Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH IPS

PRINSIP DASAR PEMERINTAH PADA UMUMNYA

Dosen Pengampu : Monanisa S.Pd, M.Si.

Disusun oleh :

1. Elvin Kinanti Paramuditha (2021143583)


2. Della Hartika (2021143565)
3. Mutiara Friskilia (2021143577)

KELAS:2.O PGSD

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang
“PRINSIP DASAR PEMERINTAH PADA UMUMNYA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran KONSEP
DASAR IPS SD. Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah
satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Palembang, Maret 2022

Penyusun
Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1.Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2.Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II ................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1. Hakikat Pemerintahan ................................................................................ 3

2.2.Prinsip Dasar Pemerintahan ........................................................................ 4

2.3. Prinsip-Prinsip Good Governance .............................................................. 5

2.4. Konsep Kepemerintahan yang Baik ........................................................... 9

2.5.Konsep Pemerintahan Daerah ..................................................................... 9

BAB III ............................................................................................................... 14

PENUTUP ........................................................................................................... 14

Kesimpulan ...................................................................................................... 14

Saran ................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena
banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan, mampu
berkiat serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan.

Agar pelayanan publik dapat terwujud dengan baik, maka sangat dibutuhkan
implementasi Kepemerintahan yang Baik (Good Governance) beserta prinsip-
prinsip yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, masalah yang dirumuskan
adalah bagaimana bentuk prinsip-prinsip Kepemerintahan yang Baik (Good
Governance) dalam penyelenggaraan pemerintahan?

Ada beberapa prinsip Good Governance menurut UNDP (United Nation


Development Programme), 1997, yaitu (1) akuntabilitas, (2) partisipasi, (3)
transparansi, (4) penegakan hukum, (5) daya tanggap, (6) keadilan, (7) visi
strategis. Prinsip-prinsip itulah yang melekat pada sebuah kepemerintahan dalam
rangka mencapai apa yang diharapkan sehingga hubungan yang baik dengan
masyarakat dapat dirasakan. Pemerintah tentunya dari sejak dahulu telah
menjalankan ataupun merencanakan program-program dalam rangka adanya
pembangunan nasional baik jangka panjang ataupun jangka pendek.

Salah satu pilihan strategis untuk menerapkan good governance di Indonesia


adalah melalui penyelenggaraan pelayanan publik. Ada beberapa pertimbangan
mengapa pelayanan publik menjadi strategis untuk memulai menerapkan good
governance. Pelayanan publik sebagai penggerak utama juga dianggap penting oleh
semua aktor dari unsur good governance. Para pejabat publik, unsur-unsur dalam
masyarakat sipil dan dunia usaha sama-sama memiliki kepentingan terhadap
perbaikan kinerja pelayanan publik. Ada tiga alasan penting yang melatar belakangi
bahwa pembaharuan pelayanan publik dapat mendorong praktik good governance

1
di Indonesia pertama, perbaikan kinerja pelayanan publik dinilai penting oleh
stakeholders, yaitu pemerintah , warga, dan sektor usaha. Kedua, pelayanan publik
adalah ranah dari ketiga unsur governance melakukan interaksi yang sangat intensif.
Ketiga, nilai nilai yang selama ini mencirikan praktik good governance
diterjemahkan secara lebih mudah dan nyata melalui pelayanan publik.

1.2.Rumusan Masalah

• Apa Hakikat dari pemerintahan?

• Bagaimana prinsip dasar dari pemerintahan?

• Bagaimana prinsip Good Gorvenance?

• Bagaimana Konsep kepemerintahan yang baik?

• Apa Bentuk pemerintahan daerah?

1.3. Tujuan

• Untuk mengetahui Hakikat dari pemerintahan

• Untuk mengetahui prinsip dasar pemerintahan

• Untuk mengetahui prinsip good governance

• Untuk memahami konsep kepemerintahan yang baik

• Untuk mengetahui bentuk kepemerintahan daerah

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Pemerintahan


Secara etimologi, pemerintah berasal dari: kata dasar “pemerintah” berarti
melakukan pekerjaan menyeluruh. Penambahan awalan “pe” menjadi “pemerintah”
berarti badan yang melakukan kekuasaan memerintah. Dari segi ilmu politik,
pemerintah (Government) secara etimologis berasal dari kata yunani, “Kubernan”
atau nakhoda kapal. Artinya, menatap ke depan. Kemudian “memerintah” yang
berarti melihat ke depan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan
untuk mencapai tujuan masyarakat pada masa yang akan datang, dan mempersiapkan
langkah langkah kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat ke tujuan
yang telah ditetapkan.

Secara terminologi, pemerintah merupakan sekumpulan orang-orang yang


mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi
pemeritahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka
ditempatkan. Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang
mempunyai kekuasaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan
kesejahteraan rakyat dan negara. PemerIntah adalah organisasi kekuasaan untuk
membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri, jadi
tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja,
melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya termasuk legislatif dan yudikatif.

Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena
banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan, mampu
berkiat serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan. Pemerintahan
berasal dari kata dasar pemerintah, yang paling sedikit kata “perintah” tersebut
memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung, kedua pihak tersebut
saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah, dan pihak yang diperintah

3
memiliki ketaatan. Apabila dalam suatu negara kekuasaan pemerintah, dibagi
ataudipisahkan maka terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti luas dengan
pemerintahan dalam arti sempit. Pemerintahan dalam arti sempit meliputi lembaga
yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan (eksekutif), sedangkan pemerintahan
dalam arti luas selain eksekutif termasuk juga lembaga yang membut peraturan
perundang-undangan (legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (yudikatif).
Pemerintahan tersebut merupakan satu dari 4 unsur terbentuknya suatu negara yakni
kedaulatan, wilayah, adanya rakyat (bangsa) dan adanya pengakuan dari negara lain.

2.2.Prinsip Dasar Pemerintahan


Pemerintah pada prinsipnya menjalankan tiga tugas utama, yaitu
menyelenggarkan pemerintahan, melaksanakan pembangunan, dan menyelengarakan
pelayanan publik. Negara wajib hadir untuk melayani setiap watga negara dan
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasar masyarakat dalam kerangka
pelayanan publik berdasarka ddata atau pakta empiris, tercermin bahwa pelayanan
publik di Indonesia masih belum optimal. Kualitas pelayanan publik yang belum
optimal, sebagaimana harapan masyarakat, akan mengurangi esensi tujian pemerinta
(negara) untuk menghujutkan kesejatraan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk
itu salah satu upaya yang harus segera dilakukan dalam mewujudkan pelayanan
publik yang baik dan prima adalah mengoptimalkan keterbukaan informasi publik di
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-


prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur
kinerja suatu pemerintahan. Keterbukaan informasi merupakan salah satu prinsip
yang penting dari good governance, yang dapat membantu untuk mewujudkan
penyelenggaraan pelayanan publik yang baik dan prima. Jaminan konstitusional
terhadap hak atas keterbukaan informasi publik sebagaimana termaktub dalam Pasal
28F UUD NRI 1945, kemudian diatur lebih lanjut ke dalam Undang-Undang Nomor
14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), menjadi dasar bagi
pemerintah untuk melaksanakan fungsi pelayanan publik yang baik, yaitu yang
transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.

4
Pelayanan publik yang didasarkan pada keterbukaan informasi, akan mewujudkan
suatu tata kelola pemerintahan yang baik.

2.3. Prinsip-Prinsip Good Governance


Untuk mengetahui prinsip-prinsip Good Governance Dalam Rangka
Penyelenggaraan Pemerintah Yang Baik, maka kita harus mengetahui ciri – ciri dan
karakteristik Good Governance.Berikut ini adalah pembahasan mendalam dari ketiga
prinsip tersebut disertai dengan indikator serta alat ukurnya masing-masing.

1. Prinsip Akuntabilitas

Prinsip ini menuntut dua hal yaitu (1) kemampuan menjawab


(answerability), dan (2) konsekuensi (consequences). Kemampuan Menjawab (istilah
yang bermula dari responsibilitas) adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para
aparat untuk menjawab secara periodic setiap pertanyaan-pertanyaan yang
berhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang mereka, kemana
sumber daya telah dipergunakan, dan apa yang telah dicapai dengan menggunakan
sumber daya tersebut.

Prinsip akuntabilitas publik adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa


besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan pelayanan dengan ukuran nilai-nilai atau
norma-norma eksternal yang dimiliki oleh para stakeholders yang berkepentingan
dengan pelayanan tersebut. Sehingga, berdasarkan tahapan sebuah program,
akuntabilitas dari setiap tahapan adalah:

a. pada tahap proses pembuatan sebuah keputusan, beberapa indicator untuk


menjamin akuntabilitas public, adalah :

1. pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia


bagi setiap warga yang membutuhkan

2. pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-nilai


yang berlaku

3. adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah


sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta standar yang berlaku

5
4. adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi,
dengan konsekuensi mekanisme pertanggungjawaban jika standar
tersebut tidak terpenuhi

5. konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah


ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut.

b. pada tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk menjamin akuntabilitas


publik adalah :

1. penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media


massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal

2. akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-


cara mencapai sasaran suatu program

3. akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan


dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat

4. ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang


telah dicapai oleh pemerintah.

2. Prinsip Partisipasi

Partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat
dalam pengambilan keputusan di setiap kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Keterlibatan dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan secara langsung atau
secara tidak langsung. Partisipasi dibutuhkan dalam memperkuat demokrasi,
meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan publik, dalam mewujudkan kerangka
yang cocok bagi partisipasi, perlu dipertimbangkan beberapa aspek, yaitu :

a. partisipasi melalui institusi konstitusional (referendum, voting) dan jaringan


civil society (inisiatif asosiasi

b. partisipasi individu dalam proses pengambilan keputusan, civil society sebagai


service provider,

c. lokal kultur pemerintah


6
d. faktor-faktor lainnya, seperti transparansi, substansi proses terbuka dan
konsentrasi pada kompetisi

3. Prinsip Transparansi

Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, yakni
informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil
yang dicapai. Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan.
Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek
kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik. Keterbukaan informasi
diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat, toleran, dan kebijakan
dibuat berdasarkan pada preferensi publik.

Prinsip ini memiliki dua aspek, yaitu komunikasi publik oleh pemerintah, dan
hak masyarakat terhadap akses informasi. Keduanya akan sangat sulit dilakukan jika
pemerintah tidak menangani dengan baik kinerjanya. Manajemen kinerja yang baik
adalah titik awal dari transparansi.

Secara ringkas dapat disebutkan bahwa, prinsip transparasi paling tidak dapat
diukur melalui sejumlah indikator seperti :

a. mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari


semua proses-proses pelayanan public

b. mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang


berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses didalam
sektor public

c. mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi


maupun penyimpangan tindakan aparat publik didalam kegiatan
melayani.

7
4. Penegakan Hukum (Rule of Law)

Penegakan Hukum (Rule of Law) Good Governance dilaksanakan dalam rangka


demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu syarat kehidupan
demokrasi adalah adanya penegakan hukum yang adil dan dilaksanakan tanpa
pandang bulu. Oleh karena itu langkah awal penciptaan good governance adalah
membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat lunak (software), perangkat
kerasnya (hardware), maupun sumber daya manusia yang menjalankan sistemnya
(human ware).

5. Daya Tanggap (Responsiveness)

Daya Tanggap (Responsiveness) sebagai konsekuensi logis dari keterbukaan,


maka setiap komponen yangterlibat dalam proses pembangunan good governance
perlu memiliki daya tanggap terhadap keinginan maupun keluhan setiap
stakeholders.

6. Keadilan (Equity) Semua warga negara mempunyai kesempatan yang sama untuk
memperoleh kesejahteraan.

7. Visi Strategis (Strategic Vision) Para pemimpin dan publik harus mempunyai
perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh ke
depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam ini.

Beberapa prinsip dasar sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat dalam


UUD1945, adalah :

a. Negara yang berdasar atas hukum ( rechstaat)

b. Sistem Konstitusi

c. Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR

d. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara dibawah Majelis

e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR

f. Menteri negara adalah pembantu Presiden

8
g. Menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR

h. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas

2.4. Konsep Kepemerintahan yang Baik


Konsep Kepemerintahan yang Baik Lahirnya konsep good governance
berawal dari adanya kepentingan lembaga-lembaga donor seperti PBB, Bank Dunia,
ADB maupun IMF dalam memberikan bantuan pinjaman modal kepada negara-
negara yang sedang berkembang. Dalam perkembangan selanjutnya good
governance ditetapkan sebagai syarat bagi negara yang membutuhkan pinjaman
dana, sehingga good governance digunakan sebagai standar penentu untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan. Hal tersebut dapat dimaklumi, karena
konsep dan program lembaga-lembaga donatur dunia berorientasi pada pengentasan
kemiskinan, dan kemiskinan menjadi salah satu faktor penghambat berkembangnya
pembangunan dalam suatu negara. Konsep good governance mengemuka menjadi
paradigma tidak dapat dilepaskan dari adanya konsep governance, yang menurut
sejarah pertama kali diadopsi oleh para praktisi di lembaga pembangunan
internasional, yang mengandung konotasi kinerja efektif yang terkait dengan
management publik dan korupsi. Di dalam literatur governance didefinisikan secara
variatif oleh beberapa penulis dan beberapa lembaga nasional maupun dunia.

Governance secara sederhana dapat dipahami sebagai “proses pembuatan


keputusan dan proses bagaimana keputusan-keputusan diimplementasikan atau tidak
diimplementasikan.” Dengan pengertian ini, governance berlaku dan berlangsung di
semua tingkatan nasional maupun daerah, dan bahkan di organisasi-organisasi non-
pemerintah. Mencermati governance berarti mencermati aktor-aktor, baik formal
maupun informal, dalam proses pembuatan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan-
kebijakan yang sudah dibuat, dan struktur-struktur formal dan informal yang sudah
ditetapkan dan berpengaruh dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan.

2.5.Konsep Pemerintahan Daerah


Dalam memahami makna konsep pemerintahan daerah perlu dicermati 2
(tiga) hal penting berkaitan dengan lingkup istilah pemerintahan daerah, yaitu:

9
pertama berkaitan dengan dimensi pengertian, kedua berkaitan dengan bentuk
pemerintahan daerah.

1. Pengertian Pemerintahan Daerah

Konsep pemerintahan daerah berasal dari terjemahan konsep local


government yang pada intinya mengandung tiga pengertian, yaitu: pertama berarti
pemerintah lokal, kedua berarti pemerintahan lokal, dan ketiga berarti wilayah lokal
(Hoessein dalam Hanif, 2007:24). Pemerintah lokal pada pengertian pertama,
menunjuk pada organisasi/badan/lembaga yang berfungsi menyelenggarakan
pemerintahan daerah. Dalam konteks ini, pemerintah lokal atau pemerintah daerah
merujuk pada organisasi yang memimpin pelaksanaan kegiatan pemerintahan daerah,
dalam artian ini di Indonesia menunjuk pada Kepala daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah. Kedua lembaga ini yang menggerakkan kegiatan pemerintahan
daerah sehari-hari. Oleh karena itu, kedua lembaga ini dimaknai dengan Pemerintah
daerah (local government atau local authority). Pemerintahan lokal pada pengertian
kedua, menunjuk pada kegiatan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah
daerah. Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, pemerintah daerah
melakukan kegiatan-kegiatan pengaturan. Kegiatan ini merupakan fungsi penting
yang pada hakikatnya merupakan fungsi untuk pembuatan kebijakan pemerintah
daerah yang dijadikan dasar atau arah dalam menyelenggarakan pemerintahan. Hal
tersebut sama dengan fungsi pemerintah pusat yang meliputi fungsi legislatif, fungsi
eksekutif dan fungsi yudikatif.

Pemerintahan daerah (local government) pada dasarnya hanya melaksanakan


fungsi legislatif dan fungsi eksekutif sedangkan fungsi yudikatif tetap ditangani
pemerintah pusat. Fungsi legislatif yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah
hakikatnya merupakan fungsi pembuatan kebijakan pemerintahan daerah. Jadi,
bukan fungsi legislatif seperti halnya fungsi parlemen di mana dalam konteks
Indonesia fungsi ini dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sementara itu,
fungsi yudikatif dipegang oleh badan-badan peradilan (Mahkamah Agung,
Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri dan Pengadilan lainnya).

10
2. Bentuk Pemerintahan Daerah

Secara umum ada 2 (dua) bentuk pemerintahan daerah di dunia ini, yaitu
Local Self Government dan Local State Government.

1. Local Self Government Pemerintah daerah

Dalam bentuk Local Self Government berwenang mengatur dan mengurus


pemerintahan sendiri. Pemerintahan daerah dalam bentuk Local Self Government ini
diperlukan oleh sistem pemerintahan negara untuk menyelenggarakan berbagai
urusan pemerintahan yang sesuai dengan kondisi daerah artinya dalam hal-hal
tertentu penyelenggaraan pemerintahan negara di daerah akan lebih efisien dan
efektif jika diserahkan kepada pemerintahan daerah tertentu. Hal ini karena
pemerintah daerah lebih memahami kebutuhan daerah dan masyarakat daerah,
demikian juga untuk menyelenggarakan pemerintahan di daerah-daerah khusus
tertentu, perlu dibentuk pemerintahan yang mempunyai kewenangan untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan yang ada di daerah tersebut. Walaupun
pemerintahan daerah dalam bentuk Local Self Government memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan yang menjadi urusan rumah
tangganya akan tetapi kedudukannya tetap merupakan sub sistem dari sistem
pemerintahan negara.

Bentuk pemerintahan daerah Local Self Government merupakan konsekuensi


dari dianutnya asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dengan undang-undang dibentuk pemerintahan daerah tertentu dan selanjutnya
daerah tersebut diserahi kewenangan untuk mengurus urusan pemerintahan tertentu
dan pada perkembangannya dapat dipecah atau dimekarkan menjadi beberapa daerah
tertentu. Sebaliknya, berdasarkan undang-undang daerah dimaksud dapat
digabungkan dengan daerah lain atau bahkan dapat dihapuskan jika ternyata dalam
perkembangannya daerah tersebut dipandang tidak mampu mengurus urusan
pemerintahan yang menjadi urusan rumah tangganya.

11
Terdapat ciri-ciri tertentu Local Self Government atau pemerintahan daerah
otonom, yaitu sebagai berikut.

a. Segala urusan yang diselenggarakan merupakan urusan yang sudah


dijadikan urusan rumah tangga sendiri. Oleh sebab itu, urusan-urusan tersebut
perlu ditegaskan secara terperinci.

b. Penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan oleh alat-alat perlengkapan


yang seluruhnya bukan terdiri dari pejabat pusat, tetapi pegawai pemerintah
daerah.

c. Penanganan segala urusan itu seluruhnya diselenggarakan atas dasar


inisiatif atau kebijaksanaan sendiri.

d. Hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang


mengurus rumah tangga sendiri adalah hubungan pengawasan saja.

e. Seluruh penyelenggaraannya pada dasarnya dibiayai dari sumber keuangan


sendiri.

Dengan demikian, Local Self Government atau pemerintahan lokal daerah


dalam sistem pemerintahan daerah di Indonesia adalah semua daerah dengan
berbagai urusan otonomi yang dapat mengurus rumah tangga sendiri. Hak otonom
dalam Local Self Government tentunya harus berada dalam kerangka sistem
pemerintahan negara.

2. Local State Government

Local state government adalah unit organisasi pemerintahan wilayah, unit


organisasi pemerintahan di daerah yang dibentuk berdasarkan asas dekonsentrasi.
Pemerintahan wilayah atau pemerintahan administratif dibentuk untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi wewenang pemerintah pusat
di daerah. Tidak semua urusan pemerintah pusat itu dapat ditangani secara langsung
oleh pemerintah pusat secara efisien dan efektif. Untuk itu, dibentuklah
pemerintahan wilayah yang tujuannya untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
tertentu yang menjadi kewenangan pemerintah pusat di daerah. Local state

12
government atau pemerintahan wilayah bertugas hanya untuk menyelenggarakan
instruksi-instruksi, arahan, petunjuk-petunjuk, dan kebijakan-kebijakan pemerintah
pusat. Pemerintahan wilayah itu diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintah pusat di wilayah negara yang sangat luas dengan kondisi komunikasi
yang tidak lancar serta mengakibatkan sulitnya komunikasi langsung antara
pemerintah dengan masyarakat. Komunikasi sosial merupakan suatu hal yang sama
pentingnya dengan komunikasi fisik.

Terdapat beberapa ciri dari pemerintahan wilayah atau pemerintahan


administratif, yaitu:

a. bentuk penyerahan kekuasaan adalah pelimpahan kekuasaan

b. pelimpahan kekuasaan ditujukan kepada pejabat pemerintah pusat


yang ada di daerah

c. pemerintah wilayah tidak memiliki wewenang untuk mengurus urusan


rumah tangga sendiri.

d. kewenangan pejabat pemerintah pusat terbatas untuk melaksanakan


kebijakan pemerintah pusat.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Secara terminologi, pemerintah merupakan sekumpulan orang-orang yang
mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi
pemeritahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka
ditempatkan. Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang
mempunyai kekuasaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan
kesejahteraan rakyat dan negara. PemerIntah adalah organisasi kekuasaan untuk
membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.

Pemerintah pada prinsipnya menjalankan tiga tugas utama, yaitu


menyelenggarkan pemerintahan, melaksanakan pembangunan, dan menyelengarakan
pelayanan publik. Negara wajib hadir untuk melayani setiap watga negara dan
penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasar masyarakat dalam kerangka
pelayanan publik berdasarka ddata atau pakta empiris, tercermin bahwa pelayanan
publik di Indonesia masih belum optimal. Kualita pelayanan publik yang belum
optimal, sebagaimana harapan masyarakat, akan mengurangi esensi tujian pemerinta
(negara) untuk menghujutkan kesejatraan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-


prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur
kinerja suatu pemerintahan. Keterbukaan informasi merupakan salah satu prinsip
yang penting dari good governance, yang dapat membantu untuk mewujudkan
penyelenggaraan pelayanan publik yang baik dan prima.

Prinsip-Prinsip Dasar Pemerintahan (Good Governance)

1. akuntabilitas adalah pertanggungjawaban bawahan atas pemenuhan


wewenang yang dilimpahkan kepadanya, sehingga akuntabilitas merupakan
faktor di luar individu dan perasaan pribadinya.

2. Partisipasi (Participation) Setiap warga negara mempunyai hak dan


kewajiban untuk mengambil bagian dalam proses bernegara, berpemerintahan
14
serta bermasyarakat, baik secara langsung maupun melalui intermediasi
institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya.

3. Penegakan Hukum (Rule of Law) Good Governance dilaksanakan dalam


rangka demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu syarat
kehidupan demokrasi adalah adanya penegakan hukum yang adil dan
dilaksanakan tanpa pandang bulu.

4. Daya Tanggap (Responsiveness) sebagai konsekuensi logis dari keterbukaan,


maka setiap komponen yangterlibat dalam proses pembangunan good
governance perlu memiliki daya tanggap terhadap keinginan maupun keluhan
setiap stakeholders.

5. Keadilan (Equity) Semua warga negara mempunyai kesempatan yang sama


untuk memperoleh kesejahteraan.

6. Visi Strategis (Strategic Vision) Para pemimpin dan publik harus mempunyai
perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas serta jauh
ke depan sejalan dengan apa yang diperlukan untuk pembangunan semacam
ini.

Konsep Kepemerintahan yang Baik Lahirnya konsep good governance


berawal dari adanya kepentingan lembaga-lembaga donor seperti PBB, Bank Dunia,
ADB maupun IMF dalam memberikan bantuan pinjaman modal kepada negara-
negara yang sedang berkembang. Dalam perkembangan selanjutnya good
governance ditetapkan sebagai syarat bagi negara yang membutuhkan pinjaman
dana, sehingga good governance digunakan sebagai standar penentu untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan.

15
Saran
Pengaruh yang ditunjukkan good governance terhadap pelayanan publik
walaupun positif dan signifikan namun pengaruhnya rendah. Hal itu disarankan agar
penerapannya jangan hanya sekedar mengikuti perkembangan dimana good
governance sedang hangat dibicarakan, akan tetapi benar-benar menerapkannya
sesuai dengan makna yang dikandung dalam prinsip-prinsip tersebut dan sesuai
dengan tuntutan dasar pemerintahan.

Untuk mewujudkan good governance dibutuhkan komitmen dan konsistensi


dari semua pihak, aparatur negara, dunia usaha, dan masyarakat, dan pelaksanaannya
di samping menuntut adanya koordinasi yang baik, juga persyaratan integritas,
profesionalitas, etos kerja dan moral yang tinggi. Dalam rangka itu, diperlukan
penerapan prinsip-prinsip good governance secara konsisten seperti akuntabilitas,
transparansi dan penegakan hukum, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna dan berhasil guna.

Bahwa jalan bagi penerapan good governance di indonesia yang memadai


melalui e-government masih cukup panjang. Hal yang perlu dilakukan untuk
mengatasi hal ini adalah melalui pengembangan lebih lanjut dari e-government pada
tahapan 47 paling tinggi yang memungkinkan selain melalui pendidikan dan
pemerataan akses masyarakat terhadap internet.

16
DAFTAR PUSTAKA

Wibisono, A. G. (2014). Revitalisasi Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam


Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik, Bersih, Dan Bebas Korupsi,
Kolusi, Serta Nepotisme. Law Reform, 10(1), 31.

Djaenuri, A. (2015). Konsep-konsep Dasar Pemerintahan Daerah.


Repository.Ut.Ac.Id, 3, 1–46.

Susila Wibawa, K. C. (2019). Urgensi Keterbukaan Informasi dalam Pelayanan


Publik sebagai Upaya Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik.
Administrative Law and Governance Journal, 2(2), 218–234.

Jurnal, K., Hukum, I., & Astomo, P. (n.d.). Penerapan Prinsip-prinsip Pemerintahan
yang Baik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan PENERAPAN PRINSIP-
PRINSIP PEMERINTAHAN YANG BAIK DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN GOOD GOVERNANCE PRINCIPLES IN RUNNING
GOVERNANCE. 64, 401–420.

Darmanerus Duarmas, Patar Rumapea, W. Y. R. (2016). Prinsip-Prinsip Good


Governance Dalam Pelayanan Publik Di Kantor Camat Kormomolin Kabupaten
Maluku Tenggara Barat. Jurnal Administrasi Publik, 1(37), 1–9.

17

Anda mungkin juga menyukai