KELAS:2.O PGSD
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang
“PEMERINTAH, NEGARA, WARGA NEGARA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran KONSEP
DASAR PKN SD. Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat
untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai
salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.
Penyusun
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1.Latar Belakang.............................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3.Tujuan..........................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1.Hakikat Pemerintahan..................................................................................3
BAB III................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................15
Kesimpulan......................................................................................................15
Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA 18
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena banyak
pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan, mampu berkiat serta
dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan.
Bentuk pemerintahan adalah suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada
rangkaian institusi politik yang digunakan untuk mengorganisasikan suatu negara
untuk menegakkan kekuasaannya atas suatu komunitas politik. Definisi ini tetap
berlaku bahkan untuk pemerintahan yang tidak sah atau tidak berhasil menegakkan
kekuasaannya tidak tergantung dari kualitasnya. Pemerintahan yang gagal pun tetap
merupakan suatu bentuk pemerintahan.
Bentuk negara dan pemerintahan digambarkan dalam bentuk sifat manusia. Sifat
tersebut menjadi gagasan Plato mengenai bentuk negara yang dibentuknya hingga
etika politik yang ditimbulkannya. Bentuk negara-negara yang ada menjadi
konsekuensi tersendiri dari kepemimpinan yang dijalankannya.
Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara. Hal ini
didasari bahwa dalam kehidupan ketatanegaraan perlu adanya suatu hubungan yang
jelas antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Tujuan akhir dari adanya
bentuk negara adalah sebagai landasan dalam mewujudkan tujuan dari negara.
1
2
2
1.2.Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
2.1.Hakikat Pemerintahan
Secara etimologi, pemerintah berasal dari kata dasar “pemerintah” berarti
melakukan pekerjaan menyeluruh. Penambahan awalan “pe” menjadi “pemerintah”
berarti badan yang melakukan kekuasaan memerintah. Dari segi ilmu politik,
pemerintah (Government) secara etimologis berasal dari kata yunani, kubernan atau
nakhoda kapal artinya, menatap ke depan. Kemudian “memerintah” yang berarti
melihat ke depan, menentukan berbagai kebijakan yang diselenggarakan untuk
mencapai tujuan masyarakat pada masa yang akan datang, dan mempersiapkan
langkah-langkah kebijakan untuk menyongsong perkembangan masyarakat ke tujuan
yang telah ditetapkan.
Pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Dikatakan sebagai seni karena
banyak pemimpin pemerintahan yang tanpa pendidikan pemerintahan, mampu
berkiat serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan. Pemerintahan
berasal dari kata dasar pemerintah, yang paling sedikit kata “perintah” tersebut
memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung, kedua pihak tersebut
saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah, dan pihak yang diperintah
3
4
memiliki ketaatan. Apabila dalam suatu negara kekuasaan pemerintah, dibagi atau
dipisahkan maka terdapat perbedaan antara pemerintahan dalam arti luas dengan
pemerintahan dalam arti sempit. Pemerintahan dalam arti sempit meliputi lembaga
yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan (eksekutif), sedangkan pemerintahan
dalam arti luas selain eksekutif termasuk juga lembaga yang membut peraturan
perundang-undangan (legislatif) dan yang melaksanakan peradilan (yudikatif).
Pemerintahan tersebut merupakan satu dari 4 unsur terbentuknya suatu negara yakni
kedaulatan. Sedangkan aspek lainnya adalah adanya daerah, adanya rakyat (bangsa)
dan adanya pengakuan dari negara lain.1
1
Anzaikhan, M., Ilmu, F., & Pemerintahan, I. (n.d.). Hakikat administrasi pemerintahan islam.
57–80.
2
Fadil, M. (2012). Bentuk Pemerintahan dalam Pandangan Aristoteles (Sebuah pengantar filsafat
politik klasik). Jurnal Kybernan, 3(1), 1–9.
5
B. Bentuk Pemerintah
1. Monarkhi adalah suatu bentuk pemerintahan kekuasaan negara
dipegang raja untuk kepentingan semua rakyat.
3
Ning Herlina, SH., M. H., & Yanuar Syam Putra, SH., M. . (2016). Kewarganegaraan RI (Untuk
Perguruan Tinggi) (Haryono (ed.). NoerFikri. 13
6
negara yang sangat dominan dipakai oleh sebuah negara, yaitu bentuk negara
kesatuan dan bentuk negara federal.4
Pengertian Negara menurut para ahli
1. Rogerh H. Soltan : Negara adalah alat / wewenang yang mengatur persoalan
bersama atas nama masyarakat.
2. Harold. J. Laski : Negara adalah suatu masyarakat yang di integrasikan
karena punya wewenang, bersifat memaksa terhadap individu / kelompok
sebagai dari masyarakat itu.
3. Max Weber : Negara adalah suatu Asosiasi yang punya monopoli dalam
penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.5
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok orang atau
persekutuan hidup, negara adalah sebuah organisasi sekelompok orang yang berada
di dalamnya. Negara adalah organisasi politik dari kekuasaan politik. Negara
merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau sekelompok orang yang
mempunyai kekuasaan mengatur hubungan dengan menyelenggarakan ketertiban dan
menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama.
4
Arfa’i. (2013). Bentuk Negara Republik Indonesia Ditinjau Pengaturan Tentang Pemerintahan
Daerah dalam Peraturan Perundang-Undangan. Jurnal Ilmu Hukum, 6(7), 142–155.
5
Ning Herlina, SH., M. H., & Yanuar Syam Putra, SH., M. . (2016). Kewarganegaraan RI (Untuk
Perguruan Tinggi) (Haryono (ed.)). NoerFikri. 11
7
1. Memaksa
2. Monopoli
3. Mencakup semua
6
Muh. Nur El Ibrahim. (2010). Bentuk Negara dan Pemerintahan RI. CV Suara Media Sejahtera.
Hlm. 2-4
8
Bentuk-bentuk negara didunia yang secara garis besar terbagi menjadi 2 sebagai
berikut.
7
Ning Herlina, SH., M. H., & Yanuar Syam Putra, SH., M. . (2016). Kewarganegaraan RI (Untuk
Perguruan Tinggi) (Haryono (ed.)). NoerFikri. 11-12
9
antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara
langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala
negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula
dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang
tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Negara kesatuan dapat dibedakan
menjadi dua macam sistem, yaitu sentralisasi dan desentralisasi.
b. Negara serikat adalah negara bersusun jamak, terdiri atas beberapa negara
bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian
boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri,
dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan
negara-negara yang disebut federal. Setiap negara bagian bebas melakukan
tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan
ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah federal. 8
Hubungan pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian,
kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung
kepada pemerintah federal. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-
macam negara serikat, antara lain sebagai berikut.
8
Negara, B., Sistem, S., & Ariyani, N. (2004). Taufiqurrohman Syahuri, 2004, Hukum Konstitusi:
Proses dan Prosedur Perubahan UUD di Indonesia 1945- 2002 serta Perbandingannya dengan
Konstitusi Negara Lain di Dunia , Ghalia Indonesia, Bogor, hlm. 122
10
Warga negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup dan
tinggal di suatu wilayah hukum tertentu. Warga negara harus tunduk dan taat pada
peraturan yang berlaku di negaranya dengan melaksanakan aturan dengan baik dan
bertanggung jawab.
Menurut Aristoteles warga negara di bagi kedalam dua bagian atau dua golongan
yaitu
9
Ariyani, N. & Taufiqurrohman Syahuri, (2004), Hukum Konstitusi: Proses dan Prosedur Perubahan
UUD di Indonesia 1945- 2002 serta Perbandingannya dengan Konstitusi Negara Lain di Dunia ,
Ghalia Indonesia, Bogor, hlm. 123-124.
10
Dr.Winarno, S.Pd., M. S. (2014). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (3rd ed.). PT Bumi
Aksara. Hlm.32
11
2. Yang dikuasai atau yang di perintah. Warga negara yang dikuasai atau
yang di perintah, kebijaksanaan dan kearifan tidaklah begitu penting.
A. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam pasal
27 ayat (2) UUD 1945, yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini
menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.
B. Hak membela negara, tercantum dalam Pasal 30 Ayat (1) UUD 1945
yang berbunyi “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.”
11
Dr.Winarno, S.Pd., M. S. (2014). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (3rd ed.). PT Bumi
Aksara. hlm. 51-52
12
E. Hak ikut serta dalam pertahanan negara, tercantum dalam pasal 30 ayat
(1) dan (2) UUD 1945. Yang menyatakan bahwa: “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang tertuang dalam
UUD 1945 mencakup berbagai bidang. Bidang-bidang itu antara lain bidang politik
dan pemerintahan, bidang sosial, bidang keagamaan, bidang pendidikan, bidang
ekonomi, dan bidang pertahanan.
Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara maupun hak dan
kewajiban negara terhadap warganya di bidang pendidikan berdasarkan Undang-
Undang No. 20 pasal 5 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat
yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
(4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa
berhak memperoleh pendidikan khusus.
(5) Setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat.12
12
Dr.Winarno, S.Pd., M. S. (2014). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (3rd ed.). PT Bumi
Aksara. hlm. 52-55
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh
negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara
sendiri, jadi tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas
eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya termasuk legislatif dan
yudikatif. Pemerintahan berasal dari kata dasar pemerintah, yang paling sedikit kata
“perintah” tersebut memiliki empat unsur yaitu, ada dua pihak yang terkandung,
kedua pihak tersebut saling memiliki hubungan, pihak yang memerintah, dan pihak
yang diperintah memiliki ketaatan.
Bentuk negara merupakan hal yang sangat penting dalam suatu negara.
Bentuk negara dalam suatu negara mengaris bawahi secara jelas tentang
tanggungjawab setiap pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Tujuan akhir dari adanya bentuk negara adalah sebagai landasan dalam
mewujudkan tujuan dari negara
15
16
Warga negara harus tunduk dan taat pada peraturan yang berlaku di
negaranya dengan melaksanakan aturan dengan baik dan bertanggung jawab.
Selanjutnya Aristoteles menegaskan bahwa kebajikan yang harus dimiliki oleh warga
negara yang baik yaitu kemampuan untuk menguasai dan dikuasai dengan baik atau
kemampuan untuk memerintah dan di perintah dengan baik.
A. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam pasal
27 ayat (2) UUD 1945.
B. Hak membela negara, tercantum dalam pasal 30 ayat (1) UUD 1945
Berikut ini contoh hak dan kewajiban warga negara maupun hak dan
kewajiban negara terhadap warganya di bidang pendidikan berdasarkan Undang-
Undang No. 20 pasal 5 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
(1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
(2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual,
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
(3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
17
Saran
Setelah membaca makalah ini, kita harus berhati-hati dalam bertindak karena
setiap tindakan kita pasti akan memiliki tanggung jawab, contohnya berita seorang
gubernur jambi yang terlibat kasus korupsi, akhirnya gubernur tersebut berhasil di
cekal dengan pasal-pasal yang berlaku di Indonesia.
Hak dan kewajiban adalah dua hal yang saling terikat satu sama lain
sehingga dalam praktiknya di kehidupan harus dijalankan secara seimbang agar
tidak terjadi ketimpangan yang akan menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial
yang berkepanjangan dan timbulnya gejolak yang tidak diinginkan di dalam
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA