Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN INDONESIA

TENTANG TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAHAN DALAM


KEPEMIMPINAN DAN KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN
DALAM ETIKA DAN POLITIK

Disusun Oleh :
Kelas B2
Kelompok 4
1. Khalifah Binri (30.0386)
2. Muh. Rizky Syahriza Putra Andry (30.1258)
3. Muh. Zaid Yusuf (30.1204)
4. Muh. Afriansyah (30.0024)
5. Soni Ayudistira (30.0978)
6. Yola Bergi Sembiring (30.0160)

PROGRAM STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
penulisan Makalah Kepemimpinan Pemerintahan Tentang Tugas Dan Fungsi Pemerintahan
Dalam Kepemimpinan Dan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Etika Dan Politik dalam mata
kuliah Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia.

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Penyusun mengakui bahwa dalam penulisan makalah ini
banyak kekurangan, hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penyusun. Namun
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Pada akhirnya, makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi penyusun pada khususnya. Kami juga
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan tidak lepas dari
kesalahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran untuk kebaikan sangat kami harapkan demi
perbaikan di masa penulisan makalah selanjutnya.

Jatinangor, 09 Oktober 2022

Penyusun

[1]
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAHAN DALAM KEPEMIMPINAN..............................3
1. Tugas Pemerintahan dalam Kepemimpinan.........................................................................3
2. Fungsi Pemerintahan dalam Kepemimpinan........................................................................4
1. Fungsi Regulasi.................................................................................................................4
2. Fungsi Pelayanan..............................................................................................................5
3. Fungsi Pemberdayaan.......................................................................................................6
4. Fungsi Pembangunan........................................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................................9
KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DALAM ETIKA DAN POLITIK.............................9
1. Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Etika..........................................................................9
2. Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Politik.....................................................................11
3. Pertimbangan Dalam Memilih Pemimpin Pemerintahan...................................................13
1) Kapabilitas......................................................................................................................13
2) Kompatibilitas.................................................................................................................13
3) Akseptabilitas..................................................................................................................14
BAB III.........................................................................................................................................16
Kesimpulan dan Saran................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................16
3.2. Saran................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

[2]
BAB I

TUGAS DAN FUNGSI PEMERINTAHAN DALAM


KEPEMIMPINAN
1. Tugas Pemerintahan dalam Kepemimpinan
Pemerintahan sebagai salah satu unsur yang penting dari Negara mempunyai posisi yang
determinan dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pemerintahan baik keluar maupun
kedalam karena posisinya yang demikian strategi situ maka keberadaan Negara dan khususnya
pemerintahan Negara menjadi sangat ditentukan oleh keberhasilan pemerintahan dan pemerintah
dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam kerangka mencapai tujuan Negara tidak akan
tercapai dan jika kondisi ini terjadi maka kerugian besar akan ditanggung oleh masyarakat
Negara pada umumnya, mengingat salah satu tujuan membentuk pemerintah adalah untuk
meningkat kesejahteraan masyarakat. Lebih penting dari itu bahwa keberadaan satu Negara
dalam hubunganna dengan Negara lain, pengakuan suatu Negara yang merdeka itu didasarkan
atas adanya pemerintahan yang berdaulat.
Kepemimpinan berasal dari kata “pimpim” yang berarti tuntun, bina atau bimbing. Pimpin
dapat pula berarti menunjukkan jalan yang baik atau benar tetapi dapat pula berarti mengepalai
pekerjaan atau kegiatan. Dalam kepemimpinan ini terdapat hubungan antar manusia. Yaitu
hubungan mempengaruhi (dari pemimpin) dan hubungan kepatuhan – ketaatan para pengikut
atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin. Para pengikut terkena pengaruh
kekuatan dari pemimpinnya dan bangkitnya secara spontan rasa ketaatan pada pemimpin.
Kepemimpinan pada dasarnya berarti kemampuan untuk memimpin, kemampuan untuk
menentukan secara benar apa yang harus dikerjakan. Sehingga, kepemimpinan merupakan
kemampuan mempengaruhi orang lain, yang dilakukan melalui hubungan interpersonal dan
proses komunikasi untuk mencapai tujuan, dan juga merupakan suatu proses mengatur dan
membantu orang lain agar bekerja dengan benar untuk mencapai tujuan.
Dalam konsepsi Kepemimpinan Pemerintahan maka yang dimaksudkan dalam pemimpin
disini adalah pemimpin pada ketiga cabang pemerintahan, yaitu eksekutif, legislative, dan
yudikatif. Dalam tingkatan eksekutif atau pemerintahan dalam arti sempit maka Kepemimpinan
Pemerintahan dipegang oleh pemimpin pemerintah mulai dari tingkat Negara sampai dengan

[3]
tingkat daerah, yaitu Presiden, Gubermur, Walikota/Bupati, Camat, dan Lurah/Kades. Jika dilihat
dari hirarki Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia, kepala daerah (Gubernur,
Walikota/Bupati) berada di posisi kepemimpinan tingkat menengah, diatasnya terdapat Presiden
beserta pembantunya dan dibawahnya terdapat Kepemimpinan Pemerintahan yang dijalankan
oleh Camat dan Lurah/Kepala Desa.
Pemimpin pemerintahan merupakan figure yang menentukan efektivitas pencapaian tujuan
organisasi pemerintahan. Dengan kata lain pencapaian tujuan organisasi pemerintahan ditentukan
oleh kemampuan, kompetensi, dan kapabilitas pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya. Kepemimpinan pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Kepemimpinan pemerintahan disebutkan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
penyelenggaraan administrasi Negara, para pemimpin pemerintahan mempunyai tanggung jawab
atas tugas yang diembannya.
Kepemimpinan yang baik dalam mengelola sebuah kantor pemerintahan diperlukan adanya
pengetahuan, kedisiplinan, ketegasan dan keuletan bagi pimpinannya. Karena pemimpin yang cerdas akan
mampu mengembangkan lembaganya menjadi lebih baik. Seorang pemimpin kantor pemerintahan
untuk dapat meningkatkan kualitas kerja di sebuah lembaga pemerintahan, harus mampu
mengimplementasikan dirinya secara langsung dalam lembaga tersebut. Bahkan tanggung jawab
dan loyalitas para pekerja akan mampu membangun lembaga tersebut menjadi berkembang. Oleh
karena itu, kualitas kerja tersebut dilihat dari dua sisi, yaitu sisi pemimpin dan para bawahan-
bawahannya. Karena semangat dan kesenangan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan-
bawahan akan mendorong berkembangannya lembaga pemerintahan yang dikelolanya.
2. Fungsi Pemerintahan dalam Kepemimpinan
Dalam hal kepemimpinan, tugas pemerintahan yaitu menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan hal tersebut antar badan, Lembaga, dinas terkait. Sehingga kepemimpinan
diperlukan dalam hal ini untuk pengambilan keputusan untuk kebijakan tersebut. Fungsi dari
pemerintahan secara umum terdapat 4 fungsi antara lain :
1. Fungsi Regulasi
Selama ini, regulasi banyak diidentikkan dengan peraturan. Padahal jika mengacu pada
KBBI, regulasi adalah pengaturan. Keduanya menyandang makna yang berbeda. Peraturan
merupakan ketentuan yang telah disepakati dan memiliki konsekuensi jika dilanggar,
sementara pengaturan lebih ke prosesnya yaitu membuat jadi teratur.

[4]
Regulasi yang secara umum dapat diartikan sebagai pengendalian berkelanjutan dan
terarah, menjadi tolok ukur keteraturan. Regulasi dilakukan oleh lembaga pemerintahan
kepada masyarakatnya agar berperilaku sesuai standar, dengan tujuan meraih hasil tertentu.
Awalnya ruang lingkup regulasi hanya seputar bidang ekonomi, tetapi seiring berjalannya
waktu merambah juga ke regulasi sosial. 
Regulasi mempunyai arti penting dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, baik
perannya sebagai fondasi maupun pedoman dalam pelaksanaan tugas fungsi, maupun dalam
mengurai persoalan yang terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Fungsi
regulasi ini merupakan salah satu fungsi utama pemerintah atau biasa disebut juga fungsi
pengaturan.
Fungsi utama regulasi adalah menjadi pengontrol segala tindakan individu,  sebagai
perpanjangan tangan pemerintah atau pihak yang mempunyai kewenangan, dalam upaya
menjaga suatu tatanan tetap teratur dan kondusif. Fungsi lainnya ialah menimbulkan
perasaan damai juga aman,  melindungi hak dan kewajiban, membuat disiplin dan patuh
mereka yang berada di lingkup regulasi, dan menjadi panduan berperilaku.
Dapat disimpulkan bahwa regulasi berfungsi membangun sistem pengaturan dalam
peranannya sebagai pengendali sosial. Mencegah individu dari melakukan perbuatan yang
berpotensi merugikan individu lain dan mengganggu ketertiban. Regulasi memastikan tujuan
bersama bisa tercapai.
Fungsi regulasi dalam pemerintahan yakni mengatur seluruh sector dalam masyarakat
dengan kebijakan – kebijakan dalam bentuk Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, dan
Peraturan lainnya. Maksud dari fungsi ini ialah guna terciptanya stabilitas Negara terjaga
dan pertumbuhan Negara sesuai dengan yang diinginkan.
2. Fungsi Pelayanan
Fungsi utama pemerintah adalah memberikan pelayanan (service) untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat di semua sector. Masyarakat tak akan dapat berdiri sendiri memenuhi
kebutuhan tanpa adanya pemerintah yang memberikan pelayanan. Ini merupakan fungsi
yang bersifat umum dan dilakukan oleh seluruh negara di dunia. Pelayanan publik pada
dasarnya menyangkut aspek kehidupan yang sangat luas. Dalam kehidupan bernegara,
pemerintah memiliki fungsi memberikan pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat,
mulai dari pelayanan dalam bentuk pengaturan atau pun pelayanan-pelayanan lain dalam

[5]
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan lainnya.
Untuk itu pemerintah memberikan layanan public terhadap warga Negaranya.
Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini
dapat dilakukan dengan strategi strategi yang dapat membangun sistem pelayanan yang baik
untuk mewujudkan kualitas dari kebijakan publik yang baik pula. Perangkat birokrasi yang
ada baru dapat memberikan pelayanan publik yang berkualitas apabila kinerjanya selalu
didasarkan pada nilai-nilai etika pelayanan publik. Kualitas pelayanan publik yang baik
tentu sangat bergantung oleh beberapa aspek, yaitu : system, kelembagaan, sumber daya
manusia, dan keuangan. Dalam hal ini pemerintah harus benar-benar memenuhi keempat
aspek tersebut, karena dengan begitu, masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Sehingga, akan akan tercipta suatu sistem yang baik
sehingga keberlangsungan jalanya pemerintahan melalui kebijakan publik dapat berjalan
dengan baik pula.
Terdapat beberapa unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu: a) Penyedia
layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik
berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa
(services). b) Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (costomer)
atau customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan. c) Jenis layanan,
yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada pihak yang membutuhkan
layanan. d ) Kepuasan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus
mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat penting
dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu biasanya sangat
berkaitan erat dengan standar kualitas barang dan atau jasa yang mereka nikmati.
Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat sebenarnya
merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat. karena itu,
kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum (public services) sangat strategis
karena akan sangat menentukan sejauhmana pemerintah mampu memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya bagi masyarakat, yang dengan demikian akan menentukan sejauh mana
negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya.

[6]
3. Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini untuk mendukung terselenggaranya otonomi daerah, fungsi ini menuntut
pemberdayaan Pemerintah Daerah dengan  kewenangan  yang cukup dalam pengelolaan
sumber daya daerah guna melaksanakan berbagai urusan yang didesentralisasikan. Untuk itu
Pemerintah Daerah perlu meningkatkan peranserta masyarakat dan swasta dalam kegiatan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Kebijakan pemerintah, pusat dan daerah,
diarahkan untuk meningkatkan aktifitas ekonomi masyarakat, yang pada jangka panjang
dapat menunjang pendanaan Pemerintah Daerah. Dalam fungsi ini pemerintah harus
memberikan ruang yang cukup bagi aktifitas mandiri masyarakat, sehingga dengan demikian
partisipasi masyarakat di Daerah dapat ditingkatkan. Lebih-lebih apabila kepentingan
masyarakat diperhatikan, baik dalam peraturan maupun dalam tindakan nyata pemerintah.
Fungsi ini akan dijalankan oleh pemerintah apabila masyarakat sudah tidak mempunyai
skill maupun kemampuan untuk bisa keluar zona aman disini tugas pemerintah di fungsi
pemberdayaan ini. Salah satu contoh yaitu ketika kondisi masyarakat dalam keadaan tidak
memiliki pengetahuan, dalam taraf kemiskinan,dalam keadaan tertindas, dan lain
sebagainya.Fungsi Pemerintah ini harus mampu membawa serta mengeluarkan masyarakat
keluar dari zona ini dengan cara melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan dimaksud ialah
agar mampu mengeluarkan segenap kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat baik melalui
penyuluhan ataukah sekolah lapangan sehingga tidak menjadi beban pemerintah.
Pemberdayaan inidilakukan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusianya
agar masyarakat tidak ketergantungan terhadap pemerintah.semakinberkuran sehingga,hal
ini akan mempermudah pemerintah mencapai tujuantujuan negaranya.
4. Fungsi Pembangunan
Fungsi pembangunan dijalankan apabila situasi dan kondisi masyarakat mulai melemah
dan pembangunan akan dikontrol ketika kondisi masyarakat membaik (menuju taraf yang
lebih sejahtera). Pemerintah harus berfungsi sebagai pemacu pembangunan di wilayahnya,
dimana pembangunan ini mencakup segala aspek kehidupan tidak hanya fisik tapi juga
mental spriritual. Pembangunan akan berkurang apabila keadaan masyarakat membaik,
artinya masyarakat sejahtera. Jadi, fungsi pembangunan akan lebih dilakukan oleh
pemerintah atau Negara berkembang dan terbelakang, sedangkan Negara maju akan
melaksanakan fungsi ini seperlunya.

[7]
Dengan begitu luas dan kompleksnya tugas dan fungsi pemerintahan, menyebabkan
pemerintah harus memikul tanggung jawab yang sangat besar. Untuk mengemban tugas yang
berat itu, selain diperlukan sumber daya, dukungan lingkungan, dibutuhkan institusi yang kuat
yang didukung oleh aparat yang memiliki perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat dan pemerintahan. Langkah ini perlu dilakukan oleh pemerintah,
mengingat dimasa mendatang perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan
semakin menambah pengetahuan masyarakat untuk mencermati segala aktivitas pemerintahan
dalam hubungannya dengan pemberian pelayanan kepada masyarakat.

[8]
BAB II

KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DALAM ETIKA DAN


POLITIK
Kemampuan dan keterampilan dari seorang pimpinan adalah faktor penting dalam
memotivasi pegawainya agar lebih bekerja dengan baik. Dalam hal ini pengaruh seorang
pimimpinan sangat menentukan arah tujuan dari organisasi, karena untuk merealisasikan tujuan
organisasi perlu menerapkan peran dalam memimpin kerja yang konsisten terhadap situasi kerja
yang dihadapi. Selain itu seorang pemimpin didalam melaksanakan tugasnya harus berupaya
menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan bawahannya agar mereka dapat
bekerja secara produktif. Dengan demikian, secara tidak langsung motivasi dari pegawai
semakin meningkat.
Pemimpin berfungsi untuk memandu, menuntun, membimbing, membangunkan motivasi
kerja, mengemudikan organisasi, menjalin komunikasi yang baik, melakukan pengawasan secara
teratur, dan mengarahkan pada bawahannya kepada sasaran yang ingin dituju. Berhubungan
dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pemimpin agar bawahannya termotivasi untuk bekerja
lebih baik lagi. Peran kepemimpinan juga merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang
untuk mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya
dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan suatu organisasi baik secara keseluruhan maupun sebagai kelompok dalam suatu
organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan untuk membangkitkan
motivasi atau semangat kerja pegawai terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
Tujuan kepemimpinan pemerintahan di Indonesia sejalan dengan cita – cita bangsa yaitu
terwujudnya masyarakat Pancasila, yaitu masyarakat maju yang adil dan Makmur materiil dan
spiritual berdasarkan Pancasila yang merupakan tujuan nasional.
1. Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Etika
Kepemimpinan pemerintahan dapat dalam Etika dapat dimaknai sebagai
implementasi kepemimpinan pemerintahan yang mempedomani nilai – nilai etika
pemerintahan. Sebagaimana dipahami bahwa di dalam organisasi pemerintahan, peran
pemimpin sangat sentral artinya dinamika bergeraknya organisasi pemerintahan sangat

[9]
dipengaruhi oleh perilaku pemimpinnya, oleh karena itu baik buruknya penyelenggaraan
pemerintahan sangat ditentukan oleh pemimpinnya. Pemerintahan merupakan institusi
netral, dimana di dalamnya terbuka peluang bagi pemimpinnya untuk berbuat baik atau
sebaliknya. Apabila pemerintahan dikelola oleh pemimpin yang memegang etika
kepemimpinan pemerintahan maka rakyat akan menerimanya sebagai rahmat.
Peran terbesar yang harus dijalani oleh seorang pemimpin pemerintahan adalah
bagaimana memberikan pencerahan bagi masa depan organisasi yang dipimpinnya, dengan
menciptakan situasi dan kondisi kondusif serta memungkinkan berlangsungnya proses-
proses manajemen secara optimal. Pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan tugas,
fungsi dan dalam berperilaku, perlu memahami dan mengimplementasikan makna dari
etika. Pemahaman akan etika kepemimpinan pemerintahan merupakan landasan berpijak
penting dalam melaksanakan pola-pola kerja, baik yang bersifat hirarkhis formal maupun
hubungan yang sifatnya non formal. Dengan demikian maka pemimpin dan yang dipimpin,
akan bekerjasama dalam koridor yang sifatnya saling melengkapi, tidak sekedar pada pola
hubungan atasan dan bawahan.
Dengan menyadari etika kepemimpinan pemerintahan maka pemimpin pemerintahan
perlu menumbuhkan dinamika yang fair dalam organisasi, yang dapat menciptakan suasana
kondusif bagi semua pihak, untuk menjalani dan menikmati pekerjaan, sebagai bagian dari
tanggung jawab, tanpa merasa terbebani apalagi mersa tertekan. pekerjaan itu harus
dipahami sebagai panggilan, rahmat, amanah, seni dan bagian dari ibadah, sehingga
komitmen pengabdian harus ditempatkan sebagi prioritas. Bagi seorang pemimpin
pemerintahan, siapapun dia dan dalam bentangan lahan pengabdian apapun, harus
memahami bahwa ia mengemban amanah dari orang yang dipimpinnya, dan tidak sekedar
menjadikan posisi itu sebagai lambing kebanggaan dan kemegahan. Bagi seorang
pemimpin organisasi yang dipimpinnya ibarat pohon yang harus terus hidup dan tumbuh
untuk kepentingan diri dan lingkungannya, bagi setiap cabang, bagi setiap ranting, buah
sampai tunasnya. Demikian pula bagi organisasi semua anggota ingin merasakan sebagai
tempat bernaung.
Praktek etika dalam kepemimpinan pemerintahan diindonesia merupakan satu faktor
yang seharusnya dilakukan secara efektif dan berkelanjutan. Hal ini penting karena masih
ditemuinya penyimpangan, praktek KKN, dan prilaku tidak etis yang diperlihatkan oleh

[10]
para pemimpin pemerintahan dalam melaksanakan tugas pokoknya. Banyak pemimpin
pemerintahan baik dilingkungaan eksekutif maupun yudikatif, baik ditingkat pemerintahan
pusat maupun daerah yang terjebak dalam masalah hukum, karena tidak bersedia
menerapkan nilai-nilai etika pemerintahan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan.
Kondisi kemudian semestinya tidak terjadi jika para pemimpin pemerintahan itu
memahami secara baik dan berkemauan untuk menerapkan nilai-nilai etika dalam praktek
penyelenggaraan pemerintahan.
Banyak nilai-nilai etika pemerintahan yang dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan tugas-tugas pokok pemimpin pemerintahan antara lain yang terdapat dalam
asas umum pemerintahan yang baik, nilai-nilai dalam kepatutan dalam pemerintahan dan
sumber lainnya. Penerapan nilai-nilai etika dimaksud akan konduksif dalam
pelaksanaannya, jika para pemimpin berkarakter pemimpin yang beretika.

2. Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Politik


Kepemimpinan adalah berhubungan dengan proses mempengaruhi dari seseorang
pemimpin kepada pengikutnya atau anggotanya guna mencapai tujuan organisasi dimana
terdapat seni mengatur, mengelola dan mengarahkan orang dengan kepatuhan,
kepercayaan, kehormatan, kerjasama, semangat, dam potensi-potensi yang ada guna
mencapai tujuan yang di cita-citakan.
Dalam melakukan kajian terkait dengan kepemimpinan, perlu adanya pembedaan
yang signifikan antara kepemimpinan yang bersifat struktural atau administratif, dengan
kepemimpinan yang lebih mengarah pada kepemimpinan politik. Oleh Karena itu perlu
ditegaskan kembali dalam penelitian ini bahwa selain harus memahami pengertian tentang
kepemimpinan, harus dipahami pula pengertian tentang kepemimpinan politik.
Pada dasarnya kepemimpinan menjadi bagian dari kekuasaan, tetapi tidak
sebaliknya, mirip dengan kekuasaan, kepemimpinan merupakan suatu hubungan antara
pihak yang memiliki pengaruh dan orang yang dipengaruhi, dan juga merupakan
kemampuan menggunakan sumber pengaruh secara efektif. Berbeda dengan kekuasaan
yang terdiri atas banyak jenis sumber pengaruh, kepemimpinan lebih menekankan pada
kemampuan menggunakan persuasi untuk mempengaruhi pengikut. Selain itu, tidak seperti

[11]
kekuasaan yang belum tentu menggunakan pengaruh untuk kepentingan bersama
pemimpin maupun para pengikutnya.
Sebutan politik dalam kepemimpinan politik menunjukkan kepemimpinan
berlangsung dalam suprastruktur politik (lembaga-lembaga pemerintahan), dan yang
berlangsung dalam infrastruktur politik (partai politik dan organisasi kemasyrakatan). Oleh
karena itu, pemimpin politik juga berbeda dengan kepala suatu instansi pemerintahan
karena yang terakhir ini lebih menggunakan kewenangan dalam mempengaruhi
bawahannya. Tidak seperti kepala suatu instansi yang cenderung menggunakan hubungan-
hubungan formal dan impersonal dalam menggerakkan bawahannya, pemimpin politik
lebih menggunakan hubungan-hubungan informal dan personal dalam menggerakkan
pengikutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Akan tetapi, orang yang secara formal menjadi elit politik atau kepala suatu instansi
dapat saja memainkan peranan sebagai pemimpin politik kalau memenuhi karakteristik
kepemimpinan tersebut. Penyelenggara politik dan pemerintahan yang sukses biasanya
orang yang dapat menggunakan berbagai tipe penggunaan sumber pengaruh sesuai dengan
konteks dan jenis permasalahan. Selain itu, kepemimpinan politik juga dapat dipahami
dalam tiga perspektif: 1) kepemimpinan sebagai pola perilaku. 2) kepemimpinan sebagai
kualitas personal. 3) kepemimpinan sebagai nilai politik. Sebagai pola perilaku,
kepemimpinan terkait sekali dengan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam
mengupayakan tujuan yang diharapkan.
Kepemimimpinan politik dituntut untuk mampu mempertahankan konstituen politik
dengan baik, bahkan mampu memunculkan dukungandukungan politik yang signifikan,
mampu mengelola potensi konflik yang ada dengan baik dan efektif, mampu memotivasi
anak buah dan konstituennya dengan baik, sehingga senantiasa optimis dan mampu bangkit
dari keterpurukan. Di samping itu, ia juga dituntut untuk mampu bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan segmen manapun, mampu memberi contoh dan mendorong suatu
proses pendidikan dan pencerahan politik, mampu menghadirkan proses sirkulasi elite di
dalam organisasi secara sehat, dan mampu mendudukkan orang-orangnya di posisi-posisi
strategis di lembagalembaga politik kenegaraan yang ada. kepemimpinan politik juga harus
selaras dengan nilai-nilai demokrasi yang substansial. Seorang pemimpin politik harus
paham benar etika politik, sehingga proses dan dinamika politik berjalan secara beradab.

[12]
3. Pertimbangan Dalam Memilih Pemimpin Pemerintahan
Kepemimpinan akan menjadi factor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi,
termasuk juga organisasi pemerintahan. Hal ini tak lepas dari kepemimpinan yang menjadi
titik pusat adanya perubahan signifikan dalam organisasi. Sadu Wasistiono, sebagaimana
telah dikutip dari Buku Kepemimpinan menyatakan bahwa dalam memilih pimpinan
pemerintahan yang diharapkan dapat menjadi pemimpin, ada 3 kriteria yang dapat
digunakan yakni Kapabilitas, Kompatibilitas, dan Akseptabilitas.
1) Kapabilitas
Kapabilitas merupakan kata serapan dari bahasa Inggris capability, yang
dalam Oxford Learners Dictionaries diartikan sebagai “the ability or qualities
necessary to do something“, atau “kemampuan atau kualitas yang dibutuhkan
untuk dapat melakukan sesuatu”.
Dalam konteks kepemimpinan ini, kapabilitas juga dapat dipahami
sebagai kemampuan intelektual dan kualitas moral pimpinan yang dapat dilihat
dari rekam jejaknya track record dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
memimpin organisasi yang pernah dipimpinnya.
Kapabilitas kepemimpinan juga dapat dipahami sebagai kemampuan yang
dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola organisasi dan sumber daya
yang dimiliki organisasi. Kemampuan intelektual tentu saja tidak hanya dilihat
dari tingkat pendidikan formal yang ditempuh, tetapi dapat dilihat juga dari
kecepatannya memahami dan mengambil sikap terhadap berbagai permasalahan
aktual. Selain itu, juga dapat dilihat dari kemampuan pemimpin, komitmen
pemimpin, dan sikap konsisten pemimpin, serta kemampuannya dalam
memprediksi masa depan secara visioner.
2) Kompatibilitas
Yang dimaksud dengan kompatibilitas adalah kemampuan untuk
menyesuaikan berbagai tuntutan, permintaan, perintah yang datang dari sumber-
sumber berlainan, yang mungkin saling bertentangan. Kompatibilitas juga dapat
dipahami sebagai gambaran kemampuan pemimpin pemerintahan untuk
menyesuaikan diri dengan kebijakan yang datang dari sistem pemerintah tingkat

[13]
atasnya dan kemampuan mengakomodasikan tuntutan dari sub sistem pemerintah
tingkat bawahnya maupun dari para pengikutnya.
Seorang pemimpin harus teguh dalam pendirian, tetapi luwes dalam
implementasinya, karena dia harus berhadapan dengan berbagai kelompok
dengan berbagai kepentingan. Luwes dalam hal ini bukan berarti seorang
pemimpin pemerintahan tidak memiliki prinsip, tetapi lebih kepada harus dapat
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, tanpa harus mengorbankan
prinsip atau keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3) Akseptabilitas
Akseptabilitas dapat diartikan sebagai daya terima dari bawahan yang
dipimpinnya ataupun dari para pengikutnya. Daya terima ini dapat dilihat dari
rasa hormat bawahan maupun pengikutnya secara tulus, bukan rasa hormat yang
dibuat-buat untuk sekedar menyenangkan hati si pemimpin.
Rasa hormat yang tulus akan dapat mendorong bawahan atau pengikut siap
berkorban baik waktu, tenaga, dan pikiran untuk mendukung keputusan yang
telah diambil oleh pemimpin. Para bawahan atau pengikut tersebut yakin bahwa
dengan mendukung pemimpin, maka tujuan atau cita-cita bersama akan dapat
tercapai.

Memilih Pemimpin yang ideal dalam hal ini di Indonesia yang tak jauh dari kata “korupsi”.
Penyakit korupsi di pemerintahan daerah sudah sangat parah tetapi masih bisa disembuhkan
yaitu dengan menghadirkan pemimpin ideal untuk rakyat.
Pertama, pemimpin yang punya integritas atau kejujuran. Tugas seorang pemimpin daerah
adalah bagaimana memperoleh, mengelola, dan mendistribusikan keuangan daerah kepada
program – program atau pihak – pihak yang seharusnya sesuai perencanaan sebelumnya.
Pemimpin berintegritas bahkan mampu mempengaruhi orang dan birokraasi yang korup menjadi
bersih, setidaknya mengurangi. Dia tidak sekedar menjadi teladan perilaku pejabat yang bersih
tetapi juga keras melawan perilaku korup bawahan dan rekanannya. Dia tidak takut dengan
resiko perlawanan dari kelompok tertentu, dan bersedia tidak popular.
Kedua, pemimpin yang kompeten atau memahami ilmu pemerintahan. Pemimpin yang
ideal adalah pemimpin yang segera setelah dilantik mengetahui masalah – masalah yang ada di

[14]
daerahnya, dan Menyusun strategi pemecahan masalah Bersama ahli di bidangnya masing –
masing. Kemudian, ia menjalankan strategi itu dengan penuh tanggung jawab dan sungguh –
sungguh. Tentu dengan melibatkan banyak unsur di bawah kepemimpinannya.

[15]
BAB III

Kesimpulan dan Saran


3.1. Kesimpulan
1) Pemerintah memiliki sejumlah fungsi guna menjalankan tugasnya, antara lain fungsi
pelayanan, fungsi pengaturan, fungsi pembangunan, serta fungsi pemberdayaan
2) Dalam rangka menciptakan figur pemimpin yang baik diperlukan dua komponen berikut:
(a) etika dan kepribadian yang baik, serta (b) kepemipinan politik
3) Kriteria pemimpin yang baik antara lain harus memenuhi aspek berikut: (a) Kapabilitas,
(b) akseptibilitas, serta (c) kompatibilitas

3.2. Saran
1) Menciptakan figur pemimpin melalui pembentukan lingkungan pendidikan sosial-
budaya yang kondusif;
2) Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada semua pihak yang layak untuk mengakses
posisi-posisi pimpinan yang ada

[16]
DAFTAR PUSTAKA

Musfah, Jejen. 2016. Memilih Pemimpin Ideal,


http://jejen.lec.uinjkt.ac.id/home-1/memilihpemimpinideal.
Suluh, Dani. 2021. 3 Kriteria Pemimpin Pemerintahan,
https://danisuluhpermadi.web.id/kepemimpinan/3-kriteria-pemimpin-pemerintahan/
Maulinda, Siti Hediati. 2018. Etika Pemerintahan Bagi Kepemimpinan Daerah,
https://www.academia.edu/42326449/Jurnal_Etika_Pemerintahan_Bagi_Kepemimpinan_Pe
merintah_Daerah
Djaenuri, M. Aries. 2015. Kepemimpinan, Etika, dan Kebijakan Pemerintahan, Bogor :
Ghalia Indonesia
Haris, Roy. 2014. Kepemimpinan Pemerintahan,
https://www.academia.edu/9068811/KEPEMIMPINAN_PEMERINTAHAN
Zakky. 2019. Fungis Pemerintah Beserta Tujuan dan Perannya Bagi Masyarakat,
https://www.seluncur.id/fungsi-pemerintah/
Abdurrahman, Jafar. 2017. Kepemimpinan Kantor Pemerintahan dalam Meningkatkan
Kualitas Kerja, https://jurnal.ar-rainry.ac.id/

[17]

Anda mungkin juga menyukai