemahan

dan

hilangnya

rotasi

dapat

bersifat

menetap.Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak terjadi,


tetapi processus stiloideus ulnra sering hanya diikat dengan jaringan
fibrosa saja dan tetap mengalaminyeri dan nyeri tekan selama

beberapa bulan.
Kekakuan pada bahu, karena kelalaian adalah komplikasi yang
sering ditemukan. Kekakuan pergelangan tangan dapat terjadi akibat

pembebatan yang lama.


Osteomielitis, Adapun komplikasi infeksi jaringan tulang
disebut sebagai osteomyelitis, dan dapat timbul akut atau
kronik. Bentuk akut dicirikan dengan adanya awitan demam
sistemik maupun manifestasilocal yang berjalan dengan cepat.Pada
orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali oleh bakteri dalam
aliran darah, Namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat
cedera atau operasi. Osteomyelitis kronik adalah akibat dari
osteomyelitis akut yang tidak di tangani dengan baik.
Infeksi tulang sangat sulit untuk ditangani, bahkan tindakan drainase
dan debridement, serta pemberian antibiotika yang tepat masih tidak

cukup untuk menghilangkan penyakit.


Atrofi Sudeck, kalau tidak diatasi dapat mengakibatkan kekakuan

dan pengecilan tangan dengan perubahan trofik yang berat.


Ruptur tendon biasanya terjadi beberapa minggu setelah fraktur
radius bawah yang tampaknya sepele dan tidak bergeser. (2)

2. FRAKTUR SMITHS
a.
Definisi
FrakturFraktur Smith atau biasa dikenal dengan nama reverse Colles
fracture ialah fraktur dari distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke
arah volar. Hal ini berlawanan dengan definisi fraktur Colles yaitu fraktur
distal-end radius dengan fragmen distal bergeser ke arah dorsal.(1)
b.

Mekanisme Injury
Fraktur ini disebabkan oleh cedera pronasi, dengan hantaman langsung
pada punggung tangan dengan posisi pergelangan tangan fleksi.(1)

Gambar 18.

Mekanisme cedera

fraktur Smith
c.

Klasifikasi Fraktur Smith


Kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi dan menjelaskan fraktur
Colles juga berlaku untuk Fraktur Smith. Pada tahun 1957, F. Brian Thomas
menciptakanKlasifikasi Thomas untuk fraktur Smith (lihat tabel dan gambar
di bawah).(12)
Tabel 2. Thomas Classification of Smith Fractures

Gambar 19. Ilustrasi Klafisikasi Fraktur Smith


d.

Manifestasi Klinis
Pasien yang mengalami fraktur ini tidaklah menunjukkan tanda-tanda
seperti Dinner-fork deformity, tetapi Garden Spade Deformity.Pada
pemeriksaan x-ray, didapatkan adanya fraktur pada yang terjadi pada
metaphysis os radius bagian distal. Pada foto lateral, menunjukkan adanya
fragment-fragment fraktur yang terdorong kearah anterior.1

e.

Pemeriksaan Radiologi
Pada foto rontgen, didapatkan fraktur pada metafisis radius distal. Foto
lateral menunjukkan bahwa fragmen distal bergeser dan miring ke anterior
(sangat berlawanan dengan fraktur Colles).(13)

Gambar 20. Fraktur radius distal dan ulna dengan angulasi anterior
fragmen distal (fraktur Smith). (A) PA dan (b) proyeksi lateral.

Gambar 21.Ekstra-artikular fraktur dengan bending volar (fraktur Smith ')(13)

Gambar 22. Radiografi posteroanterior menunjukkan fraktur radius


distal(12)

Gambar 23. Lateral radiograph demonstrates volar displacement of the principal


distal fracture fragment, described by Smith.(12)

f.

Penatalaksanaan

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi terapi pada jenis fraktur ini:
1
2
3

Pola fraktur
Faktor local, seperti kualitas tulang itu sendiri, cedera jaringan lunak,
Faktor pasien, seperti usia, faktor psikologi, gaya hidup, kondisi medis
lainnya

KONSERVATIF(1,7)
Fraktur yang stabil non-displaced ataupun fraktur yang mengalami
displacement secara minimal dapat diperbaiki dengan closed reduction dan
imobilisasi dengan plaster. Tindakan ini sering dilakukan 75%-80% dari
fraktur os radius bagian distal. Pada pasien awalnya dapat digunakan sugar
tong splint . Apabila bengkaknya sudah mereda, dapat digunakan gips dengan
posisi tangan 20 volar flexi dan ulnar deviasi. Posisi lengan yang ideal,
durasi imobilisasi, dan kebutuhan untuk pemakaian gips dalam waktu lama;
ketiga metode tersebut masih controversial, tidak ada study prospective yang
dapat menunjukkan salah satu lebih baik disbanding metode yang lain. Flexi
pergelangan tangan yang extreme harus dihindarkan karena dapat
meningkatkan carpal canal pressure dan kekakuan pada jari-jari tangan.Gips
harus dipakai kurang lebih selama 6 minggu atau sampai terbukti telah
terbentuk union pada foto radiologi.Pasien harus tetap diawasi oleh perawat
untuk dilakukan therapy/latihan untuk menggerakkan tangannya secara aktif.
OPERATIF
Fraktur yang tidak stabil ataupun yang mengalami displacement
membutuhkan tindakan operatif setelah dilakukannya close atau open
reduction.

Percutaneous

pinning

terutama

digunakan

pada

fraktur

extraarticular atau two-partfraktur intraarticular. Tindakan ini dapat


dilakukan dengan cara memasang 2-3 buah Kirschner wires pada daerah
terjadinya fraktur. Pada umumnya ditempatkan pada bagian proximal dari
styloid os radius dan membentuk sisi dorsoulnar dari fragment proximal dari
os radius distal. Pada umumnya digunakan short-arm casting atau external
fiksasi. Pin dapat diangkat kurang lebih sekitar 3-4 minggu pasca operasi,
dengan gips tetap dipertahankan seperti sebelumnya. Fiksasi external telah
berkembang karena didasarkan pada studi yang menghasilkan tingkat
komplikasi yang relative rendah. Fiksasi external juga dapat diindikasikan

ketika terjadi kehilangan reposisi setelah dilakukan imobilisasi menggunakan


gips. ORIF dapat digunakan pada saat:
1 Indikasi utama adalah dengan adanya displacement fragment articular
dalam bentuk fraktur yang tidak dapat dilakukan prosedur tindakan
2

reduksi secara tertutup ataupun dengan reduksi terbuka terbatas


Fraktur articular complex
Komplikasi(1,7)
Adapun beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada fraktur ini antara

g.

lain:
1
2

Disfungsi nervus medianus.


Malunion atau union; biasanya terjadi karena adanya imobilisasi atau

reduksi yang inadekuat dan membutuhkan ORIF dengan bone graft.


Post traumatic osteoarthritis; terjadi sebagai konsekuensi dari cedera
articular radioulnar dan radiocarpal, sehingga membutuhkan restorasi

anatomi pada permukaan articular.


Kekakuan pada siku, tangan dan jari-jari tangan; terutama terjadi pada

imobilisasi dengan gips ataupun dengan external fiksasi dalam waktu lama
Rupture tendon; paling sering terjadi pada m.extensor pollicis longus,

dapat terjadi akibat komplikasi lambat dari fraktur radius distal.


Komplikasi external fixation antara lain.

3. FRAKTUR GALLEAZI
a.
Definisi
Fraktur Galleazi adalah fraktur yang terjadi pada Os Radius 1/3 distal
atau 1/3 tengah dengan dislkasi Radio Ulnar Joint distal.(1,7)
b.

Epidemiologi
Fraktur Galleazzi jumlah kejadiannya mencapai 3-7% dari semua
fraktur lengan bawah.Fraktur ini sering terjadi pada laki-laki.Meskipun
fraktur Galleazzi sangat jarang dilaporkan, fraktur ini diperkirakan terjadi
sekitar 7% dari fraktur lengan bawah pada orang dewasa.(7)

c.

Etiologi
Etiologi fraktur Galeazzi adalah posisi jatuh yang menyebabkan beban
aksial untuk pada lengan yang hyperpronasi. (7)

d.

Gejala Klinis
Fraktur Galeazzi lebih sering terjadi dibanding dengan fraktur
Monteggia. Nyeri pada daerah os ulna merupakan tanda paling khas. Hal ini
mungkin disertai adanya ketidakstabilan dari wrist joint (Piano-key sign) atau

dengan merotasi pergelangan tangan.Sangat penting untuk melakukan


pengecekan terhadap lesi n. Ulnaris.
Fraktur dapat berupa transversal maupun oblique dapat terlihat pada
sepertiga distal os radius.Bagian distal dari radioulnar joint dapat mengalami
subluxasi ataupun dislokasi.

Gambar 24.
Galleazzis fraktur.(1)
e.

Pemeriksaan Radiologi (14,15)


Foto polos biasanya cukup untuk diagnosis dan rencana manajemen,
namun kualitas gambaran orthogonal yang baik sangat diperlukan untuk
mengidentifikasi dengan benar dan menilaidisplacement.Gambarannya
meliputi:
Fraktur shaft radial
- Biasanyapada pertemuansepertiga tengah dan distal radial
- Angulasi dorsal
Dislokasi sendi radioulnar distal
Shortening radial mungkin terjadi dan jika lebih besar dari 10 mm,
menunjukkan gangguan lengkap dari membran interoseus

Gambar 25. Gambaran radiologi fraktur Galleazzi (15,16)

Gambar 26. Galeazzi Fracture. Pada gambaran radiologi forearm tampak


fraktur pada tulang radius disertai dislokasi tulang ulna distal.(17)

Gambar 27. Galeazzi fraktur.(A) PA dan (b) proyeksi lateral. Perhatikan bahwa
subluksasi dorsal ulna hanya dapat dilihat pada proyeksi lateral.(13)

Penatalaksanaan(1,18)
Hampir sama dengan penatalaksanaan pada fraktur Monteggia, pada
fraktur Galleazi langkah yang terpenting adalah untuk mengembalikan
panjang tulang yang mengalami fraktur. Closed reduction sering berhasil
pada anak-anak, sedangkan pada oang dewasa reduction yang terbaik adalah
dengan operasi terbuka dan compression plating dari os radius. Pemeriksaan
sinar x-ray dapat dilakukan untuk memastikan bahwa bagian distal dari
radio-ulnar joint telah berkurang. Ada tiga kemungkinan:
-

Bagian distal dari radio-ulnar joint telah berkurang


Tidak memerlukan tindakan lanjutan.Tangan pasien diistirahatkan
beberapa hari, sambil tetap melakukan sedikit gerakan.Radio-ulnar joint
tetap harus dilakukan pengecekan, baik secara klinis maupun radiologi,

selama 6 minggu.
Radio-ulnar joint berkurang tetapi tidak stabil
Lengan bawah harus diimobilisasi dalam keadaan stabil (biasanya dalam
posisi supinasi), bila perlu ditambahkan dengan transverse K-wire.Pada
lengan bawah dipasang splint di atas siku selama 6 minggu.

Radio-ulnar yang tereduksi

4. FRAKTUR MONTEGGIA
a.
Definisi
Fraktur Montegia adalah Fraktur yang terjadi pada Os Ulna 1/3
proximal atau 1/3 tengah dengan dislocation Radio Ulnar Joint proximal.(19)
b.

Epidemiologi
Fraktur Monteggia meliputi kurang dari 5 % pada fraktur lengan
bawah dan dipublikasikan dalam literature sebanyak 1-2%.Dari seluruh
frktur Monteggia, Tipe 1 menurut Bado merupakan yang paling sering
(59%), diikuti tipe III (26%), tipe II (5%) dan tipe IV (1%).

Fraktur

Monteggia merupakan sepertiga tersering dari fraktur Galleazzi.(19)


c.

Etiologi
Penyebab fraktur Monteggia terutama berhubungan dengan jatuh saat
posisi tangan terjulur dengan kekutan pronasi.Jika pada sendi elbow
dalamkeadaan fleksi fraktur Monteggia tipe II dan III lebih sering
terjadi.Adabeberapa teori mekanisme injury untuk fraktur Monteggia sebagai
berikut: (19)
1) Direct Blow Theory (Teori Benturan Langsung)
Teori ini diusulkan pertama kali oleh Speed dan Boyd yang dimuat
dalam literatur Englih. Teori ini kemudian ditetapkan oleh Smith, tetapi
sesungguhnya teori ini telah diusulkan oleh Monteggia sendiri. Dia
mencatat bahwa fraktur ini terjadi ketika tulang ulna terbentur secara
langsung. Kemudian, salah satu dari fraktur ulna tersebut memberikan
tekanan secara langsung, sehingga membuat caput radius mengalami
disokasi.(20)

2) Hyperpronation Theory
Pada tahun 1949, Evans mempublikasikan hasil observasinya
mengenai fraktur Monteggia anterior. Sebelumnya dia telah mengobservasi
bahwa Direct Blow Theory semata-mata hanya berdasarkan klinis saja,
tetapi Evan menggunakan ekperimen terhadap kadaver untuk mendukung
hipotesisnya. Beliau mendomenstrasikan bahwa hiperpronasi pada lengan
bawah mengakibatkan fraktur pada ulna disertai dislokasi pada caput
radius. Evans berpendapat bahwa selama terjatuh pada posisi tangan

terjulur mengawali terjadinya pronasi, pronasi diakibatkan oleh kekuatan


tubuh yang ditopang oleh lengah bawah. Hiperpronasi ini mengakibatkan
tulang radius menyilang sampai ke tengah ulna, mengakibatkan dislokasi
anterior pada caput radius atau fraktur 1/3 radius proksimal dan fraktur
ulna.(19)

Gambar
Ilustrasi
mekanisme
teori
hiperpronasi.

28:
injury

Pada
tahun

Tompkins

1971,

menganalisa

kedua

teori

terdahulu

danmemprkenalkan

berdasarka klinis terbaik bahwa fraktur Monteggia tipe-Idisebabkan oleh


gabungan antara kekuatan dinamik dan statis. Dalampenelitiannya, dia
berpendapat bahwa ada tiga mekanisme terjadinya fraktur:Hiperekstensi,
dislokasi caput radius, dan fraktur ulna.(20)

Gambar 29. Hiperekstensi dislokasi caput radius fraktur ulna.(20)

Hiperekstensi.
Pasien terjatuh dalam posisi tangan terjulur ke depan,memaksa elbow

joint untuk hiperekstensi.(20)


Dislokasi caput radius.
Tulang radius mengalami dislokasi ke anterior oleh karena penarikan

yang kuat dari otot bisep, memaksa radius keluardari kapiteliumnya.(20)


Fraktur ulna.
Segera setelah radius mengalami dislokasi, beban tubuh akan
dipindahkan

ke

tulang

ulna.

Karena

tulang

radius

biasanya

menjaditompangan berat badan, tulang ulna tidak mampu mengambil


alih tumpuanpada saat terjadi tulang radius mengalai dislokasi.
Sehingga

terjaditegangan

yang

kuat

pada

tulang

ulna

yang

mengakibatkan fraktur. Frakturyang sering terjadi adalah tipe oblig,


sering dengan butterfly fragment, ataugreenstick fracture.(20)
d.

Patofisiologi(17)
Struktur pada forearm tertaut secara baku dan jika ada satu tulang yang
mengalami disrupsi maka akan berpengaruh ke tulang lain. Ulna dan radial
berikatan secara intak hanya pada proximal dan distal sendi.Namun, mereka
menyatu sepanjang sumbu dihubungkan dengan membrane interosseus.Hal
inilah yang menyebabkan radius bisa berputar mengelilingi ulna.Ketika ulna
mengalami fraktur, energy disalurkan sepanjang membrane interosseus dan
terdisplasi pada proximal radius.Akhirnya yang terjadi adalah disrupsi

membrane interosseus sehingga mendisplasi proximal radius. Hasil akhirnya


adalah disrupsi membran intraoseus proximal dari fraktur, dislocation sendi
proximal radioulnar dan dislokasi sendi radiocapitellar.
Dislokasi caput radialis bisa mengarah pada

cedera

nervus

radialis.Cabang dari nervus radialis yang mempersyarafi posterior interoseus


yang mengelilingi leher dari radius, sangat rentan beresiko untuk mengalami
cedera, terutama pada cedera dengan Bado tipe II.Cedera pada nervus radialis
cabang

median

interoseus

anterior

dan

nervus

ulnaris

juga

dilaporkan.Kebanyakan cedera syaraf adalah neurapraksis dan membaik


dalam waktu 4-6 bulan.Pemuntiran pada pergelangan tangan akibata trauama
bisa diatasi dengan ekstensi dan latihan gerak jari bisa mencegah terjadi
contraktur sambil menunggu cedera saraf.
e.

Klasifikasi Dan Stage Fraktur Monteggia


Pada tahun 1967, Bado menciptakan istilah untuk fraktur Monteggia dan
klasifikasi ke dalam beberapa tipe yaitu:(19)

Tipe I: fraktur pada 1/3 proksimal atau 1/3 tengah tulang ulna disertai
dislokasi anterior caput radius.

Gambar 30. Bado Tipe I, Foto Rongent dan gambar ilustrasi.


Pada tipe ini lebihsering terjadi.[19,21]

Tipe II: fraktur pada 1/3 proksimal atau 1/3 tengah tulang ulna
disertaidislokasi posterior caput radius.[19]

Gambar 31. Bado Tipe II, Foto Rongent dan gambar ilustrasi.[19,21]

Tipe III: fraktur pada bagian metafisis ulna disertai dislokasi lateral
caputradius.[19]

Gambar32. Bado Tipe III, Foto Rongent dan gambar ilustrasi.

Tipe IV: fraktur 1/3 proksimal atau 1/3 disertai dislokasi anterior caput
radius.[19]

Gambar 33. Bado Tipe IV, gambar ilustrasi.


f.

Gambaran Klinis(7)

Berdasarkan mekanisme diatas, pasien datang dengan nyeri siku.


Terkait dengan tipe fraktur dan keparahan, kemungkinan mengalami
pembengkakan siku,

deformitas, krepitasi, parestesi atau baal. Beberapa

pasien tidak merasakan nyeri hebat saat beristirahat tapi flexi sendi cubiti dan
rotasi lengan bawah terbatas dan nyeri.
Dislokasi lokasi caput radial mungkin teraba pada anterio, posterior
atau posisi anterolateral.Pada tipe I dan IV, caput radial dapat dipalpasi pada
fosa antecubiti. Caput radialis dapat dipalpasi secara posterior pada tipe II
dan pada daerah lateral pada tipe III.
Kulit sebaiknya diperiksa untuk memastikan bahw tidak terjadi fraktur
terbuka.Nadi dan pengisisan kapiler harus dicatat.Hematom mungkin terjadi
pada lokasi dislocation walapun bukan tempat trauma secara langsung.
Fungsi motorik harus diperiksa karena cabang dari nervus radialis
dapat terjepit, mengakibatkan kelemahan atau paralysis dari jari atau ibu jari
untuk extensi. Cabang sensorik biasanya tidak terlibat.Namun harus
diperiksa.
g.

Pemeriksaan Radiologi (7)


Menggunakan foto polos sudah cukup untuk menegakkan diagnosis
fraktur Monteggia.Tehnik yang dilakukan adalah orthogonal, yaitu antara
tulang dan pesawat harus membentuk sudut 90 derajat.Dan termasuk sendi
pergelangan tangan dan siku juga harus ikut terfoto. Diambil baik posisi
Anterior posterior dan Lateral serta tidak lupa tangan yang sehat juga diambil
fotonya .Prinsipnya adalah aturan dua-rule of two.
Yang akan didapatkan adalah frakturulna yang nyata tapi dislokasi dari
caput radialis

mungkin sedikit atau terlihat begitu nyata. Untuk

mengevaluasi sendi radiocapitelllar, garis harus digambar parallel sesuai


dengan aksis os radius dan garis ini harus menuju ke salah satu titik pada
sendi siku.

Gambar.Fraktur Dislocation Monteggia(1)

Gambar. Monteggia Fracture. Tampak pada gambaran radiologi forearm


pada fraktur tulang ulna disertai dislokasi tulang radius proksimal.(17)

Gambar. Asosiasi fraktur sepertiga proksimal ulna dan dislokasi caput radial
(Monteggia fraktur). Perhatikan garis radiocapitellar terganggu.(13)
h.

Tatalaksana(19,21)
1) Tindakan awal: Stabilisasi dan imobilisasi
2) Tindakan definitif:
- Ulna ORIF (plat/screw).
- Caput radius close reduction (open bila tidak berhasil atau tidak stabil).
- Imobilisasi dengan gips selama 4-6 bulan.
- Pasien anak-anak close reduction, gips.

i.

PROGNOSIS
Pada tahun 1991, Anderson and Meyer mengguankan criteria untuk
mengevalusi fraktur forearm dan prognosisnya:(19)
1) Excellent - Union with less than 10 loss of elbow and wrist
flexion/extension and less than 25% loss of forearm rotation.
2) Satisfactory - Union with less than 20 loss of elbow and wrist
flexion/extension and less than 50% loss of forearm rotation.
3) Unsatisfactory - Union with greater than 30 loss of elbow and wrist
flexion/extension and greater than 50% loss of forearm rotation.
4) Failure - Malunion, nonunion, or chronic osteomyelitis.
Nyeri, disfungsi saraf dan deformitas secara kosmetik merupakan salah
satu factor juga yang harus dipertimbangkan dalam memperbaiki kualitas
hidup pasien.

BAB III
KESIMPULAN
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi yang bertujuan
untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan, yaitu untuk menegakkan

diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan gambar yang disebut dengan


radiograf.Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini
dunia

radiologi

sudah

mengalami

banyak

perkembangan.Pemeriksaan

ossa

antebrachii adalah salah satu pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan media


kontras.Indikasi pada os antebrachii yang sering terjadi adalah fraktur.Pada
pemeriksaan radiografi antebrachii ini proyeksi yang digunakan adalah proyeksi AP
dan lateral.
Gambaran radiologi pada fraktur ektremitas atas bervariasi sesuai dengan letak
fraktur. Dinner fork deformity merupakan temuan klinis klasik dan radiologi pada
Fraktur colles.Sedangkan pada fraktur Smith tanda klasik berlawanan dengan fraktur
colles yaitu Garden Spade Deformity, pada pemeriksaan x-raydidapatkan adanya
fraktur pada yang terjadi pada metaphysis os radius bagian distal. Pada Galeazzi
Fraktur gambaran radiologi forearmyang tampak yaitu fraktur tulang radius disertai
dislokasi tulang ulna distal. Dan pada fraktur monteggia gambaran radiologi forearm
yang tampak fraktur tulang ulna disertai dislokasi tulang radius proksimal. Namun
pemeriksaan radiologi hanya sebagai pemeriksaan penunjang dalam kasus fraktur
untuk lebih memastikan lokasi dan jenis fraktur. Tetap diperlukan pemeriksaan
fisikyang tepat untuk menegakkan diagnosis fraktur dalam kasus emergensi.

Anda mungkin juga menyukai