Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PKN

PEMERINTAH, NEGARA, WARGA NEGARA

Dosen Pengampu : David Budi Irawan M.Pd


Disusun oleh :

1. Elvin Kinanti Paramuditha (2021143583)


2. Putri Nadilah (2021143581)
3. Rosi Amelia (2021143578)

KELAS:2.O PGSD

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang
“PEMERINTAH, NEGARA, WARGA NEGARA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran KONSEP
DASAR PKN SD. Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai
salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Palembang, Maret 2022

Penyusun
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I.....................................................................................................................1

PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1.Latar Belakang.............................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah........................................................................................2

1.3.Tujuan..........................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1.Hakikat Pemerintahan..................................................................................3

2.2. Bentuk Pemerintahan..................................................................................4

2.3. Bentuk Negara.............................................................................................5

2.4. Pengertian Warga Negara.........................................................................10

2.5. Hak dan Kewajiban Warga Negara...........................................................11

BAB III................................................................................................................15

PENUTUP...........................................................................................................15

Kesimpulan......................................................................................................15

Saran.................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA 18

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena banyak
pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan, mampu berkiat serta
dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan.

Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada
rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara
untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Definisi ini tetap
berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil menegakkan
kekuasaannya tidak tergantung dari kualitasnya. Pemerintahan yang gagal pun tetap
merupakan suatu bentuk pemerintahan.

Bentuk negara dan pemerintahan digambarkan dalam bentuk sifat manusia. Sifat
tersebut menjadi gagasan Plato mengenai bentuk negara yang dibentuknya hingga
etika politik yang ditimbulkannya. Bentuk negara-negara yang ada menjadi
konsekuensi tersendiri dari kepemimpinan yang dijalankannya.

Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara. Hal ini
didasari bahwa dalam kehidupan ketatanegaraan perlu adanya suatu hubungan yang
jelas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Tujuan akhir dari adanya
bentuk negara adalah sebagai landasan dalam mewujudkan tujuan dari negara.

Hak merupakan suatu keharusan yang diterima dan kewajiban merupakan


tanggung jawab warga negara dalam pelaksanaannya. Seorang warga negara yang
bertanggung jawab akan melaksanakan dan mempertanggungjawabkan hak
kewajibannya sejalan dengan peraturan yang berlaku. Tanggung jawab warga
negara dalam melaksanakan hak kewajibannya, di samping untuk kepentingan
dirinya, juga diarahkan kepada pencapaian kehidupan yang baik yang telah
disepakati dalam kehidupan bernegara.

1
2
2

1.2.Rumusan Masalah

 Apa Hakikat dari pemerintah?

 Bagaimana bentuk pemerintah yang baik?

 Apa pentingnya bentuk negara bagi suatu negara?

 Apa pengertian dari warga negara?

 Apakah Hak dan kewajiban kita sebagai warga negara indonesia?

1.3.Tujuan Penulisan Makalah

 Untuk mengetahui apa saja hakikat dalam pemerintahan

 Untuk mengetahui bentuk bentuk dalam pemerintah

 Untuk memahami definisi dari warga negara

 Untuk mengetahui hak dan kewajiban sebagai warga negara


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Hakikat Pemerintahan
Secara etimologi, pemerintah berasal dari kata dasar “pemerintah” berarti
melakukan pekerjaan menyeluruh. Penambahan awalan “pe” menjadi “pemerintah”
berarti badan yang melakukan kekuasaan memerintah. Dari segi ilmu politik,
pemerintah (Government) secara etimologis berasal dari kata yunani, kubernan atau
nakhoda kapal artinya, menatap ke depan. Kemudian “memerintah” yang berarti
melihat ke depan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk
mencapai tujuan masyarakat pada masa yang akan datang, dan mempersiapkan
langkah-langkah kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat ke tujuan
yang telah ditetapkan.

Secara terminologi, pemerintah merupakan sekumpulan orang-orang yang


mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi
pemeritahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka
ditempatkan. Pemerintahan merupakan organisasi atau wadah orang yang
mempunyai kekuasaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan
kesejahteraan rakyat dan negara. Pemerintah adalah organisasi kekuasaan untuk
membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu.
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam
menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri, jadi
tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja,
melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya termasuk legislatif dan yudikatif.

Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena
banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan, mampu
berkiat serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan. Pemerintahan
berasal dari kata dasar pemerintah, yang paling sedikit kata “perintah” tersebut
memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung, kedua pihak tersebut
saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah, dan pihak yang diperintah
3
4

memiliki ketaatan. Apabila dalam suatu negara kekuasaan pemerintah, dibagi atau
dipisahkan maka terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti luas dengan
pemerintahan dalam arti sempit. Pemerintahan dalam arti sempit meliputi lembaga
yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan (eksekutif), sedangkan pemerintahan
dalam arti luas selain eksekutif termasuk juga lembaga yang membut peraturan
perundang-undangan (legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (yudikatif).
Pemerintahan tersebut merupakan satu dari 4 unsur terbentuknya suatu negara yakni
kedaulatan. Sedangkan aspek lainnya adalah adanya daerah, adanya rakyat (bangsa)
dan adanya pengakuan dari negara lain.1

2.2. Bentuk Pemerintahan


A. Bentuk Pemerintahan yang ‘Baik’
Kepemimpinan dan Jenis Pemerintahan yang dibuat oleh Aristoteles tentang
siapa yang paling berpengaruh dan siapa yang harus memimpin di evaluasikan cukup
panjang siapakah yang bisa disebut paling berkuasa terutama dalam kondisi ideal?
Aristoteles tidak memberikan jawaban langsung. Uraian demi uraian dijelaskan
seperti persoalan ketika kekuasaan tertinggi negara yang ideal itu dipegang oleh satu
orang (raja) yang berkuasa penuh atau dipimpin oleh raja tetapi konstitusi juga
melibatkan dewan yang di isi oleh orang-orang tertentu. Walaupun pemerintahan
dipimpin oleh raja, menurut Aristoteles, setidaknya pemerintahan dalam hal
wewenang tertinggi ada tiga bentuk oleh satu orang, oleh sekumpulan kerabat, atau
oleh beberapa orang. Aristoteles memulai dengan beberapa penjelasan mengenai
jenis pemerintahan monarki (bukan dalam arti umum yang selalu berhubungan
dengan kerajaan).2

1
Anzaikhan, M., Ilmu, F., & Pemerintahan, I. (n.d.). Hakikat administrasi pemerintahan islam.
57–80.

2
Fadil, M. (2012). Bentuk Pemerintahan dalam Pandangan Aristoteles (Sebuah pengantar filsafat
politik klasik). Jurnal Kybernan, 3(1), 1–9.
5

B. Bentuk Pemerintah
1. Monarkhi adalah suatu bentuk pemerintahan kekuasaan negara
dipegang raja untuk kepentingan semua rakyat.

2. Tirani adalah bentuk pemerintahan kekuasaan negara dipegang satu


orang yang menjalankan kekuasaan itu untuk kepentingan penguasa
sendiri.

3. Aristokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana tindakan


penguasa hanya dilaksanakan untuk kepentingan penguasa sendiri.

4. Timokrasi, suatu bentuk pemerintahan dimana tidakan penguasa


hanya dilaksanakan untuk kepentingan penguasa sendiri.

5. Oligarkhi, suatu bentuk pemerintahan kekuasaan negara berada di


tangan sekelompok kecil orang yang menjalankan kekuasaannya
untuk mereka sendiri.

6. Demokrasi, bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara berada di


tangan rakyat, kekuasaanya untuk kepentingan semua orang.3

Leon Duguit menyatakan bentuk pemerintahan:


1. Monarkhi (Raja), monarkhi kepala negaranya diangkat secara turun temurun.
2. Republik (Presiden), kepala negaranya diangkat lewat pemilihan.

2.3. Bentuk Negara


Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara. Hal
ini didasari bahwa dalam kehidupan ketatanegaraan perlu adanya suatu hubungan
yang jelas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Tujuan akhir dari
adanya bentuk negara adalah sebagai landasan dalam mewujudkan tujuan dari
negara. Bentuk negara dalam suatu negara menggaris bawahi secara jelas tentang
tanggung jawab setiap pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Dalam kehidupan ketatanegaraan negara-negara di dunia dikenal dua bentuk

3
Ning Herlina, SH., M. H., & Yanuar Syam Putra, SH., M. . (2016). Kewarganegaraan RI (Untuk
Perguruan Tinggi) (Haryono (ed.). NoerFikri. 13
6

negara yang sangat dominan dipakai oleh sebuah negara, yaitu bentuk negara
kesatuan dan bentuk negara federal.4
Pengertian Negara menurut para ahli
1. Rogerh H. Soltan : Negara adalah alat / wewenang yang mengatur persoalan
bersama atas nama masyarakat.
2. Harold. J. Laski : Negara adalah suatu masyarakat yang di integrasikan
karena punya wewenang, bersifat memaksa terhadap individu / kelompok
sebagai dari masyarakat itu.
3. Max Weber : Negara adalah suatu Asosiasi yang punya monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.5
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, negara adalah sebuah organisasi sekelompok orang yang berada
di dalamnya. Negara adalah organisasi politik dari kekuasaan politik. Negara
merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau sekelompok orang yang
mempunyai kekuasaan mengatur hubungan dengan menyelenggarakan ketertiban dan
menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama.

Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan kekuasaan


tersebut secara sah pada semua cabang yang ada dalam wilayahnya. Dengan
demikian, bangsa itu adalah bagian dari suatu negara itu sendiri. Bangsa atau
persekutuan hidup manusia adalah salah satu unsur dari negara.

Beberapa pengertian negara antara lain.

1. Suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang


bersama-sama mendiami wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu

4
Arfa’i. (2013). Bentuk Negara Republik Indonesia Ditinjau Pengaturan Tentang Pemerintahan
Daerah dalam Peraturan Perundang-Undangan. Jurnal Ilmu Hukum, 6(7), 142–155.
5
Ning Herlina, SH., M. H., & Yanuar Syam Putra, SH., M. . (2016). Kewarganegaraan RI (Untuk
Perguruan Tinggi) (Haryono (ed.)). NoerFikri. 11
7

pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau


beberapa kelompok manusia.

2. Suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerintahan melalui hukum


yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa yang berada
dalam suatu wilayah masyarakat tertentu dan membedakannya dengan
kondisi masyarakat dunia luar untuk ketertiban sosial.

3. Suatu asosiasi yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu masyarakat


atau wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan suatu
pemerintah untuk maksud tersebut, pemerintah diberi kekuasaan memaksa.

Sebagai organisasi kekuasaan, negara memiliki sifat memaksa, monopoli dan


mencakup semua.

1. Memaksa

Sifat memaksa perlu dimiliki oleh suatu negara, agar peraturan


perundang-undangan ditaati sehingga penertiban dalam masyarakat dapat
dicapai, serta timbulnya anarki bisa dicegah.

2. Monopoli

Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari


masyarakat. Negara berhak melarang suatu aliran kepercayaan atau aliran
politik tertentu hidup dan disebarluaskan karena dianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat.

3. Mencakup semua

Semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa,


kecuali untuk mendukung usaha negara dalam mencapai masyarakat yang
dicita-citakan.6

6
Muh. Nur El Ibrahim. (2010). Bentuk Negara dan Pemerintahan RI. CV Suara Media Sejahtera.
Hlm. 2-4
8

Tujuan dan Fungsi Negara

Tujuannya bermacam-macam, untuk memperluas kekuasaan semata. Untuk


menyelenggarakan ketertiban umum dan untuk mencapai kesejahteraan umum.

1. Pendapat Plato, negara bertujuan menunjukan kesusilaan manusia,


sebagai program, sebagai makhluk sosial.

2. Machiavelli dan Shang yang mengatakan, negara bertujuan


memperluas kekuasaan semata, karena itu disebut negara kekuasaan.
Untuk menjadikan negara besar / jaya. Rakyat jadi alat dikorbankan
untuk perluasan kekuasaan itu.

3. Ajaran Theokratis (Kedaulatan Tuhan), menyatakan tujuan negara


mencapai kehidupan aman dan taat kepada Tuhan.

4. Ajaran negara polisi, bertujuan mengatur keamanan dan ketertiban


dalam negara.

5. Ajaran Negara Hukum, bertujuan untuk ketertiban hukum /


berpedoman kepada hukum. Dalam negara hukum semuan kekuasaan
harus taat kepada hukum. Hak rakyat dijamin negara, rakyat
berkewajiban mematuhi peraturan yang berlaku dari pemerintah.

6. Negara kesejahteraan, tujuannya kesejahteraan umum, mengusahakan


kesejahteraan rakyatnya. Memperkuat pertahanan, menegakkan
keadilan, tujuan yang telah ditetapkan bersama.7

Bentuk-bentuk negara didunia yang secara garis besar terbagi menjadi 2 sebagai
berikut.

a. Negara kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk


mengatur seluruh daerahnya ada ditangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat
memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun keluar. Hubungan

7
Ning Herlina, SH., M. H., & Yanuar Syam Putra, SH., M. . (2016). Kewarganegaraan RI (Untuk
Perguruan Tinggi) (Haryono (ed.)). NoerFikri. 11-12
9

antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara
langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula
dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang
tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Negara kesatuan dapat dibedakan
menjadi dua macam sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi.

b. Negara serikat adalah negara bersusun jamak, terdiri atas beberapa negara
bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian
boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri,
dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan
negara-negara yang disebut federal. Setiap negara bagian bebas melakukan
tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan
ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal. 8

Ciri-ciri negara serikat/federal

1) Tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan Menteri


(kabinet) demi kepentingan negara bagian.

2) Tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri,tetapi tidak


boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat.

Hubungan pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian,
kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung
kepada pemerintah federal. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-
macam negara serikat, antara lain sebagai berikut.

1) Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan


pemerintahan federal, dan kekuasaan tidak terinci diserahkan kepada

8
Negara, B., Sistem, S., & Ariyani, N. (2004). Taufiqurrohman Syahuri, 2004, Hukum Konstitusi:
Proses dan Prosedur Perubahan UUD di Indonesia 1945- 2002 serta Perbandingannya dengan
Konstitusi Negara Lain di Dunia , Ghalia Indonesia, Bogor, hlm. 122
10

pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara


lain, Amerika serikat, Australia, RIS (1949).
2) Negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan
pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada
pemerintah federal. Contoh Kanada dan India.
3) Negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung
federal dalam menyelesaikan penyelisihan diantara pemerintah.9

2.4. Pengertian Warga Negara


Kita sering mendengar kata-kata, seperti warga desa, warga kota, warga
masyarakat, warga bangsa, dan warga dunia. Warga mengandung arti peserta atau
anggota dari suatu organisasi perkumpulan. Jadi warga negara secara sederhana
diartikan sebagai anggota dari suatu negara. 10

Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup dan
tinggal di suatu wilayah hukum tertentu. Warga negara harus tunduk dan taat pada
peraturan yang berlaku di negaranya dengan melaksanakan aturan dengan baik dan
bertanggung jawab.

Warga negara berarti penduduk sipil, penduduk sipil melaksanakan kegiatan


demokrasi secara langsung dalam suatu polis atau negara kota (citystate). Polisi
adalah suatu organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik
bagi warga negaranya.

Menurut Aristoteles warga negara di bagi kedalam dua bagian atau dua golongan
yaitu

1. Yang menguasai atau yang memerintah. Negara yang menguasai harus


memiliki kebijakan dan keutamaan yakni sifat kebaikan dalam kearifan.

9
Ariyani, N. & Taufiqurrohman Syahuri, (2004), Hukum Konstitusi: Proses dan Prosedur Perubahan
UUD di Indonesia 1945- 2002 serta Perbandingannya dengan Konstitusi Negara Lain di Dunia ,
Ghalia Indonesia, Bogor, hlm. 123-124.
10
Dr.Winarno, S.Pd., M. S. (2014). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (3rd ed.). PT Bumi
Aksara. Hlm.32
11

2. Yang dikuasai atau yang di perintah. Warga negara yang dikuasai atau
yang di perintah, kebijaksanaan dan kearifan tidaklah begitu penting.

Selanjutnya Aristoteles menegaskan bahwa kebajikan yang harus dimiliki


oleh warga negara yang baik yaitu kemampuan untuk menguasai dan dikuasai
dengan baik atau kemampuan untuk memerintah dan di perintah dengan baik.

2.5. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak dan kewajiban warga negara tercantum dalam pasal 27 sampai dengan
pasal 34 UUD 1945. Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain:

A. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam pasal
27 ayat (2) UUD 1945, yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini
menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.

B. Hak membela negara, tercantum dalam Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945
yang berbunyi “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.”

C. Hak berpendapat, tercantum dalam pasal 28 UUD 1945, yaitu


“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.”

D. Hak kemerdekaan memeluk agama, tercantum dalam pasal 29 Ayat (1)


dan (2) UUD 1945 yang berbunyi:

1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.


2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.11

11
Dr.Winarno, S.Pd., M. S. (2014). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (3rd ed.). PT Bumi
Aksara. hlm. 51-52
12

E. Hak ikut serta dalam pertahanan negara, tercantum dalam pasal 30 ayat
(1) dan (2) UUD 1945. Yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.

F. Hak untuk mendapatkan pendidikan, tercantum dalam pasal 31 ayat (1)


dan (2) UUD 1945 yang berbunyi:

(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan


pemerintah wajib membiayainya.

G. Hak untuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional


indonesia, tercantum dalam pasal 32 UUD 1945. Ayat (1)
berbunyi:”Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat
dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.”

H. Hak ekonomi dan hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial,


tercantum dalam pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) UUD 1945
yang berbunyi:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas


asas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang


menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya


dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atau


demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan, lingkungan, mandiri,
13

serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan


ekonomi nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang-undang.
I. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial, tercantum dalam pasal 34
UUD 1945 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara.” Kewajiban warga negara terhadap negara
Indonesia, antara lain;
a. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan tercantum dalam
pasal 27 ayat (1) UUD 1945, yaitu “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.”
b. Kewajiban membela negara, tercantum dalam pasal 27 ayat (3)
UUD 1945 yang menyatakan “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
c. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara, tercantum dalam
pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan: “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.”
Selain itu ditentukan pula hak dan kewajiban yang dimiliki negara terhadap
warga negara. Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya
merupakan kewajiban dan hak warga negara terhadap negara.

Berikut ini beberapa ketentuan tersebut.


a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan.
b. Hak negara untuk dibela.
c. Hak negara untuk menguasai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat.
d. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara
14

f. Kewajiban negara untuk mengembangkan pendidikan nasional bagi rakyat.


g. Kewajiban negara memberi jaminan sosial.
h. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah.

Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam
UUD 1945 mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang itu antara lain bidang politik
dan pemerintahan, bidang sosial, bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang
ekonomi, dan bidang pertahanan.

Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara maupun hak dan
kewajiban negara terhadap warganya di bidang pendidikan berdasarkan Undang-
Undang No. 20 pasal 5 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.12

12
Dr.Winarno, S.Pd., M. S. (2014). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (3rd ed.). PT Bumi
Aksara. hlm. 52-55
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh
negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara
sendiri, jadi tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas
eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya termasuk legislatif dan
yudikatif. Pemerintahan berasal dari kata dasar pemerintah, yang paling sedikit kata
“perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung,
kedua pihak tersebut saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah, dan pihak
yang diperintah memiliki ketaatan.

Pemerintahan dalam arti sempit meliputi lembaga yang mengurus


pelaksanaan roda pemerintahan (eksekutif), sedangkan pemerintahan dalam arti luas
selain eksekutif termasuk juga lembaga yang membut peraturan perundang-undangan
(legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (yudikatif).

Bentuk Pemerintahan ‘Baik’ Kepemimpinan dan Jenis Pemerintahan


Perbandingan-perbandingan yang dibuat oleh Aristoteles tentang siapa yang paling
berpengaruh dan siapa yang harus memimpin di evaluasikan cukup panjang. Seperti
persoalan ketika kekuasaan tertinggi negara yang ideal itu dipegang oleh satu orang
(raja) yang berkuasa penuh atau dipimpin oleh raja tetapi konstitusi juga melibatkan
dewan yang diisi oleh orang-orang tertentu. Walaupun pemerintahan dipimpin oleh
raja, menurut Aristoteles, setidaknya pemerintahan dalam hal wewenang tertinggi
ada tiga bentuk: oleh satu orang, oleh sekumpulan kerabat, atau oleh beberapa orang.

Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara.
Bentuk negara dalam suatu negara mengaris bawahi secara jelas tentang
tanggungjawab setiap pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Tujuan akhir dari adanya bentuk negara adalah sebagai landasan dalam
mewujudkan tujuan dari negara

15
16

Hubungan pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara


bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara
langsung kepada pemerintah federal. Negara serikat yang konstitusinya merinci satu
persatu kekuasaan pemerintahan federal,dan kekuasaan tidak terinci diserahkan
kepada pemerintah negara bagian.

Warga negara harus tunduk dan taat pada peraturan yang berlaku di
negaranya dengan melaksanakan aturan dengan baik dan bertanggung jawab.
Selanjutnya Aristoteles menegaskan bahwa kebajikan yang harus dimiliki oleh warga
negara yang baik yaitu kemampuan untuk menguasai dan dikuasai dengan baik atau
kemampuan untuk memerintah dan di perintah dengan baik.

Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain:

A. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam pasal
27 ayat (2) UUD 1945.

B. Hak membela negara, tercantum dalam pasal 30 ayat (1) UUD 1945

C. Hak berpendapat, tercantum dalam pasal 28 UUD 1945

Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara maupun hak dan
kewajiban negara terhadap warganya di bidang pendidikan berdasarkan Undang-
Undang No. 20 pasal 5 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.

(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
17

Saran

Setelah membaca makalah ini, kita harus berhati-hati dalam bertindak karena
setiap tindakan kita pasti akan memiliki tanggung jawab, contohnya berita seorang
gubernur jambi yang terlibat kasus korupsi, akhirnya gubernur tersebut berhasil di
cekal dengan pasal-pasal yang berlaku di Indonesia.

Perlu adanya peningkatan sosialisasi pada setiap program pemberdayaan


masyarakat untuk menghindari kegagalan pada setiap program yang sudah
dirancang.

Sebaiknya dalam memahami suatu negara sebagai ideologi negara yang


lebih mendalam kita harus mengetahui tujuan dari tiap tiap negara yang dipengaruhi
oleh tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari penguasa negara yang
bersangkutan.

Hak dan kewajiban adalah dua hal yang saling terikat satu sama lain
sehingga dalam praktiknya di kehidupan harus dijalankan secara seimbang agar
tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial
yang berkepanjangan dan timbulnya gejolak yang tidak diinginkan di dalam
masyarakat.

Jadi pada pembuatan makalah ini kita bisa memberikan penjelasan


mengenai hakikat pemeritahan, bentuk-bentuk pemerintahan, bentuk-bentuk negara,
pengertian warga negara, dan hak dan kewajiban warga negara agar bermakna bagi
pembaca untuk kedepannya.
17
18

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai