Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Radiologi dalam kesehatan sangat di perlukan,karna pelayanan


radiologi sebagai bagian yang terintergrasi dari pelayanan kesehatan
secara menyeluruh merupakan bagian dari amat UUD 1945 .yang
berbunyi dimana kesehatan hak fundamental setiap rakyat dan
amanat UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan.bertolak dari hal
tersebut serta makin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan,maka pelayanan radiologi suda selayaknya
memberi pelayanan yang berkualitas.

Penyelangaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi


diagnostik khususnya telah di laksanakan di berbagai sarana
pelayanan kesehatan,mulai dari sara pelayanan kesehatan
sederhana,seperti puskesmas dan klinik-klinik swasta,maupun sarana
pelayanan kesehatan yang berkala besar seperti rumah sakit kelas
A.Dengan adanya perkembangan ilmu pengetauhan dan teknologi
yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai penyakit dapat
dideteksi dengan mengunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu
pelayanan yang mengunakan radiasi pengion dan non
pengion.Dengan perkembaennyanganya waktu,radiologi diagnostik
juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat,baik dari peralatan
maupun metodenya.
2

B. Rumusan Masalah
Klasifikasi fraktur ?
Apa saja yang dimaksud dengan fraktur ?
Apa saja jenis-jenis fraktur ?
Bagaimana klasifikasi terjadinya fraktur ?

C. Tujuan Penulisan
Mampu memahami definisi fraktur
Mampu memahami patofisiologi fraktur

D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya PKL langsung ke Rumah Sakit ini, kami bisa
menimba ilmu dengan baik untuk memprofesionalkan diri
sebagai radiografer
Agar kami lebih memahami apa yang sudah kami praktekkan di
Rumah Sakit
3

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Anatomi dan fisiologi

Femur adalah tulang terpanjang dari tubuh. Tulang itu bersendi dengan
asetabilum dalam formasi persendian panggul dan dari sini ia menjulur
medial ke lutut dan membuat sendi dengan tibia. Tulangnya berupa tulang
pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung.

Ujung atas
memperlihatkan sebuah kepala yang menduduki dua pertiga dari
daerah itu;di puncaknya ada lekukan seperti bentuk kulit telur dengan
permukaan kasar,untik kaitan ligamentum teres,di bawah kepala ada
4

leher yang panjang dan gepeng.pada dataran, di tempat leher menjadi


batang, di sebelah
luar,terdapat trokhanter mayor,dan di sebelah belakang dan tengah
terdapat trokhanter minor.
Batang femur
berbentuk selinder,halus dan bundar di depan dan di sisi-sisinya.
Melengkung ke depan dan belakangnya ada belebas yang sangat
jelas,di sebut linea aspera,tempat kaitan sejumlah otot,di antaranya
adductor dari paha.
Ujung bawah
adalah lebar dan memperlihatkan dua kondil,sebuah lekukan
interkondiler,sebuah permukaan popliteum dan sebuah permukaan
patelaris. Kedua kondil sangat jelas menonjol yang medial lebih
rendah dari yang lateral. kedua-duanya masuk dalam formasi
persendian lutut.

Femur menggandakan persendian dengan tiga tulang,tulang koxa,


tulang tibia, dan patella,tetapi tidak bersendi dengan fibula.

B. Patologi

klinis yang biasa di derita oleh pasien pada os femur

a. Dislokasi Femur

Dislokasi adalah suatu keadaan dimana keluarnya kepala sendi dari


mangkuk sendi. Dislokasi panggul karena trauma dapat terjadi pada
anak-anak maupun dewasa dan adduksi. Dislokasi panggul umumnya
5

ditemukan pada umur di bawah 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-
laki daripada perempuan.

b. klasifikasi
Dislokasi panggul traumatik dibagi dalam 3 tipe :
1. Tipe dislokasi posterior
tipe ini yang paling sering ditemukan.
 Iliaka : kepala femur berada posterior dan superior
sepanjang aspek lateral ilium.
 Isial : caput femur bergeser ke postero-inferior dan berada
dekat greater sciatic notch.

Klasifikasi menurut Thompson Epstein 1973 , klasifikasi ini penting untuk


rencana pengobatan.

 Tipe I : dislokasi tanpa fraktur atau dengan fragmen tulang yang kecil
 Tipe II : dislokasi dengan fragmen tunggal yang besar pada bagian
posterior acetabulum
 Tipe III : dislokasidengan fraktur bibir acetabulum yang kominutif
 Tipe IV : dislokasi dengan fraktur dasar acetabulum
 Tipe V : dislokasi dengan fraktur caput os femur

2. Tipe dislokasi anterior


Caput femur berada di daerah membrane obturator :
 Pubik; caput femur bergeser ke antero-superior
sepanjang ramus superior os pubis
3. Tipe dislokasi sentral
Pada keadaan ini ditemukan fraktur kominutif bagian sentral
asetabulum dimana terjadi perpindahan caput femur dan
fragmen acetabulum ke dalam panggul.
6

1. Dislokasi Posterior
Mekanisme trauma
Caput femur dipaksa keluar dan ke belakang acetabulum melalui
suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi
panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi. Trauma biasanya terjadi
karena kecelakaan lalu lintas dimana lutut penumpang dalam keadaan
fleksi dan menabrak dengan keras bagian depan lutut. misalnya
kecelakaan mobil dimana lutut terbentur ke dasboard.

2. Dislokasi Anterior
Mekanisme trauma
Dislokasi anterior dapat terjadi akibat kecelakaan lalu-lintas, terjatuh
dari ketinggian atau trauma dari belakang pada saat berjongkok dan
posisi penderita dalam keadaan abduksi yang dipaksakan. Trochanter
menabrak acetabulum dan keluar melalui robekan pada kapsul
anterior. Bila sendi panggul dalam keadan fleksi, maka terjadi dislokasi
tipe obturator dan bila sendi panggul dalam posisi ekstensi maka
terjadi dislokasi tipe pubic atau iliaca.

3. Dislokasi Sentral
Mekanisme trauma
Terjadi apabila caput os femur terdorong ke dinding medial
acetabulum pada rongga panggul. Namun kapsul tetap utuh. Fraktur
7

acetabulum terjadi karena dorongan yang kuat dari lateral atau jatuh
dari ketinggian pada satu sisi atau suatu tekanan yang melalui femur
dimana panggul dalam keadaan abduksi.

C. Fraktur os femur

Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang


rawan yang disebabkan oleh kekerasan. (E. Oerswari, 1989 : 144).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
(Mansjoer, 2000 : 347). Fraktur tertutup adalah bila tidak ada
hubungan patah tulang dengan dunia luar. Fraktur terbuka adalah
fragmen tulang meluas melewati otot dan kulit, dimana potensial.

D. Jenis Fraktur
a. Fraktur komplet adalah patah pada seluruh garis tengah tulang
dan biasanya mengalami pergeseran.
b. Fraktur tidak komplet adalah patah hanya pada sebagian dari garis
tengah tulang
c. Fraktur tertutup fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit
d. Fraktur terbuka fraktur dengan luka pada kulit atau membran
mukosa sampai ke patahan tulang.
e. Greenstick fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi
lainnya membengkak.
8

f. Transversal fraktur sepanjang garis tengah tulang


g. Kominutif fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen
h. Depresi fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
i. Kompresi Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada
tulang belakang)
j. Patologik fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau
tendo pada daerah perlekatannnya.

E. Teknik Pemeriksaan Os Femur


1. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan pasien pada
pemeriksaan ini
2. Persiapan alat dan bahan
- Pesawat sinar –X siap pakai
- Kaset dan film ukuran 30 x 40 cm
- Marker (R/L) untuk identifikasi radiograf
- Alat fiksasi bila diperlukan
- Apron ( baju pelindung )
- Alat pengolah film (manual processing)

3. Teknik Posisi
a. Posisi AP ( antero Posterior )
Posisi pasien : supine di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus
Posisi objek : tungkai atas yang akan di foto di atur true AP,yaitu dengan
cara:
- pelvis true AP,dengan mengatur supine iliaca anterior superior(SIAS)
kanan dan kiri berjarak sama terhadap meja pemeriksaan,knee joint
true AP,dengan mengatur condylus medialis dan lateralis berjarak
9

sama diatas meja pemeriksaan,kaset di letakkan horizontal dan


memanjang di bawah tungkai atasyang di foto,di usahakan kaet
tersebut daptmeliputi kedua ujung os femur.
FFD : 90 cm
Central Ray (CR) : tegak lurus bidang film
Center Point (CP) : pada pertengahan os femur

Kreteria gambar :

Tampak gambaran AP os femur,dengan batas ataship joint dan batas


bawah knee joint.pada umumnya kontraks antara jaringan lunak dan
tulang pada bagian proximal dan distal berbeda, oleh karena ketebalan
antar kedua bagian tersebut tidak sama.
10

b. Posisi Lateral

Posisi pasien : tidur miring di atas meja pemeriksaan dengan tepi yang
akan di foto dekat meja pemerksaan.

Posisi objek : lutut dari tungkai yang di foto sedikit flexio,tungkai atas di atur
true lateral dengan tepi lateralisnya menempel pada laset ankle joint di ganjal
dengan spon di atas tungkai bawah di letakkan sand bag untuk
immobilization. Tungkai yang tidak di foto dapat di atur dengan dua cara
yaitu:
- tungkai atas di arahkan ke depan,knee flexio,dan tunggkai bawahnya
ke arah caudal.
- tungkai atas di arahkan ke belakang,knee flexio,dantungkai
bawahnya di arahkan posterior penderita,kaset di letakkan horizontal
dan memanjang di bawah tungkai atas yang di foto, di usahakan agar
posisi kaset dapat meliputi kedua ujung os femur yang foto,
FFD : 90 cm
Central Ray (CR) : tegak lurus bidang film
Center Point (CP) : pertengahan os femur

Kreteria gambar :

tampak gambar ossa femur lateral,hip joint menggalami super posisi dengan
bagian proximalnya tungkai atas yang lainnya.
11
12

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A HASIL

1 DATA PASIEN

- Nama : Nn. X
- Umur : 15
- Alamat : Pinrang
- Jenis kelamin : Perempuan
- Klinis : kecelakaan lalu lintas
- Tanggal pemeriksaan : 25 November 2013

Faktor Eksposi :

- Tegangan = 50 kV
- Arus = 200 mA
- Waktu = 0,08 s
13

2 Alat dan Bahan


Pesawat
 Merek : SIMADZU
 Type : ED-125 L
 No seri : 521404
 Made In : JAPAN
Kaset : 30X40 green emiting
Nomor :
Film : green sensitve

3 Hasil Foto Os femur


14

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam pemeriksaan Radiologi untuk melihat bentuk dari Ossa femur


secara anatomis serta fraktur yang terdapat pada Ossa femur
Penatalaksanaan Teknik Radiografi di Unit Radiologi Rumah Sakit
Andi Makkasau Parepare yang meliputi persiapan alat teknik
pemeriksaan sudah dilaksanakan dengan baik.

B. SARAN

Penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan harus dijelaskan sejelas-jelas


mungkin agar penegakan diagnosa bisa seoptimal mungkin.
Proteksi Radiasi hendaknya diperhatikan.
Luas lapangan penyinaran(kolimator) pada saat melakukan pemeriksaan
hendaknya diperhatikan.
Sebaiknya Radiografer yang menangani suatu pemeriksaan harus
menggunakan lapangan penyinaran yang secukupnya,agar dapat
mengurangi radiasi hambur yang di terimah oleh pasien atau operator.
15

DAFTAR PUSTAKA

Anatomi tubuh manusia. Evelin C.Pearce.PT Gramedia


pustaka utama.jakarta 2006

Anatomi tubuh manusia .Daniel S.Wibowo.PT Gramedia


widiasarana Indonesia.jakarta 2005

Radiofotografi , Muhammad Rusdy.Makassar 2007


16

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai