OLEH
DAERAH, S.Pd
NIP. 19750620 200701 1 016
Puji dan syukur peneliti mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan berkat kepada penulis sehingga penulis dapat
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna ujian dinas TK.
II. Dalam proses pengerjaan Makalah ini, penulis mendapat bimbingan dari
beberapa pihak berupa motivasi dan informasi. Oleh karena itu sudah selayaknya
2. Bapak Drs. L. M. Husein Tali, M.Pd selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Muna
Barat.
beserta jajarannya.
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik
Makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun
bagi pemerintah.
Penulis
Daerah,S.Pd
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
pegawainya mampu bekerja dengan kinerja yang tinggi, yang berarti pelaksanaan
pekerjaan berhasil dengan baik. Pimpinan organisasi akan selalu menuntut pegawai
untuk dapat mencapai standar atau bahkan mampu melampaui standar hasil kerja
yang ditetapkan oleh organisasi, karena pada dasarnya kinerja organisasi secara
pekerjaan dapat dilakukan jika dibandingkan dengan standar penilaian yang telah
ditetapkan. Pegawai dinyatakan mempunyai kinerja yang tinggi jika hasil kerjanya
paling tidak sesuai dengan standar hasil kerja, atau mampu melampaui standar hasil
kerja. Penilaian terhadap kinerja tersebut lajim dilakukan secara periodik dengan
untuk mencapai tujuan dengan cara menggerakkan dan mengendalikan orang lain
untuk bekerja mencapai tujuan yang dimaksud. Tanpa adanya pemimpin maka akan
sulit untuk mencapai tujuan, karena individu dan kelompok yang terkait dalam
pencapaian tujuan tersebut menjadi tidak terkoordinasi dan tidak terkendali dengan
1
baik.
dari bawahan adalah untuk mencapai harapan kebutuhan hidup. Artinya bahwa
organisasi.
dipengaruhi oleh dorongan yang timbul dari dalam dirinya untuk melakukan
2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tujuannya
untuk meningkatkan prestasi dan kinerja PNS. Prestasi kerja PNS akan dinilai
berdasarkan 2 (dua) unsur penilaian, yaitu: SKP (Sasaran Kerja Pegawai), yaitu:
rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS, dan perilaku kerja,
yaitu: setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh PNS atau tidak
perundang-undangan.
2
reformasi birokrasi menunjukkan bahwa pelayanan publik masih lemah. Hal ini
dipengaruhi oleh struktur birokrasi yang gemuk dan jumlah pegawai yang berlebih,
sehingga terjadi tumpang tindih fungsi dan wewenang. Tingginya angka Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang dilakukan oleh oknum birokrat juga menjadi
bertujuan menciptakan organisasi birokrasi yang adil dan baik sebagai aktualisasi
pemerintahan, yaitu good governance. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan
kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan observasi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan industri dalam mana organisasi tersebut tersusun atas dasar pembagian fungsi-
fungsi yang berbeda, yang harus dilaksanakan. Jadi ada perbedaan peranan atau
tugas bagi setiap individu dalam organisasi yang menentukan adanya pemimpin.
Perubahan yang kian cepat dan persaingan bisnis yang kian ketat menuntut
berbagai organisasi untuk bergerak gesit, strategis, dan berfokus penuh pada bisnis
competitive advantage).
tempramen, watak dan kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku
dan gayanya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya atau Style
jelas, bersikap adil dan tidak berat sebelah, sanggup membawa kelompok kepada
dan kekuatan emosional pada anak buahnya, yang bisa menggugah kekuatanraksasa
Salah satu teori gaya pemimpin yang paling banyak didiskusikan adalah
yang dikemukakan Blake dan Mouton (1964) dalam Pace dan Faules (2012:280),
yang semula disebut kisi manajerial (managerial grid) tapi kini disebut kisi
pemimpin (1991). Kisi ini berasal dari hal-hal yang mendasari perhatian manajer:
perhatiannya pada tugas atau pada hal-hal yang telah direncanakan untuk
perhatian pemimpin pada tugas dan pada manusia saling berkaitan sehingga
yang visioner yakni: a. Peran merumuskan visi (the vision role), b. Peran menjalin
Peran melakukan dorongan (the encourage role) dan e. Peran memberi informasi
5
1. Pendekatan Teori Sifat
Teori sifat (trait theory) bahwa seorang yang dilahirkan sebagai seorang
yang harus dipenuhi agar gaya pemimpin berhasil mencapai tujuan organisasi.
Indikator kepemimpinan menurut teori Path-Goal, yaitu sebagai berikut (Pace dan
Faules, 2012:281):
6
Jadi berdasarkan defenisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja
itu merupakan hasil dari suatu pelaksanaan pekerjaan, pemecahan masalah pada
tujuan daripada instansi. Pemimpin memainkan peranan yang dominan, krusial, dan
Peranan yang paling besar terhadap kinerja adalah perasaan para pegawai bahwa
selalu akan dikaitkan dengan kelompok, karena seorang pemimpin tanpa kelompok
dan para anggota, tidak akan ada manfaatnya, meskipun individu tersebut
mempunyai potensi yang sangat baik untuk menjadi seorang pemimpin. Disamping
itu sulit bagi para karyawan untuk mengarahkan usaha yang tinggi terhadap suatu
pekerjaan apabila mereka percaya bahwa pimpinan mereka tidak berlaku adil
terhadap mereka.
merangsang mereka untuk dapat bekerja dengan giat, karena pegawai berfungsi
berbagai fasilitas kerja tersebut, pegawai dapat melakukan setiap pekerjaan dengan
7
BAB III
PEMBAHASAN
strukturnya sama.
aplikasinya. Etika dan moral pemimpin juga menjadi masalah yang tidak mudah
peningkatan kualitas pelayanan public. Seperti yang dilakukan oleh Wali Kota
Surabaya, Tri Rismaharani, Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dan Menteri
moral dan etika pemimpin dengan pola kehidupan yang santun dan sederhana
8
sebagai karakter di dalam individunya, mampu membangun sebuag organisasi
perubahan dunia yang telah dihasilkan dan menjadi ikon penting bagi rakyatnya
keadilan; (2) memiliki rasa cinta, empati, dan simpati yang ditujukan kepada
sesama umat manusia; (3) memegang teguh prinsip kejujuran; (4) menjunjung
emosional, dan spiritual; (6) bersikap transparan dalam setiap pelaksanaan tugas
dan tanggungjawabnya.
ditentukan oleh rasa adil seorang pemimpin yang muncul dari hati nurani dan
Keadilan seorang pemimpin mempunyai ruang yang lebih besar dalam tindakan dan
akan tetapi lebih kepada kenyamanan dan keberpihakan terhadap satu sama lain
terhadap tindakan yang dilakukan serta tidak ada rasa diskriminasi diantara elemen
yang ada dalam organisasi. Kecemburuan sosial dalam sebuah organisasi adalah
faktor rasa ketidakadilan yang ditunjukkan oleh pemimpin. Oleh karena itu segala
9
bentuk perbuatan pemimpin secara otomatis akan berdampak terhadap
bawahannya.
Secara prinsip, kinerja yang baik dari bawahan dapat dilakukan dengan
empati, dan simpati bagi pemimpin adalah rasa yang harus ditumbuh kembangkan
kedalam jiwa dan aplikasi kedalam perbuatan dan perilaku yang menyertainya. Jiwa
sebagai sumber dari segala bentuk perbuatan manusia dalam bekerja, bertindak dan
sebuah kharisma bijak dari seorang pemimpin yang dituntut untuk lebih bersikap
agresif terhadap bawahan. Dengan cinta, simpati, dan empati yang dimilik oleh
didalamnya akan menciptakan bawahan yang tidak jujur. Jujur dalam sikap,
perilaku, dan tindakan menjadi poin penting dalam pengelolaan organisasi sebagai
dari organisasi dan kemajuan dari lembaga yang dipimpinnya. Amanah merupakan
10
mengimplementasikan gagasan dan konseptualnya.
Pemimpin yang cerdas akan menghasilkan output dan outcome yang baik serta
tindakannya.
pemimpin, tentunya harus sadar akan budaya yang ada dalam lembaga
lantang disuarakan oleh seorang pemimpin untuk perubahan yang lebih baik,
dan dikelola sesuai dengan tujuan dan harapan pemerintah dan rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, segala bentuk pertentangan terhadap budaya yang ada
11
polarisasi infeksi. Sehingga ketangguhan pemimpin dalam menghadapi segala
budaya yang lebih elegan dalam sebagai implikasi reformasi birokrasi yang lebih
saran dan masukan dari bawahan menjadi sebuah media pembelajaran untuk
dilakukan.
melalui kekuasaan Negara dalam pelaksanaan public good and service yang
12
Pengertian diatas memberikan pemahaman, bahwa good governance
proses pelayanan publik dan perbaikan terhadap organisasi birokrasi. Hanya saja, dalam
Paradigma yang keliru dari penyelenggara Negara, termasuk pemahaman pemimpin dalam
prinsip-prinsip good governance yang belum diterapkan secara maksimal dalam penerapan
implementasi kebijakan. Sehingga, tujuan secara substantif masih belum dirasakan oleh
13
BAB V
5.1. Kesimpulan
paling besar terhadap kinerja adalah perasaan para pegawai bahwa mereka sedang
dikaitkan dengan kelompok, karena seorang pemimpin tanpa kelompok dan para
5.2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Elu, W.B. dan A.J. Purwanto. 2012. Inovasi dan Perubahan Organisasi
Yogyakarta: BPFE.
Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Pustaka Utama.
Persada.
University Press.
Remaja Rosdakarya.
15
Siagian, Sondang P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Erlangga.
BPFE.
Jurnal:
Manitu, Erimas. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Badan
Universitas Tadulako.
Khairizah, Noor dan Suprapto. 2017. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Perundang-undangan:
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Negeri Sipil.
16