BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
Klasifikasi fraktur ?
Apa saja yang dimaksud dengan fraktur ?
Apa saja jenis-jenis fraktur ?
Bagaimana klasifikasi terjadinya fraktur ?
C. Tujuan Penulisan
Mampu memahami definisi fraktur
Mampu memahami patofisiologi fraktur
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya PKL langsung ke Rumah Sakit ini, kami bisa
menimba ilmu dengan baik untuk memprofesionalkan diri
sebagai radiografer
Agar kami lebih memahami apa yang sudah kami praktekkan di
Rumah Sakit
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Femur adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi dengan
asetabilum dalam formasi persendian panggul dan dari sini ia menjulur
medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang
pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung.
Ujung atas
memperlihatkan sebuah kepala yang menduduki dua pertiga dari
daerah itu;di puncaknya ada lekukan seperti bentuk kulit telur dengan
permukaan kasar,untik kaitan ligamentum teres,di bawah kepala ada
4
B. Patologi
a. Dislokasi Femur
ditemukan pada umur di bawah 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-
laki daripada perempuan.
b. klasifikasi
Dislokasi panggul traumatik dibagi dalam 3 tipe :
1. Tipe dislokasi posterior
tipe ini yang paling sering ditemukan.
Iliaka : kepala femur berada posterior dan superior
sepanjang aspek lateral ilium.
Isial : caput femur bergeser ke postero-inferior dan berada
dekat greater sciatic notch.
Tipe I : dislokasi tanpa fraktur atau dengan fragmen tulang yang kecil
Tipe II : dislokasi dengan fragmen tunggal yang besar pada bagian
posterior acetabulum
Tipe III : dislokasidengan fraktur bibir acetabulum yang kominutif
Tipe IV : dislokasi dengan fraktur dasar acetabulum
Tipe V : dislokasi dengan fraktur caput os femur
1. Dislokasi Posterior
Mekanisme trauma
Caput femur dipaksa keluar dan ke belakang acetabulum melalui
suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi
panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi. Trauma biasanya terjadi
karena kecelakaan lalu lintas dimana lutut penumpang dalam keadaan
fleksi dan menabrak dengan keras bagian depan lutut. misalnya
kecelakaan mobil dimana lutut terbentur ke dasboard.
2. Dislokasi Anterior
Mekanisme trauma
Dislokasi anterior dapat terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh
dari ketinggian atau trauma dari belakang pada saat berjongkok dan
posisi penderita dalam keadaan abduksi yang dipaksakan. Trochanter
menabrak acetabulum dan keluar melalui robekan pada kapsul
anterior. Bila sendi panggul dalam keadan fleksi, maka terjadi dislokasi
tipe obturator dan bila sendi panggul dalam posisi ekstensi maka
terjadi dislokasi tipe pubic atau iliaca.
3. Dislokasi Sentral
Mekanisme trauma
Terjadi apabila caput os femur terdorong ke dinding medial
acetabulum pada rongga panggul. Namun kapsul tetap utuh. Fraktur
7
acetabulum terjadi karena dorongan yang kuat dari lateral atau jatuh
dari ketinggian pada satu sisi atau suatu tekanan yang melalui femur
dimana panggul dalam keadaan abduksi.
C. Fraktur os femur
D. Jenis Fraktur
a. Fraktur komplet adalah patah pada seluruh garis tengah tulang
dan biasanya mengalami pergeseran.
b. Fraktur tidak komplet adalah patah hanya pada sebagian dari garis
tengah tulang
c. Fraktur tertutup fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka fraktur dengan luka pada kulit atau membran
mukosa sampai ke patahan tulang.
e. Greenstick fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi
lainnya membengkak.
8
3. Teknik Posisi
a. Posisi AP ( antero Posterior )
Posisi pasien : supine di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus
Posisi objek : tungkai atas yang akan di foto di atur true AP,yaitu dengan
cara:
- pelvis true AP,dengan mengatur supine iliaca anterior superior(SIAS)
kanan dan kiri berjarak sama terhadap meja pemeriksaan,knee joint
true AP,dengan mengatur condylus medialis dan lateralis berjarak
9
Kreteria gambar :
b. Posisi Lateral
Posisi pasien : tidur miring di atas meja pemeriksaan dengan tepi yang
akan di foto dekat meja pemerksaan.
Posisi objek : lutut dari tungkai yang di foto sedikit flexio,tungkai atas di atur
true lateral dengan tepi lateralisnya menempel pada laset ankle joint di ganjal
dengan spon di atas tungkai bawah di letakkan sand bag untuk
immobilization. Tungkai yang tidak di foto dapat di atur dengan dua cara
yaitu:
- tungkai atas di arahkan ke depan,knee flexio,dan tunggkai bawahnya
ke arah caudal.
- tungkai atas di arahkan ke belakang,knee flexio,dantungkai
bawahnya di arahkan posterior penderita,kaset di letakkan horizontal
dan memanjang di bawah tungkai atas yang di foto, di usahakan agar
posisi kaset dapat meliputi kedua ujung os femur yang foto,
FFD : 90 cm
Central Ray (CR) : tegak lurus bidang film
Center Point (CP) : pertengahan os femur
Kreteria gambar :
tampak gambar ossa femur lateral,hip joint menggalami super posisi dengan
bagian proximalnya tungkai atas yang lainnya.
11
12
BAB III
A HASIL
1 DATA PASIEN
- Nama : Nn. X
- Umur : 15
- Alamat : Pinrang
- Jenis kelamin : Perempuan
- Klinis : kecelakaan lalu lintas
- Tanggal pemeriksaan : 25 November 2013
Faktor Eksposi :
- Tegangan = 50 kV
- Arus = 200 mA
- Waktu = 0,08 s
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN