A. ORGANISASI
Berbicara terkait organisasi tidak lepas dari tiga komponen yang mesti harus kita
ketahui, yaitu,Leadershif atau Kepemimpinan, Manajemen, dan Kaderisasi, baik
buruknya sebuah organisasi bergantung pada tiga hal pokok tersebut. Organisasi
tanpa Leadershif atau Kepemimpinan akan lumpuh dan tak akan “berbuah”,
Organisasi tanpa Manajemen bisa amburadul dan kalang kabut, dan Organisasi
tanpa kaderisasi akan “patah” di tengah jalan dan pada akhirnya akan punah.
Oleh karenya di dalam Organisasi sangat dibutuhkan seorang Leader atau
Pemimpin yang cakap, cermat dan bertanggung jawab, kecermatan dan
kecakapan tersebut tentunya harus ditunjang dengan instrument manajemen
yang baik, sehingga dapat mengorbitkan dan melahirkan sumber daya kader –
kader yang handal serta mumpuni guna mewujudkan cita – cita dan tujuan
organisasi.
Kita sebagai komponen bangsa secara sadar sudah terlibat dalam sebuah sistem
Negara yang merupakan organisasi terbesar melalui pilar demokrasi, yakni
Organisasi Partai Politik, yang dalam hal ini adalah Partai Gerakan Indonesia Raya
(GERINDRA). Untuk itu merupakan sebuah kewajiban bagi kita untuk dapatnya
memahami fungsi Organisasi, Leadershif, Manajemen dan Kaderisasi secara benar
agar apa yang menjadi cita-cita Partai Gerakan Indonesia Raya dapat tercapai.
Prinsif Organisasi
Ada empat prinsif dasar di dalam organisasi, yang di sebut POAC. Yaitu :
Terkait empat prinsif tersebut akan kita jelaskan lebih lanjut pada materi
Manajemen.
B. LEADERSHIF/KEPEMIMPINAN
C. MANAJEMEN
Pada awal abad ke-20 seorang industriawan perancis yang bernama Henry fayol
mengusulkan bahwa semua manajer melaksanakan 5 (lima) fungsi manajemen,
yaitu: Merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengkoordinasi dan
mengendalikan. Pada pertengahan tahun 1950-an, dua professor UCLA
memanfaatkan karya Fayol tersebut dan meringkas fungsi manajemen menjadi 4
(empat), yaitu:
D. KADERISASI
Fungsi kaderisasi atau pencetakan calon pemimpin tidak telepas dari penanaman
ideologi,etika, budaya,pengetahuan dan lainnya. Kaderisasi merupakan salah satu
media rekrutmen, pemantapan komitmen dan penguatan terhadap ideologi
organisasi yang berkaitan serta pemahaman terhadap pencapaian visi dan
misinya. Proses kaderisasi sebagai penguatan organisasi merupakan sebuah
orientasi jangka panjang. Sehingga proses kaderisasi tersebut harus secara terus
menerus dilakukan untuk memperkuat ikatan dalam sebuah organisasi.
Berpikir kritis adalah salah satu sisi menjadi orang kritis. Pikiran harus
terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu:
a) memberi alasan atas pilihan keputusan yang diambilnya, b) menjawab
pertanyaan mengapa keputusan seperti itu diambil, c) terbuka terhadap
perbedaan keputusan dan pendapat orang lain, serta d) sanggup menyimak
alasan-alasan mengapa orang lain memiliki pendapat dan keputusan yang
berbeda.
4. Punya Kesadaran ; Ada tiga kesadaran yang harus di miliki seorang kader.
Pertama, sadar bahwa dirinya secara langsung sudah menjadi bagian dalam
sebuah organisasi, Kedua, sadar bahwa dirinya sudah menjadi aktivis
organisasi, Ketiga, sadar akan posisinya di dalam organisasi. Dengan
kesadaran tersebut, maka timbul rasa tanggung jawab terhadap kewajiban
organisasi.
5. Memiliki Kemampuan dan Kamauan ; Seorang kader harus mempunyai
kemampuan, baik kemampuan akademik maupun non-akademik.
Kemampuan menyerap informasi dan mengelolahnya dan menterjemahkan
informasi tersebut dalam dunia nyata, disamping kader harus memiliki
kemauan yang guna mewujudkan cita-citanya.