Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SISTEM PELAKSANAAN PEMERINTAHAN di


INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh:
Nama : Candra Bayu Permana
Kelas : XII D

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KIMIA


PGRI KOTA SERANG
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penulis penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita curahkan
kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shalallahu A’laihi Wasallam yang
telah membimbing umatnya di jalan yang benar. Makalah ini penulis susun
berdasarkan tugas dari sekolah yang bertemakan “PANCASILA”.
Dalam pembuatannya penulis mendapat banyak bantuan dari beberapa
pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada senua pihak
yang telah membantu hingga terselesainya makalah ini tepat waktu.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khusunya
para remaja dan pelajar.Penyusun juga meminta maaf apabila banyak kesalahan
dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Serang, Januari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................
1.3 Tujuan Masalah .........................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan .....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................


2.1 pengertian sistem pemerintahan ...............................................................
2.2 sistem pemerintahan negara republik indonesia ......................................
2.3 pembagian kekuasaan negara menurut uud 1945 ....................................
2.4 Sistem Checks and Balances menurut UUD 1945 ....................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................


3.1 Kesimpulan ................................................................................................
3.2 Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu
kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan
separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang
kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan
mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan
berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk
memprotes hal tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas,
menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu
dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam
pembangunan sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit
negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sistem Pemerintahan?
2. Bagaimana sistem pemerintahan di Indonesia?
3. Bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan di Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian dari sistem pemerintahan
2. Mengetahui sistem pemerintahan di indonesia
3. Memahami pelaksanaan sistem pemerintahan di indonesia

1.4 Manfaat Penulisan

1. Sebagai sumber informasi bagi pembaca yang ingin memahami sistem


pelaksanaan pemerintahan di indonesia
2. Sebagai motivasi bagi pembaca untuk Meneliti lebih lanjut mengenai
sistem pelaksanaan pemerintahan di indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan


Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata system dan
pemerintahan. Kata system merupakan terjemahan dari kata system (bahasa
Inggris) yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata
perintah. Dan dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau
Negara.
c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah.
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah
yang dilakukan oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu
Negara dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti
yang sempit, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintaha diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas
berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan
memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Kekuasaan
dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu :
1. Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang
atau kekuasaan menjalankan pemerintahan.
2. Kekuasaan Legislatif yang berarti kekuasaan membentuk undang-undang.
3. Kekuasaan Yudikatif yang berarti kekuasaan mengadili terhadap
pelanggaran atas undang-undang.
Komponen-komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Jadi, system pemerintaha negara
menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga
negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan
negara yang bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau
tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah
melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban

2
3

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan


social. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu system pemerintahan
Indonesia
bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk terwujudnya tujuan
dari pemerintahan di negara Indonesia.

2.2 Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia


Tidak satupun pasal dalam UUD 1945 yang menyebutkan dengan tegas
bahwa sistem pemerintahan Negara RI adalah sistem presidensial. Namun
prinsip sistem presidensial dapat kita pahami dari adanya ketentuan-ketentuan
UUD 1945, sebagai berikut :
a. Pasal 4 ayat 1 UUD 45 : “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”.
b. Pasal 17 ayat 1 : “Presiden dibantu oleh menteri Negara”.
c. Pasal 17 ayat 2 : “ Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden”.
d. Pasal 17 ayat 3 : “Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan”.
e. Pasal 17 ayat 4 : “Pembentukan, pengubahan dan pembubaran
kementerian Negara diatur dalam undang-undang’.
Dari ketentuan UUD 45 di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia menganut
system pemerintahan presidensial :
a. Presiden sebagai kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan.
b. Presiden adalah pihak yang menyusun kabinet atau dewan menteri.
c. Para menteri bertanggung jawab kepada presiden bukan kepada DPR atau
parlemen.
d. Masa jabatan menteri tergantung kepercayaan dari presiden. Presiden
dapat mengganti menteri yang dipandang tidak mampu melaksanakan
tugas, karena presiden memiliki hak prerogative.
Apabila kita bicara sistem pemerintahan Indonesia pada awal
kemerdekaan, menurut ketentuan UUD 1945, maka sistem pemerintahan
Indonesia bersifat Presidensial dalam arti bahwa para menteri tidak
bertanggung jawab pada badan legislative atau parlemen/DPR, tetapi hanya
bertindak sebagai pembantu presiden. Akan tetapi pada waktu itu MPR, DPR,
dan DPA belum ada atau terbentuk sehingga presiden juga memegang
kekuasaan legislative yang dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia
Pusat).
Sistem pemerintahan Indonesia pernah mengalami perubahan menjadi sistem
Parlementer, sejak bulan November 1945, berdasarkan Maklumat Pemerintah
tanggal 14 November 1945, yaitu tanggung jawab politik terletak di tangan
4

para menteri. Inilah dasar dianutnya sistem Pemerintahan Parlementer di


Indonesia sampai dengan dikeluarkannya dekrit presiden tangal 5 Juli
1959. Pada masa ini sistem politik dalam negeri tidak stabil karena menganut
sistem banyak partai, sehingga mengakibatkan pergantian kabinet berkali-
kali.
Sejak tanggal 27 Desember 1949 Negara Kesatuan RI berubah menjadi
(Republik Indonesia Serikat-RIS), menurut konstitusi RIS presiden adalah
sebagai kepala negara dan Kepala pemerintahan di tangan Perdana Menteri.
Lembaga Negara di masa RIS adalah presiden, dewan menteri, senat, DPR,
MA, dan BPK. Presiden tidak dapat salah atau dipersalahkan atau (The King
can do no wrong). Kabinet bertanggung jawab pada parlemen.
Begitu juga dengan sistem pemerintahan pada masa UUD Sementara
1950 adalah menganut sistem parlementer dengan lembaga negaranya adalah
Presiden, Menteri-menteri, DPR, MA, dan DPA. Menurut UUDS 1950,
Presiden sebagai kepala Negara dan tanggung jawab pemerintahan ditangan
perdana Menteri bersama para menterinya. Presiden tidak bisa diganggu
gugat.
2.3 Pembagian Kekuasaan Negara menurut UUD 1945
Susunan organisasi negara adalah alat-alat perlengkapan negara atau
lembaga-lembaga negara yang diatur dalam UUD 1945 baik baik sebelum
maupun sesudah perubahan. Susunan organisasi negara yang diatur dalam
UUD 1945 sebelum perubahan yaitu :
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
b. Presiden
c. Dewan Pertimbagan Agung (DPA).
d. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
f. Mahkmah Agung (MA)
Badan-badan kenegaraan itu disebut lembaga-lembaga Negara. Sebelum
perubahan UUD 1945 lembaga-lembaga Negara tersebut diklasifikasikan,
yaitu MPR adalah lembaga tertinggi Negara, sedangkan lembaga-lembaga
kenegaraan lainnya seperti presiden, DPR, BPK, DPA dan MA disebut
sebagai lembaga tinggi Negara Sementara itu menurut hasil perubahan
lembaga-lembaga negara yang terdapat dalam UUD 1945 adalah sebagai
berikut:
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
b. Presiden.
c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
d. Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
e. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
5

f. Mahkmah Agung (MA).


g. Mahkamah Konstitusi (MK).
Secara institusional, lembaga-lembaga negara merupakan lembaga
kenegaraan yang berdiri sendiri yang satu tidak merupakan bagian dari yang
lain. Akan tetapi, dalam menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga
Negara tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain,
hal itu menunjukan bahwa UUD 1945 tidak menganut doktrin pemisahan
kekuasaan.
Dengan perkataan lain, UUD 1945 menganut asas pembagian kekuasaan
dengan menunjuk pada jumlah badan-badan kenegaraan yang diatur
didalamnya serta hubungan kekuasaan diantara badan-badan kenegaraan yang
ada, yaitu;
1. Sebelum Perubahan.
a. MPR, sebagai pelaksana kedaulatan rakyat, mempunyai kekuasaan
untuk menetapkan UUD, GBHN, memilih Presiden dan Wakil Presiden
serta mengubah UUD.
b. Presiden, yang berkedudukan dibawah MPR, mempunyai kekuasaan
yang luas yang dapat digolongkan kedalam beberapa jenis:
1. Kekuasaan penyelenggaran pemerintahan.
2. Kekuasaan didalam bidang perundang undangan, menetapakn PP,
Perpu.
3. Kekuasaan dalam bidang yustisial, berkaitan dengan pemberian grasi,
amnesti, abolisi dan rehabilitasi.
4. Kekuasaan dalam bidang hubungan luar negeri, yaitu menyatakan
perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain,
mengangkat duta dan konsul.
c. DPR, sebagai pelaksana kedaulatan rakyat mempunyai kekuasaan
utama, yaitu kekuasaan membentuk undang-undang (bersama-sama
Presiden dan mengawasi tindakan presiden.
d. DPA, yang berkedudukan sebagai badan penasehat Presiden,
berkewajiban memberikan jawaban atas pertanyaan presiden dan
berhak mengajukan usul kepada pemerintah.
e. BPK, sebagai “counterpart” terkuat DPR, mempunyai kekuasaan untuk
memeriksa tanggung jawab keuangan Negara dan hasil pemeriksaannya
diberitahukan kepada DPR.
f. MA, sebagai badan kehakiman yang tertinggi yang didalam
menjalankan tugasnya tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan
pemerintah.
6

2. Setelah Perubahan
a. MPR, Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga
tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK,
menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN, menghilangkan
kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara
langsung melalui pemilu), tetap berwenang menetapkan dan mengubah
UUD, susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih secara langsung melalui pemilu.
b. DPR, Posisi dan kewenangannya diperkuat, mempunyai kekuasan
membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR
hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak
mengajukan RUU, Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR
dan Pemerintah, Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi,
fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol
antar lembaga negara.
c. DPD, Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi
keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat
nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan
yang diangkat sebagai anggota MPR, keberadaanya dimaksudkan
untuk memperkuat kesatuan negara Republik Indonesia, dipilih secara
langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu, mempunyai
kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang
berkait dengan kepentingan daerah.
d. BPK, Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan
DPD, berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan
negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil
pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat
penegak hukum, berkedudukan di ibukota negara dan memiliki
perwakilan di setiap provinsi, mengintegrasi peran BPKP sebagai
instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke dalam
BPK.
e. Presiden, Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan
memperbaiki tata cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam
masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial,
Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR, Membatasi
masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja,
Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus
memperhatikan pertimbangan DPR, kewenangan pemberian grasi,
7

amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR,


memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan
wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui
pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa
jabatannya.
f. Mahkmah Agung, Lembaga negara yang melakukan kekuasaan
kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan
peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)],
berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan
perundang-undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain
yang diberikan Undang-undang.di bawahnya terdapat badan-badan
peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan
Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara (PTUN), badan-badan lain yang yang fungsinya
berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang
seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.
g. Mahkamah Konstitusi, Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga
kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution), Mempunyai
kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa
kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai
politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas
pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau
wakil presiden menurut UUD, Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang
yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan
pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan
perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif,
dan eksekutif.
Atas dasar itu, UUD 1945 meletakan asas dan ketentuan-ketentuan
yang mengatur hubungan-hubungan (kekuasaan) diantara lembaga-
lembaga negara tersebut. Hubungan –hubungan itu adakalanya bersifat
timbal balik dan ada kalanya tidak bersifat timbal balik hanya sepihak atau
searah saja.
2.4 Sistem Checks and Balances menurut UUD 1945
Didalam konstitusi negara republik Indonesia (UUD 1945) telah mengatur
tentang sistem checks and balancesantara lembaga-lembaga negara baik itu
lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Dalam melaksanakan uji materi atau judicial review, yakni menentukan
apakah isi suatu peraturan baik itu Undang-Undang (UU), Peraturan
Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), Peraturan Daerah (Perda) dan
aturan lainnya yang diatur dalam undang-undang, sudah sesuai atau tidak
8

dengan peraturan perundang-undangan yang ada diatasnya. Oleh sebab itu


yang diuji ialah isi/substansi/materi suatu peraturan perundang-undangan, hak
inilah yang disebut dengan hak judicial review (uji materi).
Institusi/ lembaga yang mengawal dan menjaga konstitusi secara yuridis
formal, biasanya mempunyai hak menguji secara material undang-undang,
yakni menguji suatu undang-undang apakah bertantangan dengan peraturan
yang lebih tinggi yaitu UUD atau tidak. Fungsi dasar institusi tersebut, adalah
untuk menjaga dan mengawasi agar suatu peraturan yaitu undang-undang
tidak sampai melebihi atau bahkan mengurangi ketentuan yang ada pada
UUD, selain itu juga agar tidak sampai terjadi penyimpangan terhadap UUD
oleh si pembuat undang-undang atau peraturan lainnya.
Dalam sistematika ketatanegaraan RI hak tersebut diatas hanya dimiliki
oleh mahkamah konstitusi, dan bukan oleh mahkamah agung RI.
Beda halnya dengan mahkamah agung, mahkamah ini hanya diberikan
wewenang yang boleh dikatakan terbatas karena hanya menguji peraturan
yang ada dibawah undang-undang. Dengan kata lain, mahkamah agung hanya
mempunyai kewenangan untuk menetapkan sah atau tidaknya suatu peraturan
dibawah undang-undang, dengan suatu asumsi bahwa bertentangan dengan
peraturan perundang-undang yang lebih tinggi derajatnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pembagian kekuasaan di negara Republik Indonesia jelas dipengaruhi
oleh ajaran Trias Politica yang bertujuan untuk memberantas tindakan
sewenang-wenang penguasa dan untuk menjamin kebebasan rakyat. Undang-
undang Dasar 1945 menganut ajaran Trias Politica karena memang dalam
UUD 1945 kekuasaan negara dipisah-pisahkan, dan masing-masing
kekuasaan negara terdiri dari
1. Badan legislatif, yaitu badan yang bertugas membentuk Undang-undang.
2. Badan eksekutif yaitu badan yang bertugas melaksanakan undang-
undang.
3. Badan Yudikatif, yaitu badan yang bertugas mengawasi pelaksanaan
Undang-undang, memeriksa dan megadilinya.

3.2 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan
ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, dan kami juga
butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih
baik daripada masa sebelumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII. Jakarta :


Erlangga
http://lavenderpurplee.blogspot.com/2013/12/makalah-pkn-sistem-pemerintahan-
ri.html. Bahodopi, 01 Desember 2014

Anda mungkin juga menyukai