Secara etomologi istilah pengelolaan berasal dari kata kelolah (tomanage) dan
biasanya merujuk pada proses mengurus atau menangani sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu. Jadi pengelolaan merupakan ilmu manajemen yang berhubungan dengan proses
mengurus dan menangani sesuatu untuk mewujudkan tujuan tertentu yang ingin dicapai.
1. Planning
2. Organizing
3. Actuating
4. Controlling
5. Evaluating
1. Planning (Perencanaan)
Dengan mengganalisis kondisi instansi atau organisasi saat ini, maka dapat
dirumuskan juga rencana kegiatan selanjutnya.
Disamping merumuskan suatu rencana yang akan ditetapkan maka seorang pemimpin
organisasi beserta anggota organisasi tersebut dapat melakukan prediksi (forecasting)
mengenai yang harus dilakukan apabila terdapat resiko atau hambatan yang akan dihadapi di
masa yang akan datang.
Semua pengembangan kegiatan tersebut dipilih satu alternatif terbaik untuk mencapai tujuan
dari berbagai alternatif yang ada.
2. Organizing (Pengorganisasian)
a. Dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif
dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
b. Kegiatan untuk menempatkan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat
c. Mengalokasikan sumber daya/sarana, dan merumuskan serta menetapkan tugas sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
d. Sebagai suatu tindakan atau kegiatan untuk menggabungkan seluruh potensi yang ada
dari seluruh bagian dalam suatu organisasi
e. Dengan adanya tahapan pengorganisasian, struktur di dalam organisasi menjadi jelas
karena struktur organisasi menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung
jawab sehingga setiap pekerja akan bergerak dan bertindak sesuai dengan job
description dan kewenangannya.
3. Actuating (Menggerakan)
Menurut George R Terry (1986), actuating merupakan suatu tindakan yang dilakukan
oleh pemimpin organisasi (leader) untuk mengupayakan agar semua anggota organisasi
berusaha dalam mencapai sasaran yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Hal ini dikarenakan dalam merealisasikan suatu perencanaan, suatu organisasi harus
didasari pada arahan seorang pemimpin seperti dengan memotivasi setiap anggota organisasi
untuk melaksanakan/menjalankan kegiatan di dalam organisasi, yang sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya. Maka dari itu, tahapan actuating (menggerakan) dalam
pengelolaan pengembangan organisasi tidak lepas dari peranan kemampuan seorang
pemimpin (leader), dalam mengarahkan potensi SDM yang ada pada organisasi sehingga
sudah seharusnya posisi pemimpin dalam sebuah organisasi itu dipilih dan ditetapkan
berdasarkan kualifikasi , standarisasi , attitude , dan perilaku yang baik, agar ia menjalankan
tanggung jawab nya secara efektif dan efisien.
Hal ini perlu dilakukan agar organisasi tersebut mengalami perubahan dan mengalami
kemajuan organisasi yang lebih baik lagi dengan mengetahui kesalahan dan kelemahan yang
ada pada organisasi tersebut, untuk mencegah terjadinya kesalahan yang sama. Sehingga
pelaksanaan dari kegiatan organisasi tidak berbeda dengan rencana atau tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5. Evaluating (Penilaian)
Menurut Stufflebeam, dkk (1971) bahwa evaluasi adalah proses penilaian yang
sistematis, yang meliputi, pemberian nilai, memberikan apresiasi dan menentukan alternatif
solusi terhadap permasalahan yang ditemukan.
Dengan kata lain, evaluasi dilakukan untuk menilai dan meningkatkan kemampuan
berinteraksi antara anggota organisasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan penilaian yang sistematis terhadap konsep
perencanaan, desain, implementasi, serta manfaat aktivitas dari program yang dijalankan oleh
organisasi tersebut.