Anda di halaman 1dari 124

Radiologi traktus urinarius

( Uroradiologi )

Dr. Melita SpRad K)


Departemen Radiologi FKUI/ RSCM

Organ Traktus Urinarius

- Renal / Ginjal
- Ureter
- Vesica urinaria / Buli
- Uretra

Perdarahan
pada ginjal

Anatomi

Batas-Batas Anterior Ginjal

Drake RL, Wayne W, Adam WMM.Grays Anatomy for


Students. Churchill Livingstone.2005

Batas-Batas Posterior Ginjal

Drake RL, Wayne W, Adam WMM.Grays Anatomy for


Students. Churchill Livingstone.2005

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan Radiologi
Traktus Urinarius

Konvensional : tanpa /dengan kontras


- Foto polos abdomen /BNO
- PIV/IVP

Non Konvensional
- USG
- CT scan
- MRI
- Kedokteran nuklir

Pemeriksaan Radiologi
Traktus Urinarius

Konvensional tanpa kontras


Foto

polos abdomen/ BNO

BNO / Foto polos abdomen


Pemeriksaan

tanpa kontras media


Menilai untuk melihat kontur ginjal , garis psoas
dan bayangan radioopak sepanjang proyeksi tr
urinarius.
Indikasi :
- Menilai persiapan sebelum pem.IVP
- Curiga batu saluran kemih
- Curiga massa / tumor ginjal

Foto Polos
Abdomen /
BNO

Pemeriksaan Radiologi
Traktus Urinarius
Kovensional dengan kontras
Pielografi Intravena / PIV
Intra Venous Pyelography/ Urography / IVP/IVU
Urografi Retrograd :
Retrograde Pyelography / RPG
Antegrade Pyelography / APG
Sistogram / Cistography
Uretrosistogram /Uretrosistography
Uretrography

PIV / IVP
Pemeriksaan

serial untuk menilai anatomi


dan fungsi ginjal dengan memakai kontras
media yang disuntikkan secara intravena
Kontras media mengandung zat iodium yang
memberikan gambaran radioopak pada film
Membutuhkan persiapan untuk mendapatkan
hasil yang optimal

PIV/ IVP : Persiapan pasien

Kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal


Diet rendah serat : selama 1 atau 2 hari
Makan malam ringan.
Laksatif dapat diberikan malam sebelum
pemeriksaan
Puasa 6- 10 jam
Tidak merokok dan tidak banyak bicara sebelum
pemeriksaan dilakukan

Tehnik Pemeriksaan PIV/IVP


1.

Foto polos abdomen / BNO


- Menilai persiapan
- Menilai kontur ginjal dan bayangan radioopak
pada proyeksi traktus urinarius
- Menilai bayangan opak diluar traktus
urinarius , seperti batu empedu
- Menilai tulang vertebrae dan pelvis

Tehnik Pemeriksaan PIV/IVP


2. Foto menit ke 5 dan ke 10 :
- Menilai anatomi pelviokalises serta fungsi sekresi
dan ekskresi ginjal
- Pasien dikompresi diatas simfisis pubis agar ureter
terbendung dan struktur anatomi pelviokalises dan
ureter terlihat lebih jelas
- Tomografi dilakukan pada menit ke 10 bila gambar
sistem pelviokalises kurang / tidak jelas oleh
adanya udara dalam usus dan massa feses atau
penyebab lain.

Tipe dari sistem pelviocalyses

Tehnik pemeriksaan PIV/IVP


3. Foto menit ke 20 :
- Melihat aliran ureter dan pengisian vesika
urinaria
- Jika kedua atau salah satu sistem
pelviokalises belum terlihat ditunggu sampai
menit ke 60 dan kemudian menit ke120
sampai 24 jam

Tehnik Pemeriksaan PIV/IVP


4. Foto menit ke 30 :
- Untuk melihat ureter secara keseluruhan dan
dinding anterior vesika urinaria
- Pasien posisi prone

Tehnik Pemeriksaan PIV/IVP


5. Foto vesika urinaria / buli penuh (full blast) :
Untuk menilai keadaan ureter distal dan vesika urinaria
6. Foto setelah miksi (post voiding) :
Untuk mengetahui adanya bendungan / refluks pada
ureter yang ditandai dengan adanya sisa kontras dan
adanya gangguan pengeluaran urin ( stasis urin)

BNO

5 Menit

10 Menit

20 Menit

30 menit

Buli Penuh

Postvoiding

Tomogram
Anterior abd is 27 cm

Tabletop is 0 cm position
Estimasi midcoronal ginjal adalah : ( jarak dalam cm dari meja sampai
dinding abdomen / 3 ) + 1

Tomogram IVP

Urografi Retrograd
Terbagi 2:
1. Retrograde Pyelography / RPG
2. Antegrade Pyelogrpahy/ APG
Indikasi :
Mengevaluasi anatomi sistem pelvikalises dan
ureter yang tidak terlihat maksimal dengan
pemeriksaan IVP

Retrograde Pyelography / RPG

Prinsip : menilai pelviokalises dan ureter dengan


memasukkan kontras dari uretra

Tehnik :
1. Persiapan sama dengan PIV
2. Memakai Flouroskopi
3. Dipasang kateter mulai dari uretra sampai renal
pelvis dengan batuan sistoskopi
4. Memakai zat kontras yang disuntikkan melalui
kateter sampai terlihat gambar pelviokalises dan
ureter sampai buli

RPG
RPG

RPG

RPG

Antegrade Pyelography / APG

Indikasi :
Menilai aliran saluran ureter akibat sumbatan / obstruksi
yang tidak terlihat pada PIV

Tehnik :
1. Memakai Flouroskopi
2. Dipasang kateter kedalam pelviokalises
secara langsung melalui kutis dengan bantuan
USG / nefrostomi
3. Disuntikkan zat kontras melalui kateter sampai
terlihat gambar pelviokalises dan ureter sampai
buli

APG

Sistografi / Retrograde Cystography

Indikasi :
1. Evaluasi intrabuli

Tehnik :
1. Dengan Fluoroskopi
2. Memakai kateter Folley yang di masukkan kedalam
buli , kemudian dimasukkan kontras sampai buli
terisi penuh / maksimal
3. Pasien sudah memakai kateter suprapubis , kontras
lansung di masukkan melalui kateter

Cystography

Uretrocystography

Indikasi : menilai uretra dan buli

Tehnik :
1. Dibawah flourouscopy
2. Kateter Folley / spuit tip di letakan di
ujung penis / kemudian dimasukkan
kontras sampai buli terisi penuh/
maksimal.

Urethrocystography

Urethrography

Indikasi :
- Evaluasi saluran uretra ( striktur / divertikel )

Tehnik :
1. Dibawah flouroskopi
2. Memakai kateter Folley / spuit tip dipasang
pada glans penis , kemudian kontras
disuntikkan secara perlahan sampai mencapai
buli

Urethrography

Urethrography

Pemeriksaan Radiologi
Traktus Urinarius

Non Konvensional
USG
CT

scan
MRI
Kedokteran nuklir

Ultrasonography / USG
25%

dari seluruh pemeriksaan radiologi yang


dilakukan di seluruh dunia.

Kelebihan:

tanpa radiasi, cepat, mudah tersedia, noninvasive, portable

Kekurangan:

Operator dependent

Prinsip USG

Gelombang suara yang dihasilkan antara 115 MHz, diarahkan ke badan oleh transduser
sebagian di pantulkan, diserap,atau dibiaskan
tergantung kepadatan jaringan yang dilalui oleh
gelombang

Ketika melewati jaringan dengan kepadatan


yang berbeda sebagian dari gelombang
suara dipantulkan kembali ke transduser
diubah menjadi sinyal elektrik diperkuat
untuk menghasilkan gambar

Prinsip USG

Alat USG dan Transduser/ Probe

Teknik Pemeriksaan USG Ginjal

Posisi supine & lateral decubitus


Menggunakan gel sebagai coupling medium
Transduser 3,5 MHz umum dipakai
Transduser 5 MHz menghasilkan gambar yang
sangat baik pada anak-anak/ dewasa kurus.
Menahan nafas pada saat inspirasi maksimal
memindahkan ginjal ke arah inferior sekitar 2,5 cm
dan dapat menghasilkan gambar lebih baik.

Teknik Pemeriksaan USG Ginjal

USG Ginjal kanan

Transduser sepanjang batas lateral subkostal


kanan pada garis aksilaris anterior selama
menahan napas saat inspirasi.

USG Ginjal kiri

Pasien pada posisi right lateral decubitus dan


probe di garis aksilaris posterior kiri atau di
sudut kostovertebra kiri.

Tehnik pemeriksaan USG Ginjal

Hasil Pemeriksaan USG Ginjal

USG Ginjal Normal

Hasil Pemeriksaan USG Ginjal


Potongan Transversal dan Longitudinal

Computed Tomography / CT scan

1951 : Rotation Radiography oleh Takahashi and Kubota


1973 : Sir G.N. Hounsfield & A.M. Cormack menambahkan
sistem komputer dengan memasukkan data numerik koefisien
attenuasi jaringan yang ditembus oleh seberkas tipis sinar X
yang ditangkap detektor.
Adanya perbedaan daya serap ( koefisien attenuasi ) sewaktu
sinar X menembus jaringan menyebabkan CT scan dapat
membedakan kepadatan spesifikasi dari jaringan tubuh yang
dpat diukur dengan nilai Hounsfield Unit ( HU ).

Generasi CT scan

Menunjukkan perkembangan dalam metode sistem


pergerakan detektor dan tabung sinar X .
Generasi ke 3 ( Rotating detectors ) dimana tabung
sinar X dan detektor saling berhadapan dan dapat
berputar 360 o mengeliling tubuh pasien dalam 1 kali
scan
Generasi ke 4 ( Stationary detectors ) dimana tabung
sinar X berputar 360 o dan mempunyai fixed array
detector.

Generasi ke 3

Helical / Spiral CT scan :


Kemampuan rotasi dari tabung sinar x dan detektor tanpa adanya gap
atau interslice
( continuously rotating x-ray tube & detect.).

Multislice spiral CT scan ( MSCT ) : Single / Double source


- 2, 4, 6 , 64, 128 MSCT
- Penambahan jumlah baris (row) detektor
sehingga satu kali scan mendapatkan 4 slice
atau sampai 64 slice . Gambar dapat dilakukan rekontruksi sagital
dan coronal

Tehnik Pemeriksaan CT ginjal

Cara pemeriksaan
1. Tanpa kontras
2. Tanpa dan diikuti dengan kontras intravena

Indikasi :
1. Menilai anatomi ginjal, ureter dan buli dengan
lebih jelas
2. Evaluasi adanya batu, infeksi dan tumor .
3. Untuk menentukan Staging tumor

Anatomi

CT scan ginjal
tanpa kontras

CT urography : Batu Distal ureter

CT Urogram

CT Ginjal dengan kontras

Magnetic resonace Imaging / MRI

Prinsip dasar : Inti atom yang bergetar dalam medan


magnit.
1952 : Bloch dan Purcell ( Nobel )
1976 : pertama kali digunakan pada manusia ( Sir
Peter Mansfield)
1980 :mulai dipasarkan / digunakan pada RS di
Eropa dan Amerika

Spesifikasi MRI

Kekuatan magnit ( Tesla ):


0,3 T - 0,5 T - 1 T - 1,5 T - 2 T - 3 T - 7 T

- Permanent magnit
( tanpa power supply / max . 0,3 T )
- Superconductive ( Helium )

MRI Ginjal
Keuntungan MRI

Tidak memakai sinar X


Dapat menunjukkan parameter biologik ( jaringan padat / cair /
Menghasilkan 3 jenis potongan tehadap jaringan tubuh manusia
(aksial , coronal dan sagital ataupun sesuai posis organ yang
diperiksa)
Menggunakan kontras gadolinium, tidak menyebabkan efek
allergi

Kerugian :

Dibutuhkan waktu yang lebih lama dan pasien yang kooperatif/


bisa tenang selam pemeriksaan

MRI Ginjal

MAGNETIC RESONANCE
UROGRAPHY (MRU)

Mendeteksi batu dan tanda


sekunder obstruksi
Kekurangan, tidak dapat
menilai saluran kemih tanpa
obstruksi

Renal scintigraphy / Renogram

Renal scan DMSA

Kasus Traktus Urinarius

Foto Polos abdomen


Batu radioopak ginjal
dan buli
Batu cetak ginjal

Hidronefrosis ec. Batu UPJ


BNO

IVP

Batu distal ureter kanan


Hidronefrosis kanan

CT non contrast :

Algoritme

penatalaksanaan kolik renal

(Portis)

DJ stenting

IVP :
Double pelvis renis

CT Urography : Double pelvis

RPG

APG Bilateral

USG : Hidronefrosis + Hidroureter

USG Ginjal : Hidronefrosis + Batu

USG ginjal : Batu Uretro Pelvic Junction

USG ginjal + USG Dopller : Batu

USG buli : Batu

Uretrography : Batu uretra

USG : Batu uretra

CT Urography + kontras :
Batu 1/3 tengah ureter

USG : Pionefrosis

USG and CT : Pyonephrosis

CT : Pyonephrosis

CT : Emphysempatous Pyelonephritis

IVP and USG : Pielonefritis kronik

scar

retracted

USG ginjal : Abses ginjal

RPG : Ureteritis

Sistogram : Sistitis

USG Buli : Kronik Sistitis

Sistogram
Batu buli multipel

Sistogram
Batu Uretra Wanita

Post trauma
Ruptur buli

CT kontras : Ruptur Buli

USG ginjal : Tumor

CT ginjal : Tumor Ginjal

MRI Ginjal : Tumor ginjal

IVP : Renal Cell Ca

CT : Renal Cell Ca

CT : Polycystic Kidney Disease

CT Noncontrast

CT Contrast

MRI : Polycystic Kidney Disease

MRI Noncontrast

T1 & T2

IVP : Tumor Buli

USG Buli : Tumor

Urethrocystography

: Hipertrofi prostat

Sistogram : Hipertrofi prostat

USG Buli : Hipertrofi Prostat

USG Transrektal : Prostat

USG Transrectal : Ca prostat

IVP : Tumor prostat

Ca prostat

USG Trans rectal

CCT pelvis

MRI Prostat

MRI prostat : Ca prostat

MRI prostat Spectroscopy

MR Urography

Striktura uretra anterior

Urethrocystography
Reflux ureter

TBC ginjal

Horseshoe kidney

DSA

Angiography
MRA

Anda mungkin juga menyukai