Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU PEMERINTAHAN

SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL

Disusun oleh :
ETI SUHAETI
NIM : 224211081

PROGRAM MAGISTER ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UTS pada mata kuliah “Ilmu
Pemerintahan ”. Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan oleh sebab itu penulis mengharapkan saran yang membangun agar dapat
menjadi acuan dalam penyusunan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon
untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Rangkasbitung, 24 Agustus 2023

Eti Suhaeti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan .......................................................................... 3
2.2 Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial ...................................................... 4
2.3 Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial ......................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12
3.2 Saran. ...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap Negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang
berbeda-beda meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau sistem
parlementer. Baik sistem presidensial maupun sistem parlementer, sesungguhnya
berakar dari nilai-nilai yang sama yaitu”demokrasi”. Demokrasi sebagai sistem
pemerintahan mengandung nilai-nilai tertentu yang berbeda dengan sistem
pemerintahan lain (otoriter, dictator, dan lain-lain).
Suatu sistem pemerintahan yang diselenggarakan oleh suatu Negara yang sudah
mapan, dapat menjadi model bagi pemerintahan di Negara lain. Model tersebut dapat
dilakukan melalui suatu proses sejarah panjang yang dialami oleh masyarakat, bangsa
dan Negara tersebut baik melalui kajian-kajian akademis maupun dipaksakan melalui
penjajahan. Hal yang perlu kita sadari bahwa apapun sistem pemerintahan yang
dilaksanakan oleh suatu Negara, tidaklah sempurna seperti yang diharapkan oleh
masyarakatnya. Setiap sistem pemerintahan baik presidensial maupun parlementer,
memiliki sisi-sisi kelemahan dan kelebihan. Oleh sebab itu, sebuah bangsa dengan
masyarakatnya yang bijak dan terdidik akan terus berupaya mengurangi sisi-sisi
kelemahan dan meningkatkan seoptimal mungkin peluang-peluang untuk mencapai
tingkat kesempurnaan dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara baik pada sistem
pemerintahan presidensial maupun sistem parlementer.
Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensial jika berkaca pada Undang-
Undang Dasar 1945 setelah perubahan. Bukti bahwa Undang-Undang Dasar 1945
menerapkan sistem pemerintahan presidensial adalah adanya pemisahan kekuasaan
antara cabang kekuasaan eksekutif dengan cabang kekuasaan legislatif. Pemisahan
kekuasaan dari dua cabang kekuasaan tersebut adalah indikator penting dari adanya
sistem pemerintahan presidensial.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok pembahasan utama
dalam makalah ini adalah bagaimana ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial. Pokok
pembahasan tersebut bisa dirinci dalam beberapa sub pembahasan sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Sistem Pemerintahan
2. Apa Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial ?
3. Bagaimana ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini dibuat untuk :
1. Makalah ini dibuat bertujuan untuk menjelaskan sistem Pemerintahan
2. Makalah ini dibuat bertujuan untuk menjelaskan sistem Pemerintahan
presidensial.
3. Belajar memahami ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial.

2
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan

Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua kata sistem dan
pemerintahan. Kata sistem merupakan terjemahan dari kata system (bahasa Inggris)
yang berarti susunan, tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal dari
kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah. Dan dalam Kamus Bahasa
Indonesia, kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah, atau,
Negara.
c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah.
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan
oleh badan-badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka
mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit, pemerintaha adalah
perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan eksekutif beserta jajarannya dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. Sistem pemerintaha diartikan sebagai
suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja
saling bergantungan dan memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi
pemerintahan.
Kekuasaan dalam suatu Negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu Kekuasaan Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang
atau kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif yang berarti
kekuasaan membentuk undang-undang; Dan Kekuasaan Yudikatif yang berarti
kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. Komponen-komponen
tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Jadi,
sistem pemerintaha negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara,
hubungan antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan
pemerintahan negara yang bersangkutan.

3
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan
negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Lembaga-lembaga yang berada dalam satu sistem
pemerintahan Indonesia bekerja secara bersama dan saling menunjang untuk
terwujudnya tujuan dari pemerintahan di negara Indonesia.
Secara umum bentuk sistem pemerintahan terdiri dari dua sistem yaitu sistem
pemerintahan parlementer dan sistem pemerintahan presidensial. Tetapi dalam berbagai
literatur terdapat juga sistem pemerintahan semi parlementer dan sistem pemerintahan
semi presidensial. Sistem pemerintahan semi lebih identitk dengan sistem pemerintahan
campuran atau hybrid. Sistem pemerintahan semi merupakan sistem pemerintahan
campuran antara presidensial dengan parlementer.
Sistem pemerintahan semi presidensial merupakan campuran dua sistem
pemerintahan yaitu presidensial dan parlementer. Hanya karakter sistem pemerintahan
presidensial lebih kuat di sistem pemerintahan semi presidensial. Begitu juga sebaliknya
tentang sistem pemerintahan semi parlementer. Jika melihat konstitusi secara utuh maka
sistem pemerintahan Indonesia cenderung kepada sistem pemerintahan Presidensial.
Hal tersebut dikarenakan banyaknya pengaturan di konstitusi yang cenderung terhadap
sistem pemerintahan presidensial

2.2 Pengertian Sistem Pemerintahan Presidensial

Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional


adalah sistem pemerintahan di mana badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan
yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti
dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.
Sistem presidensial tidak mengenal adanya lembaga pemegang supremasi tertinggi.
Kedaulatan negara dipisahkan (separation of power) menjadi tiga cabang kekuasaan,
yakni legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara ideal diformulasikan sebagai
”Trias Politica” oleh Montesquieu.

4
Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa kerja yang
lamanya ditentukan konstitusi. Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan. Dalam sistem presidensial para menteri adalah
pembantu presiden yang diangkat dan bertanggung jawab kepada presiden.
Sistem pemerintahan presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik
di mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan
legislatif.
Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensial terdiri dari 2 unsur yaitu:
• Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat
pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait.
• Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap,
tidak bisa saling menjatuhkan.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak
dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun
masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran
konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi
presiden bisa dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran
tertentu, biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya. Model ini
dianut oleh Amerika Serikat, Indonesia, dan sebagian besar Negara Amerika Latin.
Bentuk MPR sebagai majelis permusyawaratan perwakilan dipandang lebih sesuai
dengan corak hidup kekeluargaan bangsa Indonesia dan lebih menjamin pelaksanaan
demokrasi politik dan ekonomi untuk terciptanya keadilan sosial,dan sebagai ciri
demokrasi Indonesia. Dalam struktur pemerintahan negara, MPR berkedudukan sebagai
super power dan penyelenggara negara yang tertinggi. DPR adalah bagian dari MPR
yang berfungsi sebagai legislatif. Presiden menjalankan tugas MPR sebagai kekuasaan
eksekutif tertinggi, sebagai mandataris MPR. Sebagai penjelmaan rakyat dan
merupakan pemegang supremasi kedaulatan, MPR adalah penyelenggara pemerintahan
negara tertinggi, “pemegang” kekuasaan eksekutif dan legislatif.
DPR adalah bagian MPR yang menjalankan kekuasaan legislatif, sedangkan
presiden adalah mandataris yang bertugas menjalankan kekuasaan eksekutif. Bersama-

5
sama, DPR dan presiden menyusun undang-undang. DPR dan presiden tidak dapat
saling menjatuhkan seperti pada sistem parlementer maupun presidensial.
Sistem presidensial dipandang mampu menciptakan pemerintahan negara
berasaskan kekeluargaan dengan stabilitas dan efektifitas yang tinggi. Sehingga para
anggota legislatif bisa lebih independent dalam membuat UU karena tidak khawatir
dengan jatuh bangunnya pemerintahan. Sistem presidensial mempunyai kelebihan
dalam stabilitas pemerintahan, demokrasi yang lebih besar dan pemerintahan yang lebih
terbatas. Adapun kekurangannya, kemandegan (deadlock) eksekutif-legislatif,
kekakuan temporal, dan pemerintahan yang lebih eksklusif. Secara konstitusional, DPR
mempunyai peranan untuk menyusun APBN, mengontrol jalannya pemerintahan,
membuat undang-undang dan peranan lain seperti penetapan pejabat dan duta.
Presiden tak lagi bertanggung jawab pada DPR karena ia dipilih langsung oleh
rakyat. Konstitusi RI jelas telah menetapkan sistem pemerintahan presidensial.
Pemerintahan presidensial mengandalkan pada individualitas. Sistem pemerintahan
presidensial bertahan pada citizenship yang bisa menghadapi kesewenang-wenangan
kekuasaan dan juga kemampuan DPR untuk memerankan diri memformulasikan aturan
main dan memastikan janji presiden berjalan. Pemerintahan presidensial memang
membutuhkan dukungan riil dari rakyat yang akan menyerahkan mandatnya kepada
capres. Namun, rakyat tak bisa menyerahkan begitu saja mandatnya tanpa tahu apa yang
akan dilakukan capres.

2.3 Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial

Berikut ini merupakan ciri-ciri dari Sistem Pemerintahan Presidensial, antara lain :
a. Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala
negara.
b. Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan
dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
c. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan
eksekutif (bukan kepada kekuasaan legislatif).

6
d. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab
kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
e. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan
presiden tidak dipilih oleh parlemen.
f. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
g. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
h. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial
a. Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :
• Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung
pada parlemen.
• Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah
lima tahun.
• Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka
waktu masa jabatannya.
• Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif
karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
• Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung
pada parlemen.
b. Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :
• Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga
dapat menciptakan kekuasaan mutlak.
• Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
• Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-
menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi
keputusan tidak tegas dan memakan waktu yang lama.

7
8
Contoh negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensial: Amerika
Serikat, Filipina, Brasil, Mesir, dan Argentina. Indonesia yang menganut sistem
pemerintahan presidensial tidak akan sama persis dengan sistem pemerintahan
presidensial yang berjalan di Amerika Serikat. Bahkan, negara-negara tertentu memakai
sistem campuran antara presidensial dan parlementer (mixed parliamentary presidential
system). Contohnya, negara Prancis sekarang ini. Negara tersebut memiliki presiden
sebagai kepala negara yang memiliki kekuasaan besar, tetapi juga terdapat perdana
menteri yang diangkat oleh presiden untuk menjalankan pemerintahan sehari-hari.
Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial
sejak dari awal kemerdekaannya. Berdasarkan UUD 1945, kedudukan kepala negara
dan kepala pemerintahan menyatu dalam jabatan Presiden, dengan demikian Presiden
memimpin penyelenggaraan pemerintahan sehari-hari.
Pada Sistem Pemerintahan Presidensial, tidak terdapat pembedaan atau tidak perlu
diadakannya pembedaan antara Presiden selaku kedudukan Kepala Negara dan Presiden
selaku kepala pemerintahan. Kekuasaan pemerintah yang ada di Presiden atau yang
disebut dengan Kekuasaan Eksekutif merupakan konsekuensi atas dianutnya Sistem
Pemerintahan Presidensial oleh Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana yang diatur
dalam Pasal 4 (1) UUD 1945. Sistem ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar
1945 memberi pengaturan yang dominan terhadap kekuasaan pemerintahan negara. Bab
III Undang-Undang Dasar 1945 menyebut istilah ‘‘Kekuasaan Pemerintahan Negara’’,
meliputi Pasal 4 sampai Pasal 16. Pasal 4 ayat 1 secara tegas menyebut bahwa ‘‘Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang
Dasar’’. Ayat 2 nya menyebutkan bahwa “dalam melakukan kewajibannya Presiden
dibantu oleh Satu Wakil Presiden”. Kemudian Pasal 7 Undang-Undang 1945 menyebut
“Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.”
Terdapat beberapa prinsip pokok Sistem Pemerintahan Presidensial yang bersifat
universal, yaitu :
1. Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang kekuasaan eksekutif
dan legislatif
2. Presiden merupakan eksekutif tunggal

9
3. Kepala pemerintahan sekaligus kepala negara atau sebaliknya
4. Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau bawahan yang
bertanggung jawab padanya
5. Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif begitu pula
sebaliknya
6. Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen
7. Berlaku prinsip supremasi konstitusi dimana pemerintah eksekutif bertanggung
jawab kepada konstitusi
8. Eksekutif bertanggung jawab kepada rakyat yang berdaulat
9. Kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem parlementer yang
terpusat pada parlemen.
Kesembilan prinsip Sistem Presidensial yang diuraikan juga berlaku dalam sistem
pemerintahan yang dianut di Indonesia.
Karena itu, sistem pemerintahan yang dianut dalam UUD 1945 dapat dikatakan
merupakan sistem presidensial. Dengan ditetapkannya sistem presidensial sebagai
sistem dalam pemerintahan Negara Republik Indonesia, semakin menguatkan bahwa
peran Presiden sekaligus Kepala Negara mempunyai power yang kuat dalam
Pemerintahan. Adapun kekuasaan presiden yang disebutkan oleh Undang-undang Dasar
antara lain dalam Pasal 4 (1) menyebutkan Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Ayat (2) menyebutkan,
Dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden.
Kemudian Pasal 5 ayat (1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang – undang
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Ayat (2) menyatakan Presiden menetapkan
peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.
Dalam hal kekuasaannya dibidang perundang-undangan, Presiden berwenang
mengajukan Rancangan Undang-Undang, membentuk Peraturan Pemerintah,
menetapkan Peraturan Presiden dan menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai
Pengganti Undang-Undang (Perpu), kewenangan lain yakni mengangkat duta dan
konsul, menerima penempatan duta negara lain, memberi grasi, rehabilitasi, amnesti
serta abolisi merupakan kekuasaan Presiden dibidang Hubungan Luar Negeri dan
Yustisial. Presiden bertanggung jawab atas pemerintahan, sehingga pada prinsipnya

10
Presidenlah yang membentuk pemerintahan, menyusun kabinet, mengangkat dan
memberhentikan para menteri serta pejabat publik yang pengangkatannya dilakukan
berdasarkan political appointment.
Sebagai kepala pemerintahan dan negara, Presiden juga melakukan hubungan
dengan parlemen atau yang dikenal dengan istilah Checks and Balances. Pada sistem
ini, Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai kedudukan yang sederajat tetapi
saling mengendalikan dengan lembaga parlemen sebagai pemegang kekuasaan
legislatif. Sesuai dengan prinsip Presidensial, Presiden tidak dapat membubarkan
parlemen dan sebaliknya parlemen juga tidak dapat menjatuhkan Presiden.
Selain itu sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan, Presiden juga mengangkat
Panglima sebagai pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kapolri sebagai
pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia. TNI dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia diatur dalam UUD 1945 BAB XII Pasal 30, keduanya diatur dalam bab dan
pasal yang sama untuk maksud memastikan pembedaan dan pemisahan fungsi-fungsi
keamanan dan pertahanan negara.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan Pemaparan pada makalah ini maka dapat kemukakan beberapa
kesimpulan, yaitu :
1. Sistem pemerintahan menjadi salah satu faktor penentu keberlangsungan
kehidupan bernegara. Pemerintahan akan berjalan efektif dan normal mana kala
sistem yang dipilih dan digunakan sesuai dengan karakter kondisi sosial politik
negara. Pada hakikatnya kajian tentang sistem pemerintahan adalah kajian
tentang bagaimana lembaga – lembaga negara bekerja dengan memperhatikan
tingkat kewenangan dan pertanggungjawaban antar lembaga negara terdapat
sistem pemerintahan dimana ada hubungan yang erat antara kekuasaan eksekutif
dengan legislatif. Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya
lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain
menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara
dalam suatu sistem politik meliputi tiga institusi pokok, yaitu eksekutif,
legislatif, dan yudikatif.
2. Sistem pemerintahan presidensial atau disebut juga dengan sistem kongresional
adalah sistem pemerintahan di mana badan eksekutif dan legislatif memiliki
kedudukan yang independen. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut
Sistem Pemerintahan Presidensial sejak dari awal kemerdekaannya. Berdasarkan
UUD 1945, kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan menyatu dalam
jabatan Presiden, dengan demikian Presiden memimpin penyelenggaraan
pemerintahan sehari-hari.
3. Terdapat Ciri-ciri sistem pemerintahan Presidensial yaitu:
• Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus
kepala negara.
• Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat
dan dipilih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
• Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan

12
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-
departemen.
• Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif
(bukan kepada kekuasaan legislatif).
• Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet
bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada
parlemen atau legislatif.
• Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan
presiden tidak dipilih oleh parlemen.
• Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem
parlementer.
• Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
• Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
3.2 Saran

Mengenai penerapan sistem pemerintahan presidensial yang diterapkan dibeberapa


negara salah satunya di Indonesia, menurut penulis baik dan buruknya suatu negara
tidak hanya tergantung dari sistem yang ada, namun yang lebih penting adalah iktikad
baik dari para penyelenggara negara untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan
demokrasi. Oleh karena itu para elit politik, penguasa dan rakyat Indonesia harus
bersedia menata diri dan mereformasi prilaku, sikap dan tindakan demi terwujudnya
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara

13
DAFTAR PUSTAKA

Muliadi Anangkota. Klasifikasi Sistem Pemerintahan, Persfektif Pemerintahan Modern.


Kekinian. Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik Universitas
Cendrawasuh Papua
https://id.scribd.com/document/393480612/Sistem-Pemerintahan-Presidensial-Dan
Parlementer

https://www.slideshare.net/thehariz/makalah-sistem-pemerintahan-presidensial-dan-
parlementer
https://repository.uin-suska.ac.id/8678/6/BAB%20V.pdf
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Sistem_presidensial
http://scholar.unand.ac.id/37279/2/BAB%20I.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai