Anda di halaman 1dari 19

TEORI ORGANISASI & MANAJEMEN

RESTRUKTURISASI ORGANISASI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi & Manajemen

Dosen Pengampu: Fikri Habibi, M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Dewi Mutiara Rahayu 41120013

Mita Rahim 41120027

Nurul Hikmah 41120034

Siti Murtapi’ah 41120046

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL POLITIK DAN HUKUM

UNIVERSITAS SERANG RAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Restrukturisasi Organisasi”. Dalam
menulis makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari semua pihak untuk penyempurnaan dalam pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan banyak ucapan terimakasih yang tak
terhingga kepada :

1. Bapak Fikri Habibi, M.Si yang sudah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Teman-teman yang sudah membantu
3. Rekan-rekan di kelas A1 Administrasi Publik Universitas Serang Raya

Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah, Amiin
Yaa Robbal ‘Alamiin.

1
Daftar Isi

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
Daftar Isi........................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................................4
BAB II............................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................5
2.1 Pengertian, Fungsi dan Jenis – Jenis Restrukturisasi Organisasi..................5
2.1.1 Pengertian Restrukturisasi Organisasi.....................................................5
2.1.2 Fungsi Restruturisasi Organisasi..............................................................6
2.1.3 Jenis – Jenis Restrukturisasi Organisasi..................................................7
2.3 Dimensi Restrukturalisasi Organisasi...........................................................11
2.4 Formalisasi menurut Mintzbegr.....................................................................14
2.5 Contoh Restrukturisasi Kredit.......................................................................14
BAB III.........................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan....................................................................................................17
Daftar Pustaka............................................................................................................18

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Restrukturisasi organisasi atau perusahaan penting dilakukan karena
restrukturisasi organisasi merupakan induk dari berbagai upaya perusahaan untuk
memperbaiki kinerja di masa depan. Restrukturisasi organisasi atau perusahaan
pada prinsipnya merupakan kegiatan atau upaya untuk menyusun ulang komponen-
komponen organisasi atau perusahaan supaya masa depan perusahaan memiliki
kinerja yang lebih baik. Penyusunan ulang komposisi manajemen, struktur
organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, atau hal lainnya yang berkaitan
dengan masalah manajerial dan organisasi.
Dalam hal restrukturisasi manajemen atau organisasi, perbaikan kinerja
dapat diperoleh dengan berbagai cara. Diantaranya adalah dengan pelaksanaan
yang lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik, dan kompetensi
staf yang lebih mampu menjawab permasalahan di setiap unit kerja. Secara
fundamental, BUMN sebagai suatu instansi pemerintah yang berperan pada sektor
vital dalam pertumbuhan perekonomian Negara, terlebih-lebih bagi pertumbuhan
perekonomian masyarakat, ternyata pada realitasnya, badan-badan usaha itu belum
bekerja secara optimal dalam rangka pencapaian visi dan misinya.
Hal tersebut ditandai dengan terjadinya inefisiensi, nonprofessional,
nonproduktif, serta rendahnya kualitas dan pelayanan barang dan jasa terhadap
masyarakat, terwujud dengan adanya kerugian yang berkepanjangan dalam usaha
perusahaan-perusahaan Negara tersebut.
Dengan adanya Restrukturisasi Organisasi dan Pengembangan
Manajemen di Perusahaan Negara atau Badan Usaha Milik Negara diharapkan
kinerja dari perusahaan dan sumber daya manusia yang ada didalamnya lebih efektif
dan optimal serta produktif lagi di masa depan sehingga dapat mencapai visi dan
misi yang telah ditentukan sejak awal, diharapkan dengan adanya restrukturisasi
organisasi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari BUMN tersebut,
kemudian dapat memberikan keuntungan bagi Negara dan memberikan pelayanan
yang memuaskan bagi masyarakat.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, fungsi dan jenis- jenis dari restrukturisasi organisasi?
2. Apakah faktor yang menentukan restrukturisasi organisasi?
3. Apakah dimensi restrukturisasi organisasi ?
4. Formalisasi menurut Mintzberg?
5. Apakah contoh dari restrukturisasi Kredit?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengatahui pengertian, fungsi dan jenis – jenis dari restrukturisasi
organisasi
2. Untuk mengetahui factor yang menentukan restrukturisasi organisasi
3. Untuk mengetahui dimensi rustrukturisasi organisasi
4. Untuk mengetahui formalisasi menurut Mintzberg
5. Untuk mengetahui contoh dari restrukturisasi kredit

4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Fungsi dan Jenis – Jenis Restrukturisasi Organisasi

2.1.1 Pengertian Restrukturisasi Organisasi


Restrukturisasi merupakan kegiatan atau tindakan yang perlu
dilakukan organisasi/perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan
produktivitas melalui berbagai perubahan yang diperlukan terhadap berbagai
aspek di dalam organisasi/perusahaan agar organisasi lebih berdaya. Apabila
pemberdayaan melalui restrukturisasi dapat dilakukan, maka seluruh aspek
organisasi akan dapat lebih berfungsi secara optimal, kinerja organisasi juga
semakin lebih baik. Hal ini memiliki makna bahwa organisasi akan lebih
mampu mengakumulasi keuntungan secara maksimal.Pada akhirnya
organisasi akan mampu membiayai seluruh kebutuhan sumber daya
organisasi, antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar
lebih profesional, sarana dan prasarana kerja, sistem dan prosedur kerja,
teknologi, dan lain-lain.

Dengan demikian organisasi akan lebih mampu meningkatkan


kualitas pelayanan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
pelanggan. Kualitas pelayanan meliputi sejumlah keistimewaan produk yang
dapat memenuhi keinginan pelanggan, sehingga dapat memberi pelayanan
yang berkualitas berkaitan dengan penggunaan produk yang digunakan oleh
pelanggan. Kualitas pelayanan perlu selalu ditingkatkan dengan partisipasi
aktif, dan sistem manajemen strategis dan integratif yang melibatkan seluruh
pihak, staf dan pimpinan secara berkesinambungan.

Konsep restrukturisasi menurut Gouillart and Kelly (1995) merupakan


bagian dari transformasi organisasi yang disebut The Four R’s
Transformation. Resktrukturisasi adalah mempersiapkan dan menata ulang
segala sumber daya organisasi dan mengarahkannya untuk mencapai tingkat
kinerja daya saing yang tinggi dalam lingkungan yang dinamis dan kompetitif.
Pendapat ini memberikan pemahaman bahwa melakukan reformasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara yang kesemuanya bertumpu pada
perubahan atau pembaharuan organisasi. Robbins (1994: 6) menetapkan

5
bahwa sebuah struktur organisasi mempunyai tiga komponen, yaitu
kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Kompleksitas mempertimbangkan
tingkat diferensiasi yang ada dalam organisasi. Termasuk di dalamnya tingkat
spesialisasi atau tingkat pembagian kerja, jumlah tingkatan di dalam hierarki
organisasi, serta tingkat sejauh mana unit-unit organisasi tersebar secara
geografis

2.1.2 Fungsi Restruturisasi Organisasi


Untuk menjamin kelangsungan usahanya, perusahaan melakukan banyak
strategi yang dapat dipastikan salah satunya adalah dengan mengoptimalkan
kapasitas organisasi. Salah satu cara yang tepat untuk dijalankan adalah
dengan melakukan proses restrukturisasi organisasi.

Proses restrukturisasi dapat dijalankan dengan melakukan tahapan proses


sebagai berikut:

 Melakukan proses Business Process Reengineering (BPR).


Ada pentingnya bagi perusahaan untuk menjalankan perubahan strategis
terkait dengan business process yang saat ini sedang dijalankan. Lakukan
proses evaluasi untuk dapat memastikan bahwa business process yang
dimaksud dapat dilakukan proses perbaikan untuk dapat mengefektifkan
proses kerja dan memastikan adanya optimalisasi dari fungsi sumber daya
manusia.
 Melakukan proses Analisis Jabatan. Penetapan analisis jabatan dalam
organisasi dilakukan untuk menyambung perbaikan dari business process
yang telah ditetapkan untuk dilakukan proses koreksi. Penyusunan ulang
fungsi dan tanggung jawab jabatan yang ada dalam organisasi sangat
dibutuhkan untuk memastikan adanya konsep strategis untuk
mengoptimalkan peranan suatu jabatan dalam organisasi.
 Kajian Organisasi adalah proses untuk menjalankan kajian organisasi
adalah penting setelah konsep penetapan jabatan tersebut dilakukan.
Pemetaan fungsi dan jabatan dalam organisasi menjadi proses penting
yang menjadi bagian penting untuk dilakukan. Setelah pemetaan
ditetapkan. Lakukan proses evaluasi terhadap kondisi yang ada untuk
kemudian disusunkan struktur organisasi yang baru.

Proses restrukturisasi organisasi adalah langkah penting bagi


perusahaan/organisasi untuk dapat bertahan dalam menghadapi tantangan

6
bisnis. Fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dalam proses
restrukurisasi dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan memastikan
ukuran organisasi yang rasional. 

2.1.3 Jenis – Jenis Restrukturisasi Organisasi


1) Restrukturisasi Portofolio/Aset
Restrukturisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio
perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang
termasuk ke dalam portofolio perusahaan adalah setiap aset, lini bisnis,
divisi, unit usaha atau SBU (strategic business unit), maupun anak
perusahaan.
2) Restrukturisasi Modal/Keuangan
Restrukturisasi keuangan atau modal adalah penyusunan ulang
komposisi modal perusahaan supaya kinerja perusahaan menjadi lebih
sehat. Kinerja keuangan dapat dievaluasi berdasarkan laporan keuangan,
yang terdiri dari neraca, rugi/laba, laporan arus kas, dan posisi modal
perusahaan. Berdasarkan data dalam laporan keuangan perusahaan,
akan dapat diketahui tingkat kesehatan perusahaan. Kesehatan
perusahaan dapat diukur berdasar rasio kesehatan, yang antara lain
tingkat efisiensi (efficiency ratio), tingkat efektifitas (effectiveness ratio),
profitabilitas (profitability ratio), tingkat likuiditas (liquidity ratio), tingkat
perputaran aset (asset turnover), leverage ratio dan market ratio. Selain
itu, tingkat kesehatan dapat dilihat dari profil risiko tingkat pengembalian
(risk return profile).
3) Restrukturisasi Manajemen/Organisasi
Restrukturisasi manajemen dan organisasi, merupakan penyusunan
ulang komposisi manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem
operasional, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah managerial
dan organisasi.
Dalam hal restrukturisasi manajemen/organisasi, perbaikan kinerja dapat
diperoleh melalui berbagai cara, antara lain dengan pelaksanaan yang
lebih efisien dan efektif, pembagian wewenang yang lebih baik sehingga
keputusan tidak berbelit-belit, dan kompetensi staf yang lebih mampu
menjawab permasalahan di setiap unit kerja.
Pada dasarnya setiap perusahaan dapat menerapkan salah satu jenis
restrukturisasi pada satusaat, namun bisa juga melakukan restrukturisasi
secara keseluruhan, karena aktifitasrestrukturisasi saling terkait.

7
Pada umumnya sebelum melakukan restrukturisasi, manajemen
perusahaan perlu melakukan penilaian secara komprehensip atas semua
permasalahan yangdihadapi perusahaan, langkah tersebut umum disebut
sebagai due diligence atau penilaian ujituntas perusahaan. Hasil penilaian
ini sangat berguna untuk melakukan langkahrestrukturisasi yang perlu
dilakukan berdasar skala prioritasnya. Ada berbagai macam alasan
perusahaan melakukan restrukturisasi. Alasan tersebut antara lain :
 Masalah Hukum/desentralisasi

Undang-undang No.22/1999 dan No.25/1999 telah mendorong


korporasi untuk mengkajiulang cara kerja dan mengevaluasi hubungan
kantor pusat, dengan anak-anak perusahaanyang menyebar di seluruh
pelosok tanah air. Keinginan Pemerintah Daerah untuk ikutmenikmati
hasil dari perusahaan-perusahaan yang ada di daerah masing-masing
menuntut perusahaan untuk mengkaji ulang seberapa jauh wewenang
perlu diberikan kepada pimpinananak-anak perusahaan supaya bisa
memutuskan sendiri bila ada masalah-masalah hukum didaerah.

 Masalah Hukum/monopoli

Perusahaan yang telah masuk dalam daftar hitam monopoli, dan telah
dinyatakan bersalaholeh Komisi Pengawasan Persaingan Usaha
(KPPU)/pengadilan, harus melakukanrestrukturisasi agar terbebas dari
masalah hukum. Misalkan, perusahaan harus melepas atau memecah
divisi supaya dikuasai pihak lain, atau menahan laju produk yang masuk
ke daftarmonopoli supaya pesaing bisa mendapat porsi yang mencukupi.

 Tuntutan pasar

Konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya produsen.


Apalagi dalam era perdagangan bebas, produsen dari manapun boleh ke
Indonesia. Hal ini menuntut perusahaanuntuk memenuhi tuntutan
konsumen, yang antara lain menyangkut kenyamanan(convenience),
kecepatan pelayanan (speed), ketersediaan produk (conformity), dan
nilaitambah yang dirasakan oleh konsumen (added value). Tuntutan
tersebut bisa dipenuhi bila perusahaan paling tidak mengubah cara kerja,
pembagian tugas, dan sistem dalam perusahaansupaya mendukung
pemenuhan tuntutan tersebut.

8
 Masalah Geografis

Perusahaan yang melakukan ekspansi ke daerah-daerah sulit


dijangkau, perlu memberiwewenang khusus kepada anak perusahaan,
supaya bisa beroperasi secara efektif. Demikian juga jika melakukan
ekspansi ke luar negeri, korporasi perlu mempertimbangkan
sistemkeorganisasian dan hubungan induk-anak perusahaan supaya
anak perusahaan di mancanegera dapat bekerja baik.

 Perubahan kondisi perusahaan

Perubahan kondisi perusahaan sering menuntut manajemen untuk


mengubah iklim supaya perusahaan semakin inovatif dan menciptakan
produk atau cara kerja yang baru. Iklim ini bisa diciptakan bila
perusahaan memperbaiki manajemen dan aspek-aspek
keorganisasian,misalnya kondisi kerja, sistem insentif, dan manajemen
kinerja.

 Hubungan holding-anak perusahaan

Korporasi yang masih kecil dapat menerapkan operating holding


system, dimana induk dapatterjun ke dalam keputusan-keputusan
operasional anak perusahaan. Semakin besar ukurankorporasi, holding
perlu bergeser dan berlaku sebagai supporting holding, yang hanya
mengambil keputusan-keputusan penting dalam rangka mendukung
anak-anak perusahaansupaya berkinerja baik.

 Masalah Serikat Pekerja

Era keterbukaan, yang diikuti dengan munculnya undang-undang


ketenaga kerjaan yang terusmengalami perubahan mendorong para
buruh untuk semakin berani menyuarakankepentingan mereka.

 Perbaikan image korporasi

Korporasi sering mengganti logo perusahaan dalam rangka


menciptakan image baru, ataumemperbaiki image yang selama ini
melekat pada stakeholders korporasi. Sebagai contoh, beberapa tahun
lalu, PT Garuda Indonesia mengganti logo perusahaan supaya
imagekorporasi mengalami perubahan.

9
 Fleksibilitas Manajemen

Manajemen seringkali merestrukturisasi diri supaya cara kerja lebih


lincah, pengambilankeputusan lebih cepat, perbaikan bisa dilakukan lebih
tepat guna. Restrukturisasi ini biasanya berkaitan dengan perubahan job
description, kewenangan tiap tingkatan manajemen untukmemutuskan
pengeluaran, kewenangan dalam mengelola sumber daya (temasuk
SDM), dan bentuk organisasi. Contohnya PT Kimia Farma melakukan
restrukturisasi organisasi, dengan memisahunit apotik supaya
manajemen menjadi semakin lincah dan fokus beroperasi.

 Pergeseran kepemilikan

Pendiri korporasi biasanya memutuskan untuk melakukan go public


setelah si pendirimenyatakan diri sudah tua, tidak sanggup lagi
menjalankan korporasi seperti dulu. Perubahan paling sederhana adalah
mengalihkan sebagian kepemilikan kepada anak-anaknya. Tapi caraini
seringkali tidak cukup.

 Akses modal yang lebih baik

PT Indosat menjual sebagian sahamnya di Bursa Efek New York


(NYSE) dengan tujuansupaya akses modal menjadi lebih luas. Dengan
demikian, perusahaan tersebut tidak harusmembanjiri BEJ dengan
sahamnya setiap kali membutuhkan modal. Sebagai dampaktindakan ini,
struktur kepemilikan otomatis berubah.

Restrukturisasi juga dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar, yaitu:

 Restrukturisasi aset meliputi akuisisi, merger, divestasi.


 Restrukturisasi kepemilikan meliputi spin-off, split-ups, equity carve-out.
 Restrukturisasi hutang meliputi exchange offers, kebangkrutan, likuidasi.
 Restrukturisasi joint venture.
2.2 Faktor yang Menentukan Restrukturisasi Organisasi

Faktor-faktor yang menentukan transformasi menurut Kreitner dan Kinicki (2001;666)


adalah:

 Kepemimpinan (leadership)

10
Bass dalam Pasolong (2008:129), mendefinisikan kepemimpinan transformasional
sebagai kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk mempengaruhi anak
buahnya sehingga mereka akan percaya, meneladani dan menghormatinya.

 Budaya Organisasi (Culture Organization)

Budaya organisasi menurut Robbins (1994;479) yaitu sebagai nilai-nilai dominan


yang didukung oleh organisasi, falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi
terhadap pegawai dan pelanggan, cara pekerjaan dilakukan ditempat kerja, dan
asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat diantara organisasi.

 Komunikasi (communication)

Wibowo (2011;291) mendefenisikan komunikasi untuk perubahan adalah proses dua


arah dan banyak berkaitan dengan menyimak dan menghimpun informasi.
Chowdhury (2003;74) mengemukakan bahwa dalam suatu lingkungan yang
beragam, komunikasi lintas struktur yang kompleks yang dilaksanakan secara efektif
adalah bukan hal yang mudah.

2.3 Dimensi Restrukturalisasi Organisasi


Dalam restukturisasi organisasi terdapat dua dimensi yang mempengaruhi
pencapian tujuan organisasi. Menurut Daft (1983: 13) dimensi organisasi tersebut
meliputi dimensi struktual dan dimensi kontekstual.
Dimensi struktural meliputi sebagai berikut :
1. Formalisasi, berkaitan dengan jumlah dokumen tertulis dalam organisasi.
Domentasi meliputi prosedur, uraian tugas, peraturan, dan manual kebijakan.
Dokumen – dokumen tertulis menggambarkan perilaku dan aktivitas
2. Spesialisasi, adalah sejauh mana tugas-tugas oraganisasi terbagi menjadi
pekerjaan yang terpisah. Jika spesialisasi sangat luas, setiap karyawan hanya
melakukan berbagai tugas yang sempit. Jika spesialisasi rendah, karyawan
melakukan berbagai tugas dalam pekerjaan mereka. Spesialisasi kadang-
kadang disebut sebagai pembagian kerja.
3. Standarisasi, adalah sejauh mana aktivitas kerja serupa dilakukan dengan cara
seragam. Dalam sebuah organisasi yang sangat standar seperti McDonald’s,
konten pekerjaan dijelaskan secara rinci, dan prosedur kerja dilakukan dengan
cara yang samsa di semua lokasi
4. Hirarki otoritas, menjelaskan siapa yang melapor kepada siapa dan rentang
kendali untuk masing-masing manajer. Hirarki tersebut digambarkan oleh garis
vertikal pada bagan organisasi. Hirraki adalah terkait dengan rentang kendali

11
(jumlah karyawan melaporkan kepada supervisor). Ketika rentang pengawasan
sempit, hirarki cenderung tinggi. Ketika rentang pengawasan yang luas, hirarki
otoritas akan lebih singkat.
5. Kompleksitas, mengacu pada jumlah kegiatan atau subsistem dalam
organisasi. Kompleksitas dapat diukur sepanjang tiga dimensi : vertikal,
horizontal dan spesial. Kompleksitas vertikal adalah jumlah tingkat didalam
hirarki. Kompleksitas horizontal adalah jumlah jabatan atau departemen yang
ada dalam organisasi. Kompleksitas spesial adalah jumlash lokasi secara
geografis. Kompleksitas spesial rendah karena organisasi ini terletak di satu
tempat.
6. Sentralisasi, mengacu pada tingkat hirarkis yang memiliki kewenangan untuk
membuat keputusan. Ketika keputusasn di degalisasikan kepada tingkat
organisasi yang rendah, disebut desentralisasi. Keputusan organisasi mungkin
desantralisasi atau didesantralisasi.
7. Profesionalisme, berkaitan dengan tingkat pendidikan formal dan pelatiha
karyawan. Profisoanilisme dianggap tinggi ketika karyawan melakukan waktu
yang lama untuk melakukan pelatihan pekerjaan dalam organisasi.
Profisionalisme umumnya diatur sebagai rata-rata jumlah tahun pendidikan
karyawan.
8. Rasio personil, melihat penyebaran personil untuk berbagai fungsi dan
departemen. Rasio personil meliputi rasio personil administrasi, rasio personil
pembukuan, rasio staf profesional, atau rasio karyawan langsung atau tidak
langsung. Rasio personil diukur dengan membagi jumlah karyawan dalam
klasifikasi dengan jumlah total karyawan organisasi.

Sedangkan dimensi kontekstual menurut Daft adalah sebagai berikut :

1. Ukuran besarnya oragnisasi tercermin dalam jumlah orang dalam


organisasi. Hal ini dapat diukur untuk organisasi secara keseluruhan atau
untuk komponen tertentu. Karena organisasi merupakan sistem sosial
maka pengeukuran nya yaitu dengan jumlah karyawan. Ukuran lain seperti
penjualan total atau aset total juga mencerminkan besarnya, tetapi mereka
tidak menunjukkan ukuran bagian manusia dari sistem sosial.
2. Teknologi organisasi adlah sifat dari subsistem produksi, dan itu
mencangkup tindakan dan teknik yang diguanakn untuk mengubah input
dan output organisasi.
3. Lingkungan mencangkup seluruh elemendiluar batas organisasi. Elemen
kunci meliputi industri, pemerintahan, pelanggan, pemasok dan organisasi

12
keuangan . elemen lingkungan yang mempengaruhi oragnisasi adalah
datangnya dari organisasi – organisasi lain.
4. Tujuan dan strategi organisasi menentukan teknik kompetitif yang
membedakannya dengan organisasi lain. Tujuan sering ditulis sebagai
pernyataa niat perusahaan. Strategi adalah rencana aksi yang
menggambarkan alokasi sumber daya dan kegiatan untuk menghadapi
lingkungan dan untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan dan srategi
menetukan lingkup operasi dan hubungan dengan karyawan, klien dan
pesaing.
5. Budaya suatu organisasi adalah himpunan nilai-nilai dasar kunci,
keyakinan, pemahaman dan norma-norma bersama oleh karyawan. Nilai-
nilai mendasari dapat berhubungan dengan perilaku etika, komitmen
kepada karyawan efisiensi, atau pelayanan pelanggan dan mereka
memberikan perekat untuk menahan anggpta organisasi bersama-sama.
Suatu budaya organisasi yang tidak tertulis tetapi dapat diamati dalam
cerita, slogan, ucapan, pakian, dan tata letak antor.

Dalam kaitan tersebut menurut pendapat Weber yang dikuti Mintzberg (1979: 85)
tiga dimensi struktural organisasi yang saling terkait erat adalah:

1. Spesialisasi berkaitan dengan pembagian kerja dalam organisasi,


pembagian tugas resmi di antara sejumlah posisi.
2. Strandarisasi berkaitan dengan adanya prosedur, peristiwa yang
terjadi secara teratur dan disahkan oleh organisasi.
3. Formalisasi berkaitan sejauh mana aturan-aturan, prosedur, intruksi
dan komunikasi dilakukan secara tertulis.

Dalam pemetapan struktur organisasi merupakan hal utama adalah


bagaimana mengorganisasikan berbagai aktivitas dan sumber daya manusia yang
tersedia dalam organisasi agar semua pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
Perubahan strategi organisasi mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan
dalam struktur organisasi dan keahlian pada posisi-posisi tertentu. Kesimpulannya
adalah strategi, struktur dan lingkungan harus terpadu dalam satu kesatuan, atau jika
tidak, kinerja organisasi akan hancur. Para manajer strategis karena itu harus
memperhatikan cara organisasi dibuat, supaya pekerjaan dapat dilakukan dengan
baik

13
2.4 Formalisasi menurut Mintzbegr
Formalisasi mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan
didalam organisasi itu dibukukan. Jika suatu pekerjaan sangat diformalkan, maka
pelakasanaan pekerjaan tersebut mempunyai tingkatan keleluasaaan yang minimum
mengenai apa yang harus diekrjakan. Ada 3 macam jenis formaliasasi menurut
Mintzberg (1979: 82), yaitu formalisasi berdasarkan pekerjaan, formalisasi
berdasarkan aliran pekerjaan dan formalisasi berdasarkan peraturan sebagai
berikut :
1. Formalisasi pekerjaan
Dalam hal ini, jenis perilaku organisasi disesuaikan dengan pekerjaan itu
sendiri, biasanya didokumentasikan dalam deskripsi pekerjaan formal.
Personil dapat diberi tahu apa langkah yang harus diambil dalam
pekerjaannya, dalam urutan apa, kapan dan dimana.
2. Formalisasi alur kerja
Hal ini dihubungkan edngan spesifikasi pekerjaan, organisasi dapat menyusun
alur dari pekerjaan yang dilakukan.
3. Formalisasi aturan
Formalisasi perilaku dengan aliran pekerjaan, organisasi mungkin bukan
lembaga aturan untuk semua situasi pekerjaan, semua alur kerja,s emua
pekerja. Ini mungkin menentukan siapa yang dapat atau tidak dapat
melakukan apa, kapan,dimana, untuk siapa dan dengan izin siapa. Aturan
diterbitkan dalam bentuk tertulis dan dapat dikumpulkan dalam buku manual.

2.5 Contoh Restrukturisasi Kredit


Contoh restrukturisasi yang bisa dilakukan nasabah yaitu :

1. Nasabah UMKM

Misalnya, Rangga, seorang pelaku UMKM yang sebelum Covid-19 ramai


pembeli ke tokonya, kini sejak virus corona sulit mendapatkan pembeli dan
tidak sanggup membayar cicilan pinjaman modal kepada bank.

Dengan kondisi tersebut, Rangga pun bisa memperoleh keringanan untuk


penundaan pembayaran pokok/bunga misalnya 3, 6, 9, atau 12 bulan, sesuai
kesepakatan bersama pihak bank.

2. Nasabah wiraswasta

Contoh lain, seorang pengemudi ojek online bernama Budi mengajukan


restrukturisasi karena sebelumnya dia banyak membawa penumpang. Namun,

14
kini sejak pandemi Covid-19 Budi sulit mendapatkan penumpang dan tidak
sanggup membayar cicilan motor ke leasing. Budi pun mendapatkan
keringanan untuk penundaan pembayaran pokok/bunga misal 3, 6, 9, atau 12
bulan, sesuai kesepakatan bersama dengan pihak leasing.

3. Restrukturisasi kredit leasing mobil di www.oto.co.id/covid19-restructuring

Salah satu perusahaan leasing Indonesia yang menawarkan restrukturisasi


kredit kepada pelanggan yang terdampak pandemi Covid-19 adalah PT Oto
Multiartha. Perusahaan leasing ini mempersilakan pelanggan untuk mengakses
laman www.oto.co.id/covid19-restructuring untuk mengajukan restrukturisasi
kredit mobil mereka.

Pelanggan lalu mengisi Form Permohonan Restrukturisasi Kredit yang ada di


laman tersebut. Beberapa data dan informasi pelanggan yang harus dilengkapi
di dalam form tersebut adalah sebagai berikut :

 Nomor Kontrak Kredit


 Nama Pelanggan (nama pelanggan akan terisi secara otomatis jika nomor
kontrak yang diisi benar)
 Nomor KTP
 Nomor Telepon atau HP (harus aktif)
 Email (harus aktif)
 Alamat sesuai KTP
 Pekerjaan
 Tujuan penggunaan kendaraan (pilih salah satu di antara sejumlah pilihan,
yaitu: taksi online (Grab), taksi online (Gojek), taksi online perusahaan lain,
travel, usaha lain, atau pribadi)
 Periode Restrukturasi
 Keperluan Permohonan
 Alasan Permohonan

Pihak PT Oto Multiartha akan melalukan analisi berdasarkan dari form yang telah
diisi, untuk kemudian menghubungi pelanggan di kemudian hari.

4. Restrukturisasi kredit leasing motor di www.otofinance.co.id/covid19-


restructuring

15
Masih dari grup Oto, PT Summit Oto Finance yang bergerak di bidang
pembiayaan kendaraan, namun lebih tepatnya leasing sepeda motor, juga
menawarkan kebijakan restrukturisasi kredit kepada para nasabahnya.

Nasabah yang merasa terdampak Covid-19 sehingga membutuhkan


keringanan dalam bentuk restrukturisasi kredit, akan difasilitasi oleh pihak
leasing. Hal ini juga berlaku buat para nasabah dari kalangan driver ojek online
Gojek dan Grab.

Untuk mengajukan restrukturisasi kredit, nasabah harus mengisi form


permohonan restrukturisasi kredit yang disediakan di laman
www.otofinance.co.id/covid19-restructuring. Sejumlah informasi yang harus
dilengkapi sama seperti restrukturisasi kredit leasing mobil di
www.oto.co.id/covid19-restructuring.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defiinisi dari restrukturalisasi menurut Gouillart & Kelly (1995: 8) adalah
“mempersiapkan dan menata ulang segala sumber daya organisasi dan mengerahkannya
untuk mencapai tingkat kinerja daya saing yang tinggi dalam lingkungan yang dinamis dan
kompetitif”. Hal ini identic dengan konsep desain ulang menurut Scharmer yang dikutip Akib
(2011: 2) yang berarti pertumbuan struktur dan proses yang mendasari kegiatan organisasi.
Desain ulang merupakan level dua model teori U pembelajran dan perubahan.

Dalam kaitan dengan dengan hal yang disebutkan diatas struktur organisasi dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem
pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual
dengan kelompok (Wahjono, 2010: 16)

17
Daftar Pustaka
Gouillart, Francis J & James N. Kelly. 1995. Transforming The Organization. New York: Mc
Graw Hill, Inc

Berry, Leonard, Parasuraman Zeithaml, Valeri. 1988. The Service Quality Puzzle. Bussiness
Horizons.

Harvard Business Review. 2002. Culture & Change. Boston: Harvard Business School
Publishing.

https://www.academia.edu/

Restrukturalisasi Organisasi : Teori dan Aplikasi dalam Mengefektifkan Pengelolaan


Keuangan Daerah (oleh : Dr. Ir. YOSEP P.KOTON, M.Si)

18

Anda mungkin juga menyukai