Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen OrganisasI

Pengertian manajemen organisasi adalah proses pengorganisasian,

perencanaan, memimpin dan mengendalikan sumber daya dalam suatu

entitas dengan tujuan keseluruhan mencapai tujuan. Tujuan tersebut

dapat bermacam-macam tergantung dengan organisasinya. Sebelumnya

kita telah menyinggung sedikit mengenai organisasi dalam artikel

manajemen koperasi. Dari mana hubungannya? Ini karena koperasi

merupakan salah satu bentuk dari organisasi. Lalu apa sebenarnya

definisi organisasi itu? Organisasi adalah sekumpulan orang dari berbagai

latar belakang berbeda yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

Ciri dari organisasi adalah setiap anggotanya harus bekerja dalam

koordinasi yang dekat satu sama lain. Tidak lain gunanya untuk mencapai

tujuan organisasi. Jadi sangat penting untuk mengelola setiap

anggotannya merasa sangat diperlukan dalam organisasi. Untuk

mencapai hal tersebut maka digunakanlah yang namanya manajemen

organisasi. Manajemen organisasi mampu memicu kemampuan terbaik

dari anggota sehingga dapat memberikan hasil maksimal pada organisasi.

Manajemen organisasi juga bisa menumbuhkan rasa loyalitas dan

kebersamaan setiap anggota bagi organisasi tersebut. Tapi, sebelum lebih

jauh mengetahui keuntungan dan bagaimana manajemen organisasi itu,

mari kita bahas terlebih dahulu apa itu manajemen organisasi. manajemen

9
organisasi adalah proses pengorganisasian, perencanaan, memimpin dan

mengendalikan sumber daya dalam suatu entitas dengan tujuan

keseluruhan mencapai tujuan. Tujuan tersebut dapat bermacam-macam

tergantung dengan organisasinya.

Manajemen organisasi mengacu pada seni bagaimana membuat

orang bekerja bersama-sama pada platform yang sama. Agar mereka

mau bekerjasama untuk menuju tujuan yang telah ditentukan

bersama. Dengan sebuah manajemen yang efektif tentu akan menjamin

profitabilitas bagi organisasi. Manajemen organisasi juga memungkinkan

penggunaan optimal dari sumber daya yang dimiliki organisasi melalui

perencanaan dan pengendalian teliti di tempat kerja. Selain itu juga setiap

individu akan sangat menyadari peran dan tanggung jawab mereka

serta tahu apa yang harus mereka lakukan dalam organisasi.Jadi

mudahnya manajemen organisasi itu mengacu pada penanganan yang

efisien dari organisasi serta karyawannya. Tujuannya tidak lain dan tidak

bukan adalah mencapai tujuan bersama organisasi.

Tujuan adanya manajemen organisasi ini adalah untuk memberikan

rasa aman dan kesatuan kepada karyawan. Sehingga dalam kinerjanya

dapat lebih efektif terutama saat melakukan koordinasi ke berbagai

departemen. Manajemen organisasi yang efektif mengarah ke suasana

damai dan positif di tempat kerja. Karyawan menyelesaikan tugas-tugas

dalam jangka waktu yang ditetapkan dan karyawan tetap setia terhadap

10
pekerjaan mereka dan tidak memperlakukan pekerjaan sebagai beban

merupakan salah satu hasilnya.

Manajemen Organisasi memiliki fungsi yang beragam. Jika kita lihat

dari alurnya maka manajemen operasi akan memilki tujuh buah fungsi

utama. Tujuh fungsi tersebut diantaranya perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pengarah (lead),

kontrol (control), manajemen waktu (time management), dan motivasi

(motivation).

1. Perencanaan (Planning)

Manajemen organisasi dapat berfungsi untuk mempersiapkan

rencana bisnis yang efektif. Hal ini sangat penting untuk menentukan

langkah dimasa depan supaya terhindar dari kebingungan di

kemudian hari.Hal yang berkaitan dengan perencanaan ini

meliputi rencana kerja atau kegiatan serta anggaran yang diperlukan.

Teknis perencanaannya bias ditentukan melalui rapat-rapat

kepengurusan atau rapat anggaran.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian ini mengacu pada kebijakan penggunaan sumber

daya untuk mencapai yang terbaik dari karyawan.

Fungsinya adalah agar dalam prakteknya dapat tertata dengan baik

sehingga tidak terjadi kerancuan terutama dalam koordinasi.

Contohnya adalah job description yang jelas sesuai dengan posisi

11
atau pengelolaan arsip dan inventaris organisasi seperti surat-surat

atau yang lainnya.

3. Kepegawaian (Staffing)

Manajemen organisasi yang buruk menyebabkan karyawan tidak

bahagia yang akhirnya menciptakan masalah bagi diri sendiri maupun

organisasi. Karena itu manajer harus bisa merekrut bakat yang tepat

bagi organisasi. Caranya adalah dengan melakukan rekrutmen untuk

calon pegawai yang sesuai dan melakukan derekrutmen atau

pengurangan pegawai bagi anggota yang memberikan pengaruh

buruk bagi organisasi. Kriteria sesuai atau tidaknya dapat ditentukan

melalui proses seleksi yang diadakan.

4. Pengarahan (Lead)

Fungsi manajer atau atasan dalam organisasi salah satunya adalah

menetapkan target yang jelas untuk anggota tim. Tujuannya agar

setiap kegiatan anggotanya dapat terarah. Seorang pemimpin juga

harus memastikan anggota timnya bekerja secara serempak menuju

tujuan yang sama. Karena dia adalah orang yang memutuskan apa

yang tepat dalam situasi tertentu.

5. Kontrol (Control)

Karena atasan yang memegang kuasa pengambilan keputusan, maka

ia harus bisa menyadari apa yang terjadi di sekitar mereka. Jika tidak

maka ia tidak bisa mengambil kontrol dalam organisasi. Tingkatan

kekuasaan ini harus didefinisikan dengan baik agar bisa

12
melakukan manajemen yang efektif. Selain itu manajer harus

melakukan tinjauan kinerja dan kemajuan setiap anggota dan

membimbing mereka setiap kali diperlukan.

6. Manajemen Waktu (Time Management)

Salah satu cabang manajemen organisasi yang juga penting adalah

manajemen waktu. Dengan manajemen waktu yang efektif, tentu

dapat membantu karyawan untuk melakukan hal yang benar pada

waktu yang tepat. Manfaat dari manajemen waktu ini akan terasa

setalah diterapkan pada masa yang lama.

7. Motivasi (Motivation)

Manajemen organisasi juga memiliki fungsi sebagai motivasi. Motivasi

dalam artian menjadikan karyawan mampu bekerja bersama-

sama.Bentuk motivasi yang bisa dilakukan salah satunya adalah

dengan menghargai pekerjaan baik dari karyawan dengan

memberikan insentif. Dengan begitu karyawan atau anggota dapat

lebih giat dan merasa semakin betah dalam organisasi. Nah itulah tadi

sedikit mengenai manajemen organsasi yang bisa kita terapkan.

Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat

di jadikan referensi untuk sebagai bahan dalam mempelajari

bagaimana system manajemen organisasi yang baik dan proses

perencanaan organisasi lebih baik kedepan.

13
2.2.Minat Berorganisasi

2.2.1 Pengertian Minat Berorganisasi

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari perasaan,

harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan lain yang

mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Selain itu minat

sebagai “tanggapan tentang kegemaran”. Hal ini merupakan suatu

tanggapan efektif yang dipelajari pada satu obyek atau aktivitas; berbagai

hal di mana kita mempuyai sedikit minat yang menimbulkan pengaruh

kecil, dan berbagai hal di mana kita secara total tidak mengejar untung

yang menimbulkan kelesuan atau bahkan perasaan kebencian.

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang

untuk melakukan apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi

kebebasan untuk memilih. Hurlock, 2009:114).

Menurut Mulyadi (2012: 374), menyatakan bahwa “ organisasi

adalah suatu kerangka kerja yang menjadi pedoman tingkah laku sehari-

hari dan membuat keputusan untuk karyawan dan mengarahkan tindakan

mereka untuk mencapai tujuan organisasi”. Sehingga memungkinkan

orang-orang dapat bekerja bersama-sama seefektif mungkin untuk

pencapaian tujuan. Jadi minat berorganisasi adalah suatu kecenderungan

untuk bertingkah laku dan mengarahkan kepada aktivitas berorganisasi

atau dapat juga dikatakan bahwa mengarahkan individu pada suatu

sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang saling berkaitan

satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.

14
Minat berorganisasi merupakan suatu sikap seseorang yang

menaruh perhatian yang tinggi terhadap suatu aktivitas atau kegiatan

berorganisasi. Minat berorganisasi sangat berpengaruh pada diri

seseorang untuk melakukan kegiatan yang berkelompok, bekerjasama,

berkoordinasi, memenuhi aturan-aturan organisasi, tanggung jawab

terhadap tugas, melaksanakan wewenang yang terdiri dari proses

penetapan dan pembagian kerja yang akan dilakukan, pembatalan tugas-

tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan

antara unsur-unsur organisasi (Mulyadi, 2012:375).

Minat organisasi adalah suatu kecederungan seseorang dalam

bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek

atau melalukan suatu aktifitas yang berhubungan dengan perkumpulan

(berorganisasi) dan di dorong oleh tingkat kesenangan yang kuat

(excitement) didasarkan pada dorongan yang timbul dari dalam diri

seseorang, kegiatan tersebut dipilih karena adanya ketertarikan dan

kesenangan yang memberikan nilai bagi dirinya yang berlangsung secara

terus-menerus, minat erat hubungannya dengan sikap dan perasaan

senang terhadap sesuatu oleh karena itu minat diartikan sebagai sikap

senang terhadap sesuatu atau kecederungan selalu memperhatikan dan

mengingat sesuatu secara terus menerus.

Banyak sekali pilihan organisasi yang ada dikampus. Akan tetapi,

minat dari mahasiswa dewasa ini untuk berorganisasi sangat kurang.

15
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya minat mahasiswa

untuk berorganisasi didalam perguruan tinggi diantaranya:

1. Larangan dari Orang Tua

Larangan dari orang tua untuk tidak mengikuti organisasi memang

masuk akal. Orang tua tidak ingin kegiatan perkuliahan anaknya

terganggu dengan kegiatan organisasi. Orang tua menginginkan

anaknya untuk lulus tepat waktu sesuai dengan batas perkuliahan

yang telah di tentukan

2. Masih enggan-nya diri mahasiswa sendiri untuk berorganisasi

Tugas kuliah yang menumpuk, kegiatan organisasi yang kurang

menarik bagi mereka, mementingkan hiburan semata, hal ini

menyebabkan mahasiswa enggan untuk berorganisasi,

3. Pandangan Negatif Terhadap Organisasi

Banyak mahasiswa beranggapan bahwa organisasi identik dengan

aksi demonstrasi. Hal ini menjadi salah satu factor kurangnya minat

mahasiswa untuk berorganisasi, sebenarnya organisasi tidak

menghalangi kegiatan perkuliahan jika dijalani dengan baik dan benar.

Banyak dari mereka yang aktif di organisasi tapi prestasi

perkuliahannya menonjol. Jangan jadikan organisasi sebagai

penghalang kegiatan perkuliahan, tapi jadikanlah organisasi sebagai

pendukung kegiatan perkuliahan. Kita dapat berkreasi dan beraktivitas

lebih luas melalui organisasi. Dalam suatu organisasi terdapat

beberapa individu yang memiliki latar belakang yang berbeda,

16
disinilah mahasiswa dapat melatih komunikasi dan emosi dalam

menyelesaikan persoalan atau konflik yang terjadi. Bahkan tak jarang

pengalaman dalam berorganisasi dapat di praktekan di dunia

kerja. Upaya menumbuhkan minat mahasiswa untuk berorganisasi ini

pun harus menjadi perhatian dari pihak akademik. Support dan

dukungan dari pihak akademik sangat dibutuhkan mahasiswa untuk

menambah minat berorganisasi.Sudah selayaknya orang tua dan

mahasiswa berpandangan positif terhadap organisasi. Memang

organisasi tidak menjanjikan bahwa mahasiswa yang aktif dalam

organisasi akan memiliki masa depan yang cemerlang atau

memperoleh prestasi yang menonjol. Organisasi hanya sebuah

jembatan, keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan dan harapan

tergantung seberapa keras usaha masing-masing individu karena

untuk mencapai kesuksesan itu tidak segampang apa yang kita

pikirkan butuh perjuangan doa serta dukunkungan dari berbagai pihak

untuk mencapai keberhasilan tersebut dan selalu yakinlah bahwa

selalu ada jalan untuk mencapai sukses.

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Menurut Hadinoto (2008: 189), ada dua faktor yang mempengaruhi

minat seseorang, yaitu:

1. Faktor dari dalam (intrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan

memang diinginkan karena seseorang senang melakukannya. Di sini

17
minat datang dari diri orang itu sendiri. Orang tersebut senang

melakukan perbuatan itu demi perbuatan itu sendiri.

2. Faktor dari luar (ekstrinsik) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan

dilakukan atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. Orang

melakukan kegiatan ini karena ia didorong atau dipaksa dari luar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat menurut Super dan Cities

(dalam Killis, 2008: 25) adalah seperti faktor pekerjaan, sosial ekonomi,

bakat, jenis kelamin, pengalaman dan lingkungan. Dalam penelitian ini,

faktor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang adalah sebagai berikut:

1. Rasa Senang atau Rasa Tertarik

Tertarik merupakan rasa suka atau senang setiap individu, tetapi

individu tersebut belum melakukan aktivitas atau sesuatu hal yang

menarik baginya. Jadi tertarik merupakan sebuah awal dari individu

dalam menaruh minat.

2. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. Bila

individu mempunyai perhatian terhadap suatu objek, maka timbul

minat spontan dan secara otomatis terhadap objek tersebut.

Perhatian merupakan keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi

jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada suatu barang yang

ada di dalam maupun di luar diri individu (Dakir, 2013: 144). ditinjau

dari segi timbulnya perhatian, perhatian dapat dibedakan atas

18
perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.Perhatian spontan yaitu

perhatian yang timbul dengan sendirinya, timbul dengan secara

spontan. Sedangkan perhatian tidak spontan yaitu perhatian yang

ditimbulkan dengan sengaja, karena itu harus ada kemauan untuk

menimbulkannya. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa perhatian merupakan pemusatan konsentrasi individu kepada

suatu objek baik di dalam maupun di luar diri individu tersebut dengan

mengesampingkan objek yang lainnya.

3. Aktivitas

Menurut Suryabrata (2014: 72), aktivitas adalah banyak sedikitnya

orang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaannya, dan

pikiran-pikirannya dalam tindakan yang spontan. Aktivitas merupakan

keaktifan atau partisipasilangsung dari individu terhadap sesuatu hal.

Jadi, aktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan secara

berkelanjutan akan membentuk sebuah kebiasaan yang akhirnya akan

menumbuhkan rasa senang atau tertarik.

4. Peran Pembina

Pembina adalah orang yang pekerjaannya membina atau

mengarahkan suatu kegiatan tertentuperan pembina adalah sesuatu

yang diharapkan dari seseorang agar bisa mengajar, mendidik, dan

mengarahkan suatu kegiatan tertentu.

5. Alat dan Fasilitas

19
Alat adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan

organisasi, mudah dipindah bahkan dibawa oleh pelakunya, yaitu

siswa atau mahasiwa. Sedangkan fasilitas adalah segala sesuatu

yang diperlukan dalam kegiatan organisasi , bersifat permanen atau

tidak dapat dipindahkan. Dalam hai ini, alat dan fasilitas sangat

berpengaruh terhadap timbulnya minat mahasiswa terlibat dalam suatu

organisasi jika alat dan fasilitasnya lengkap dan memadai, ini akan

membuat mahasiswa lebih berantusias dan lebih aktif dalam

mengikutinya.

2.3. Organisasi (Lembaga) Kemahasiswaan

2.3.1. Definisi Organisasi Kemahasiswaan

Perkataan organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu organon

yang berarti alat, bagian, anggotam atau bagian badan. Sedangkan kata

“organisasi” itu mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama

menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional. Pengertian kedua

berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam

mana kegiatan organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

diterangkan bahwa organisasi adalah kelompok kerja sama antara orang-

orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Dari uraian diatas

dapat diketahui bahwa dalam organisasi ada gabungan sekelompok

orang yang terikat norma, peraturan, ketentuan, dan kebijakan, ada rasa

saling bersama dan ada tujuan bersama. Menurut Iksan Imanuddin

organisasi adalah kesatuan yang terdiri atas begian-bagian didalam

20
perkumpulan untuk tujuan tertentu. Kata dasar kemahasiswaan adalah

mahasiswa. Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi.

Jadi dapat di tarik kesimpulan organisasi mahasiswa adalah

perkumpulan-perkumpulan mahasiswa di lingkungan universitas yang

memiliki tujuan. Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang

beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi

kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus,

maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya

beranggotakan lintas kampus. Ciri-ciri organisasi yaitu:

a. Suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang

menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan,

ketentuan dan kebijakan yang telah dirumuskan dan masing-masing

pihak siap untuk mejalankannya dengan penuh tanggung jawab.

b. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang tersebut

saling mengadakan hubungan timbal balik, saling memberi dan

menerima dan juga saling bekerja sama untuk melahirkan dan

merealisasikan maksud (purpose), sasaran (objective) dan tujuan

(goal).

c. Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang

saling berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan pada suatu

titik tertentu, yaitu tujuan bersamadan ingin direalisasikan.

21
2.3.2 Sejarah Organisasi Mahasiswa

Nugroho (2009:45) Secara historik kita lihat adanya dua macam

organisasi mahasiswa berdasarkan lingkungan kegiatannya, yakni:

1. Organisasi mahasiswa extrauniversiter (organisasi extra)

2. Organisasi mahasiswa intrauniversiter ( organisasi intra)

Menurut sejarah yang lebih dulu ada di Indonesia adalah organisasi

extra yakni pada jaman Hindia Belanda. Sedangkan organisasi intra

sejauh pengetahuan saya baru baru ada pada jaman kemerdekaan.

Organisasi federatif yang pertama juga timbul dalam lingkungan

organisasi extra.Yakni persatuan perhimpunan-perhimpunan mahasiswa

Indonesia (PPMI). Sedangkan organisasi federatif di dalam lingkungan

organisasi intra, yakni Majelis Mahasiswa Indonesia (MMI) baru kemudian

timbulnya. Organisasi mahasiswa extra yang pernah ada di Indonesia

dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu:

1. Yang Berdasarkan Agama

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Persatuan Mahasiswa Katholik

Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia

(GMKI) dan lain-lain.

2. Yang Berdasarkan Politik/Golongan

Contoh daripada jenis kedua adalah Gerakan Mahasiswa Nasional

Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Sosialis (GM Sos), Consentrasi

Gerakan Mahasiswaa Indonesia (CGMI), dan lain-lain.

22
Kegiatan organisasi intra meliputi studi maupun rekreasi. Tetapi

karena bidang studi masing-masing anggota berbeda-beda, maka

kegiatan studi tidak begitu merata. Ada kecenderungan, bahwa anggota-

anggota sefakultas saja yang berkumpul-kumpul untuk

keperluan tenteren atau mencari mentor. Dengan demikian para anggota

mencari kepuasan lain pada organisasi-organisasi extra; organisasi

agama, yang dicari adalah kepuasan batin di bidang agamanya masing-

masing, pada organisasi politik yang dicari adalah kepuasan dalam

kehidupan politik, sedangkan pada organisasi lokal, lebih dicari adalah

rekreasi dan keseronokan atau gezelligheid. Karenaorganisasi extra ini

berdasarkan sistim keanggotaan aktif (artinya para anggota itu secara

aktif melamar untuk menjadi anggota), maka untuk dapat diterima menjadi

anggota secara ikhlas mereka menjalani perpeloncoan atau inisiasi. Lain

halnya dengan organisasi intra, yang memakai sistim keanggotaan pasif,

artinya siapa saja yang terdaftar menjadi mahasiswa tertentu daripada

universitas tertentu, dengan sendirinya diakui sebagai anggota ”keluarga

mahasiswa” fakultas atau universitas yang bersangkutan. Karena itu pada

tahun 1950-an itu tidak ada perpeloncoan pada organisasi intra. Akan

tetapi dengan langgam berpolitik pada jaman Demokrasi Liberal, yang

berdasarkan persaingan bebas, partai-partai politik secara aktif mencari

pengaruh dan bahkan mencari pengikut di dalam kampus; suatu hal yang

mengundang reaksi dari mereka yang (menurut istilah sekarang) berjiwa

Almamater. Reaksi itu ada dua macam, pertama reaksi yang disebut

23
depolitisasi, artinya sikap yang menjauhi dan bahkan mentabukan politik

di dalam lingkungan kampus. Dan kedua adalah apa yang saya sebutkan

transpolitisasi, yakni kegiatan mempelajari politik supaya tidak dapat

ditunggangi kaum politik yang menyerbu kampus-kampus untuk mencari

pengaruh dan pengikut. Namun barangsiapa ingin melakukan politicking,

harus melakukannya di luar kampus.

Dengan demikian banyak mahasiswa yang lalu tidak merasa perlu

untuk juga menjadi anggota organisasi extra. (Mereka cukup diplonco satu

kali saja). namun organisasi extra tidak tinggal diam. Karena mereka

disaingi oleh organisasi intra, maka apa yang mereka lakukan? Mereka

menyusup ke dalam tubuh organisasi-organisasi intra itu, baik pada

tingkatan senat mahasiswa maupun pada tingkatan dewan mahasiswa.

Menyusupnya adalah dengan memperjuangkan supaya jagonya menang

pada pemilihan pengurus. Caranya ada yang halus, artinya dengan cara

”tahu sama tahu”, tetapi ada juga yang secara terang-terangan

berkampanye untuk calon yang menjadi anggotanya. Setelah berhasil

duduk dalam pengurus, tokoh-tokoh extra itu pada umumnya lalu

memainkan di dalam masing-masing organisasi intra. Dengan demikian

lambat laun politicking kembali ke kampus. Dan akhirnya seluruh kampus

dalam politicking, suatu perkembangan yang mencapai puncaknya pada

tahun 1970-an. Dalam periode ini telah pula berkembang suatu gejala

dalam kehidupan politik Indonesia yakni organisasi tanpa bentuk.

Disamping kekuatan-kekuatan politik yang terorganisasi secara formal,

24
terdapat pula kekuatan-kekuatan politik yang tidak terorganisasi secara

formal, namun dampak kegiatannya terasa di kampus. Sebagai akibat

kombinasi politisasi dan depolitisasi kampus, banyak mahasiswa STIE

AMKOP terpengaruh olehnya. Baru sejak dilaksanakannya transpolitisasi,

mahasiswa STIE AMKOP Makassar dapat membebaskan diri dari

pengaruh-pengaruh external yang negatif itu dan kembali kepada

kesetiaannya kepada Almamater.

2.3.3. Bentuk-Bentuk Organisasi Mahasiswa

Rokhmawati (2009:72) mengatakan bahwa Organisasi

kemahasiswaan pada tingkat universitas terbagi atas 2 bentuk yaitu

Badan Eksekutif Mahasiswa yang sering di sebut dengan BEM dan Unit

kegiatan Mahasiswa ( UKM ). Kegiatan ini dalam rangka mewujudkan

tujuan pendidikan nasional yang dapat dilaksanakan di dalam maupun di

luar kampus kegiatan tersebut tidak di maksudkan untuk mendapatkan

Satuan Kredit Semester (SKS).

Adapun bentuk-bentuk organisasi mahasiswa adalah :

1. Majelis Perwakilan Mahasiswa (Maperwa) adalah organisasi

mahasiswa Intra Universitas di Indonesia yang dibentuk pada saat

pemberlakuan kebijakan NKK/BKK pada tahun 1978. Sejak 1978-

1989, Majelis Perwakilan Mahasiswa hanya ada di tingkat perguruan

tinggi bersama-sama dengan Senat Mahasiswa. Ada kerancuan istilah

Maperwa dengan Senat Mahasiswa karena sama-sama berarti wakil.

Hanya saja menurut aturan main, Maperwa dianggap berfungsi

25
sebagai badan legislatif sedangkan Senat Mahasiswa menjalani

fungsi eksekutif. Akhirnya, karena ketidak jelasan fungsi Maperwa itu

ketika era Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi atau SMPT fungsi

Maperwa digantikan Senat Mahasiswa. Maperwa sendiri dihapuskan.

Senat Mahasiswa yang tadinya badan eksekutif berubah menjadi

badan legislatif. Sedangkan badan eksekutifnya dibentuk Badan

Pelaksana Senat Mahasiswa, yang lantas diubah lagi menjadi Badan

Eksekutif Mahasiswa atau BEM. Istilah ini bertahan hingga saat ini.

3. Badan Eksekutif Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ialah

lembaga kemahasiswaan yang menjalankan organisasi serupa

pemerintahan (lembaga eksekutif). Dipimpin oleh Ketua/Presiden BEM

yang dipilih melalui pemilu mahasiswa setiap tahunnya. Di beberapa

kampus yang melaksanakan seperti STIE AMKOP Makassar

4. Himpunan Mahasiswa Jurusan kelompok sejenis banyak yang

membentuk jaringan dengan HMJ sejenis di Perguruan Tinggi

lainnnya, sehingga, seperti juga Senat Mahasiswa, maka ada Ikatan

Himpunan Mahasiswa Jurusan sejenis skala nasional.

5. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah wadah aktivitas

kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian

tertentu bagi para aktivis yang ada di dalamnya.Unit Kegiatan

Mahasiswa sebetulnya adalah bagian/organ/ departemen dari Dewan

Mahasiswa. Ketika dilakukan pembubaran Dewan Mahasiswa,

departemen-departemen Dewan Mahasiswa ini kemudian berdiri

26
sendiri-sendiri menjadi unit-unit otonom di Kampus. Unit Kegiatan

Mahasiswa terdiri dari tiga kelompok minat : Unit-unit Kegiatan

Olahraga, Unit-unit Kegiatan Kesenian dan Unit Khusus (Pramuka,

Resimen Mahasiswa, Pers Mahasiswa, Koperasi Mahasiswa, Unit

Kerohanian dan sebagainya)

2.4. KegiatanLembaga Kemahasiswaan

Lembaga Kemahasiswaan di dirikan sebagai wadah tempat

mahasiswa mengaktualisasikan dirinya dan sebagai wadah untuk

membina persekutuan dan membangun persekutuan tingkat tinggi. Oleh

karena itu, Lembaga Kemahasiswaan pada awal di dirikan sudah

diberikan porsi yang sangat besar dalam mengembangkan kepribadian

mahasiswa. Lembaga Kemahasiswaan merupakan bagian yang Tipikal

(sangat penting), yang mempunyai tujuan membantu Universitas

pencapaian visi dan misi Universitas. Oleh karena itu, tujuan Lembaga

Kemahasiswaan adalah :

1. Menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berperan dalam mewujudkan

tujuan perguruan tinggi pada umumnya dan pada khususnya.

2. Menjadi wahana untuk membina persekutuan dan persaudaraan untuk

kesejahteraan mahasiswa.

3. Menjadi wahana untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin yang

kritis-analitis-objektif, kreatif-inovatif, adaptif, dinamis, dedikatif dan

trampil, yang religius.

27
4. Menjadi saluran bicara mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi yang

konsruktif dan bertanggungjawab, yang hidup dalam kalangan

mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut diatas, Lembaga

Kemahasiswaan sebagai sarana tempat mahasiswa

mengaktualisasikan dirinya, mempunyai peran yang sangat

besar dalam memperjuagkan aspirasi mahasiswa.

Konteks Lembaga kemahasiswaan pada saat ini, banyak

mengalami pergeseran dan bermunculan suara-suara yang menginginkan

agar Lembaga Kemahasiswaan melihat ulang formatnya. Hal ini disadari

lembaga Kemahasiswaan tidak sesuai lagi dengan konteks kekinian dan

sudah tidak mampu menjaring aspirasi mahasiswa. Oleh karena itu

menurut hemat kami ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

melihat format lembaga Kemahasiswaan saat ini, yang saya kategorikan

dalam tiga bahagian yaitu :

1. Organisasi, dari sisi organisasi, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu :

b. Lemahnya pemahaman Fungsionaris maupun anggota Lembaga

Kemahasiswaan terhadap aturan-aturan organisasi.

c. Aturan-aturan Lembaga Kemahasiswaan sebagai norma norma

yang mengatasnamakan Lembaga Kemahasiswaan terdapat

banyak kelemahan didalamnya.

28
d. Sesuai dengan angin reformasi yang terus berkembang, Lembaga

Kemahasiswaan kurnang menjawab tuntutan reformasi, misalnya

pemilihan ketua SMU secara langsung, dan lain sebagainya.

e. Pada saat ini, Lembaga Kemahasiswaan cendrung berorientasi

pada melaksanakan progran maupun kegiatan, dari pada

melakukan fungsi/tugas-tugas lain yang seharusnya juga

meupakan tugas Lembaga Kemahasiswaan.

f. Periode yang tidak simultan juga turut mempengaruhi kinerja

Lembaga Kemahasiswaan.

g. Universitas dan Fakultas kurang memberikan dukungan kepada

Lembaga Kemahasiswaan dalam melaksanakan program maupun

kegiatannya.

2. Program

a. Akibat minim pemahaman Fungsionaris akan aturan-aturan,

Lembaga Kemahasiswan aras fakultas lebih berorientasi pada

pencapaian kompetensi humanistik Skill dari pada Profesional skill.

b. Lembaga kemahassiwaan pada saat ini sangat lemah dalam hal

kreafititas penyediaan program, sehingga cenderung mengikuti

atau mengulang program–program terdahulu.

c. Lembaga Kemahasiswaan tidak mempunyai tolak yang jelas

dalam menilai keberhasilan sebuah program maupun kegiatan.

d. Program Lembaga kemahasiswaan cenderung tidak simultan

dengan program PerguruanTinggi.

29
3. Anggaran

Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam melihat konteks anggaran

yang ada didalam Lembaga Kemahasiswaan yaitu

a. Minimnya anggaran Lembaga Kemahasiswaan.

b. Lembaga Kemahasiswaan Belum independen dalam mengelola

anggarannya.

4. Advokasi

Salah satu tugas Lembaga kemahassiwaan dalam melayani

mahasiswa adalah melakukan pembelaan terhadap mahasiswa dalam

bidang akademik maupun non akademik. Namun tugas pembelaan

tersebut kurang optimal oleh lembaga kemahasiswaan,Paling tidak

ada tiga hal menurut hemat kami yang menjadi persoalan dalam

lembaga Kemahasiswaan yaitu :

a. Lembaga Kemahasiswaan kurang memahami peran pembelaan

yang harus dilaksanakan.

b. Mahasiswa kurang mengoptimalkan Lembaga Kemahasiswaan.

c. Perguruan tinggi tidak memahami peran dan fungsi Lembaga

kemahasiswaan dalam melakukan advokasi bagi mahasiswa.

Dalam melihat permasalahan dan konteks Lembaga

Kemahassiwaan saat ini, tidak hanya keempat hal diatas yang menjadi

persoalan yang dihadapi Lembaga Kemahasiswaan. Masih banyak

persoalan-persoalan yang rtidak mampu dijawab oleh Lembaga

Kemahasiswaan saat ini. Lembaga Kemahasiswaan pada saat ini,

30
diperhadapkan pada Persoalan-perosalan lain seperti dalam hal ini krisis

kepercayaan oleh mahasisswa terhadap lembaga kemahasiswaan, model

struktur yang yang tidak akomodatif, misalnya kedudukan dan fungsi di

Perguruan Tinggi. Dalam hal ini dapat di jelaskan kegiatan lembaga

kemahasiswaan STIE AMKOP Makassar yaitu :

1. MAPERWA ( Majelis Perwakilan Mahasiswa )

Maperwa merupakan singkatan dari majelis perwakilan mahasiswa

yang merupakan organisasi lembaga kemahasiswaan tertinggi

dikampus STIE AMKOP Makassar, yang kegiatanya megawal dan

mengotrol setiap kegiatan kelembagaan, selain itu Maperwa juga

setiap per triwulan melakukan evaluasi terhadap kinerja pengurus

organisasi yang dibawah naungan lembaga kemahasiswaan, proses

pemilihan maperwa dilaksanakan satu kali dalam satu tahun yang

dipilih masing-masing dari perwakilan atau utusan setiap lembaga.

2. BEM ( Badan Eksekutif Mahasiswa )

Badan Eksekutif Mahasiswa iyalah lembaga kemahasiswaan yang

menjalangkan roda organisasi di kampus yang kegiatanya mengawal

setiap kebijakan-kebijakan kampus yang tidak pro terhadap

mahasiswa,BEM juga senantiasa melaksanakan kegiatan

pengakderan terhadap mahasiswa guna untuk memberikan

pemahaman terhadap setiap mahasiswa mengenai peran dan fungsi

BEM terhadap kampus, selain itu BEM merupakan wadah Aspirasi

31
mahasiswa karena merupakan perwakilan mahasiswa yang

menjalangkan roda organisasi pemerintahankampus.

3. HMJM ( Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen )

Himpunan Mahasiswa jurusan Manajemen adalah organisasi kampus

yang terfokus pada jurusan manajemen itu sendiri, kegiatan Hmjm

yang dilakukan adalah mengawal setiap aspirasi mahasiswa

manajemen dan selalu melaksanakan kajian-kajian yang menyangkut

tentang ilmu manajemen itu sendiri.

4. HMJA ( Himpunan Mahasiswa Jurusan Akutansi )

Himpunan Mahasiswa Jurusan Akutansi merupakan organisasi intra

kampus yang kegiatanya melaksanakan kajian-kajian Akutansi dan

mengawal setiap mahasiswa yang memiliki potensi di bidang

Acountting, HMJA sendiri setiap tahunya melaksanakan proses

regenerasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan pengkaderan di

internal kampus.

5. UKM MAPALA

Unit kegiatan Mahasiswa Pencinta alam adalah organisasi minat,bakat

yang ada di kampus STIE AMKOP Makasssar, kegiatan Mapala STIE

AMKOP Makassar setiap tahunya melaksanakan diksar guna untuk

mecari kader dan melanjutkan roda organisasi, kegiatan mendaki

gunung biasanya sering dilakukan oleh anak-anak mapala karena

merupakan salah satu hoby pencinta alam.

32
6. UKM LPM JELATA

Unit Kegiatan Mahasiswa Jurnalistik Ekonomi Lintas Berita merupakan

organisasi intra kampus yang kegiatannya meliput semua berita yang

terjadi setiap hari di kampus STIE AMKOP Makassar, lpm jelata juga

selalu melakukan pelatihan-pelatiahan jurnalistik kepada mahasiswa

agar dalam proses penyampaian sesuatu baik dan benar.

7. UKM SPORT

Unit Kegiatan Mahasiswa SPORT adalah organisasi kampus yang

merupakan minat bakat mahasiswa di bidang olaraga kegiatan UKM

sport setiap harinya mealukan seleksi olaraga kepada mahasiswa

yang sesuai minat olaraga masing-masing ukm sport itu sendiri sering

mengikuti pertandingan di kanca nasional dan selalu mendapat juara

di tingkat perguruan Tinggi, adapun kegiatan keolahragaan yang

dilakukan UKM sport adalah futsal, volly ball, takraw, dan bulu tangkis.

8. UKM SENI

Unit Kegiatan Mahasiswa SENI adalah organisasi kampus yang

didirikan untuk mahasiswa yang memiliki bakat di bidang hiburan

kegiatan jenis kegiatan ukm seni terbagi-bagi diantaranya , menyanyi

,Menari , baca puisi ,ukm seni pun selalu melakukan basar musik di

kampus guna untuk menghibur mahasiswa STIE AMKOP Makassar,

hari ini ukm seni sering tampil atau manggung setiap pertunjukan

yang dilakukan di kota makassar.

33
2.5. Peran Lembaga Kemahasiswaan Dalam Pengembangan

Akademik

Dalam pengembangan akademik, Lembaga Kemahasiswaan

mempunyai peran yang sangat signifikan dalam mengontrol pelaksanaan

Proses Belajar Mengajar baik dalam Fakultas maupun Universitas. Hal ini

di perjelas dalam pengurus terkhususnya mengenai peran Lembaga

Kemahasiswaan dalam memperjuangkan hak-hak mahasiswa. Akibat hal

tersebut diatas, memberi tempat kepada pimpinan mahasiswa untuk

menjadi Senator Dalam Perguruan Tinggi.Namun akibat kurangnya

pemahaman akan tugas dan fungsi Lembaga Kemahasiswaan, maka para

pimpinan Lembaga Kemahasiswaan tidak memainkan fungsi dan

perannya dalam menyuarakan aspirasi mahasiswa. Terutama untuk

tingkat Fakultas, Lembaga Kemahasiswaan lebih berorientasi pada

program maupun kegiatannya dalam menyalurkan aspirasi mahasiswa.

Oleh karena itu, pengurus lembaga harus memberikan perhatian pada

akademik dalam bentuk langkah-langkah melalui :

1. Penataan metode pengontrolan dan metode evaluasi yang efektif

dalam bidang akademik.

2. Peningkatan peran Lembaga Kemahasiswaan sebagai wadah tempat

mahasiswa melakukan pembelaan dalam bidang akademik

3. Lembaga Kemahasiswaan harus melakukan kajian-kajian yang bersifat

memperkaya mutu akademik.

34
4. Peninjauan ulang metode-metode perekrutan dosen di Perguruan

Tinggi.

5. Memberikan perhatian terhadap Ektra Kurikuler Wajib Lembaga

Kemahasiswaan dalam rangka membantu mahasiswa untuk

mengembangkan kepribadiannya. Berdasarkan al tersebut diatas,

Lembaga Kemahasiswaan harus kembali menyadari akan fungsi dan

perannya dalam mengembangkan akademik di lingkungan perguruan

Tinggi.

2.6. Prospek Lembaga Kemahasiswaan ke Depan

Lembaga Kemahasiswaan sebagai wada tempat mahasiswa

mengembangkan kepribadian dan tempat membina persekutuan

dikalangan mahasiswa, sebenarnya mempunyai peran dan fungsi yang

sangt strategis dalam pengembangan sebuah Universitas maupun

perguruan tinggi. Lembaga kemahasiswaan pada saat ini, merupakan

salah satu penentu mutu sebuah perguruan tinggi. Indikator dalam

mengukur keberhasilan kegiatan mahasiswa adalah sejauhmana

Lembaga Kemahasiswaan mampu mengembangkan program maupun

kegiatan yang sesuai dengan aspirasi mahasiswa dan konteks kekinian

mahasiswa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melihat

prospek Lembaga Kemahasiswaan ke depan yaitu ;

1. Otonomi perguruan tinggi melalui PP No. 60, mengenai

penyelenggaraan perguruan tinggi.

35
2. Akreditasi Nasional. Dimana memberikan point penilaian sebesar 5%

kepada kegiatan kemahasiswaan (hal ini menduduki posisi nomor dua

setelah tenaga kerja dosen).

3. keinginan masyarakat agar mahasiswa berperan sebagai saluran

bicara mahassiwa yang kritis dalam memperjuangkan aspirasi

masyarakat. Oleh karena itu peranan Lembaga Kemahassiwaan tidak

hanya berperan untuk dirinya sendiri, tetapi peranan dan kehadirannya

juga untuk masyarakat sekitarnya.

4. Terkhususnya untuk Lembaga Kemahassiwaan sebagai bagian dari,

mempunyai peranan dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi kebijakan. Oleh karena itu, kontrol terhadap pihak Perguruan

Tinggi dan yayasan sangat dibutuhkan dalam mengembangkan dan

menjamin mutu berkelanjutan yang ada kampus ini.

2.7. Kerangka Konseptual

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh

minat mahasiswa berorganisasi terhadap kegiatan lembaga

kemahasiswaan, maka variabel yang akan diteliti yaitu ada 2 (dua) yaitu

variabel minat mahasiswa berorganisasi dan variabel kegiatan lembaga

kemahasiswaan.

Simamora (2008:26-27) meyatakan bahwa istilah lain untuk

variabel independen adalah variabel bebas, variabel antaseden, prediktor,

variabel yang mempengaruhi, dan stimulus. Sedangkan variabel

36
dependen sering disebut variabel terikat, variabel tidak bebas, variabel

konsekuensi, variabel terpengaruh, kriterion, atau respon.

Berdasarkan pendapat Simamora tersebut, maka peristilahan

selanjutnya untuk variabel minat kita sebut sebagai variabel bebas,

sedangkan untuk variabel kegiatan lembaga kemahasiswaan kita sebut

sebagai variabel terpengaruh.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema gambar 2.1 berikut :

Skema Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

X MinatBerorganisasi KegiatanLembagaKemaha

1. Rasa senang siswaan

2. Perhatian 1. MAPERWA

3. Aktivitas 2. BEM

4. Peran Pembina 3. HMJM

5. Alat dan fasilitas 4. HMJA


5. UKM MAPALA
6. UKM SPORT
7. UKM LPM
8. UKM SENI

Skema kerangka konseptual tersebut menunjukkan adanya

pengaruh minat mahasiswa berorganisasi yang diukur berdasarkan faktor-

faktor yang menjadi pendorong minat mahasiswa terlibat dalam suatu

organisasi dilingkungan kampus, terhadap kegiatan lembaga

kemahasiswaan.

37
Setiap lembaga kemahasiswaan memiliki kegiatan masing-masing,

dan dalam penelitian ini akan diukur kegiatan lembaga kemahasiswaan

mana yang mendapat respon positif dan memiliki skor tertinggi sesuai

dengan persepsi mahasiswa.

2.8. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu minat mahasiswa

berorganisasi berpengaruh signifikan terhadap kegiatan lembaga

kemahasiswaan di STIE AMKOP Makassar.

38

Anda mungkin juga menyukai